II. SATUAN TERNAK DAN KOEFISIEN TEKNIS Analisa Usaha Ternak Perah
BY : TATI VIDIANA SARI, S.Pt. MP
Satuan Ternak (ST) Ukuran yang digunakan untuk menghubungkan berat badan ternak dengan jumlah pakan ternak yang dikonsumsi. Contoh:4 sapi dewasa sama dengan 4 ST Pakan ternak yang tersedia 2 ST Rasio pakan : ternak = ½ Jadi hanya tersedia pakan ½ dari kebutuhan. Daftar Satuan Ternak : 1. Sapi Dewasa (Lebih dari 2 tahun) 2. Sapi Muda (1-2) 3. Pedet
: : :
MK.Manajemen Ternak Pera
1 0,50 0,25
2
Padang Rumput Lahan 5 ha menghasilkan 52 ton rumput segar oleh karena 1 ST memerlukan 35 kg hijauan per hari maka setahun dibutuhkan 365 x 35 kg=12.775 kg rumput. Jadi daya tampung padang rumput tersebut adalah 52.000:12.775=4,07 ST/tahun atau 4 ekor sapi dewasa MK.Manajemen Ternak Pera
3
Luas Kandang 1 ST memerlukan luas kandang 2 x 1½ = 3 m2 Contoh : 5 induk sapi = 5 ST 1 pejantan = 1 ST 5 dara = 2,5 ST 6 jantan muda = 3 ST 10 anak sapi = 2,5 ST --------Jumlah = 14 ST = 14 x 3 m2 = 42 m2 Contoh : 1 ekor domba/kambing dewasa = 0,14 ST maka pada luasan kandang 3 m2 (1ST) daya tampung 1:0,14=7 ekor domba/kambing MK.Manajemen Ternak Pera
4
USAHA TERNAK SAPI PERAH Satuan Ternak Sapi dewasa < 2 tahun = 1 ST Sapi muda 1-2 tahun = ½ ST Anak sapi > 1 tahun = ¼ ST Syarat bibit Umur 1,5 - 2 tahun (2-4 gigi seri berganti) Faktor pengelolaan produksi Jumlah induk laktasi harus < 80% dari jumlah induk. Masa laktasi 9-10 bulan, sebaiknya 300 hari/tahun. Interval beranak : 12-13 bulan. MK.Manajemen Ternak Pera
5
Masukan Fisik Pakan Ternak 1 ST = 35 kg rumput (10% berat induk) atau 10,5 kg bahan kering/hari (3% berat badan) Konsentrat : 1,4 kg/hari (90,4% berat badan) atau 1 ST=1,4 kg hari Kandang 1 ST = 3m 2 luas kandang Tenaga Kerja 1 ST = 16/th Pengobatan 1 ST = 1 unit/th
Hasil Fisik 1. 2. 3. 4. 5.
Hasil produksi susu (dikurangi pemberian pada anak sapi, dan rusak) Anak sapi jantan 2 bulan (sapi jantan muda 1,5-2 tahun bila dibesarkan) Induk tua/afkir (10 tahun) Jantan tua/afkir (bila tidak mamakai AI) Pupuk Kandang : 1 ST = 4 ton/tahun MK.Manajemen Ternak Pera
6
ANALISA BREAK EVENT (BE) Adalah tehnik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel keuntungan dan volume kegiatan. Maka sering disebut : C.P.V Analysis (Cost-Profile-Vol Analysis) Analysis Biaya variabel,secara totalitas akan berubah-ubah sesuai dengan volume produksi. Biaya tetap, secara totalitas tidak mengalami perubahan meskipun ada perubahan volume produksi Biaya variabel: bahan mentah,komisi penjualan, upah lembur. Gaji tetap: gaji, sewa,bunga hutang Biaya total : biaya variabel + biaya tetap MK.Manajemen Ternak Pera
7
CONTRIBUTION MARGIN (CM) Penghasilan penjualan setelah dikurangi biaya variabel tersedia untuk menutup biaya tetap.
BREAK EVEN POINT (BEP)
a. b. c.
d. e.
Hasil volume penjualan tetap sama dengan biaya total atau BEP akan tercapai pada volume penjualan pada saat contribution margin (CM) sama besarnya dengan biaya tetap. Dalam mengadakan analisa BEP digunakan asumsi dasar sebagai berikut: Biaya di dalam perusahaan terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap Biaya variabel secara totalitas berubah-ubah secara proporsional dengan volume produksi Biaya tetap secara totalitas tidak berubah meskipun ada perubahan volume penjualan. Jadi biaya tetap perunit berubah-ubah Harga jual per unit tidak berubah-ubah selama periode yang dianalisa Perusahaan hanya memproduksi 1 macam produk MK.Manajemen Ternak Pera
8
Dalam perencanaan profit analisa break even point merupakan “Profit Planning Approach” yang didasarkan pada hubungan biaya (Cost) dan penghasilan penjualan (Revenue). Penghasilan penjualan dikurangi biaya variabel merupakan bagian penghasilan penjualan yang menutup biaya tetap disebut : Contribution Margin, jadi bila contribution margin (CM) lebih besar dari pada Fixed Cost (FC), berarti Revenue lebih besar dari pada Total Cost, jadi perusahaan untung.
MK.Manajemen Ternak Pera
9
ANALISIS USAHA PETERNAKAN 1.
Aliran Kas Anggaran aliran kas adalah rencana, realisasi, dan evaluasi terhadap uang masuk dan uang keluar. Baik uang masuk berupa pinjaman maupun uang keluar berupa pengembalian pinjaman.
2.
Laba/rugi Keuntungan (laba) atau rugi suatu usaha akan diketahui setelah penerimaan hasil penjualan produk dikurangi dengan harg pokok, biaya pemasaran, dan biaya umum. Laba ini masih disebut laba kotor. Laba bersih baru didapat setelah ditambah pendapatan di luar usaha (misalnya penjualan limbah) dikurangi biaya di luar usaha (misalnya sumbangan ke Pemda) dan pajak (PPh 25 dan 39). Laba/rugi = (jumlah produk x harga produk)-total biaya produksi MK.Manajemen Ternak Pera
10
1. Return cost ratio (R/C) R/C adalah perbandingan antara penerimaan penjualan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi hingga menghasilkan produk. Usaha peternakan akan menguntungkan apabila nilai R/C > 1. Semakin besar nilai R/C semakin besar pula tingkat keuntungan yang akan diperoleh dari usaha tersebut. R/C= Total penerimaan penjualan produk Total Biaya
2. Benefit cost ratio B/C adalah perbandingan antara tingkat keuntungan yang diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan. Suatu usaha dikatakan layak dan memberikan manfaat apabila nilai B/C>0. semakin besar nilai B/C semakin besar pula manfaat yang akan diperoleh dari usaha tersebut. B/C = Tingkat Keuntungan Total biaya
MK.Manajemen Ternak Pera
11
3. Break
event point BEP merupakan titik impas usaha. Dari nilai BEP dapat diketahui pada tingkat produksi dan harga berapa suatu usaha peternakan tidak memberikan keuntungan dan tidak pula mengalami kerugian. BEP produksi = Total biaya Harga Penjualan BEP harga = Total Biaya Total produksi Berikut ini disajikan beberapa contoh perhitungan biaya, pendapatan, dan analisis usaha peternakan. Mengenai sumber data diambil dari beberapa sentra produksi sekitar pertengahan tahun 2001.
MK.Manajemen Ternak Pera
12
Lanjutan …… MK. Manajemen Ternak Perah Materi Koefisien Teknis
By : Tati Vidiana Sari, S.Pt. MP
MK.Manajemen Ternak Pera
13
KOEFISIEN TEKNIS Adalah
angka standar atau patokan tertentu untuk menghitung besaran yang bersifat linier, volume, luas bidang, dan berat yang mematuhi kaidah-kaidah tertentu. KT dapat berbentuk persentase (%), ukuran linier (m, cm), ukuran berat (kg, ton), ukuran luas (ha, m2), ukuran waktu, rasio sumber daya (adg), dll MK.Manajemen Ternak Pera
14
Contoh PERHITUNGAN BIAYA INVESTASI USAHA TERNAK SAPI POTONG (Penggemukan 3 Bulan)
Uraian
Jumlah (Rp)
Kandang dan peralatannya Sewa lahan 4.000 m2 per tahun
150.000.000,00 1.000.000,00
Total
151.000.000,00
MK.Manajemen Ternak Pera
15
BIAYA OPERASIONAL PRODUKSI SELAMA 100 HARI
Uraian
Jumlah (dalam Rupiah)
1. Biaya Tetap Biaya penyusutan kandang dan peralatannya Sewa Lahan
2.055.000,00 274.000,00
2. Biaya Tidak Tetap Biaya bibit @ Rp.3.125.000,00 x 96 ekor
300.000.000,00
Biaya tenaga kerja @ Rp 2.130,00/hari x 100 x 96 ekor
20.448.000,00
Biaya pakan sapi Rp. 5.500/hari x 100 hari x 96 ekor
52.880.000,00
Biaya obat-obatan
2.880.000,00
Biaya lain-lain
1.000.000,00
Total Biaya
379.457.000,00 MK.Manajemen Ternak Pera
16
Keterangan : Penyusutan kandang per periode =
Total biaya pembangunan kandang X Umur Proyek Umur ekonomis kandang Jadi Biaya Penyusutan Per periode = Rp. 150.000.000,00 X 100 Hari (20 tahun/365 hari) = Rp. 2.054.794
MK.Manajemen Ternak Pera
17
PENERIMAAN Produksi (ekor) 96
Harga (Rp/ekor) 4.478.000,00
Jumlah (Rp) 429.888.000
ANALISIS USAHA a) Laba/Rugi = Penerimaan – Biaya Total Laba/Rugi = Rp 429.888.000,00-Rp 379.457.000,00 = Rp 50.431.000,00 Usaha penggemukan sapi untuk 96 ekor sapi menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 50.431.000,00 periode produksi (100 hari) atau Rp.552.300,00/ekor b) Return cost ratio ( R/C) MK.Manajemen Ternak = Pera R/Cratio = Rp. 429.888.000,00 1,13
18
per
Berdasarkan hasil analisis R/C bahwa usaha penggemukan sapi layak diusahakan dan menguntungkan karena nilai R/C sebesar 1,13>1. Nilai R/C 1,13 artinya bahwa setiap Rp. 1.000,00 biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan sebesar Rp. 1.130,00.
c.) Benefit cost ratio (B/C Ratio) B/C = Rp. 50.431.000,00 = 0,13 Rp.379.457.000,00 Dari analisis B/C diperoleh nilai 0,13, artinya bahwa setiap Rp.1.000,00 biaya yang dikeluarkan, usaha penggemukan sapi akan menghasilkan manfaat atau keuntungan sebesar Rp.130,00.
d.) Break event point (BEP) BEP Produksi = Rp.379.457.000,00 = 84,7(dibulatkan 85 ekor) Rp. 4.478.000,00 BEP Harga = Rp.379.457.000,00 = 3.952.677,10 96 ekor Usaha penggemukan sapi tidak mengalami kerugian dan tidak memberikan keuntungan jika jumlah sapi yang diusahakan sebanyak 85 ekor atau harga sapi hanya Rp. 3.952.677,10 per ekor. MK.Manajemen Ternak Pera
19
ANALISIS PASAR DAN RENCANA PEMASARAN PRODUK TERNAK PERAH
A. ANALISIS PASAR 1. Target pasar Produk dijual ke konsumen atau pelanggan dalam bentuk SUSU Murni atau Produk Olahan Susu 2. Karakteristik produk Dalam program Usaha Ternak Perah ini akan diperoleh hasil akhir berupa produksi susu dan anak jantan berumur 11/2-2 bulan atau 1-1/2- 2 tahun. Karakteristik produk lebih dikonsentrasikan pada Susu Murni.
MK.Manajemen Ternak Pera
20
B. RENCANA PEMASARAN 1. Strategi Pasar Dalam hal pemasaran mengadakan kerja sama dengan perusahaan pengelola hasil peternakan dan restoran. Dimana konsumen dapat digolongkan dalam beberapa segmen yaitu: a. konsumen dalam negeri Segmen ini merupakan segmen terbesar yang kebutuhan susunya kebanyakan dipenuhi dari pasokan dalam negeri yang masih kurang memperhatikan kualitas sebagai persyaratan kesehatan maupun selera. b. konsumen asing Konsumen asing adalah target yang mencakup jangka panjang, mencakup keluarga-keluarga diplomat, karyawan perusahaan asing dan sebagian turis, hal ini porsinya relative kecil dan tidak signifikan. c. konsumen industri Konsumen industri merupakan pembeli yang menggunakan susu untuk diolah kembali menjadi produk lain dan kemudian dijual lagi. MK.Manajemen Ternak Pera
21
2. Penetapan harga Harga yang ditawarkan bervariasi, disesuaikan dengan kualitas susu. Harga standar Rp 5.000 - Rp. 8.000/liter 3. Promosi Biasanya susu yang sudah mengalami olahan berikutnya yang lebih banyak dipromosikan. Menggunakan berbagai media berupa brosur, spanduk, paket promosi melalui iklan, sebagai sponsor pada kegiatan entrepreuner, peternakan, kedokteran hewan dan kegiatan kemanusiaan. MK.Manajemen Ternak Pera
22
ANALISIS SWOT 1. KEKUATAN (STRENGTH) • Ternak perah layak diusahakan, terutama pada daerah yang beriklim dingin atau ketinggian daerah diatas 500 dpl. • Tenaga kerja tersedia • Kebutuhan asisten penelitian (tenaga ahli) yang memadai 2. KELEMAHAN (WEAKNESS) • Tenaga kerja tidak mempunyai keterampilan yang memadai terutama dalam pemeliharaan ternak perah • Kecanggihan teknologi produksi masih kurang • Arena promosi kurang MK.Manajemen Ternak Pera
23
3. PELUANG (OPPORTUNITY) • Permintaan akan produk susu dan olahannya semakin meningkat sejalan dengan kesadaran masyarakat akan kebutuhan protein dalam tubuhnya. • Adanya kredit modal usaha yang disediakan oleh pemerintah bagi usaha peternakan kecil dan menengah. 4. ANCAMAN (THREATNESS)
• •
Harga BBM yang meningkat mengakibatkan harga konsentrat meningkat sehingga biaya pemeliharaan terus meningkat. Ancaman utama yang dihadapi oleh usaha ini adalah peternakan ternak perah yang telah dikenal konsumen sehingga mempunyai pangsa pasar yang sangat besar, pada umumnya peternakan ini bermodal besar dan mempunyai system manajemen yang baik sehingga menghasilkan susu dan produk olahannya yang berkualitas baik. MK.Manajemen Ternak Pera
24
ASPEK FINANSIAL ANALISIS USAHA PETERNAKAN KAMBING PERAH PERANAKAN ETAWA (PE)
A. Asumsi/Koefisien Teknis Beberapa asumsi yang digunakan dalam analisis usaha penggemukan kambing domba adalah sebagai berikut
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
per unit kandang berisi 20 ekor kambing PE umur ekonomis kandang 9 tahun (3 periode pemeliharaan) harga bibit/bakalan (umur 2,5 tahun) Rp.1.000.000/ekor dengan produksi 1 liter/ekor/hari harga jual susu Rp. 20.000/liter harga pupuk Rp. 1.000.000/periode pemeliharaan (3 tahun) populasi kambing 20 ekor yang laktasi 16 ekor umur afkir kambing 5,5 tahun
MK.Manajemen Ternak Pera
25
B.BIAYA INVESTASI No
Uraian
Jumlah
1
Kandang
Rp. 21.000.000
2
Peralatan
Rp. 1.500.000
3
Sewa Lahan
Rp. 11.000.000
Total
Rp.33.500.000
MK.Manajemen Ternak Pera
26
C. BIAYA OPERASIONAL PRODUKSI SELAMA 3 TAHUN 1. BIAYA TETAP
No
Uraian
Jumlah
1
Penyusutan Kandang (Rp.21.000.000/3)
Rp.7.000.000
2
Penyusutan Peralatan (Rp.1.500.000/3)
Rp.500.000
Total
Rp.7.500.000
MK.Manajemen Ternak Pera
27
2.BIAYA TIDAK TETAP No
Uraian
Jumlah
1
Biaya bibit (20 ekor x Rp.1.000.000)
Rp. 20.000.000
2
Hijauan Pakan Ternak (dari lahan sendiri)
3
Pakan konsentrat (200 gr x 20 ekor x 1095 hr) x 1.100 1000gr
Rp. 4.818.000
4
Obat-obatan (20 ekorxRp.500x1095 hr)
Rp.10.950.000
5
Upah Tenaga Kerja (3 orang x Rp.800.000 x 36 bulan)
Rp.86.400.000
6
Listrik (Rp.200.000 x 36 bulan)
Rp.7.200.000
7
Air (Sumur)
8
Transport (Rp. 500.000 x 36 bulan)
-
-
Total MK.Manajemen Ternak Pera
Rp. 18.000.000
Rp. 147.368.000 28
3. BIAYA TOTAL: Rp. 154.868.000
D. MODAL USAHA
Biaya investasi + biaya total = Rp.188.368.000,-
E. PENERIMAAN (HASIL USAHA) No
Produksi(ekor)
Harga
Jumlah
1
1 liter x 16 ekor x 1095 hr
Rp. 20.000/liter
Rp.350.400.000
2
Kotoran (pupuk)
Rp. 1.000.000
Rp
Total
MK.Manajemen Ternak Pera
1.000.000
Rp.351.400.000
29
1.
ANALISA LABA-RUGI Keuntungan = hasil usaha – biaya total = Rp. 351.400.000 – Rp. 154.868.000 = Rp. 196.532.000
2.
RETURN COST RATIO (R/C) R/C= Rp. 351.400.000 = 1,2 Rp.154.868.000 Berdasarkan hasil analisis R/C bahwa usaha kambing perah layak diusahakan dan menguntungkan karena nilai R/C= 2,2 artinya bahwa setiap Rp. 1.000,- biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan sebesar Rp. 2.200,-
3.
ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL ROI = Rp. 196.532.000 = 1,3 Rp. 154.868.000 Dari analisis B/C diperoleh nilai 1,3 artinya bahwa setiap Rp. 1.000 biaya yang dikeluarkan untuk usaha kambing perah akan menghasilkan keuntungan Rp. 1.300,MK.Manajemen Ternak Pera
30
4. RATIO KEUNTUNGAN TERHADAP PENERIMAAN
Rp.196.532.000 x 100%= 56% Rp. 351.400.000 5. ANALISIS BREAK EVENT POINT (BEP) a. BEP Produksi = Rp.154.868.000 = 7.743,4 liter Rp. 20.000 b. BEP harga = Rp. 154.868.000 = Rp. 8.839,17.520 liter dibulatkan Rp.8.850 Usaha peternakan kambing perah tidak mengalami kerugian dan tidak memberikan keuntungan jika produksi susu sebanyak 7.743,4 liter atau harga susu per liter Rp. 8.850,MK.Manajemen Ternak Pera
31
Tabel 1. Proyeksi Sapi Perah (FH) 10 Induk Awal + IB (Tanpa Pre-Proyek) Tahun
1
2
3
4
5
6
7
10
10
10
10
14
17
21
Anak Betina
-
4
3
4
5
6
8
Anak Jantan
-
3
4
3
5
6
7
Dara 1 Tahun
-
-
4
3
4
5
6
Dara 2 Tahun
-
-
-
4
3
4
5
Jumlah Ternak
10
17
21
24
31
38
47
(10)
(11,75)
(13,75)
(15,25)
(20)
(21)
(21,5)
-
3
4
3
5
6
7
10
14
17
21
26
32
40
-
25,215
25,365
25,215
36,555
42,075
53,265
9 27.000 135 1.200 450 1.785
9 27.000 135 900 600 1.635
9 27.000 135 1.200 450 1.785
13 39.000 195 1.500 750 2.445
15 45.000 225 1.800 900 2.925
19 57.000 285 2.400 1.050 3.735
Induk
Satuan Ternak (ST) Penjualan Anak Jantan Sisa Ternak Susu (1000 l) Perincian: 1. Jumlah induk laktasi 2. Total produksi susu 3. Susu yang rusak 4. Susu anak betina 5. Susu anak jantan 6. Total susu yang rusak/digunakan
MK.Manajemen Ternak Pera
32
Koefisien Teknis Ternak Perah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Umur induk awal = 2 tahun Persentasi induk laktasi = 90% Umur jual anak sapi jantan = 2 bulan Umur afkir induk = 8 tahun Sex rasio anak = 1/1 Net calf crop = 70% (tahun 1 = 0%) Masa laktasi (mulai 2 tahun) = 300 hari/tahun Rata-rata produksi susu induk = 10 liter/hari Penggunaan susu untuk anak betina = 2,5 liter/hari/ekor/selama 4 bulan Penggunaan susu untuk anak jantan = 2,5 liter/hari/ekor/selama 2 bulan Susu yang rusak = 0,5%/tahun MK.Manajemen Ternak Pera
33
Keterangan Calf Crop : Gross Calf Crop Mortalitas dewasa (2%) Mortalitas pre sapihan Mortalitas post sapihan Jumlah Net Calf Crop
= = = =
MK.Manajemen Ternak Pera
= 90% 8% 8% 4% 20% = 70%
34
SUSUNAN LAPORAN
PERENCANAAN DAN ANALISIS KELAYAKAN PROYEK PETERNAKAN SAPI PERAH DI DESA..................., KELURAHAN................., KECAMATAN.................., KABUPATEN............................... SUMATERA UTARA
Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Lampiran Ringkasan (Summary) I. PENDAHULUAN A. Prospek B. Kebijakan Pemerintah
II. DESKRIPTIF ASPEK SOSIAL EKONOMI A. Permasalahan B. Tujuan dan Manfaat Proyek 1. Tujuan 2. Manfaat C. Lokasi Proyek D. Teknologi E. Rencana Pengembangan F. Produksi
MK.Manajemen Ternak Pera
35
Lanjutan susunan laporan…. III. ASPEK-ASPEK PERSIAPAN PELAKSANAAN PROYEK A. Aspek Teknis 1. Lahan 2. Infrastruktur 3. Peralatan kantor 4. Kenderaan 5. Peralatan produksi 6. Tenaga kerja 7. Prasarana produksi 8. Pajak 9.Sumber modal 10.Pasca panen
B. ASPEK ORGANISASI DAN MANAJERIAL C. ASPEK SOSIAL D. ASPEK KOMERSIAL 1. Rencana pemasaran 2. Sistem pemasaran
MK.Manajemen Ternak Pera
36
Lanjutan susunan laporan…. IV. PERENCANAAN PROYEK A. Lokasi B. Proyeksi Ternak C. Perencanaan Komersial D. Identifikasi Harga, Biaya, Umur Ekonomis, Perkiraan Nilai Sisa, dan Manfaat Proyek
V. PERHITUNGAN BIAYA-BIAYA OPERASIONAL USAHA VI. PERHITUNGAN PENERIMAAN PROYEK VII. ANALISA KELAYAKAN USAHA A. Analisis Rugi Laba B. Cash Flow C. Analisis B/C ratio D. Analisis IRR E. Analisis NPV
KESIMPULAN LAMPIRAN
MK.Manajemen Ternak Pera
37