PENGGUNAAN NEBULIZER ULTRASONIK No. Dokumen 13.01.003 TanggalTerbit : Standar Operasional Prosedur Pengertian
No. Revisi : -
Halaman : 1-2
Ditetapkan Oleh : Direktur
Maret 2016 Lia Yuliani, dr., MM. Nebulizer ultrasonik adalah suatu alat yang dapat menghantarkan zat dalam bentuk aerosol kedalam saluran pernapasan.
Tujuan
Sebagai acuan penggunaan nebulizer ultrasonik yang dapat digunakan untuk melembabkan saluran napas, mengencerkan dahak.
Kebijakan
1. 2. 3. 4. 5.
Prosedur
UU RI No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan UU RI No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik UU RI No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan UU RI No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Kepmenkes No. 1363 Tahun 2001 tentang Registrasi dan Izin Praktik Fisioterapis 1. Lakukan 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun ) 2. Pastikan identitas pasien (nama yang terdiri dari dua kata, tanggal lahir) 3. Jelaskan kepada pasien latihan yang akan dilakukan dan proses yang akan terjadi saat dilakukanterapi 4. Melakukan pemeriksaan vital sign. 5. Membaca program yang harusdiberikan 6. Pengecekanalat: Cek volume dan kondisi air, bila kurang dan bersih ditambahkan air, bila kotor dibuang dan diisi kembali sesuai batas area. 7. Pengisian zat yang dibutuhkan kedalam nebulizer chamber sesuai dengan dosis. 8. Posisi selang tidak dalam keadaan melingkar. 9. Posisikan pasien sesuai dengan kebutuhan dan senyaman mungkin. 10. Pasang face mask pada posisi yang tepat 11. Nyalakan nebulizer dengan menekan tombol ON pada power switch dan atur volume output. 12. Putar timer sesuai dengan kebutuhan. Jangan
mengangkat nebulizer chamber dalam keadaan mesin menyala. 13. Setelah selesai matikan mesin dengan menekan tombol OFF. 14. Lakukan evaluasi vital sign pada pasien: hitung Respirasi, denyut nadi (heart rate). 15. Ucapkan salam. 16. Celupkan selang dan face mask kedalam cairan disinfektan lalu bilas dengan air mengalir. Bila menggunakan dispossible langsung dibuang/ dibawa pulang oleh pasien. 17. Rapikan kembali alat keposisi semula. 18. Cantumkan tindakan, nama, dan tanda tangan pelaksana pada rekam medis. Instalasi Terkait
Poli Rehabilitasi Medik
Dokumen Terkait
1. Pedoman Pelayanan Rehabilitasi Medik 2012 2. Layanan Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi 2013
PENGGUNAAN TERAPI LISTRIK No. Dokumen : 13.01.004 Tanggal Terbit : Standar Operasional Prosedur Pengertian
No. Revisi : -
Halaman : 1-2
Ditetapkan Oleh : Direktur
Maret 2016 Lia Yuliani, dr., MM. Terapi dengan menggunakan arus listrik, berupa TENS, ES,
Tujuan
Sebagai acuan penggunaan terapi listrik yang dapat berfungsi untuk mengurangi nyeri, rileksasi otot, mengurangi kelainan obyektif pasien.
Kebijakan
1. 2. 3. 4. 5.
Prosedur
UU RI No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan UU RI No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik UU RI No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan UU RI No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Kepmenkes No. 1363 Tahun 2001 tentang Registrasi dan Izin Praktik Fisioterapis. 1. Lakukan 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun ) 2. Pastikan identitas pasien (nama yang terdiridaridua kata, ,tanggal lahir) 3. Jelaskan kepada pasien latihan yang akan dilakukan dan proses yang akan terjadi saat dilakukan terapi. 4. Pastikan alat terapi dalam kondisi baik. Sambungkan kanel power alat ke sumber listrik. 5. Pastikan pad dalam kondisi lengket agar menempel sempurna pada tubuh pasien. 6. Posisikan pasien sesuai posisi yang dibutuhkan namun senyaman mungkin. 7. Bebaskan area tubuh pasien yang akan diterapi dari pakaian dan bahan-bahan metal 8. Bersihkan area tubuh pasien yang akan terapi dengan alkohol. Pasang pad pada area yang akan diterapi. 9. Nyalakan tombol ON. 10. Tentukan jenis terapi yang dibutuhkan (TENS / ES) 11. Tentukan dosis yang dibutuhkan (frekuensi,intensitas, durasi, gelombang. Kemudian tekan tombol START 12. Setelah selesai, pastikan alat dalam posisi seperti semula.
13. Melepaskan pad daritubuh pasien. 14. Setelah dilakukan terapi dilakukan evaluasi dan dilihat kemajuan pasien (dapat dinilai dengan VAS untuk nyeri atau nilai ROM untuk mobilisasi sendi) 15. Matikan alat dengan menekan tombol OFF. 16. Cabut kabel power dari sumber listrik. 17. Persilahkan pasien untuk memakai pakaiannya kembali. 18. Ucapkan salam. 19. Rapikan alat. 20. Cantumkan tindakan, nama, dan tanda tangan pelaksana pada rekam medis. Instalasi Terkait
Poli Rehabilitasi Medik
Dokumen Terkait
1. Pedoman pelayanan rehabilitasi medik 2012 2. LayananKedokteranFisikdanRehabilitasi 2013
IRR No. Dokumen : 13.01.005 Tanggal Terbit : Standar Operasional Prosedur Pengertian Tujuan Kebijakan
Prosedur
No. Revisi : -
Halaman : 1
Ditetapkan Oleh : Direktur
Maret 2016 Lia Yuliani, dr., MM. Merupakan salah satu modalitas fisioterapi dengan menggunakan infra merah yang mempunyai efek hangat. Mengurangi nyeri, rileksasi otot, dan vasodilatasi sehingga dapat melancarkan peredaran darah, sebagai acuan untuk terapi dengan menggunakan modalitas panas. 1. UU RI No. 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan 2. UU RI No. 25 Tahun 2009 Tentang PelayananPublik 3. UU RI No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan 4. UU RI No. 44 Tahun 2009 Tentang RumahSakit 5. Kepmenkes No. 1363 Tahun 2001 tentang Registrasi danIzin Praktik Fisioterapis 1. Lakukan 5S (senyum,sapa,salam,sopan, santun ) 2. Pastikan identitas pasien (nama yang terdiri dari dua kata, ,tanggal lahir,) 3. Jelaskan kepada pasien latihan yang akan dilakukan dan proses yang akan terjadi saat dilakukan terapi. 4. Baca program yang diberikan 5. Pengecekan alat. 6. Pastikan pasien tidak menggunakan bahan yang dapat menyerap panas berlebih 7. Hubungkan alat dengan sumber listrik 220 VAC 8. Posisikan pasien senyaman mungkin dan hindarkan pasien dari benda yg dapat menghalangi penetrasi sinar infra merah ke jaringan. 9. Atur jarak antara IRR dengan jaringan yang akan diterapi. Sekitar 40cm – 45 cm dari tubuh pasien 10. Nyalakan unit dengan memutar tombol ON/OFF 11. Intensitas berdasarkan lama waktu terapi. Maksimal 15 menit penyinaran. 12. Setelah terapi selesai matikan alat dan cabut kabel power dari sumber listrik. 13. Ucapkan Salam
Instalasi Terkait Dokumen Terkait
Poli Rehab Medik 1. Pedoman pelayanan rehabilitasi medik 2012 2. LayananKedokteranFisikdanRehabilitasi 2013
PENGGUNAAN MICROWAVE DIATERMI No. Dokumen : 13.01.006 TanggalTerbit : Standar Operasional Prosedur Pengertian
No. Revisi : -
Halaman : 1–2
Ditetapkan Oleh : Direktur
Maret 2016 Lia Yuliani, dr., MM. MicroWave Diathermy (MWD) adalah suatu alat terapi modalitas panas yang menggunakan gelombang elektro magnetik pada frekuensi 915 dan 2450 MHz untuk memanaskan jaringan dengan konveksi.
Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk terapi modalitas panas
Kebijakan
1. 2. 3. 4. 5.
Prosedur
UU RI No. 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan UU RI No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik UU RI No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan UU RI No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Kepmenkes No. 1363 Tahun 2001 Tentang Registrasi dan Izin Praktik Fisioterapis 1. Lakukan 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun) 2. Pastikan identitas pasien (nama yang terdiri dari dua kata, tanggal lahir) 3. Jelaskan kepada pasien latihan yang akan dilakukan dan proses yang akan terjadi saat dilakukan terapi. 4. Baca program yang diberikan 5. Pengecekan alat, pastikan alat dalam kondisi baik 6. Hubungkan alat dengan sumber listrik 7. Nyalakan alat dengan menekan power switch. “I” 8. Posisikan pasien senyaman mungkin, sesuai dengan bagian atau area yang akan diterapi 9. Posisikan probe. 10. Pilih output terapi, continous atau pulsa 11. Menentukan intensitas sesuai dengan toleransi (ambang rangsang) pasien. 12. Setelah selesai, pindahkan atau kembalikan probe ke posisi semula, dan kembalikan intensitas ke posisi nol 13. Matikan alat dengan menekan power switch ke posisi “O”
14. Lakukan evaluasi pada pasien 15. Ucapkan salam 16. Cabut kabel power alat dari sumber listrik 17. Rapikan alat keposisi semula 18. Cantumkan tindakan, nama dan tanda pelaksana pada rekam medis. Instalasi Terkait Dokumen Terkait
1. Pedoman pelayanan rehabilitasi medik 2012 2. Layanan Kedokteran Fisikdan Rehabilitasi 2013
tangan
SHORTWIVE DIATHERMY No. Dokumen : 13.01.007
No. Revisi : -
Halaman : 1-2
Ditetapkan Oleh : Standar Operasional Prosedur Pengertian
Tujuan Kebijakan
Prosedur
Tanggal Terbit :
Short Wave Diathermy (SWD) adalah suatu alat terapi modalitas panas yang menggunakan gelombang elektromagnetik pada frekuensi 27,12 MHz untuk memanaskan jaringan dengan konveksi. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk terapi modalitas panas 1. 2. 3. 4. 5.
UU RI No. 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan UU RI No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik UU RI No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan UU RI No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Kepmenkes No. 1363 Tahun 2001 tentang Registrasi dan Izin Praktik Fisioterapis 1. Lakukan 5 S (senyum, sapa, salam, sopan, santun ) 2. Pastikan identitas pasien (nama yang terdiri dari dua kata, ,tanggal lahir,) 3. Jelaskan kepada pasien latihan yang akan dilakukan dan proses yang akan terjadi saat dilakukan terapi. 4. Baca program yang diberikan 5. Pengecekan alat, pastikan alat dalam kondisi baik 6. Hubungkan alat dengan sumber listrik 7. Nyalakan alat dengan menekan power switch berwarna merah ke dalam. 8. Posisikan pasien senyaman mungkin, sesuai dengan bagian atau area yang akan diterapi 9. Posisikan probe. Tentukan durasi sesuai kebutuhan 10. Menentukan intensitas sesuai dengan toleransi (ambang rangsang) pasien 11. Setelah selesai, pindahkan atau kembalikan probe ke posisi semula. 12. Matikan alat dengan menekan power switch 13. Lakukan evaluasi pada pasien 14. Ucapkan salam 15. Cabut kabel power alat dari sumber listrik 16. Rapikan alat keposisi semula
17. Cantumkan tindakan, nama dan tanda tangan pelaksana pada rekam medis Instalasi Terkait Dokumen Terkait
1. Pedoman pelayanan rehabilitasi medik 2012 2. Layanan Kedokteran Fisik dan Reha.bilitasi 2013
ULTRASOUND No. Dokumen: 13.01.008 Standar Operasional Prosedur
Pengertian Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Tanggal Terbit :
No. Revisi : Halaman : 1-2 Ditetapkan Oleh : Direktur
Maret 2016 Lia Yuliani, dr., MM. Merupakan alat terapi dengan menggunakan gelombang suara. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk terapi dengan menggunakan modalitas ultrasound yang juga mempunyai efek berupa: Mengurangi nyeri, vasodilatasi, perbaikan jaringan. 1. UU RI No. 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan 2. UU RI No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik 3. UU RI No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan 4. UU RI No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit 5. Kepmenkes No. 1363 Tahun 2001 Tentang Registrasi dan Izin Praktik Fisioterapis. 1. Lakukan 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun) 2. Pastikan identitas pasien (nama yang terdiridaridua kata, tanggal lahir) 3. Jelaskan kepada pasien latihan yang akan dilakukan dan proses yang akan terjadi saat dilakukan terapi. 4. Membaca program yang diberikan 5. Pengecekan alat, pastikan alat dalam kondisi baik 6. Hubungkanalat dengan sumber listrik 7. posisikan pasien senyaman mungkin, sesuai dengan bagian atau area yang akan diterapi. 8. Nyalakan tombol ON. Tentukan frekuensinya, 1 atau 3 MHz dengan menekan tombol frekuensi. 9. Pilih mode Ultrasound, continuous atau pulsed. 10. Putar waktu yang dibutuhkan 11. Tentukan intensitasnya kemudian tekan tombol START 12. Setelah terapi selesai, alat akan otomatis kembali ke intensitas nol. 13. Bersihkan bagian tubuh pasien yang diterapi dan bersihkan probe dari gel. Simpan probe ditempat semula. 14. Lakukan evaluasi pada pasien 15. Ucapkan salam 16. Cabut kabel power alat dari sumber listrik
17. Rapikan alat keposisi semula 18. Cantumkan tindakan, nama dan tanda tangan pelaksana pada rekam medis Instalasi Terkait Dokumen Terkait
1. Pedoman pelayanan rehabilitasi medik 2012 2. LayananKedokteranFisikdanRehabilitasi 2013