RSU TEUNGKU PEUKAN ACEH BARAT DAYA
FISIOTERAPI NO.PROSEDUR A/001
NO.REVISI
Jumlah Halaman 1/1
Ditetapkan Oleh Direktur RSU TEUNGKU PEUKAN Kabupaten Aceh Barat Daya PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit 02 Oktober 2017 Dr.Adi Arulan Munda Pembina /NIP.19750808 200804 1 001 Pengertian
Bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan/atau
kelompok
untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang
kehidupan
dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan
gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis) pelatihan fungsi, dan komunikasi.
Tujuan
Untuk meningkatkan atau memulihkan kembali kemampuan fungsional dengan mengurangi cacatan karena keterbatasan gerak dan kelemahan otot
Kebijakan
1. Dipimpin oleh seorang ahli fisioterapi dan dibantu oleh tenaga fisioterapi lainnya yang terampil dan terlatih 2. Tersedianya sarana dan prasarana serta fasilitas kerja yang memadai
Prosedur Tetap
1. Identifikasi masalah ( assesment ) - Melakukan pengkajian terhadap keadaan pasien - Melakukan pemeriksaan fisik - Menganalisa data dan - Menetapkan masalah 2. Perencanaan / program fisioterapi yang terdiri dari : - Menyusun prioritas masalah - Menentukan metode fisioterapi - Menyusun rencana evaluasi secara priodik pada setiap secion atau setiap tahap fisioterapi 3. Pelaksanaan Fisioterapi melaksanakan program yang telah kita tentukan 4. Evaluasi Membandingkan keadaan sekarang dengan keadaan sebelum nya 5. Dokumentasi /pencatatan Mencatat semua proses pelaksanaan Fisioterapi
Unit Terkait
1. Dokter spesialis 2. Dokter umum 3. FISIOTERAPI
FALSAFAH, TUJUAN DAN KERANGKA KONSEP PELAYANAN FISIOTERAPI No. Dokumen No. Revisi Halaman I/03 ………… 2/14
RSU TEUNGKU PEUKAN ACEH BARAT DAYA
Tgl. Terbit
Ditetapkan Oleh Direktur RSU TEUNGKU PEUKAN Kabupaten Aceh Barat Daya
02 Oktober 2017 PROSEDUR TETAP
Dr.Adi Arulan Munda
Pembina /NIP.19750808 200804 1 001
1. Falsafah Fisioterapi : 1.1 Berdasar nilai-nilai Pancasila yang menjujung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk individu dan sebagaititik sentral pembangunan menuju masyarakat adil makmur,profesi fisioterapi memandang kapasitas gerak dan fungsi tubuh adalah hak azazi manusia sebagai esensi dasar untuk hidup sehat dan sejahtera 1.2 Kapasitas gerak adalah elemen esensial dari sehat dan sejahtera. Gerak tergantung dari integritas dan fungsi koordinasi dari berbagai jenjang pada tubuh dan di pengaruhi oleh faktor-faktor internal maupun eksternal. 1.3 fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis), pelatihan fungsi, komunikasi. 1.4 Fisioterapis adalah seseorang yang telah lulus pendidikan fisioterapi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 1.5 Ilmu fisioterapi adalah sintesa ilmu biofisika, kesehatan dan ilmu-ilmu lain yang
mempunyai
hubungan dengan upaya pencegahan, intervensi dan rehabilitasi gangguan gerak fungsional serta promosi. Paradigma fisioterapi meliputi : gerak, individu, interaksi dan sehat-sakit 1.6 fisioterapi : Dalam melakukan pelayanan profesinya, fisioterapis mempunyai otonomi mandiri serta mempunyai hubungan yang sejajar dengan profesi kesehatan lain, dengan konsekuensi dan tanggung jawab serta mengatur dirinya sendiri berdasarkan landasan kode etik profesi fisioterapi, serta mendapatkan pengesahan dari Ikatan Profesi Fisioterapi dan peraturan perundangan yang berlaku. 1.7 Proses fisioterapi ialah kegiatan menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan asesmen dan pemeriksaan fisioterapi, penetapan diagnosa fisioterapi, rencana intervensi terapi, pelaksanaan intervensi terapi, evaluasi hasil intervensi terapi dan dokumentasi.
1.8 Cakupan Pelayanan Fisioterapi, sebagai bagian dari sistem pelayanan kesehatan. Fisioterapi merupakan pelayanan mandiri atau dalam tim pelayanan kesehatan lain, diatur dengan prinsipprinsip kode etik sendiri, dengan cakupan pelayanan : a. Promosi : Mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan bagi individu dan masyarakat umum. b. Pencegahan: Terhadap gangguan, keterbatasan fungsi, ketidakmampuan individu yang mempunyai resiko gangguan gerak akibat faktor-faktor kesehatan/ medik/sosial ekonomi dan gaya hidup. c. Pemulihan : Terhadap sistem integrasi tubuh yang diperlukan untuk pemulihan gerak, memaksimalkan fungsi, meminimalkan ketidak mampuan dan meningkatkan kualitas hidup individu dan atau kelompok yang mengalami gangguan sistem gerak 1.9 Prinsip-prinsip Kode Etik Fisioterapi dirumuskan dalam SK Menkes No.376/Menkes/SK/III/2007 berisikan garis-garis besar : a. Melayani siapapun yang membutuhkan tanpa deskriminasi. b. Memberikan pelayanan prifesional secara jujur, berkompeten dan bertanggung jawab. c. Menghargai hubungan multidisipliner dengan profesi pelayanan kesehatan lain dalam merawat pasien/klien. d. Mengakui batasan dan kewenangan profesi dan hanya memberikan pelayanan dalam lingkup fisioterapi. e. Menjaga rahasia pasien/klien yang dipercayakan kepadanya, kecuali untuk kepentingan hukum/pengadilan. f. Selalu memelihara standar kompetensi profesi fisioterapi dan selalu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan. g. Memberikan kontribusi dalam perencanaan dan pengembangan pelayanan untuk meningkatkan derajad individu dan masyarakat. 2. Tujuan : Agar masyarakat terlayani dalam hal problem dan kebutuhan akan kepenuhan gerak fungsional, melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam bentuk pelayanan fisioterapi : 2.1 Mengembangkan gerak potensial agar gerak aktual mencapai gerak fungsional. 2.2 Mengembangkan gerak potensial untuk meminimalkan kesenjangan gerak aktual dengan gerak fungsional 3. Kerangka konsep 3.1 Gerak manusia sebagai hasil fungsi integrasi koordinasi dari tubuh pada sejumlah tingkatan, dipengaruhi factor eksternal dan internal. Gerakan fungsional sebagai esensi untuk sehat dan sejahtera.
3.2 Individu manusia sebagai kesatuan tubuh, pikiran dan semangat, memiliki kesadaran akan kebutuhan dan tujuan gerak tubuhnya, memiliki kapasitas puntuk berubah sebagai hasil respon faktor-faktor fisik, psikologis, social dan lingkungan. 3.3 Interaksi manusia sebagai kemampuan dan prasarat untuk perubahan positif dalam perilaku gerak kearah yang berfungsi dalam kesehatan dan kesejahteraan. Interaksi berfungsi mencapai saling pengertian diantara fisioterapis, pasien, keluarga pasien, dan pelayanan lain, dalam menyusun pelayanan fisioterapi yang terintegrasi 3.4 Sehat-sakit: setiap individu mempunyai potensi gerak, gerak actual dan gerak fungsional. Sehat berarti gerak aktual sama dengan gerak fungsional. Sakit berarti ada kesenjangan antara gerak aktual dengan gerak fungsional. Agar gerak aktual mencapai gerak fungsional maka fisioterapi berperan mengembangkan potensi gerak. 3.5 Otonomi professional fisioterapis diperoleh agar fisioterapis bisa berpraktik berinteraksi dengan pasien, keluarga pasien, pelayanan lain demi tepatdan akuratnya intervensi fisioterapi. Otonomi profesional diperoleh fisioterapi melalui pendidikan tinggi ilmu fisioterapi dan dengan mengembangkan etik moral demi melayani pasien. 4. Acuan : 4.1 Keputusan IFI nomor : Kep/73/IV/2001/IFI tentang Standar Kopetensi Fisioterapi Indonesia. 4.2 Keputusan IFI nomor : Kep/100/VIII/2001/IFI tentang Kode Etik Fisioterapi Indonesia 4.3 Keputusan IFI nomor : Kep/101/VIII/2001/IFI tentang Standar Praktek Fisioterapi Indonesia. 4.4 KEPMENKES 1363, tentang Registrasi & Izin Praktek Fisioterapi. 4.5 KEPMENKES ,nomor : 778/MENKES/SK/VIII/2008,Tentang Pedoman pelayanan fisioterapi di sarana ksehatan 4.6 PERMENKES, nomor : 65 tahun 2015 tentang STANDAR PELAYANAN FISIOTERAPI
RSU TEUNGKU PEUKAN ACEH BARAT DAYA
STANDAR ASUHAN FISIOTERAPI NO.PROSED UR
NO.REVISI
Jumlah Halaman
A/002
1/1
Ditetapkan Oleh Direktur RSU TEUNGKU PEUKAN Kabupaten Aceh Barat Daya PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit 02 Oktober 2017 Dr.Adi Arulan Munda Pembina /NIP.19750808 200804 1 001
Pengertian
Standar asuhan fisioterapi ialah seperangkat kegiatan penyelenggaraan pelayanan fisioerapi
di
RS
agar
berlangsung
kegiatan
pelayanan
fisioterapi
yang
profesional,efektif dan efisien . Tujuan
Tersedianya pedoman bagi fisioterapis dan yang terkait dalam menjalankan sistem asuhan fisioterapi profesional pada pasien /klien
Kebijakan
1. Dipimpin oleh seorang ahli fisioterapi dan dibantu oleh tenaga fisioterapi lainnya yang terampil dan terlatih 2. Tersedianya sarana dan prasarana serta fasilitas kerja yang memadai
Prosedur Tetap
1. Tenagafisioterapi yang menyandang moral etisprofesikompetendan legal sesuaiperaturanperundang-undangan. 2. Falsafah, tujuan,dankebijakanpelayananfisioterapidirumuskanberdasarkanpadapancasila ,peraturanperundang-undangan . 3. Saranadanalatsesuaidengankebutuhan .
Unit Terkait
Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli
RSU TEUNGKU PEUKAN ACEH BARAT DAYA
STRUKTUR ORGANISASI PELAYANAN FISIOTERAPI No. Dokumen No. Revisi Halaman I/05 ………… 6/14 Ditetapkan Oleh Direktur RSU TEUNGKU PEUKAN Kabupaten Aceh Barat Daya
Tgl. Terbit ..
02 Oktober 2017 PROSEDUR TETAP
Dr.Adi Arulan Munda
Pembina /NIP.19750808 200804 1 001
Perencanaan pengorganisasian. Pelayanan fisioterapi mempunyai rencana pengorganisasian tertulis. Perencanaan tsb mencakup : -
Gambaran hubungan internal dan eksternal yang ada.
-
Hubungan eksternal bila ada, adalah antara komponen dalam pelayanan fisioterapi dimana pelayanan tsb merupakan suatu bagian dari organisasi.
-
Keyakinan bahwa pelayanan tersebut dilakukan langsung oleh fisioterapis.
-
Mencerminkan fungsi-fungsi personel dengan jelas.
-
Menentukan mekanisme pengendalian mutu dalam pelaksanaan pelayanan fisioterapi.
1. fungsi utama : Mengelola pelayanan fisioterapi sesuai dengan kaidah profesinal fisioterapi disesuaikan dengan visi, misi dan tujuan institusi. 2. Kedudukan dalam organisasi : 2.1 .Bertanggung jawab kepada atasan pelayanan fisioterapi yang ditetapkan oleh pimpinan RS/institusi. 2.2 .Membawahi segenap karyawan dalam satuan kerja pelayanan fisioterapi sesuai ketentuan institusi. 3 Uraian tugas : 3.1 Memimpin dalam merumuskan falsafah, tujuan, sasaran pelayanan fisioterapi sesuai dengan profesi dan institusi. 3.2 Mengelola pelayanan fisioterapi sesuai dengan ketentuan peraturan, perundangan, ketentuan profesi dan institusi. 3.3 Memimpin perumusan metoda kerja sesuai dengan kaidah profesi dan institusi. 3.4 Memimpin pengembangan profesi fisioterapi. 3.5 Memimpin pengembangan sumber daya manusia yang dibawahinya. 3.6 Menjalin kerjasama vertical dan horizontal dalam institusi. 3.7 Menjalin kerjasama professional dengan organisasi profesi dan pemerintah.
4 Batas wewenang : 4.1 Membuat dan atau mengesahkan pedoman dan teknis profesional pelayanan fisioterapi sesuai dengan kaidah profesi dan kebijakan institusi. 4.2 Membuat/memimpin, merumuskan program kerja jangka pendek dan jangka panjang pelayanan fisioterapi. 4.3 Membuat laporan kegiatan pelayanan fisioterapi kepada atasan yang berwenang dalam institusi. 4.4 Membuat laporan kepersonaliaan kepada atasan yang berwenang. 4.5 Membuat penilaian kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang dibawahinya. 4.6 Membuat laporan sarana dan prasarana dalam satuan kerjanya kepada atasan yang berwenang. 4.7 Membuat penilaian kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana. 5 Kualifikasi : Pendidikan : Diploma III Fisioterapi, diploma IV/S1 Fisioterapi, Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) Manajemen Pelayanan Fisioterapi 5.1 Pengalaman : Diploma III Fisioterapi, 3 tahun sebagai Fisioterapis. Diploma IV/S1/SKM, 1 tahun sebagai Fisioterapis.
A.
5.1.1 Keterampilan : Bahasa Inggris Intermediate. 5.1.2 Pelatihan : Diploma III/IV Fisioterapi, pelatihan manajemen 20 jam. Kebijakan dan prosedur. Pelayanan fisioterapi hrs mempunyai kebijakan dan prosedur tertulis yang menggambarkan tentang pelayanan, keberadaan dan kesesuaian pelayanan dengan misi, maksud dan tujuan dalam pelayanan fisioterapi tsb. Kebijakan dan prosedur tersebut : -
dapat ditinjau secara berkala dan diperbaharui bila perlu.
-
Berhubungan dengan peraturan dan hukum yang berlaku.
-
Berhubungan dengan dan tidak terbatas pada : a. Pendidikan klinis. b. Penelitian klinis c. Kolaborasi multidisipliner d. Kriteria akses pelayanan e. Kriteria penetapan awal dan pemberlanjutan pelayanan f. Kriteria terminasi pelayanan g. Kriteria tentang rujukan pd pelayanan kes lain yang tepat. h. Pemeliharaan peralatan i. Kontrol thd infeksi j. Keselamatan lingkungan k. Pengelolaan keuangan l. Uraian tugas dan jabatan. m. Asenmen yang kompeten n. Pertolongan pertama kedaruratan.
o. Perawatan dan perhatian thd pasien. p. Hak-hak pasien / klien. q. Pedoman asuhan pasien / klien. r. Kebijakan hubungan personel. s. Pengembangan kualitas dan penampilan pelayanan. t. Orientasi staf. u. Dokumentasi, penyimpanan data .
STRUKTUR PENGORGANISASIAN FISIOTERAPI RSUD TEUNGKU PEUKAN ACEH BARAT DAYA
KEPALA INSTALASI/UNIT FISIOTERAPI
PJ. RAWAT JALAN
PJ. RAWAT INAP
KETUA STAF FUNGSIONAL FISIOTERAPI STRASI
DIVISI MUSKULOSKELETAL/ORTHOPEDI
Keterangan
DIVISI PEDIATRI
DIVISI NEUROLOGI
RSU TEUNGKU PEUKAN ACEH BARAT DAYA
PROSEDUR RUJUKAN RAWAT JALAN PELAYANAN FISIOTERAPI No. Dokumen No. Revisi Halaman …………. ………… 9/14 Ditetapkan Oleh Direktur RSU TEUNGKU PEUKAN Kabupaten Aceh Barat Daya
Tgl. Terbit
02 Oktober 2017 PROSEDUR TETAP
Dr.Adi Arulan Munda
Pembina /NIP.19750808 200804 1 001 1. Pengertian: Prosedur rujukan rawat jalan pelayanan fisioterapi ialah tatacara yang perlu ditempuh untuk mendapatkan pelayanan fisioterapi. 2. Tujuan : Tersedianya pedoman pelayanan fisioterapi tentang rujukan masuk dan rujukan keluar pelayanan fisioterapi bagi pasien rawat jalan rumah sakit/sarana kesehatan. 3. Kebijakan : Fisioterapis dapat menerima pasien yang mengalami /berpotensi Mengalami gangguan gerak dan fungsi tubuh dengan melakukan pendaftaran secara langsung atau melalui rujukandari tenaga medis di poliklimik pada fasilitas pelayanan kesehatan setempat /Dokter penanggung jawab pelayanan ( DPJP )atau dari praktik mandiri dengan( membawa surat rujukan fisioterapi). 4.Prosedur -Pasien dapat memeriksakan diri ke dokter atau ke fisioterapis -Pasien mendapatkan surat rujukan fisioterapi pasien yang mengalami /berpotensi Mengalami gangguan gerak dan fungsi tubuh dengan melakukan pendaftaran secara langsung atau melalui rujukan dari tenaga medis di poliklimik pada fasilitas pelayanan kesehatan setempat /Dokter penanggung jawab pelayanan ( DPJP )atau dari praktik mandiri dengan( membawa surat rujukan fisioterapi) . petugas mengarahkan pasien ke bagian pelayanan fisioterapi (sesuai dengan tingkat fasilitas pelayanan kesehatan ). Fisioterapis menerima pasien, melakukan asesmen awal diperlukan untuk menemukan indikasi atau tidaknya program fisioterapi atau untuk mengarahkan kebutuhan fisioterapi yang tepat sesuai dengan kekhususannya. 5. Unit terkait : 5.2 Unit/instalasi rawat jalan 5.3 Unit/instalasi gawat darurat. 6. Acuan : - permenkes no.65 tahun 2015 7. Lampiran : Diagram Alur Rujukan Fisioterapi Pasien Rawat Jalan.
RSU TEUNGKU PEUKAN ACEH BARAT DAYA
PROSEDUR RUJUKAN RAWAT INAP PELAYANAN FISIOTERAPI No. Dokumen No. Revisi Halaman …………. ………… 11/14 Ditetapkan Oleh Direktur
Tgl. Terbit
RSU TEUNGKU PEUKAN Kabupaten Aceh Barat Daya
02 Oktober 2017
Dr.Adi Arulan Munda
Pembina /NIP.19750808 200804 1 001
Pengertian: Prosedur rujukan rawat inap pelayanan fisioterapi ialah tata cara yang perlu ditempuh untuk mendapatkan pelayanan fisioterapi. 2. Tujuan : Tersedianya pedoman pelayanan fisioterapi tentang pelayanan fisioterapi bagi pasien rawat inap rumah sakit/sarana kesehatan. 3. Kebijakan : Fisioterapis dapat menerima pasien yang mengalami /berpotensi Mengalami gangguan gerak dan fungsi tubuh dengan melakukan melalui rujukan dari tenaga medis di rawat inap pada fasilitas pelayanan kesehatan setempat /Dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP). 4.Prosedur a) DPJP membuat rujukan / permintaan secara tertulis kepada bagian fisioterapi/fisioterapis.selanjutnya petugas ruangan menyampaikan/bagian bersangkutan informasi rujukan kepada fisioterapis bersangkutan /bagian pelayanan fisioterapi untuk registrasi dan ditindak lanjuti. b) Selanjutnya fisioterapis dapat melakukan assessment awal untuk menemukan indikasi.Apailakukan bila tidak ditemukan indikasi,fisioterapis secaratertlis menyampaikankepada DPJP.Apabla di temukan indikasi, maka dapat langsung dilakukan proses fisioterapi selanjutnya sesuai prosedur fisioterapi,trmasuk menentukan tujuan /target,intervensi maupun episode pelayanan fisioterapinya,serta rencana evalusinya.Dalam proses tersebut,secara berkala fisioterapis menyampaikan informasi perkembangan secara tertulis dalam rekam medik.
c) petugas ruangan rawat inap memberikan/menyampaikan informasi kepada fisioterapis paling telat jam 15.00 dikarnakan jam kerja tenaga fisioterapis tidak ada shiff. d) Setelah program fisioterapi selesai,fisioterapi merujuk kembali kepada Dokter Penanggung Jawab Pasien dengan disertai catatan klinis fisioterapi termasuk rekomendasi apabila diperlukan dengan mempertimbangkan keberlanjutan program fisioterapi pasien setelah selesai perawatan di rumah sakit. d) Seluruh proses fisioterapi dicatat dalam rekam medic yang telah disediakan.termasuk istrasi keuangan.
5.Unit terkait : Unit/instalasi rawat Inap 6. Acuan : - permenkes no.65 tahun 2015 7. Lampiran : Diagram Alur Rujukan Fisioterapi Pasien Rawat Inap.
RSU TEUNGKU PEUKAN ACEH BARAT DAYA
ASSESMENT FISIOTERAPI NO.PROSEDUR
NO.REVISI
Jumlah Halaman
A/002
1/1
Ditetapkan Oleh Direktur RSU TEUNGKU PEUKAN Kabupaten Aceh Barat Daya PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit 02 Oktober 2017 Dr.Adi Arulan Munda Pembina /NIP.19750808 200804 1 001
Pengertian
Asesmen fisioterapi yaitu pemeriksaan pada perorangan atau kelompok untuk merumuskan keadaan nyata atau yang berpotensi untuk terjadi kelemahan keterbatasan fungsi, ketidakmampuan atau kondisi kesehatan laindengan cara pengambilan perjalanan penyakit,atau history taking, sceeening, tes khusus, pengukuran dan evaluasi dari hasil pemeriksaan melalui analisis dan sintesis dalam sebuah
proses
pertimbangan klinik dalam standar
asesmen
dikembangkan teknis pengukuran yang dilakukan untuk proses pengumpulan data. Tujuan
Untuk melakukan pengkajian, pemeriksaan fisik ,menganalisa data, dan menetapkan masalah /diagnose
Kebijakan
1. Dipimpin oleh seorang ahli fisioterapi dan dibantu oleh tenaga fisioterapi lainnya yang terampil dan terlatih 2. Tersedianya sarana dan prasarana serta fasilitas kerja yang memadai
Prosedur Tetap
1. 2. 3. 4. 5.
Unit Terkait
Identifikasi masalah ( assesment ) Melakukan pengkajian terhadap keadaan pasien Melakukan pemeriksaan fisik Menganalisa data dan Menetapkan masalah
FISIOTERAPI