Hipotiroid KASUS Ny Y usia 48 tahun mengeluh kelelahan, sering merasa kedinginan, susah BAB dan adanya peningkatan berat badan. Dari pemeriksaan fisik terjadi pembesaran pada kelenjar tiroid di daerah leher. Hasil pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya penurunan T3 dan T4 serum. 1. Kemungkinan penyakit yang dialami Ny Y adalah… a. Hipotiroid b. Hipertiroid c. Hipoparatiroid d. Hiperparatiroid e. Anoreksia Pembahasan : gejala khas pada penyakit hipotiroid adalah kelehan, hipotermi, konstipasi dan adanya peningkatan BB, hal ini terjadi karena adanya penurunan metobilsme dalam tubuh. 2. Istilah lain untuk T4 adalah a. Tiroksin b. Parathormon c. Triioditironin d. Paratiroid e. Krikoid Pembahasan : T4 merupakan hormone yang mengandung iodium yang berasal dari asam amino tirosin dengan nama lain tetraiodotironin ata tiroksi. Sedangkan nama lain dari T3 adalah Triiootironin. 3. Adanya pembesaran kelenjar tiroid di daerah leher Ny. Y dinamakan dengan… a. Kista b. Goiter c. Edem d. Tumor e. Neoplasma Pembahasan : Pembesaran kelenjar tiroid atau yang sering disebut dengan gondok atau goiter, hal ini terjadi karena kelenjar tiroid menerima rangsanya yang berlebiha. Dapat terjadi pada hipotiroid primer.
KASUS
Seorang wanita, usia 28 tahun, BB 40 kg, TB 160 cm. Riwayat penyakit 2 tahun yang lalu pasien pernah melakukan pengobatan di Puskesmas dengan keluhan da benjolan di leher depan dan nyeri tekan, pasien juga merasa dada sering berdebar-debar dan badannya tetap kurus. Hasil pemeriksaan fisik jantungnya membesar, nadi < 60 x/menit, matanya exofthalmus, berjolan di leher, dan rasa nyeri. Pemeriksaan laboraturium TSH < 0,004uIU/ml. FT 20u g/dl. Kemudian oleh dokter disarankan untuk melakukan pemeriksaan iodium radioaktif dan fineddleaspirationbiospy (FNAB). Pemeriksaan penunjang pada umumnya pemeriksaan hipotiroid, umumya didapat benjolan (goiter). Hal-hal yang dinilah adalah 1. Jumlah nodul : soliter atau multiple, 2. Konsistensi : lumak, kistis, keras, sangat keras, 3. Nyeri pada penekanan : ada/tidak, 4. Pembesaran kelenjar getah bening disekitar tiroid : ada/tidak. Diagnose pasti didapatkan melalui pemeriksaan laboraturium TSHs dan T4. Bila memungkinkan dapat pula dengan T3. Didapatkan reflek tendon yang menurun. Pada pemeriksaan fisik kulit terasa kasar, kering, dan dingin. Suara agag serak, lidah tebal, tekaknan darah sedikit tinggi, kadang-kadang terdengar ronchi. Reflek fisiologis, daya piker dan bicara sedikit lambat. Sering dijumpai rentensi cairan pada jaringan longgar. Pada kondisi yang berat dapat timbul hipotermi, hipoventilasi, bradikardi, amenore dan depresi. Laboraturium karateristik, pemeriksaan laboraturium pada hipotiroid adalah 1) Hipotiroidisme klinis ditandai dengan kadar TSH tinggi dan T4 bebas kadar T4 rendah. 2) hipotiroidisme sub klinis ditandai dengan kadar TSH dan T4 bebas yang tinggi Y3 dalam batas normal 4. Buatlah patoflow dari kasus diatas sampai didapatkannya masalah keperawatan ! 5. Susunlah diagnose keperawatan dari 3 diagnosa keperawatan utama. Masing-masing diagnose terdiri dari 3 intervensi dan rasional
Pembahasan : Virus Hashimoto
Tiroiditis
Malfungsi hipotalamus
Malfungsi hipofisis
Otot kekurangan O2
Proses oksidasi anaerob
Asam laktat ↑
1. Diagnosa Keperawatan a. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan
Myalgia
b. Hipotermia berhubungan dengan produksi panas berkurang, penurunan metabolisme c. Konstipasi berhubungan dengan gerakan peristaltik berkurang dan imobilitas d. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi e. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan metabolisme f. Kurang pengetahuan (penyakit, kondisi, pengobatan dan perawatan) berhubungan dengan kurangnya informasi
2. Intervensi Keperawatan NO DIAGNOSA 1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan
2.
TUJUAN Meningkatkan partisipasi dalam aktivitas dan kemandirian Kriteria hasil : 1. Mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri dan meningkatkan kegiatan secara bertahap 2. Melaporkan penurunan tingkat kelelahan 3. Tanda-tanda vital dalam batas normal ( T= 36,5-37,2˚C; N= 60-100 kali/menit; TD= 100-140/ 80-90 mmhg; RR= 12-20 kali/ menit) 4. Melaporkan tidak adanya rasa nyeri dada, peningkatan kelelahan, atau gejala sesak napas yang menyertai peningkatan aktivitas
INTERVENSI RASIONAL 1. Bantu klien dalam 1. Membantu pasien mengidentifikasi memilih aktivitas aktivitas yang bertahap yang mampu dilakukan sesuai dengan kemampuan fisik, 2. Atur interval waktu psikologi dan sosial antar aktivitas 2. Mendorong untuk aktivitas sambil meningkatkan memberikan istirahat dan latihan kesempatan untuk yang dapat ditolerir mendapatkan 3. Bantu aktivitas istirahat yang perawatan mandiri adekuat ketika pasien 3. Memberi berada dalam kesempatan pada keadaan lelah pasien untuk 4. Berikan stimulasi berpartisipasi dalam melalui percakapan aktivitas perawatan dan aktivitas yang mandiri tidak menimbulkan 4. Meningkatkan rasa stres perhatian tanpa 5. Monitor respon terlalu pasien dan tandamenimbulkan stress tanda vital terhadap pada pasien peningkatan 5. Menjaga pasien aktivitas agar tidak melakukan aktivitas yang berlebihan atau kurang
Hipotermia Pemeliharaan suhu tubuh berhubungan yang sesuai dengan produksi Kriteria hasil : panas 1. Melaporkan berkurang, berkurangnya penurunan gangguan rasa metabolisme nyaman dan intoleransi terhadap hawa dingin
1. Beri tambahan 1. Meminimalkan lapisan pakaian kehilangan panas atau tambahan selimut 2. Meningkatkan 2. Lindungi terhadap tingkat kenyamanan pajanan hawa pasien dan dingin dan menurunkan lebih hembusan angin lanjut kehilangan 3. Beritahu pasien panas dan keluarga untuk
2. Melaporkan rasa hangat yang adekuat dan berkurangnya gejala menggigil 3. Suhu tubuh dalam rentang normal (T= 36,5-37,2˚C)
3.
Konstipasi berhubungan dengan gerakan peristaltik berkurang dan imobilitas
Mempertahankan pola defekasi sebelum sakit (defekasi normal) Kriteria hasil : 1. Bebas dari ketidaknyamanan dan konstipasi 2. Mengidentifikasi indikator untuk mencegah konstipasi (Mengenali dan mengonsumsi makanan tinggi serat dan minum cairan sesuai yang dianjurkan setiap hari, aktivitas cukup) 3. Feses lunak dan berbentuk
menghindari 3. Mengurangi risiko penggunaan vasodilatasi perifer sumber panas dari dan kolaps vaskuler luar ( bantal pemanas, selimut listrik) 4. Suhu tubuh terlalu 4. Diskusikan tentang rendah pentingnya menyebabkan pengaturan suhu jantung, sistem dan kemungkinan syaraf dan organ efek negatif dari tubuh lain tidak kedinginan dapat bekerja secara optimal dapat menyebabkan kegagalan fungsi, sehingga pasien dan keluarga paham dan 5. Monitor suhu segera melaporkan minimal tiap 2 jam apabila terdapat tanda-tanda hipotermi 5. Mendeteksi penurunan suhu tubuh dan dimulainya koma miksedema 1. Dorong 1. Asupan cairan peningkatan cukup dapat asupan cairan melunakkan feses dalam batas-batas retriksi cairan 2. Mobilitas dapat 2. Dorong pasien membantu meningkatkan meningkatkan mobilitas dalam peristaltik usus batas-batas toleransi latihan 3. Meningkatkan masa 3. Berikan makanan feses dan frekuensi tinggi serat buang air besar 4. Makanan banyak 4. Beritahu pasien mengandung air dan keluarga dapat melunakkan tentang jenis-jenis feses makanan yang banyak 5. Laksatif dapat mengandung air melunakkan feses 5. Kolaborasi dengan dokter pemberian laksatif bila 6. Memungkinkan diperlukan deteksi konstipasi 6. Pantau bising usus, dan pemulihan pantau frekuensi, kepada pola
konsistensi warna feses
dan
defekasi normal
yang
4.
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi
Perbaikan status respiratorius dan pemeliharaan pola napas yang normal Kriteria hasil: 1. Memperlihatkan perbaikan status pernapasan dan pemeliharaan pola pernapasan yang normal 2. Tidak ada bunyi nafas abnormal, frekuensi, irama dan kedalaman pernapasan dalam batas normal 3. Mampu mendemonstrasikan batuk efektif 4. Tanda-tanda vital dalam batas normal ( T= 36,5-37,2˚C; N= 60-100 kali/menit; TD= 100-140/ 80-90 mmhg; RR= 12-20 kali/ menit)
1. Observasi vital 1. Mengetahui sign tiap 8 jam frekuensi 2. Pantau frekuansi, pernapasan, suhu, kedalaman, pola nadi dan tekanan pernapasan darah pasien 3. Dorong pasien 2. Mengidentifikasi untuk napas dalam hasil pemeriksaan dan batuk dasar untuk 4. Posisikan pasien memantau untuk perubahan memaksimalkan selanjutnya dan ventilasi mengevaluasi 5. Berikan terapi efektivitas oksigen intervensi 3. Mencegah aktifitas dan meningkatkan aktifitas yang adekuat 4. Mempermudah pasien untuk bernapas 5. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen
5.
Gangguan Menunjukkan perbaikan nutrisi kurang status nutrisi dari kebutuhan Kriteria hasil : tubuh 1. Berat badan tidak berhubungan bertambah atau tidak dengan berkurang sampai ke penurunan berat badannya metabolisme sebelum sakit dan nafsu makan 2. Mampu menurun mengidentifikasi kebutuhan nutrisi 3. Tidak ada tandatanda malnutrisi
1. Untuk mengetahui frekuensi bising usus 2. Untuk mengetahui berat badan pasien 3. Memenuhi kecukupan nutrisi yang tidak terpenihi 4. Meminimalkan kehilangan panas 5. Meningkatkan nafsu makan pasien
6.
Kurang pengetahuan (penyakit, kondisi,
1. Observasi bising usus tiap pagi 2. Timbang berat badan tiap pagi 3. Anjurkan pasien untuk diet tinggi kalori, tinggi protein 4. Dorong peningkatan asupan cairan 5. Kolaborasi pemberian suplemen vitamin B kompleks Pengetahuan pasien dan 1. Gambarkan proses keluarga meningkat penyakit dengan Kriteria hasil : cara yang tepat dan berikan informasi
1. Setiap pasien atau keluarga memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda,
pengobatan dan 1. Menyatakan paham perawatan) tentang penyakit, berhubungan kondisi dan program dengan pengobatanserta kurangnya perawatan informasi 2. Mampu mengelola obat yang sudah diresepkan 3. Mampu menguraikan kembalitentang penyakit dan program pengobatan dengan benar 4. Mengenali efek samping yang merugikan atau timbulnya kembali gejala hipotiroidisme
2.
3.
4.
5.
mengenai kondisi pasien Bantu pasien menyusun jadwal dan ceklis untuk memastikan pelaksanaan sendiri terapi penggantian hormon tiroid Jelaskan efek samping pemberian obat dengan dosis berlebihan atau kurang Jelaskan perlunya tindak lanjut jangka panjang kepada pasien dan keluarga Rujuk pasien pada grup atau komunitas yang mempunyai masalah yang sama dengan pasien dengan cara yang tepat
2.
3.
4.
5.
mempersiapkan psikologis pasien dan keluarga Memastikan bahwa obat yang diberikan seperti yang diresepkan dan tepat waktu Sebagai pengecekan bagi pasien apakah tujuan terapi sudah terpenuhi Meningkatkan kemungkinan bahwa hipotiroidisme akan dapat dideteksi dan diobati Dengan sharing kepada peer groupnya, diharapkan pasien dan keluarga dapat menemukan solusi dalam mengatasi masalah yang dihadapi selama pengobatan dan perawatan mandiri
KASUS
Seorang pria usia 50 tahun mengeluh sulit BAB, sering merasa lelah tanpa sebab yang jelas, sering merasa kedinginan di ruangan bersuhu normal, dan mengalami kenaikan berat badan. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan rambut rontok, kelopak bawah mata sembab, Adanya penumpukan lemak atau plak kuning di sudut mata, kulit kering dan bersisik, dan kuku menebal, TD= 90/70 mmhg; N= 60x / menit; RR= 26x/ menit; T= 36˚C. Hasil pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya penurunan T3 dan T4 serum. 6. Kemungkinan masalah keperawatan yang dialami oleh pasien tersebut kecuali ... a. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d lambatnya laju metabolisme tubuh b. Hipotermi b.d penurunan metabolisme c. Konstipasi b.d gerakan peristaltik berkurang dan imobilitas d. Gangguan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d lambatnya laju metabolisme tubuh e. Intoleransi aktivitas b.d kelelahan Jawaban : D 7. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien diatas adalah.... A. Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam B. Memberikan kompres hangat
C. Memposisikan pasien semi fowler D. Membantu pasien dalam mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan E. Memonitor berat badan pasien dengan menimbang berat badan tiap hari Jawaban : E 8. Saat pemeriksaan fisik bagian kepala pada pasien dengan hipotiroid akan ditemukan ciri-ciri berikut, kecuali ... A. Kelopak bawah mata sembab B. Adanya penumpukan lemak atau plak kuning di sudut mata C. Adanya oedema pada seluruh wajah D. Adanya xanthelasma E. Kerontokan alis Jawaban : C 9. Mengapa pada pengkajian riwayat penyakit dahulu pasien dengan hipotiroid dikaji terkait terapi radioiodin sebelumnya? Jawaban : Karena radioiodin merupakan yodium radioaktif untuk menghancurkan sel penghasil hormon dan efek samping dari terapi ini ialah hipotiroid. 10. Apakah akibatnya ibu yang sedang hamil terdiagnosa hipotiroid ? dan sebutkan makanan yang mengandung iodin untuk mengatasi hipotiroid ! Pembahasan : Hormon tiroid berperan penting dalam perkembangan saraf selama awal kehamilan. Hipotiroid yang tidak terdeteksi hingga trimester pertama dapat mengakibatkan terjadinya penurunan fungsi intelektual dan fungsi kognitif pada anak. Wanita yang terdiagnosa hipotiroid beresiko tinggi akan mengalami komplikasi obstetrik seperti abostus, anemia,hipertensi dalam kehamilan dan pendarahan. Jenis-jenis makanan yang mengandung iodin yaitu seperti telur, ikan laut, susu, daging, gandum, sayur-sayuran dan buah-buahan (Garry, 2013) 11. Ny. N, 29 tahun rutin melakukakn pemeriksaan kehamilan di Poli Kebidanan dan Kandungan. Dari buku KIA yang dibawanya didapatkan data usia kehamilannya saat ini terhitung sudah masuk ke minggu-21. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan tekan darah dan hasilnya (150/90mmHg). Saat ditanya pasien mengtakan bahwa tidak ada riwayat hipertensi sebelumnya, termasuk preeklamsia dan eklamsia. Kemudian dokter mengatakan bahwa Ny.N mengalami Hipertensi Gestasional. Setelah dilakukan pemeriksaan penunjang, didapatkan hasil bahwa Ny N menderita Hipotiroid Subklinis. Jelaskan apa perbedaan hipotiroid subklinis dan hipotiroid over/jelas ?
Pembahasan: Subklinis hipotiroid merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan peningkatan kadar TSH akan tetapi FT4 dalam batas normal sedangkan hiporiroid over adalah kelainan klinis
yang paling umum terjadi yang terdefinisikan peningkatan kadar TSH dan FT4 nya menurun.