RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI – NILAI DASAR ASN
UPAYA PENCEGAHAN DAN PENURUNAN KASUS IBU HAMIL KURANG ENERGI KRONIS (KEK) DAN ANEMIA DALAM MENGURANGI DAMPAK YANG DITIMBULKAN DI UPTD PUSKESMAS SONOKIDUL
DISUSUN OLEH: Nama
: ANITA DIAN SETYANINGRUM, A.Md. Gz
NIP
: 19921008 201902 2 013
No Absen
: 16
Jabatan
: NUTRISIONIS TERAMPIL
Dinas Instansi: UPTD PUSKESMAS SONOKIDUL
PELATIHAN DASAR NS GOLONGAN II ANGKATAN XL
PEMERINTAH KABUPATEN BLORA BEKERJASAMA DENGAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH 2019
HALAMAN PERSETUJUAN RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI Judul
: UPAYA PENCEGAHAN DANPENURUNAN KASUS IBU HAMIL KURANG ENERGI KRONIS (KEK) DAN ANEMIA DALAM
MENGURANGI
DAMPAK
DITIMBULKANDIUPTD PUSKESMAS SONOKIDUL Nama
: ANITA DIAN SETYANINGRUM, A.Md, Gz
NIP
: 19921008 201902 2 013
Angkatan
: XL
No. Presensi : 16
Disetujui untuk diseminarkan pada: Hari
: Jumat
Tanggal
: 17 Mei 2019
Tempat
: Hotel Mustika Jl. Halmahera No 3 Blora Blora,
2019
Peserta Pelatihan Dasar NS
Anita Dian Setyaningrum, A.Md. Gz NIP. 19921008 201902 2 013 Menyetujui, Coach,
Mentor,
SODIKIN,S.S, M.Si CATUR HENDRO Y.,S.Kep,Ns,M.Si Widyaiswara Muda Penata Tk 1 NIP.
19680324 199803 1 001
NIP.19720605 199403 1 005
i
YANG
HALAMAN PENGESAHAN RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI
Judul
: UPAYA PENCEGAHAN DAN PENURUNAN KASUS IBU HAMIL KURANG ENERGI KRONIS (KEK) DAN ANEMIA DALAM MENGURANGI DAMPAK YANG DITIMBULKAN DI UPTD PUSKESMAS SONOKIDUL
Telah diseminarkan pada: Hari
: Jumat
Tanggal
: 17 Mei 2019
Tempat
: Hotel Mustika Jl. Halmahera No 3 Blora
Blora, 17 Mei 2019 Peserta Pelatihan Dasar NS
Anita Dian Setyaningrum, A.Md, Gz NIP. 19921008 201902 2 013 Mengesahkan, Coach,
Mentor,
SODIKIN, S.S M.SiCATUR HENDRO Y.,S.Kep,Ns,M.Si Widyaiswara Muda NIP. 19680324 199803 1 001
Penata Tk 1 NIP.19720605 199403 1 005 Narasumber,
M. HARTADI,S.Pd, MSi Widyaiswara Ahli Madya NIP.19601106 198302 1 002 ii
PRAKATA Penulis memenjatkan segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS dengan judul “Upaya Pencegahan Dan Penurunan Kasus Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (Kek) Dan Anemia Dalam Mengurangi Dampak Yang Ditimbulkan Di Uptd Puskesmas Sonokidul”. Penulisan rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS ini disusun sebagai salah satu persyaratan kelulusan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II Angkatan XL Tahun 2019 yang diselenggarakan di Hotel Mustika Blora sebagai bentuk pemahaman konseptual dan internalisasi nilai-nilai dasar PNS yang diterapkan di UPTDPuskesmas Sonokidul. Dalam menyelesaian rancangan aktualisasi nilai-nilai PNS ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Sodikin,S.S, M.Siselaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga rancangan aktualisasi ini dapat selesai dengan baik. 2. Catur Hendro Y,S.Kep, Ns, M.Siselaku mentor dan selaku Kepala UPTD Puskesmas Sonokidul yang telah memberikan masukan, inspirasi dan arahan sehingga rancangan aktualisasi ini dapat diselesaikan dengan baik. 3. Keluarga yang telah mendukung, mendoakan serta memberi bantuan sehingga semua kegiatan Pelatihan Dasar NS dapat terselesaikan dengan baik. 4. Seluruh Widyaiswara,
dan Panitia
yang telah memberikan ilmu,
bimbingannya, dukungan dan fasilitas selama kegiatan Pelatihan Dasar NS Golongan II Angkatan XL iii
5. Seluruh peserta Pelatihan Dasar NS Golongan II Angkatan XL atas inspirasi, kekompakan, bantuan, dan dukungannya. Penulis berharap semoga rancangan aktualisasi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan dapat memberikan contoh tentang implementasi nilai-nilai “ANEKA” dengan prinsip Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN), Pelayanan Publik dan Whole of Government dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan kerja dan masyarakat. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada rancangan ini, oleh karena itu penulis berharap kepada semua pihak untuk memberikan saran dan masukan serta kritik yang membangun untuk penyempurnaan rancangan aktualisasi ini.
Blora, 17 Mei2019 Penulis
Anita Dian Setyaningrum, A.Md, Gz
iv
DAFTAR ISI HALAMAN COVER HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................
ii
PRAKATA..............................................................................................
iii
DAFTAR ISI ..........................................................................................
v
DAFTAR TABEL ..................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................
viii
BAB I. PENDAHULUAN A.
Latar Belakang ............................................................................
1
B.
Identifikasi Isu, Penetapan Isu,dan Rumusan Masalah .............
4
C.
Tujuan ..........................................................................................
8
D.
Manfaat .......................................................................................
8
BAB II. LANDASAN TEORI A.
B.
Sikap dan Perilaku .......................................................................
9
1.
Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara.............
9
2.
Analisis Isu Kontemporer......................................................
12
3.
Kesiapsiagaan Bela Negara..................................................
15
Nilai-nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil ..........................................
17
1.
Akuntabilitas .........................................................................
17
2.
Nasionalisme ........................................................................
18
3.
Etika Publik...........................................................................
23
v
C.
D.
4.
Komitmen Mutu ....................................................................
24
5.
Anti Korupsi...........................................................................
26
Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI .....................................
29
1.
Manajemen ASN ..................................................................
31
2.
Pelayanan Publik .................................................................
31
3.
Whole of Goverment ............................................................
32
Tinjauan Umum tentang Ibu Hamil KEK/Anemia.........................
33
BAB III. TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA A.
Profil Organisasi ...........................................................................
35
1.
Peta Wilayah .......................................................................
36
2.
Visi, Misi, serta Nilai Organisasi ...........................................
37
3.
Struktur Organisasi ..............................................................
38
4.
Jumlah Penduduk ……………………………………………..
40
B.
Role Model ...................................................................................
42
C
Tugas Pokok.................................................................................
43
BAB IV. RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI A.
Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi........................................ 45
B.
Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan....................................... 52
C.
Antisipasi dan Strategi menghadapi kendala................................
BAB V. PENUTUP …………………………………………………………. DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
vi
55 56 57
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Hasil isu yang teridentifikasi .................................................
4
Tabel 1.2 Parameter APKL ...................................................................
5
Tabel 1.3 Penetapan isu dengan APKL................................................
5
Tabel 1.4 Penjelasan USG....................................................................
5
Tabel 1.5 Parameter USG.....................................................................
7
Tabel 1.6 Penetapan isu USG...............................................................
7
Tabel 3.1 Penduduk Berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin............
40
Tabel 3.2 Jumlah Tenaga Kesehatan ……………………..................
41
Tabel 3.3 Jumlah Tenaga Kesehatan berdasarkan Pendidikan...........
41
Tabel 3.4 Sarana kesehatan……………………………………..............
42
Tabel 4.1 Isu terpilih…………………………………………....................
46
Tabel 4.2 Pemecahan Isu……...……………………………....................
47
Tabel 4.3 Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi ………
52
Tabel 4.4 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala........................
54
vii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Model Faktor Perubahan yang mempengaruhi Kinerja 11 PNS…………………………………………………………...
Gambar 2.2
Tingkatan Akuntabilitas…………………………………...
11
Gambar 3.1
Gambar Bagan Organisasi UPTD Puskesmas
38
Sonokidul…………………………………………………. Gambar 3.2
Gambar peta Wilayah........………………….....................
41
Gambar 3.3
Gambar Role Model .........………………….....................
42
viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas dan mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. Dalam Undang-Undang No.5 Tahun 2014 Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4) tentang Aparatur Sipil Negara mengamanatkan Instansi Pemerintah untuk wajib memberikan Pendidikan dan Pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (NS) selama satu tahun masa percobaan. MerujukPeraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS, PNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan untuk membangun moral, kejujuran, semangat nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Pelatihan yangmemadukan pembelajaran klasikal dan nonklasikal
di
tempat
pelatihan
dan
di
tempat
tugas
sehingga
memungkinkan peserta mampu mengaktualisasikan dan membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), dan merasakan manfaatnya.Karakter PNS profesional dibentuk dari sikap dan perilaku disiplin PNS, nilainilai dasar profesi PNS, dan pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI serta mengusai tugasnya sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai pelayan publik. Peran ASN di bidang kesehatan melalui kegiatan mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas prima di Puskesmas meliputi 1
pelayanan preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.Salah satu upaya kesehatan masyarakat di Puskesmas yaitu melalui program gizi masyarakat. Status gizi ibu hamil merupakan salah satu indikator dalam mengukur status gizi masyarakat.Jika asupan gizi untuk ibu hamil dari makanan tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh maka akan terjadi defisiensi
zat
gizi.
Kehamilan
menyebabkan
meningkatnya
metabolisme energi. Karena itu, kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan
dan perkembangan janin,
pertambahan besarnya organ kandungan, serta perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Termasuk kekurangan zat besi yang dialami ibu hamil, sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna. Ibu hamil dikatakan mengalami anemia apabila memiliki kadar hemoglobin (Hb) < 11 g/dl (Rahmaniar dkk, 2011). Kekurangan energi kronik (KEK) merupakan kondisi yang disebabkan karena adanya ketidakseimbangan asupan gizi antara energi dan protein, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Ibu hamil yang menderita KEK (LILA kurang dari 23,5 cm) mempunyai resiko kematian ibu mendadak pada masa perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR) 5 kali lebih besar dibandingkan ibu hamil yang tidak KEK (Hidayanti,2004) Berdasarkan data Riskesdas 2013, di Indonesia masih terdapat masalah tingginya angka anemia ibu hamil 37,1%; Kurang Energi Kronik (KEK)
pada Ibu Hamil 24,2%, Sedangkan menurut data
laporan gizi tahun 2018 UPTD Puskesmas Sonokidul, sebanyak 39 dan 23 ibu hamil dari 348 mengalami KEK dan Anemia. Apabila ibu mengalami risiko KEK selamahamil akan menimbulkan masalah, baik padaibu maupun janin. KEK pada ibu hamil dapatmenyebabkan resiko dan komplikasi padaibu antara lain: anemia, pendarahan, beratbadan ibu tidak bertambah secara normal,dan terkena penyakit infeksi. 2
Pengaruh
KEKterhadap
persalinan
sulit
dan
proses
persalinan
lama,persalinan
dapatmengakibatkan sebelum
waktunya
(prematur),pendarahan setelah persalinan, sertapersalinan dengan operasi cenderungmeningkat. KEK ibu hamil dapatmempengaruhi proses
pertumbuhan
janindan
dapat
menimbulkan
keguguran,
abortus,bayi lahir mati, kematian neonatal, cacatbawaan, anemia pada bayi, asfiksia intrapartum (mati dalam kandungan), lahirdengan berat badan lahir rendah (BBLR).Bila BBLR bayi mempunyai resiko kematian,gizi kurang, serta gangguanpertumbuhan. Adanya permasalahan tersebut, perlu upaya untuk mencegah dan menurunkan kasus ibu hamil KEK dan Anemia sehingga kasus tersebut bisa ditekan dan tidak bertambah banyak serta intervensi yang dilakukan bisa mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat ibu hamil
KEK
dan
Anemia
di
3
UPTD
Puskesmas
Sonokidul.
B. Identifikasi Isu dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi Isu Dalam proses meningkatkan Mutu Pelayanan UPTD Puskesmas Sonokidulditemukan beberapa isu yang berkaitan dengan nilai-nilai Pelayanan Publik, Manajemen ASN dan Whole of Government. Sebagai pelayan publik isu-isu tersebut sangat mempengaruhi penyebabnya
sehingga
menjadi
dan
perlu
ditemukan
untuk
dianalisis
solusi
untuk
menanganinya.Berdasarkan prinsip-prinsip kedudukan dan Peran Pegawai Negri Sipil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tabel 1.1 Hasil isu yang teridentifikasi Sumber isu
Keadaan Saat Ini
Kondisi Yang Diharapkan
1.
Tingginya prevalensi ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia
Pelayanan Publik
Dari jumlah ibu hamil 348orang, sejumlah 39 orang mengalami KEK dan 26 orang mengalami anemia (Data Laporan Gizi tahun 2018)
Kasus Ibu hamil KEK dan Anemia bisa dicegah dan prevalensi kasus bisa turun serta mengurangi dampak yang ditimbulkan
2.
Tingginya prevalensi kasus balita stunting
Pelayanan Publik
Masih ditemukan balita Penurunan dengan kondisi stunting balita stunting (pendek)
Pelayanan Publik
Cakupan bayi mendapat ASI Eksklusif 0-6 bulan tidak ASI memenuhi SPM Gizi < Cakupan Eksklusif meningkat 85%
No
3.
Identifikasi Isu
Rendahnya cakupan ASI Eksklusif 0-6 bulan
(Data Laporan tahun 2018) Pelayanan Publik
4.
Tingginya prevalensi balita gizi kurang/ buruk
5.
Belum diterapkannya Manajeme sistem 5 meja n ASN di posyandu
kasus
Gizi
Adanya peningkatan Adanya kasus balita status gizi dari buruk gizi kurang/ buruk ke kurang dan kurang ke baik Masih ada posyandu Semua posyandu menerapkan sistem 5 menerapkan sistem 5 meja meja
4
2. Penetapan Isu a.
Penetapan Kualitas Isu Menggunakan Metode APKL Rancangan menggunakan
aktualisasi
pendekatan
yang Analisis
akan
dilaksanaan
APKL
(Aktual,
Problematik, Kekhalayakan dan Layak) digunakan untuk menentukan kelayakan suatu isu sebagai berikut. Tabel 1.2 Tabel parameter APKL No 1 1
Indikator 2 Aktual (A)
2
Problematik (P)
3
Kekhalayakan (K)
4
Layak (L)
Keterangan 3 Isu yang sedang terjadi atau dalam proses kejadian, sedang hangat dibicarakan di kalangan masyarakat, atau isu yang diperkirakan bakal terjadi dalam waktu dekat. jadi bukan isu yang sudah lepas dari perhatian masyarakat atau isu yang sudah basi. Isu yang menyimpang dari harapan standar, ketentutan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya. Isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak, masyarakat pelanggan pada umumnya, dan bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang tertentu saja. Isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis, dan dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang, dan tanggung jawab.
Berikut beberapa isu yang ada padaUPTD Puskesmas Sonokidul yang ditetapkan menggunakan pendekatan APKL: Tabel 1.3 Tabel penetapan isu dengan APKL No
Identifikasi Isu
Indikator
Keterangan
A P + +
K L + + Memenuhi (M)
1
Tingginya prevalensi ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia
2
Tingginya prevalensi kasus balita stunting
+
+
+ + Memenuhi (M)
3
+ Rendahnya cakupan ASI Eksklusif 0-6 bulan Tingginya prevalensi balita gizi + kurang/ buruk Belum diterapkannya sistem 5 + meja di posyandu
+
- + Tidak Memenuhi Syarat (TMS)
+
+ + Memenuhi (M)
-
- + Tidak Memenuhi Syarat (TMS)
4 5
5
3. Penetapan Kualitas Isu Menggunakan Analisis USG Analisis yang digunakan untuk memprioritaskan isu yang akan ditindak lanjuti menggunakan Analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth) adalah Adapun indikator analisis USG adalah sebagai berikut : Tabel 1.4 Tabel penjelasan USG No 1 1
Komponen 2 Urgency
2
Seriousness
3
Growth
Keterangan 3 Seberapa mendesak isu tersebut dibahas dikaitkan dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang ditimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan (bisa mengakibatkan masalah lain) Seberapa kemungkinan isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan semakin memburuk jika dibiarkan.
Parameter yang digunakan untuk menentukan prioritas yaitu menggunakan skala likertpada tabel berikut :
6
Tabel 1.5 Tabel parameter USG Nilai 1.
2.
3.
4.
5.
Urgency / Mendesak Isu tidak mendesak untuk segera diselesaikan Isu kurang mendesak untuk segera diselesaikan Isu cukup mendesak untuk segera diselesaikan Isu mendesak untuk segera diselesaikan Isu sangat mendesak untuk segera diselesaikan
Seriousness / Kegawatan Isu tidak begitu serius untuk di bahas karena tidak berdampak ke hal yang lain Isu kurang serius untuk segera dibahas karena tidak kurang berdampak ke hal yang lain Isu cukup serius untuk segera dibahas karena akan berdampak ke hal yang lain Isu serius untuk segera dibahas karena akan berdampak ke hal yang lain Isu sangat serius untuk segera dibahas karena akan berdampak ke hal yang lain
Growth / Pertumbuhan Isu lamban berkembang
Isu kurang cepat berkembang
Isu cukup cepat berkembang, segera dicegah Isu cepat berkembang untuk segera dicegah Isu sangat cepat berkembang untuk segera dicegah
Analisis penetapan USG yang dijelaskan pada tabel berikut : Tabel 1.6 Tabel penetapan isu USG No 1 1
2 3
Isu 2 Tingginya prevalensi ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia Tingginya prevalensi kasus balita stunting Tingginya prevalensi kasus balita gizi kurangt/ buruk
U (1-5) 3
Indikator S G (1-5) (1-5) 4 5
Jumlah
Peringkat
6
7
5
5
5
15
I
4
4
5
13
II
4
3
5
12
III
7
4. Rumusan Masalah Berdasarkan isu yang telah dianalisa, maka rumusan masalah kegiatan aktualisasi adalah bagaimana upaya untuk mencegah dan menurunkan kasus ibu hamil KEK dan Anemia dalammengurangi dampak yang ditimbulkan di UPTD Puskesmas Sonokidul C. Tujuan Berdasarkan identifikasi isu dan rumusan masalah yang telah ditemukan, tujuan yang akan dicapai ini adalah menemukan upaya untuk mencegah dan menurunkan kasus ibu hamil KEK dan Anemia dalam mengurangi dampak yang ditimbulkan di UPTD Puskesmas Sonokidul. D. Manfaat Manfaat aktualisasi nilai-nilai dasar PNS antara lain : 1. Bagi Penulis a. Penulis lebih bisa menjalankan dan mengimplementasikan perannya dalam lingkup kegiatan sehari-hari menggunakan nilai-nilai dasar ASN yang telah didapakan selama mengkuti inclass Diklat Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. b. Penulis dapat mengaktualisaikan nilai-nilai dasar PNS dalam tugas dan fungsi jabatannya di UPTD. Puskesmas Sonokidul 2. Bagi Organisasi Dapat memberikan manfaat kepada seluruh masyarakat UPTD Puskesmas Sonokidul dari aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk mendukung Visi dan Misi UPTD Puskesmas Sonokidul. 3. Bagi Stakeholder TercapainyaBlora sehat secara optimal dan meningkatkan derajat
kesehatan
secara
umum
kesehatan gizi berbasis masyarakat. 8
dan
khususnya
upaya
BAB II LANDASAN TEORI A. Sikap dan Perilaku Bela Negara Sikap perilaku dan kedisiplinan yang harus dilimiliki oleh PNS untuk menunjang fungsinya adalah nilai-nilai sikap perilaku, kesehatan jasmani
dan
kesehatan
mental,
kesamaptaan
jasmani
dan
kesamaptaan mental, dan tata upacara sipil dan keprotokolan. 1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur, pada
hakikatnya
terkait
dengan
pembangunan
kesadaran
berbangsa dan bernegara yang berarti sikap dan tingkah laku PNS harus sesuai dengan kepribadian bangsa dan selalu mengkaitkan dirinya dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsa Indonesia (sesuai amanah yang ada dalam Pembukaan UUD 1945) melalui: a. Menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan bangsa dan negara Indonesia yang terdiri dari beberapa suku bangsa yang mendiami banyak pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke, dengan beragam bahasa dan adat istiadat kebudayaan yang berbeda-beda. Kemajemukan itu diikat dalam konsep wawasan nusantara yang merupakan cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. b. Menumbuhkan rasa memiliki jiwa besar dan patriotisme untuk menjaga kelangsungan hidup bangsa dan negara. Sikap dan perilaku yang patriotik dimulai dari hal-hal yang sederhana yaitu dengan saling tolong menolong, menciptakan kerukunan beragama dan toleransi dalam menjalankan ibadah sesuai
9
agama masing-masing, saling menghormati dengan sesama dan menjaga keamanan lingkungan. c. Memiliki kesadaran atas tanggungjawab sebagai warga negara
Indonesia
yang
menghormati
lambang-lambang
negara dan mentaati peraturan perundang-undangan. Berbagai masalah yang berkaitan dengan kesadaran berbangsa
dan
bernegara
perlu
mendapat
perhatian
dan
tanggung jawab bersama.Sehingga amanat pada UUD 1945 untuk menjaga dan memelihara Negara Kesatuan wilayah Republik Indonesia serta kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan. Hal yang dapat mengganggu kesadaran berbangsa dan bernegara bagi PNS yang perlu di cermati secara seksama adalah semakin tipisnya kesadaran dan kepekaan sosial, padahal banyak persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan peranan PNS
dalam
setiap
pelaksanaan
tugas
jabatannya
untuk
membantu memediasi masyarakat agar keluar dari himpitan masalah, baik itu masalah sosial, ekonomi dan politik, karena dengan terbantunya masyarakat dari semua lapisan keluar dari himpitan persoalan, maka bangsa ini tentunya menjadi bangsa yang kuat dan tidak dapat di intervensi oleh negara apapun, karena masyarakat itu sendiri yang harus disejahterakan dan jangan sampai mengalami penderitaan. Di situ PNS telah melakukan langkah konkrit dalam melakukan bela negara. Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk mempertahankan mengganggu
negara
kita
kelangsungan
dari hidup
ancaman
yang
dapat
bermasyarakat
yang
berdasarkan atas cinta tanah air.Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme di dalam diri masyarakat.Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab 10
dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.Keikutsertaan kita dalam bela negara merupakan bentuk cinta terhadap tanah air kita. Nilai-nilai
bela
negara
yang
harus
lebih
dipahami
penerapannya dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara antara lain: a. Cinta Tanah Air. Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita cintai. Kesadaran bela negara yang ada pada setiap masyarakat didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah air kita. Kita dapat mewujudkan itu semua dengan cara kita mengetahui sejarah negara kita sendiri, melestarikan budayabudaya yang ada, menjaga lingkungan kita dan pastinya menjaga nama baik negara kita. b. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara. Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita yang harus sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya. Kita
dapat
mewujudkannya
dengan
cara
mencegah
perkelahian antar perorangan atau antar kelompok dan menjadi anak bangsa yang berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional. c.
Pancasila. Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan sungguh luar biasa, pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan normatif saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.Kita tahu bahwa Pancasila adalah alat pemersatu keberagaman yang ada di Indonesia yang memiliki beragam budaya, agama, etnis, dan lain-lain.Nilai-nilai pancasila inilah yang dapat mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan hambatan. 11
d. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara. Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban untuk bangsa dan negara.Contoh seperti sekarang ini yaitu perhelatan seagames. Para atlet bekerja keras untuk bisa mengharumkan nama negaranya walaupun mereka harus merelakan untuk mengorbankan waktunya untuk bekerja sebagaimana kita ketahui bahwa para atlet bukan hanya menjadi seorang atlet saja, mereka juga memiliki pekerjaan lain. Begitupun er yang rela menghabiskan waktunya
antri
mendukung
hanya
langsung
untuk para
mendapatkan atlet
yang
tiket
demi
berlaga
demi
mengharumkan nama bangsa. e. Memiliki Kemampuan Bela Negara. Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan tetap menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani profesi masing-masing.
2. Analisis Isu Kontemporer Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C., 2017)
ada
empat
level
lingkungan
strategis
yang
dapat
mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan pekerjaannya sesuai bidang tugas masing-masing, yakni: individu, keluarga (family), Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/ Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global). Ke empat level lingkungan stratejik tersebut disajikan dalam gambar berikut ini:
12
Gambar 2.1 Model Faktor Perubahan yang mempengaruhi Kinerja PNS Berdasarkan gambar di atas dapat dikatakan bahwa perubahan global (globalisasi) yang terjadi dewasa ini, memaksa semua bangsa (Negara) untuk berperan serta, jika tidak maka arus
perubahan
tersebut
akan
menghilang
dan
akan
meninggalkan semua yang tidak mau berubah. Perubahan global ditandai dengan hancurnya batas (border) suatu bangsa, dengan membangun pemahaman dunia ini satu tidak dipisahkan oleh batas Negara. Hal yang menjadi pemicunya adalah berkembang pesatnya teknologi informasi global, dimana setiap informasi dari satu penjuru dunia dapat diketahui dalam waktu yang tidak lama berselang oleh orang di penjuru dunia lainnya. Perubahan cara pandang tersebut, telah mengubah tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini ditandai dengan masuknya kepentingan global (Negara-negara lain) ke dalam negeri dalam aspek hukum, politik, ekonomi, pembangunan, dan lain sebagainya. Perubahan cara pandang individu tentang tatanan berbangsa dan bernegara (wawasan kebangsaan), telah mempengaruhi cara pandang masyarakat dalam memahami pola kehidupan dan budaya yang selama ini dipertahankan/diwariskan 13
secara turun temurun. Perubahan lingkungan masyarakat juga mempengaruhi cara pandang keluarga sebagai miniature dari kehidupan
sosial
(masyarakat).
Tingkat
persaingan
yang
keblabasan akan menghilangkan keharmonisan hidup di dalam anggota keluarga, sebaga akibat dari ketidakharmonisan hidup di lingkungan keluarga maka secara tidak langsung membentuk sikap ego dan apatis terhadap tuntutan lingkungan sekitar. Oleh
karena
perkembangan
itu,
lingkungan
pemahaman stratejik
perubahan
pada
tataran
dan makro
merupakan factor utama yang akan menambah wawasan PNS. Wawasan tersebut melingkupi pemahaman terhadap Globalisasi, Demokrasi, Desentralisasi, dan Daya Saing Nasional, Dalam konteks globalisasi PNS perlu memahami berbagai dampak positif maupun
negatifnya;
perkembangan
demokrasi
yang
akan
memberikan pengaruh dalam kehidupan sosial, ekonomi dan politik Bangsa Indonesia; desentralisasi dan otonomi daerah perlu dipahami sebagai upaya memperkokoh kesatuan nasional, kedaulatan negara, keadilan dan kemakmuran yang lebih merata di seluruh pelosok Tanah Air, sehingga pada akhirnya akan membentuk wawasan strategis bagaimana semua hal tersebut bermuara pada tantangan penciptaan dan pembangunan daya saing nasional demi kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam lingkungan pergaulan dunia yang semakin terbuka, terhubung, serta tak berbatas. PNS
dihadapkan pada pengaruh
yang datang dari
eksternal juga internal yang kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa dan bernegara (pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) sebagai konsensus dasar berbangsa dan bernegara. Fenomena-fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap PNS mengenal dan memahami secara kritis terkait dengan isu-isu kritikal yang terjadi saat ini atau bahkan berpotensi terjadi, isu-isu
tersebut
diantaranya; 14
bahaya
paham
radikalisme/
terorisme, bahaya narkoba, cyber crime, money laundry, korupsi, proxy war. Isu-isu di atas, selanjutnya disebut sebagai isu-isu strategis kontemporer. 3. Kesiapsiagaan Bela Negara Untuk melatih kesiapasiagaan bela negara bagi NS ada beberapa hal yang dapat dilakukan, salah satunya adalah tanggap dan mau tahu terkait dengan kejadian-kejadian permasalahan yang dihadapi bangsa negara Indonesia, tidak mudah terprovokasi, tidak mudah percaya dengan barita gossip yang belum jelas asal usulnya, tidak terpengaruh dengan penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan permasalahan bangsa lainnya, dan yang lebih penting lagi ada mempersiapkan jasmani dan mental untuk turut bela negara. Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan kepada semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelaan negara. Dalam hal ini setiap NS sebagai bagian dari warga masyarakat tentu memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk melakukan bela Negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD Negara RI 1945 tersebut. Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan berkorban membela negara. Cakupan bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.Setidaknya unsur Bela Negara antara lain :
15
a. Cinta Tanah Air. b. Kesadaran Berbangsa dan bernegara. c.
Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara.
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara. e. Memiliki kemampuan awal bela negara. Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan sehari-hari di zaman sekarang di berbagai lingkungan: a. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga. (lingkungan keluarga). b. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga). c.
Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan pelatihan) Kesadaran untuk menaati tata tertib pelatihan (lingkungan kampus/lembaga pelatihan).
d. Menciptakan
suasana
rukun,
damai,
dan
aman
dalam
masyarakat (lingkungan masyarakat). e. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama (lingkungan masyarakat). f.
Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungan negara).
g. Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkungan negara). Terkait dengan Pelatihan Dasar bagi NS, sudah barang tentu kegiatan bela negara bukan memanggul senjata sebagai wajib militer atau kegiatan semacam militerisasi, namun lebih bagaimana menanamkan jiwa kedisiplinan, mencintai tanah air (dengan menjaga kelestarian hayati), menjaga aset bangsa, menggunakan produksi dalam negeri, dan tentu ada beberapa kegiatan yang bersifat fisik dalam
rangka
menunjang
kesiapsiagaan
dan
meningkatkan
kebugaran fisik saja. Oleh sebab itu maka dalam pelaksanaan latihan dasar bagi NS akan dibekali dengan latihan-latihan seperti :
16
a. Kegiatan Olah Raga dan Kesehatan Fisik; b. Kesiapsiagaan dan kecerdasan Mental; c.
Kegiatan Baris-berbaris, Apel, dan Tata Upacara;
d. Keprotokolan; e. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan; f.
Kegiatan Ketangkasan dan Permainan.
B. Nilai-nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil 1. Akuntabilitas Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang
menjadi
amanahnya.
Dengan
demikian
kepercayaan
masyarakat (public trust) kepada birokrasi akan semakin menguat karena aparaturnya mampu berperan sebagai kontrol demokrasi, mencegah
korupsi
dan
penyalahgunaan
kekuasaan
serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan: a
Kepemimpinan
:
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke
bawah
dimana
pimpinan
memainkan
peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya. b
Transparansi
:
Keterbukaan
atas
semua
tindakan
dan
kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi. C
Integritas
:
Konsistensi
dan
keteguhan
yang
tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
17
d
:
Tanggung Jawab
Kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
e
Keadilan
:
Kondisi
kebenaran
ideal
secara
moral
mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang. f
Kepercayaan
:
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
g
Keseimbangan
:
Untuk
mencapai
lingkungan
akuntabilitas
kerja,
keseimbangan
antara
maka
dalam diperlukan
akuntabilitas
dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas. h
Kejelasan
:
Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
i
Konsistensi
:
Sebuah
usaha
untuk
terus
dan
terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
Jenis-jenis Akuntabilitas Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu: a. Akuntabilitas vertikal (vertical ability), akuntabilitas yang pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada otoritas yang lebih tinggi. b. Akuntabilitas akuntabilitas
horizontal yang
(horizontal
ability),
pertanggungjawabannya
masyarakat luas.
18
kepada
Tingkatan Akuntabilitas Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan yaitu : a. Akuntabilitas Personal b. Akuntabilitas Individu c. Akuntabilitas Kelompok d. Akuntabilitas Organisasi e. Akuntabilitas Stakeholder
Gambar 2.2 Tingkatan Akuntabilitas 2. Nasionalisme Nasionalisme
merupakan
sikap
yang
meninggikan
bangsanya sendiri dan pandangan tentang rasa cinta terhadap bangsa dan negara. Dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap PNS memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan negara. Nasionalisme merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. PNS dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya. Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan, yaitu : 19
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa 1) Bangsa
Indonesia
menyatakan
kepercayaannya
danketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang
Maha
Esa,
kepercayaannya
sesuai
dengan
masing-masing
agama
menurut
dan dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab. 3) Mengembangkan
sikap
hormat
menghormati
dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbedabeda terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. 6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah
sesuai
dengan
agama
dan
kepercayaannya masing-masing. 7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradap 1)
Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2)
Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membedabedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3)
Mengembangkan
sikap
manusia. 20
saling
mencintai
sesama
4)
Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5)
Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6)
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7)
Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8)
Berani membela kebenaran dan keadilan.
9)
Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10) Mengembangkan
sikap
hormat
menghormati
dan
kesatuan,
serta
bekerjasama dengan bangsa lain. c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia 1)
Mampu
menempatkan
persatuan,
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. 2)
Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
3)
Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4)
Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
5)
Memelihara
ketertiban
dunia
yang
berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. 6)
Mengembangkan
persatuan
Indonesia
atas
dasar
Bhinneka Tunggal Ika. 7)
Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
21
1)
Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
2)
Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3)
Mengutamakan
musyawarah
dalam
mengambil
keputusan untuk kepentingan bersama. 4)
Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5)
Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
6)
Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7)
Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
8)
Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
9)
Keputusan
yang
diambil
harus
dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia,
nilai-nilai
mengutamakan
kebenaran
persatuan
dan
dan
keadilan
kesatuan
demi
kepentingan bersama. 10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan. e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia 1) Mengembangkan
perbuatan
yang
luhur,
yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. 2) Sikap adil terhadap sesama. 3)
Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4)
Menghormati hak orang lain.
22
5)
Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain. 7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah. 8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum. 9) Suka bekerja keras. 10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama. 11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial. 3. Etika Publik Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup caracara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni: a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan. b. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi. c. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual. Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik yaitu : a. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik b. Dimensi Modalitas c. Dimensi Tindakan Integritas Publik
23
Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu : a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila. b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945. c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak. d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian. e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif. f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur. g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik. h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah. i.
Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j.
Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k.
Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l.
Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan. n. Meningkatkan
efektivitas
sistem
pemerintahan
yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja
pegawai.
Komitmen
mutu
merupakan
pelaksanaan
pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil, dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukran baik/ buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder. Nilai-nilai Komitmen Mutu: 24
a. Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan
tingkat
ketercapaian
target
yang
telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
Efektivitas
organisasi
tidak
hanya
diukur
dari
performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan. b. Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan manusia
yang
dibutuhkan
untuk
menghasilkan
jumlah
keluaran tertentu. c. Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam (internal) untuk melakukan perubahan, atau bisa juga karena ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal misalnya permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik harus mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter dan
mindset
baru
sebagai
aparatur
penyelenggara
pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dengan sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin. d. Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi
salah
satu
alat
vital
untuk
mempertahankan
keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi. Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan sehingga pelanggan menjadi puas dalam pelayanan. 25
Ada
lima
dimensi
karakteristik
yang
digunakan
dalam
mengevaluasi kualitas pelayanan, yaitu: a. Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi; b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan; c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan pelayanan dengan tanggap; d. Assurance
(jaminan),
yaitu
mencakup
kemampuan,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya; e. Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan. Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi. Pada level puncak (corporate level) bertanggung jawab atas mutu layanan institusi secara keseluruhan untuk membangun citra kelembagaan dan keunggulan bersaing. Pada level strategic business unit level tanggung jawab mutu berkaitan dengan penetapan diversifikasi mutu pada setiap unit kerja sesuai dengan target masing-masing. Pada level fungsional bertanggung jawab atas mutu hasil setiap layanan yang diberikan di unit-unit pendukung. Sedangkan pada level unit dasar tanggung jawab mutu berkaitan dengan aktivitas/ rencana aksi yang dilaksanakan di masing-masing unit kerja. 5. Anti Korupsi Korupsi berasal dari bahasa latin “corrUPTDion” (Fockema Andrea: 1951) atau “corrUPTDus” (Webster Student Dictionary: 1960). Selanjutnya dikatakan bahwa “corrUPTDion” berasal dari kata “corrumpere”, suatu bahasa latin yang lebih tua. Dari bahasa latin tersebut kemudian dikenal istilah “corUPTDion, corrUPTD” 26
(Inggris),
“corrUPTDion”
(Perancis)
dan
“corrUPTDive/korrUPTDie” (Belanda). Korupsi secara harafiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian. Korupsi sering disebut dengan kejahatan luar biasa karena dampaknya dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang. Korupsi menurut UU No. 20 Tahun 2001 didefinisikan sebagai tindakan melawan hukum dengan maksud memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang berakibat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. menurut UU No. 31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri dari: a. Kerugian keuangan negara, b. Suap-menyuap, c. Pemerasan, d. Perbuatan curang, e. Penggelapan dalam jabatan, f.
Benturan kepentingan dalam pengadaan, dan
g. Gratifikasi. Adapun Nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi: a. Kejujuran Jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong, dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat penting dalam kehidupan pegawai, tanpa sifat jujur pegawai tidak akan dipercaya dalam kehidupan sosialnya. b. Kepedulian Peduli
adalah
mengindahkan,
memperhatikan
dan
menghiraukan. Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang pegawai dalam kehidupan di tempat kerja dan di masyarakat. 27
c. Kemandirian Kondisi
mandiri
dapat
diartikan
sebagai
proses
mendewasakan diri yaitu dengan tidak bergantung pada orang lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya d. Kedisiplinan Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan e. Tanggung Jawab Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu perbuatan yang salah baik itu disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan dan kesadaran akan
kewajiban
menerima
dan
menyelesaikan
semua
masalah yang telah dilakukan. f.
Kerja Keras Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, dimana kemauan
menimbulkan
asosiasi
dengan
ketekadan,
ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian diri, keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan dan pantang mundur. g. Sederhana Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros, hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi semua kebutuhannya. Prinsip hidup sederhara merupakan parameter penting dalam menjalin hubungan antara sesama karena prinsip ini akan mengatasi permasalahan kesenjangan sosial, iri, dengki, tamak, egosi dan juga menghindari dari keinginan yang berlebihan. h. Keberanian Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran, berani mengakui kesalahan, berani bertanggungjawab dan lain sebagainya.
28
i.
Keadilan Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak.
C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI Kedudukan ASN dalam NKRI yaitu 1. Pegawai ASN berkedudukan sebagai Aparatur Negara. 2. Pegawai ASN melaksanakan Kebijakan yang ditetapkan oleh Pimpinan Instansi Pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan Intervensi semua Golongan serta Parpol. 3. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. 4. Kedudukan ASN berada di Pusat, Daerah dan Luar Negeri, namun demikian Pegawai ASN merupakan satu kesatuan. ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. Harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik. Bagian Ketiga Peran Pasal 12 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, pegawai
ASN
berperan
sebagai
perencana,
pelaksana,
dan
pengawas pemerintahan dan penyelenggaraan pembangunan tugas umum nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Setiap kegiatan yang dilakukan PNS pasti terdapat konsekuensi baik berupa penghargaan maupun sanksi,semestinya sebagai PNS kita tidak boleh melalaikan kewajiban kita di kantor. Dengan adanya Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun
29
2010 tentang Disiplin PNS dalam pasal 3 dijelaskan tentang kewajiban selaku PNS sebagai berikut: 1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah; 2. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan; 3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab; 4. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat PNS; 5. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang, dan/atau golongan; 6. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus dirahasiakan; 7. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara; 8. Melaporkan
dengan
segera
kepada
atasannya
apabila
mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil; 9. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja; 10. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan; 11. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-baiknya; 12. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat; 13. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas; 14. Memberikan
kesempatan
kepada
bawahan
untuk
mengembangkan karier; dan 15. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
30
1. Manajemen ASN Manajemen
ASN
adalah
pengelolaan
ASN
untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi,
kolusi
dan
nepotisme.
Manajemen
ASN
meliputi
Manajemen PNS dan Manajemen PPPK. PNS diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki suatu jabatan pemerintahan dan memilili nomor induk pegawai nasional. Sementara itu, PPPK diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu. Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit. Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan; pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun dan jaminan hari tua; dan perlindungan (LAN, Manajemen Aparatur Sipil Negara, 2014). 2. Pelayanan Publik LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan
di
Pusat
dan
Daerah,
dan
di
lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dalam UU No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan
dalam
rangka
pemenuhan
kebutuhan
pelayanan sesuai dengan Peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan istratif yang disediakan oleh penyelenggara Pelayanan Publik. Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry (rivalitas)
dan
excludability 31
(ekskludabilitas)
yang
rendah.
Barang/jasa publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat diproduksi oleh sektor swasta karena adanya free rider problem, non-rivalry, dan non-excludable, serta cara mengkonsumsinya dapat dilakukan secara kolektif. pelayanan:
Old
Public
Perkembangan paradigma
istration
(OPA),
New
Public
Management (NPM) dan seterusnya menjadi New Public Service (NPS). Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan, responsif, non diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan. Fundamen Pelayanan Publik: a. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi b. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak warga negara c.
Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal strategis untuk memajukan bangsa di masa yang akan datang
d. Pelayanan publik tidak hanya untuk memenuhi kebutuhankebutuhan warga negara tetapi juga untuk proteksi 3. Whole of Government Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan publik. Oleh karena itu WoG dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan dengan melibatkan sejumlah
32
kelembagaan yang terkait urusan-urusan yang relevan (Suwarno & Sejati, 2016). WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu (Shergold & lain-lain, 2004). Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur sipil Indonesia adalah: a. Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan lebih baik, selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong pentingnya WoG. b. Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam pembangunan. c. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar belakang lainnya mendorong adanya potensi disintegratasi bangsa. D. Tinjauan Umum tentang Ibu Hamil KEK dan Anemia 1. Definisi KEK dan Anemia Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah salah satu keadaan malnutrisi dimana keadaan ibu menderita kekurangan makanan
yangberlangsung
menahun
(kronis)
yang
mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu hamil secara relatif atau absolut satu atau lebih zat gizi (Helena, 2013). Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 gr % pada trimester 2. Anemia yang paling sering di jumpai dalam kehamilan adalah anemia akibat kekurangan zat besi karena kurangnya asupan unsur besi dalam makanan.Gangguan 33
penyerapan, peningkatan kebutuhan zat besi atau karena terlampau banyaknya zat besi yang keluar dari tubuh, misalnya pada perdarahan.Wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg perhari atau 2 kali lipat kebutuhan kondisi tidak hamil.Jarak kehamilan sangat berpengaruh terhadap kejadian anemia saat kehamilan. Kehamilan yang berulang dalam waktu singkat akan menguras cadangan zat besi ibu. Pengaturan jarak kehamilan yang baik minimal dua tahun menjadi penting untuk diperhatikan sehingga badan ibu siap untuk menerima janin kembali tanpa harus menghabiskan cadangan zat besinya (Mardliyanti, 2006) 2. Dampak Ibu hamil KEK dan Anemia a. Dampak KEK dan Anemia pada Ibu Hamil 1) Apabila terus menerus akan merasa letih 2) Kesemutan 3) Muka tampak pucat 4) Penyakit infeksi 5) Kesulitan sewaku melahirkan 6) ASI yang keluar tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi b. Dampak KEK dan Anemia saat kehamilan terhadap janin yang dikandung 1) Keguguran 2) Pertumbuhan janin terganggu hingga bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) 3) Perkembangan otak janin terhambat hingga kemungkinan nantinya kecerdasan anak akan kurang 4) Cacat bawaan 5) Gizi kurang 6) Bayi lahir sebelum waktunya 7) Perdarahan 8) Kematian bayi
34
BAB III DISKRIPSI ORGANISASI DI TEMPAT KERJA A. Profil Organisasi Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128 Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas menerangkan bahwa Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab meyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Dalam rangka mengemban kewajibannya Puskesmas berfungsi sebagai (1) pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, (2) pusat pemberdayaan masyarakat, (3) Pusat pelayanan kesehatan Strata Pertama (pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat). Pelayanan preventif
(pencegahan),
(pengobatan)
dan
promotif
rehabilitatif
(promosi
(pemulihan
kesehatan),
kuratif
pasien)
tingkat
di
masyarakat. Sebagai penyelenggara pelayanan, Puskesmas juga mengemban sebagian tugas Pemerintah Daerah dalam mencapai Standar Pelayanan Minimal (SPM) kaitannya dengan akses, kualitas dan manajemen pelayanan. Untuk terselenggarannya berbagai upaya kesehatan dalam rangka pencapaian SPM tersebut, yang akan bermuara pada pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) bidang kesehatan, Puskesmas perlu ditunjang dengan Manajemen Puskesmas yang baik. Manajemen Puskesmas merupakan rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistimatik untuk menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh Puskesmas membentuk fungsi-fungsi manajemen. Fungsi-fungsi manajemen Puskesmas tersebut meliputi, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi. Semua fungsi manajemen tersebut harus dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan. Evaluasi program kesehatan di Puskesmas pada akhir tahun perlu dikembangkan agar mengetahui capaian kinerja pembangunan kesehatan. Agar dapat mengetahui perkembangan pembangunan bidang kesehatan di suatu 35
wilayah maka dikembangkan suatu sistem informasi kesehatan daerah. Salah satu produk dari Sistem Informasi Kesehatan Daerah adalah “Profil Kesehatan Puskesmas“. Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Sonokidul ini memberikan gambaran tentang sejauh mana perkembangan pembangunan kesehatan di daerah ini yang dapat dilihat dari berbagai pencapaian indikator kesehatan. Profil ini juga menjadi penting untuk mengukur kerberhasilan upaya kesehatan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sonokidul, sekaligus menjadi pijakan untuk penyusunan rencana pembangunan kesehatan, memberikan data dan informasi yang dapat digunakan
sebagai
landasan
pengembangan
sumber
daya,
pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil kegiatan secara transparan, efisien dan efektif. B. Peta Wilayah UPTD Puskesmas Sonokidul terletak di Jalan Raya Kunduran Doplang km 6, Desa Sonokidul, Kecamatan Kunduran dengan luas wilayah secara geografis 127,98 Km².
36
Batas-batas wilayah kerja Puskesmas Sonokidul sebagai berikut : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Kerja Puskesmas Kunduran 2. Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kecamatan Ngawen 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Kecamatan Jati 4. Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Grobogan C. Visi Menjadi pusat kesehatan masyarakat yang berkualitas dan profesional D. Misi Misi mencerminkan peran, fungsi dan kewenangan seluruh penanggung jawab dan pelaksanaan program secara teknis terhadap pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan di UPTD Puskesmas Sonokidul. Untuk mewujudkan visi tersebut ada 4 misi yang diemban oleh seluruh petugas pelaksana kesehatan di masing-masing program dan istrasi UPTD Puskesmas Sonokidul,yaitu : 1. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat 2. Meningkatkan upaya kesehatan inividu, keluarga dan masyarakat 3. Meningkatkan sumber daya manusia 4. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu, merata, adil dan terjangkau E. Tujuan Meningkatkan
kesadaran,
masyarakat untuk hidup sehat. F. Tata Nilai “JEDA“ Jujur Empati Disiplin Akuntabel
37
kemauan
dan
kemampuan
G.
Struktur Organisasi Kepala UPTD Puskesmas Sonokidul Catur Hendro Foto 4x6
YuniantoS.Kep,Ns,M.Si
PENANGGUNG JAWAB TIM MUTU Sri Wardiyati, Foto A.Md.Keb
4x6
PENANGGUNG JAWAB AI Wahyuni, Foto A.Md.Keb 4x6
PENANGGUNG JAWAB KP Foto Muntarti, A.Md.Keb 4x6
Ka. Tata Usaha
PENANGGUNG JAWAB PPI Dr. Dwi Endra Foto Juli Pradito 4x6
Foto
Kepegawaian B.
Esensial
Penanggung Jawab UKM
Foto 4x6
Penanggung Jawab UKP Dr. Dwi Endra Juli Pradito
Foto 4x6
Abdul Wachid
A.
Pj. UKM Promosi Kesehatan
Foto 4x6
Ali Imron
Patimah
Foto 4x6
Anita Dian Setyaningrum
Foto 4x6
Penunjang
Hermin Sri Rahayuk A.
Klinis
Penanggung Jawab UGD A.
Pengembang an
Pj. UKS, UKK, Prolanis, POSBINDU
Foto 4x6
Linda Nuraini
Foto 4x6
Jati Kusuma Widiastuti
Bendahara Penerimaan
Evi Noor V.
Sri Wahyuning sih
Bendahara Pengeluaran Fot Umi o Kolsum 4x6 Fot Sugati o 4x6
Pj. Laboratorium
Foto 4x6
Supyanto Fot o 4x6 Fot o 4x6
Lia Rizki P.
B.
Linda Nuraini
Pj. UKM Gizi
Patimah
o 4x6
Soewarto
Foto 4x6
Bendahara
4x6
Pj. Gigi
Pj. UKM Kesehatan Lingkungan
Foto 4x6
Foto
Pj. Klinik Umum
Pj. UKM KIA. KB.
Foto 4x6
Klinis
Penanggung Jawab Jaringan dan Fot Jejaringan
Supartini, A.Md.Keb.
4x6
38
Bendahara Barang / Aset Fot Sujono o 4x6
H. Sasaran Sasaran pembangunan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sonokidul adalah tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu bagi seluruh masyarakat dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Kerjasama lintas sektoral meningkat secara bermakna dalam pembangunan kesehatan dengan ditandainya adanya kontribusi positif sektor lain terhadap kesehatan 2. Kemandirian masyarakat dan kemitraan swasta yang meningkat dengan terciptanya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan memperbaiki keadaan kesehatannya melalui pelayanan kesehatan yang terjangkau dan sesuai dengan kebutuhan 3. Meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat yang ditandai dengan
meningkatnya
indikator
kesehatan
masing-masing
program secara bermakna 4. Terciptanya lingkungan fisik dan sosial yang sehat di masyarakat 5. Upaya
pelayanan
kesehatan
yang
meningkat
dengan
terpenuhinya jumlah sarana kesehatan yang bermutu, jangkauan dan cakupan pelayanan kesehatan, pemanfaatan pelayanan yang promotif dan preventif 6. Meningkatnya pengelolaan manajemen kesehatan sebagai dasar kebijakan selanjutnya 7. Meningkatnya indikator derajat kesehatan masyarakat. I.
Strategi Strategi yang dijalankan dalam bidang kesehatan di UPTD Puskesmas Sonokidul sebagai berikut : 1. Konsolidasi seluruh sumber daya yang ada termasuk penyerasian nilai-nilai budaya kerja sumber daya manusia. 2. Pemantapan
manajemen
kesehatan
di
UPTD
Puskesmas
Sonokidul yang mandiri dan akuntabel 3. Pemantapan kapasitas dan mutu pelayanan kesehatan melalui pendayagunaan potensi seluruh sumber daya yang ada dengan pendekatan paradigma sehat 39
4. Pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan pendekatan keluarga menuju kemandirian masyarakat yang bertumpu pada potensi yang ada 5. Meningkatkan
kemampuan
pengambilan
keputusan
serta
pemberian otonomi fungsional pada unit pelayanan kesehatan terutama yang berada di lini depan dengan berorientasi pada pelanggan. 6. Meningkatkan
advocacy
dan
stakeholder dalam mewujudkan
kemitraan
kepada
pembangunan
seluruh
berwawasan
kesehatan. 7. Memantapkan sistem informasi manajemen sehingga setiap pengambilan keputusan selalu berdasarkan fakta. J. Jumlah Penduduk Tabel 3.1 Jumlah Penduduk UPTD Puskesmas Sonokidul No
Desa
Jumlah Penduduk L P Jumlah
Jumlah Jumlah KK Rumah
Luas Wilayah (Km2)
1
Ngilen
1125
1132
2257
788
647
2,15
2
Plosorejo
1482
1487
2969
983
905
4,21
3
Cungkup
556
559
1115
320
270
2,2
4
Sempu
1391
1376
2767
933
564
3,29
5
Botoreco
3483
3444
6927
2300
1368
24,56
6
Sonokidul
1418
1495
2913
961
806
4,08
7
Kodokan
419
423
842
295
204
1,75
8
Kemiri
1584
1599
3183
1063
967
4,68
9
Buloh
2053
2039
4092
1321
908
12,2
Jumlah
13511
13554
27065
8964
6639
59,12
40
K. Tenaga Kesehatan Tabel 3.2 Jumlah Tenaga Kesehatan di UPTD Puskesmas Sonokidul No
Jenis tenaga
Jumlah
Keterangan PNS
PTT
Kontrak
1
Ka puskesmas
1
1
2
Ka tata usaha
1
1
3
Perawat
8
3
4
Perawat gigi
1
5
Bidan
23
6
Asisten apoteker
1
1
7
Analis laborat
2
2
8
Kesehatan
2
2
2
3 1
11
12
Masyarakat 9
istrasi
4
3
10
Petugas Kebersihan
2
1
11
Petugas Gizi
1
12
Penjaga Malam
1
Jumlah
46
1
1 1 17
6
2 3
Tabel 3.3 Jumlah Tenaga Kesehatan berdasarkan Pendidikan di UPTD Puskesmas Sonokidul No.
Tingkat Pendidikan
Jumlah
(%)
1.
Magister
1
2,86
2.
Sarjana
8
12,43
3.
Diploma III
29
69,71
4.
Diploma IV
2
5,71
5.
SLTA
6
9,29
46
100
JUMLAH
41
Keterangan
L. Sarana Kesehatan Tabel 3.4 Jumlah Sarana Kesehatan di UPTD Puskesmas Sonokidul No
Desa
Sarana Kesehatan Pustu -
PKD 1
1
Ngilen
2
Plosorejo
-
1
3
Cungkup
-
1
4
Sempu
1
-
5
Botoreco
1
1
6
Sonokidul
-
-
7
Kodokan
-
1
8
Kemiri
-
1
9
Buloh
-
1
JUMLAH
2
7
M. Role Model Role model adalah panutan, yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sama artinya dengan teladan yaitu suatu yang patut ditiru atau baik untuk di contoh seperti teladan, kelakuan, perbuatan, sifat dan sebagainya. Dalam hal ini role model bagi penulis adalah Kepala UPTD Puskesmas SonokidulCatur Hendro Yunianto, S.Kep, Ns, M.Si.Beliau adalah pimpinan di kantor yang dapat menjadi panutan, inspirasi, contoh, dan teladan bagi penulis.
42
Gambar 3.5 Role Model Selama penulis bekerja di instansi, beliau sosok yang paling bisa menempatkan diri, dimana kapan dan bagaimana situasi yang ada. Ayah 4 orang anak ini tetap berwibawa, supel tanpa membuat batas antara pimpinan dan yang dipimpin.Catur Hendro Yunianto, S.Kep, Ns, M.Si selalu memberikan solusi yang terbaik dan objektif terhadap masalah untuk kepentingan puskesmas atau masyarakat bukan siapa yang menyampaikan melainkan
melihat apa yang
disampaikan saat menerima masukan. Terutama pada rancangan aktualisasi kali ini, beliau sangat berperan andil dalam rancangan, memberikan masukan- masukan yang membangun dan kegiatan yang akan saya lakukan berprinsip bukan hanya formalitas menyelesaikan tugas melainkan sebagaimana mungkin apa yang akan dikerjakan bisa bermanfaat untuk masyarakat dan dapat meningkatkan mutu dan pelayanan di UPTD Puskesmas Sonokidul. N. Tugas Pokok 1. Tugas Pokok Aparatur Sipil Negara Undang Undang Aparatur Sipil Negara No. 5 tahun 2014 Pasal 11 menjelaskan bahwa tugas ASN adalah : a. Melaksanakan Kebijakan Publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan 43
b. Memberikan Pelayanan publik yang profesional dan berkualitas c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia 2. Sasaran Kerja Pegawai Sasaran Kerja Pegawai (SKP) Nutrisionis Terampil: a. Membuat perencanaan kegiatan gizi tahunan b. Melaksanakan pelayanan gizi baik dalam gedung maupun luar gedung c. Melakukan konseling gizi d. Melatih kader gizi e. Melakukan komunikasi, edukasi, dan informasi gizi f.
Menyusun standart dietetic dan kecukupan gizi
g. Melaksanakan pelaksanaan PMT-AS h. Melakukan distribusi PMT-P, tablet Fe, Vitamin A i.
Menyusun indeks bahan makanan
j.
Melakukan penyuluhan kesehatan
k. Membuat pencatatan dan pelaporan gizi l.
Membuat laporan posyandu menggunakan aplikasi
m. Melakukan monitoring dan evaluasi hasil kegiatan
44
BAB IV RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan Substansi Mata Pelatihan. Berdasarkan Kekhalayakan,
dan
hasil
analisis
Layak/
APKL
Kelayakan)
(Aktual, serta
Problematik,
USG
(Urgensi,
Seriousness, dan Growth), telah ditentukan 1 (satu) isu yang dapat dikembangkan
menjadi
berbagai
gagasan/kegiatan
untuk
penyelesaian masalah dengan melibatkan komponen yang ada. Dalamrancanganaktualisasi
initerdiriatastahapan:
Pengidentifikasian,
1)
penyusunandanpenetapan
isuataupermasalahanyangterjadidanharussegera
dipecahkan;
2)
Pengajuangagasanpemecahanisu/masalahdengan menyusunnyadalam
daftarrencana
kegiatan,tahapankegiatan,danoutput
kegiatan;
3)
Pendeskripsianketerkaitanantarakegiatanyangdiusulkandengan substansimatapelatihanyaitupelayananpublik,WholeofGovernment,da n manajemenASNyangmendasarikegiatanbaiksecaralangsungmaupunt idak
langsung;
4)
Pendeskripsianrencanapelaksanaankegiatanyangdidasari aktualisasinilai-nilaidasarPNSdankontribusihasilkegiatan; Pendeskripsianhasil
kegiatanyangdilandasi
pelatihan
serta
olehsubstansi
5)
mata
terhadappencapaianvisi,misi,
tujuanorganisasi,danpenguatanterhadapnilai- nilai organisasi. Rancangankegiatanaktualisasimerupakanrencanaoperasional pelaksanaan aktualisasi dan habituasiyangakan diterapkan oleh penulis selama 30haridi UPTD Puskesmas Sonokidul. Rancangan kegiatan aktualisasi disajikan secara rinci dalam tabel 4.1 berikut ini :
45
1. Isu Terpilih Tabel 4.1 Isu terpilih 1. Tingginya prevalensi kasus ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia 2. Tingginya prevalensi kasus balita stunting Identifikasi Isu
:
3. Rendahnya cakupan ASI Eksklusif 0-6 bulan 4. Tingginya prevalensi balita gizi kurang/ buruk 5. Belum diterapankannya sistem 5 meja di Posyandu
Isu yang diangkat Gagasan yang diangkat
:
Tingginya prevalensi kasus ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia Upaya pencegahan dan penurunan kasus ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia
:
dalam mengurangi dampak yang ditimbulkan 1. Melakukan surveilans ibu hamil KEK dan Anemia 2. Membuat leaflet 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
Kegiatan
:
3. Konseling 1000 HPK pada ibu hamil KEK dan Anemia serta pada Calon Pengantin 4. Pemberian PMT Pemulihan pada Ibu Hamil KEK dan Anemia 5. Melakukan penyuluhan gizi dan distribusi TabletTambah Darah Bersama pada Remaja Putri di SMP/ MTs
46
2. Pemecahan Isu Tabel 4.2 Tabel Pemecahan Isu No 1.
Kegiatan
Tahapan Kegiatan
Melakukan 1. Berkonsultasi surveilans dengan Kepala ibu hamil Puskesmas KEK dan 2. Membuat form Anemia surveilans (skp) 3. Berkoordinasi dengan lintas program (bidan desa) 4. Melakukan kegiatan surveilans 5. Mendokument asikan kegiatan
Output/Hasil Kegiatan
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
1. Disetujuinya kegiatan 2. Form surveilans tercetak 3. Bidan desa bersedia menyiapkan data – data yang diperlukan 4. Terkumpul data – data ibu hamil KEK dan Anemia
1. Akuntabilitas Data hasil surveilans transparan, tidak ada yang dibuat-buat (transparan) 2. Nasionalisme Musyawarah mufakat dalam pembuatan kesepakatan dengan lintas program (bidan desa) (sila ke-4 musyawarah) 3. Etika publik Berkonsultasi dengan atasan dengan penuh sopan santun dan hormat (sopan santun dan hormat) 4. Komitmen Mutu Meningkatkan mutu pelayanan puskesmas dengan adanya form surveilans (orientasi mutu) 5. Anti Korupsi Data yang didapat dari surveilans jujur, dari sumber yang akurat (jujur)
47
Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi Misi Meningkatkan upaya kesehatan inividu, keluarga dan masyarakat
Penguatan Nilai Organisasi 1. Jujur 2. Akuntabel
No 2.
Kegiatan Membuat Leaflet 1000 HPK (skp)
1.
2.
3.
4.
Tahapan Kegiatan Menyiapkan materi 1000 HPK Membuat design / layout leaflet Mengonsultasi kan dengan pimpinan Mencetak dan menggandaka n leaflet 1000 HPK
Output/Hasil Kegiatan 1. Materi 1000 HPK tersedia 2. Layout / design leaflet terbentuk 3. Leaflet disetujui 4. Ketersediaan leaflet
Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi terhadap Visi Penguatan Nilai Pelatihan Misi Organisasi Organisasi 1. Akuntabilitas Penguatan nilai : Misi Adanya kejelasan materi Meningkatkan upaya 1. Jujur dalam leaflet(kejelasan) kesehatan inividu, 2. Akuntabel 2. Nasionalisme keluarga dan Sila ke4, melakukan masyarakat musyawarah dengan Menyelenggarakan pimpinan (musyawarah) pelayanan kesehatan 3. Etika publik dasar yang bermutu, Berkonsultasi dengan merata, adil dan atasan dengan terjangkau respect(respect) 4. Komitemen Mutu Membuat leaflet bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan sehingga pelanggan puas (orientasi mutu) 5. Anti Korupsi Mencetak leaflet sendiri tanpa bergantung orang lain (kemandirian)
48
No 3.
Kegiatan
Tahapan Kegiatan
Konseling 1000 Hari Pertama Kehidupan(HP K) pada ibu hamil KEK dan Anemia serta calon pengantin (skp)
1. Koordinasi dengan i unit KIA/Imunisasi 2. Membuat form konseling gizi 3. Mempersiapkan alat dan media konseling 4. Melakukan kegiatan konseling
Output/Hasil
Keterkaitan Substansi Mata
Kontribusi terhadap Visi Misi
Penguatan Nilai
Kegiatan
Pelatihan
Organisasi
Organisasi
1. Disetujuinya kesepakatan apabila ada ibu hamil KEK/Anemia ataupun calon pengantin untuk dirujuk ke Gizi 2. Form konseling tercetak 3. Alat (timbangan,mic rotoice,pita LILA) dan media (leaflet) konseling telah siap 4. Pasien mampu menjelaskan ulang tentang hasil konseling dan dokumentasi
1. Etika publik Misi Melakukan kegiatan Meningkatkan upaya konseling dengan luwes dan kesehatan inividu, keluarga empati (luwes dan empati) dan masyarakat 2. Akuntabilitas Meningkatkan sumber Dalam penyampaian daya manusia konseling dengan jelas Menyelenggarakan tanggung jawab(kejelasan pelayanan kesehatan dan tangung jawab) dasar yang bermutu, 3. Nasionalisme merata, adil dan terjangkau Memperlakukan pasien tanpa membeda bedakan agama ( Ketuhanan) 4. Komitmen Mutu Meningkatkan mutu pelayanan puskesmas dengan pelaksanaan konseling (orientasi mutu) 5. Anti Korupsi Bersikap adil pada semua pasien (Keadilan)
49
Penguatan nilai : 1. Jujur 2. Empati 3. Akuntabel
No 4.
Kegiatan
Tahapan Kegiatan
Pemberian Makanan (PMT) Pemulihan pada Ibu hamil KEK/ Anemia (skp)
1. Koordinasi dengan bidan desa dalam mendata sasaran ibu hamil KEK/ Anemia yang akan mendapat PMT Pemulihan 2. Melakukan konsultasi dengan pimpinan 3. Melakukan koordinasi dengan bendahara BOK terkait anggaran 4. Membuat surat pemberitahuan ke desa untuk mengundang sasaran ke Puskesmas 5. Menitipkan surat melalui bidan desa 6. Membuat daftar belanja bahan makanan 7. Membelanjakan Bahan Makanan 8. Membagikan PMT ke sasaran
Output/Hasil
Keterkaitan Substansi Mata
Kontribusi terhadap Visi Misi
Penguatan Nilai
Kegiatan
Pelatihan
Organisasi
Organisasi
1. Sasaran yang mendapat PMT P terdata 2. Disetujuinya kegiatan 3. Ada anggaran dari bendaraha Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) untuk kegiatan 4. Surat pemberitahuan tercetak 5. Bidan desa sudah menerima titipan surat pemberitahuan untuk kegiatan 6. Daftar belanja tercetak 7. Bahan Makanan terbeli 8. PMT Pemulihan diterima oleh sasaran dan dokumentasi
1. Akuntabilitas Dalam membeli bahan makanan memilih toko yang menyediakan bahan makanan komplit, mengesampingan kepentingan pribadi (netralitas) 2. Nasionalisme Sila ke 4 melakukan musyawarah dalam berkoordinasi dengan bidan desa (musyawarah) 3. Etika publik Bersikap luwes serta menunjukkan berempati saat membagikan PMT-P (luwes dan empati) 4. Komitmen Mutu Pemberdayaan masyarakat dimana mengundang sasaran PMT-P untuk datang ke Puskesmas sekaligus bisa melakukan kegiatan ANC terpadu (Inovasi) 5. Anti Korupsi Membagi isi PMT-P sama secara adil, tidak membedakan baik secara isi maupun kuantitas (kejujuran dan keadilan)
Misi Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat Meningkatkan upaya kesehatan inividu, keluarga dan masyarakat Meningkatkan sumber daya manusia Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu, merata, adil dan terjangkau
50
Penguatan nilai : 1. Jujur 2. Empati 3. Disiplin 4. Akuntabel
No 5.
Kegiatan
Tahapan Kegiatan
Melakukan 1. Berkoordinasi penyuluhan dengan gizi dan bendahara BOK distribusi terkait konsumsi Tablet peserta Tambah 2. Berkonsultasi Darah (TTD) dengan pada Remaja pimpinan Putri di SMP/ 3. Membuat surat MTs pemberitahuan (skp) ke sekolah 4. Mendistribusikan surat pemberitauan melalui bidan desa 5. Membuat materi penyuluhan dan mempersiapkan TTD 6. Mempersiapkan alat dan kelengkapan penyuluhan 7. Melakukan kegiatan penyuluhan
1.
2.
3. 4.
5.
6.
7.
Output/Hasil Kegiatan Ada anggaran dari BOK untuk pelaksanaan kegiatan Disetujuinya konsep kegiatan Surat tercetak Surat sudah terdistribusikan ke sekolah melalui bidan desa dan pihak sekolah sepakat dengan jadwal tersebut Materi peyuluhan tercetak dan TTD siap Alat dan kelengkapan untuk penyuluhan siap Penyuluhan terlaksana dan dokumentasi
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan 1. Akuntabilitas Bertanggung jawab dalam kegiatan penyuluhan gizi (tanggung jawab) 2. Nasionalisme Sila ke 4 Melakukan musyawarah dengan pimpinan dan bendahara BOK terkait dengan kegiatan (Musyawarah) 3. Etika publik Menyampaikan penyuluhan dengan luwes, tidak dibuat buat, dewasa dan minum TTD bersam(luwes, kebersamaan, dan dewasa) 4. Komitmen Mutu Setelah penyuluhan diharapkan adanya perbaikan perilaku gizi bagi remaja putri (perbaikan berkelanjutan) 5. Anti Korupsi Membuat dan menyampaikan materi dengan jujur, dari sumber yang akurat (jujur dan berani)
51
Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi Misi Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat Meningkatkan upaya kesehatan inividu, keluarga dan masyarakat Meningkatkan sumber daya manusia Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu, merata, adil dan terjangkau
Penguatan Nilai Organisasi Penguatan nilai : 1. Jujur 2. Empati 3. Disiplin 4. Akuntabel
B.
JadwalRencanaPelaksanaanKegiatanAktualisasi Tabel 4.3 JadwalRencanaPelaksanaanKegiatanAktualisasi BULAN
No
KEGIATAN
MEI 20 21 22 23 24 25
1 2
3
4
5
6
Melakukan surveilans ibu hamil KEK dan Anemia Membuat leaflet 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Konseling 1000 HPK pada ibu hamil KEK dan Anemia serta pada Calon Pengantin Pemberian PMT Pemulihan pada Ibu Hamil KEK dan Anemia
Portofolio
X
X
X
X
26
JUNI 27 28 29 30 31 1
2
3
4 5 6 7
8
9 10 11 12 13 Hasil survey,foto
X X
X
X
X
leaflet
X
Form konseling,f oto
X
X
X
X
X
X
X
Daftar belanja, daftar terima,foto
Melakukan penyuluhan gizi dan distribusi Tablet Tambah Darah Bersama pada Remaja Putri di SMP/ MTs
Undangan, surat tugas, laporan hasil, notulen, foto
Menyusun Laporan Aktualisasi dan Habituasi
laporan
52
BULAN PORTOFOLIO No
KEGIATAN
JUNI
JULI
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1
2
3
4
5
6
Melakukan surveilans ibu hamil KEK dan Anemia Membuat leaflet 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Konseling 1000 HPK pada ibu hamil KEK dan Anemia serta pada Calon Pengantin Pemberian PMT X Pemulihan pada Ibu Hamil KEK dan Anemia Melakukan penyuluhan gizi dan distribusi TabletTambah Darah Bersama pada Remaja Putri di SMP/ MTs Menyusun Laporan Aktualisasi dan Habituasi
1
2
3
4 Hasil survey foto leaflet
- Form konseling - foto X
X
X
X
X
Daftar belanja, daftar terima,foto X
X
X
X
53
X
X
X
X
X
X
Undangan,surat tugas, laporan hasil, notulen, foto X
X
X
x
laporan
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala Tabel 4.4. Antisipasi dan strategi menghadapi kendala No
1
2
3
4
5
Kendala yang mungkin terjadi
Kegiatan Melakukan surveilans ibu hamil KEK dan Anemia Membuat leaflet 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Konseling 1000 HPK pada ibu hamil KEK dan Anemia serta pada Calon Pengantin Pemberian PMT Pemulihan pada Ibu Hamil KEK dan Anemia
Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Data yang diterkumpul kurang lengkap
Memberi waktu bidan desa lebih dari sehari untuk memeriksa kelengkapan data
-
-
Klien kurang mengerti hasil kesepakatan dari konseling
PMT-P tidak hanya dikonsumsi oleh sasaran tetapi juga keluarganya
Melakukan penyuluhan gizi dan distribusi Audience kurang paham Tablet Tambah terhadap materi dan tidak Darah (TTD) mau minum TTD Bersama pada Remaja Putri di SMP/ MTs
54
Saat proses konseling menggunakan komunikasi/ bahasa yang mudah dimengerti dan klien dimohon menjelaskan ulang hasil konseling Mengedukasi kepada sasaran bahwa apablia keluarganya ikut mengkonsumsi PMT-P harus mengganti dengan PMT swadana Melakukan penyuluhan dengan bantuan media dan memotivasi bahwa TTd itu bukan obat melainkan suplemen pintar
BAB V PENUTUP Rancangan aktualisasi ini juga mencoba menganalisis kegiatan mensingkronisasikan nilai dasar PNS yang bisa di terapkan di antaranya Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti korupsi setra kedudukan PNS di didalam NKRI seperti Whole of Goverment, Pelayan Publik, ataupun Manajemen ASN yang akan di aktualisasi kan selama proses habituasi. Pentingnya penyusunan rancangan aktualisasi dan habituasi ini diharapakan dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan 5 kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut kemungkinan mengalami kendala sehingga rancangan kegiatan ini tidak dapat direalisasikan secara optimal atau tidak tercapai aktualisasinya. Oleh sebab itu Penulis berharap agar rancangan aktualisasi di UPTD Puskesmas Sonokidulbisa berjalan sebagaimana jadwal dan tahapan yang telah diusun dengan dukungan segenap pihak. Dampak yang akan terjadi apabila isu tidak dipecahkan adalah menurunnya derajat kesehatan
UPTD Puskesmas Sonokidul dan
meningkatnya prevalensi Ibu hamil KEK dan Anemia serta banyak dampak yang ditimbulkan akibat ibu hamil KEK/Anemia di UPTD Pusekesmas Sonokidul.
55
DAFTAR PUSTAKA
Chandra, Budiman, Pengantar Statistik Kesehatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1995 Daud, Anwar, Dasar- Dasar Kesehatan Lingkungan, FKM- Unhas, Makassar, 2001 Entjang, Indan, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Citra Aditya Bakti, Cetakan ke-XIII, Bandung, 2000 Fatimah, Elly, dan Erna Irawati. 2016. Manajemen ASN. Jakarta: Lembaga istrasi Negara Republik Indonesia. Kusumasari, Bevaola, Septiana Dwiputrianti, dan Enda Laluk Allo. 2015. Akuntabilitas. Jakarta: Lembaga istrasi Negara Republik Indonesia. Latief, Yudi, Adi Suryanto, dan Abdul Aziz Muslim. 2015. Nasionalisme. Jakarta: Lembaga istrasi Negara Republik Indonesia. Pemerintah Indonesia. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara. Jakarta : Sekertariat Negara. Pemerintah Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Sekertariat Negara. Pemerintah Indonesia. 2009. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Jakarta : Sekertariat Negara. Pemerintah Indonesia. 2014. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Jakarta : Sekertariat Negara. Pemerintah Indonesia. 2014. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta : Sekertariat Negara. Tim Penulis Komisi Pemberantasan Korupsi. 2015. Anti Korupsi. Jakarta: Lembaga istrasi Negara Republik Indonesia. Whole-of-government approach | Glossary of for Conflict Management and Peacebuilding. (n.d.). Retrieved November 3, 2016,
from
http://glossary.usip.org/resource/wholegovernment-
approach 56
Yuniarsih, Tjutju, dan Muhammad Taufik. 2015. Komitmen Mutu. Jakarta: Lembaga istrasi Negara Republik Indonesia. Riskesdas. (2013). Laporan Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Sonokidul 2018 Dorland WA,Newman.2010.Kamus Kedokteran Dorland ed 31. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. P.702, 1003
57
Lampiran Biodata a.Identitas Diri Anita Dian Setyaningrum, A.Md,Gz
1
NamaLengkap
2
Jenis Kelamin
Perempuan
Formasi
Nutrisionis terampil
Jabatan NIP
19921008 201902 2 013
3 4 5
Tempat dan TanggalLahir
Blora, 8 Oktober 1992 Kunduran, RT 09 RW 01,
6
Alamat Rumah
7
Nomor Hp
085 325 016 826
8
Alamat Kantor
Jl. Raya Kunduran-Doplang Km.6
9
Alamat e-mail
[email protected]
Kec.Kunduran, Kab. Blora
b. Riwayat Pendidikan Nama Sekolah
Tahun Lulus
Jurusan
MI MUHAMMADIYAH KUNDURAN
2004
-
SMP NEGERI 1 KUNDURAN
2007
-
SMA NEGERI 1 BLORA
2010
IPA
POLTEKKES KEMENKES
2013
SEMARANG
58
D III GIZI