SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) DI RUANG RAWAT INTENSIF RSUP SANGLAH DENPASAR TANGGAL 18 JANUARI 2019
OLEH : Ni Made Diah Febiyanti S.Kep
(1802621015)
Made Juliana Dewi S.Kep
(1802621061)
Kadek Ayu Mega Udayani S.Kep (1802621059) Ayu Prita Windari S.Kep
(1802621040)
I Made Danuarsa Parwa S.Kep
(1802621018)
Krisna Hadi Saputra S.Kep
(1802621047)
PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA JANUARI, 2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Topik
: Cuci Tangan 6 Langkah 5 Momen
Subtopik
: Bebaskan keluargamu dari infeksi, cuci tangan beraksi!
Sasaran
: Keluarga pasien Ruang Perawatan Intensif (Barat/Timur) RSUP Sanglah Denpasar
Tempat: Ruang Pertemuan ICU RSUP Sanglah Hari/tanggal
: Jumat, 18 Januari 2019
Waktu
: 30 menit
Penyaji
: Mahasiswa Profesi Keperawatan Kelompok V Universitas
Udayana
A. Latar Belakang Infeksi nososkomial atau Health-care Associated Infections (HAIs) merupakan suatu permasalahan serius di dunia kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari forum Asian Pasific Economic Comitte (APEC) atau Global Health Security Agenda (GHSA) yang salah satu agendanya membahas terkait masalah HAIs yang berdampak langsung sebagai beban ekonomi negara (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 tahun 2017). HAIs adalah infeksi yang terjadi pada pasien paling tidak 72 jam akibat masa perawatan dan atau datang berkunjung fasilitas kesehatan, dengan tidak menunjukkan gejala infeksi sewaktu masuk Rumah Sakit (RS) (Brooker, 2009; World Health Organization, 2011). Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) merupakan salah satu upaya mengamankan setiap orang terhadap risiko tertular HAIs yang bersumber dari masyarakat umum dan fasilitas kesehatan (Permenkes RI Nomor 27 tahun 2017). Mencuci tangan merupakan suatu tindakan yang berfungsi untuk mengurangi kejadian infeksi dengan pengertiannya yaitu teknik dasar yang paling penting dalam
pencegahan dan mengontrol infeksi (Potter & Perry, 2008). Infeksi umumnya dijumpai dalam semua bentuk pelayanan kesehatan dan semua infeksi tersebut dapat dieliminasi dengan upaya pengendalian infeksi yang utama yaitu melakukan cuci tangan dengan tepat (Komisi Akreditasi Rumah Sakit, 2012; Permenkes RI Nomor 1691) Sebagian masyarakat mengetahui akan pentingya mencuci tangan, namun dalam kenyataanya masih rendah yang dapat dilihat angka kepatuhan mencuci tangan di Indonesia dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan hanya 47% yang berperilaku benar dalam mencuci tangan. Hal ini sangat penting untuk di ajarkan pada masyarakat agar bisa mencegah terjadinya penyakit khususnya bagi anggota keluarganya yang sedang menjalani pengobatan di unit intensif. Tangan merupakan bagian tubuh yang lembab yang paling sering berkontak dengan kuman yang menyebabkan penyakit dan menyebarnya. Cara terbaik untuk mencegahnya adalah dengan membiasakan mencuci tangan dengan memakai sabun (Kamarudin, 2009). Mencuci tangan memakai sabun sangat penting sebagai salah satu mencegah terjadinya diare, kebiasaan mencuci tangan diterapkan setelah buang air besar, setelah menceboki bayi dan balita, sebelum makan serta sebelum menyiapkan makanan. Masyarakat akan mampu meningkatkan pengetahuan hidup sehat dimanapun mereka berada jika mereka sadar, termotivasi dan di dukungan dengan adanya informasi serta sarana dan prasarana kesehatan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di ruang intensif khususnya di ICU Barat ditemukan bahwa dari 10 penunggu pasien yang akan memasuki ruang perawatan hanya 5 orang yang mengingat untuk mencuci tangan secara spontan sedangkan 5 orang lainnya harus diingatkan untuk mencuci tangan. Salah satu metode yang dapat diberikan untuk meningkatkan kesadaran pengunjung mencuci tangan yaitu menggunakan metode penyuluhan dan demonstrasi. Dengan memberikan penyuluhan tentang cuci tangan diharapkan penunggu pasien mampu mengurangi risiko terjadinya penularan penyakit melalui tangan dengan mencuci tangan. B. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan memahami langkah, momen dan pentingnya cuci tangan 6 langkah. C. Tujuan Instruksional Khusus Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan peserta penyuluhan dapat: Menyebutkan 5 dari 5 momen mencuci tangan Menyebutkan pentingnya cuci tangan 6 langkah Memperagakan 6 langkah mencuci tangan D. Sasaran Sasaran penyuluhan merupakan keluarga atau pengunjung pasien yang dirawat di Ruang Perawatan Intensif (Barat maupun Timur) RSUP Sanglah Denpasar. E. Materi (materi terlampir) F. Metode Metode yang digunakan dalam penyuluhan adalah ceramah, diskusi dan demonstrasi. G. Media Media yang digunakan dalam penyuluhan adalah Handrub Leaflet cuci tangan 6 langkah H. Pengorganisasian Kelompok
: Membuka acara, memulai penyuluhan dan memandu jalannya Diskusi ( Ni Made Diah Febiyanti)
Penyaji Fasilitator
: Menyajikan materi (Kadek Ayu Mega Udayani) : Mendampingi peserta penyuluhan -
Ayu Prita Windari
-
Made Juliana Dewi
-
Krisna Hadi Saputra
Notulen dan observer : Mengobservasi jalannya penyuluhan dan mencatat seluruh proses penyuluhan (I Made Danuarsa Parwa)
I. Setting tempat
Keterangan: : : Penyaji : Notulen dan Obserber : Peserta : Fasilitator J. Kegiatan Penyuluhan No 1.
Kegiatan Pembukaan (5 menit)
Penyuluh
2
Kegiatan Inti (15 Menit)
Mengucapkan salam dengan sopan dan ramah. Memperkenalkan diri. Bertanya (mengkaji) masalah yang dialami keluarga terkait kebersihan Menjelaskan tujuan dari penyuluhan. Menyebutkan materi yang akan diberikan. Melakukanapersepsi.
Sasaran
Menjawab salam
Mendengarkan Menjawab pertanyaan
Memperhatikan
Mendengarkan
Menjawab pertanyaan
Menjelaskan tentang pengertian mencuciangan Menjelaskan manfaat mencuci tangan
Mendengarkan & memperhatikan Mendengarkan & memperhatikan
Menjelaskan akibat tidak mencuci tangan Menjelaskan waktu yang tepat untuk mencuci tangan Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara mencuci tangan yang benar Menberikan kesempatan untuk bertanya jika ada yang kurang jelas 3.
4.
Mendengarkan & memperhatikan Mendengarkan & memperhatikan Mendengarkan & memmperhatikan Bertanya jika ada yang kurang jelas.
(7 menit)
Menanyakan pada keluarga Menjawab pertanyaan tentang materi yang telah diberikan Menjawab posttest Melakukan posttest
Terminasi
Evaluasi
(3 menit)
Mengucapkan terimakasih atas peran serta keluarga Mengucapkan salam penutup
Mendengarkan Menjawab salam
K. Kriteria evaluasi a. Evaluasi struktur - Penyusunan SAP sudah siap minimal H-1 kegiatan - Perijinan ruangan tempat penyuluhan sudah selesai minimal H-1 kegiatan - Media penyuluhan sudah siap minimal H-1 kegiatan b. Evaluasi proses - Proses penyuluhan sesuai dengan rundown yang telah direncanakan c. Evaluasi hasil - Peserta penyuluhan mampu menjelaskan 5 dari 5 momen mencuci tangan - Peserta penyuluhan mampu menyebutkan manfaat cuci tangan 6 langkah - Peserta penyuluhan dapat memperagakan 6 langkah mencuci tangan
LAMPIRAN MATERI A. Pengertian Cuci Tangan Larson (1995) menyatakan bahwa mencuci tangan adalah suatu kegiatan menggosok seluruh permukaan kulit tangan dengan sabun secara kuat dan ringkas yang kemudian dibilas menggunakan air yang mengalir (Potter & Perry, 2008). Mencuci tangan menurut Depkes RI (2003) adalah tindakan menggosok bersamaan semua permukaan tangan dengan sabun secara aktif dan singkat yang kemudian diikuti dengan membasuhnya menggunakan air yang mengalir dan menurut WHO (2009), cuci tangan merupakan suatu istilah umum yang mengacu pada tindakan pembersihan tangan dengan menggunakan handrub yang berbahan alkohol atau menggunakan sabun dan air. Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa cuci tangan merupakan kegiatan ihkan seluruh permukaan kulit tangan dengan menggunakan sabun dan air atau menggunakan handrub berbahan alkohol. B. Tujuan dan Pentingnya Cuci Tangan Tujuan dari pelaksanaan cuci tangan ini adalah untuk membuang kotoran dan organisme yang menempel di permukaan tangan, mengurangi jumlah mikroba, serta untuk ihkan mikroorganisme yang terdapat di daerah tangan sehingga dapat mencegah infeksi silang (Fahmi, 2012; Wahyuni, 2015).
Akbar (2007) yang mengatakan bahwa, untuk mengatasi kuman dibutuhkan pengertian akan pentingnya kebiasaan mencuci tangan oleh siap apun. Bukan hanya sekedar mencuci tangan saja melainkan juga menggunakan sabun dan dilakukan di bawah air yang mengalir karena sabun bisa mengurangi atau melemahkan kuman yang ada di tangan. Menurut Pusat-pusat Pencegahan dan Kendali Penyakit (Centers for Disease Control [CDC]), cuci tangan adalah tindakan paling utama dan menjadi satu-satunya cara mencegah serangan dari penyakit. Cuci tangan adalah murah, mudah, dan untuk mencegah penyakit. Dan pencegahan penyakit adalah yang paling penting dari itu semua. (Asfawi, 2014). C. Faktor Yang Mempengaruhi Cuci Tangan Faktor yang berpengaruh pada tindakan cuci tangan adalah tidak tersedianya tempat cuci tangan, waktu yang digunakan untuk cuci tangan, kondisi pasien, efek bahan cuci tangan terhadap kulit dan kurangnya pengetahuan terhadap standar. Sementara itu dalam penelitian yang dilakukan oleh Tohamik, mengemukakan bahwa kurang kesadaran perawat dan fasilitas menyebabkan kurang patuhnya perawat untuk cuci tangan. Kepatuhan juga di pengaruhi oleh tempat tugas (Anisa, 2015). Tingkat kepatuhan untuk melakukan KU (Kewaspadaan Universal), dipengaruhi oleh faktor individu ( jenis kelamin, jenis pekerjaan, profesi , lama kerja dan tingkat pendidikan ), faktor psikososial (ketegangan dalam suasana kerja, rasa takut dan persepsi terhadap resiko) dan faktor organisasi manajemen ( adanya kesepakatan untuk membuat suasana lingkungan kerja yang aman, adanya dukungan dari rekan kerja danadanya pelatihan ). Beberapa ahli mengemukaan kepatuhan di pengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi kepatuhan berupa tidak lain merupakan karakteristik
perawat itu sendiri.
Karakteristik perawat merupakan ciri– ciri pribadi yang dimiliki seseorang yang memiliki pekerjaan merawat klien sehat maupun sakit .karakteristik perawat meliputi variable demografi ( umur, jenis kelamin, ras, suku bangsa dan tingkat pendidikan ), kemampuan , persepsi dan motivasi (Ningsih, 2015).
D. Prosedur Cuci Tangan Hal hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur mencuci tangan diantaranya (Permenkes RI Nomor 27 tahun 2017; Potter dan Perry, 2008): a. Gunakan wastafel yang mudah digapai dengan air yang mengalir, sabun, dan pengering (lap tangan). b. Melepaskan aksesoris yang melekat pada area tangan (seperti: cincin, jam tangan dan yang lainnya) dan bebaskan area lengan bawah dan tangan. c. Menjaga kuku tetap pendek dan ihkan daerah bawah kuku yang kotor dengan kuku jari tangan yang lainnya atau menggunakan stik orangewood bersih. d. Menginspeksi area tangan terkait adanya luka atau sayatan dan laporkan jika terdapat lesi ketika merawat pasien risiko tinggi. e. Berdiri didepan wastafel dan pastikan seragam dan tangan tidak mengenai bagian wastafel. f. Mengalirkan air dan menghindari percikan air mengenai seragam. g. Membasahi area tangan dan lengan bawah dan pertahankan agar posisi tangan dan lengan bawah berada lebih rendah daripada siku. h. Membilas tangan dengan seksama dan mempertahankan tangan berada lebih rendah daripada siku. i. Mengeringkan tangan dan lengan bawah menggunakan handuk atau tisu kering. j. Menutup keran dengan menggunakan tisu atau handuk kering yang sudah digunakan kemudian dibuang. Langkah langkah yang dilakukan sewaktu mencuci tangan dibedakan berdasarkan cara dalam melakukan cuci tangan yaitu: a. Mencuci tangan menggunakan sabun dan air. Kegiatan ini dilakukan selama 40-60 detik dengan menerapkan enam langkah mencuci tangan dengan menggunakan sarana seperti sabun, wastafel, dan tisu
atau lap pengering yang tersedia. Langkah langkah mencuci tangan diantaranya: -
Melepaskan segala aksesori yang menempel pada area lengan dan tangan
-
Membasahi tangan dengan air bersih yang mengalir
-
Menuangkan sabun sekitar 3-5 mL pada telapak tangan
-
Meratakan sabun dengan posisi tangan atas bawah
-
Menggosok punggung tangan, sela jari dan punggung jari tangan kanan dengan tangan kiri kemudian lakukan sebaliknya
-
Menggosok sela sela jari yang saling menyilang
-
Menggosok punggung jari bagian atas dengan cara kedua tangan saling mengunci oleh jari jari sisi dalam.
-
Menggosokkan ibu jari kanan berputar dalam genggaman tangan kanan kemudian dilakukan sebaliknya
-
Melakukan gosokan memutar ujung ujung jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya.
-
Membilas tangan dengan air bersih yang mengalir sekaligus mengulangi enam langkah cuci tangan diatas
-
Mengeringkan tangan menggunakan tisu/handuk
-
Menutup keran menggunakan tisu yang telah digunakan
b. Mencuci tangan dengan handrub Kegiatan yang dilakukan minimal 20-30 detik dengan tidak memerlukan tisu atau kain untuk mengeringkan tangan. Prosedur yang dilakukan yaitu: -
Menuangkan handsrub ke telapak tangan, kemudian ratakan dengan posisi tangan atas bawah.
-
Menggosok punggung dan sela jari yang dilakukan secara bergantian.
-
Menggosok kedua telapak dan sela sela jari tangan.
-
Kedua tangan saling mengunci oleh jari jari sisi dalam.
-
Gosok dengan cara memutar pada ibu jari tangan kiri dalam genggaman tangan kanan dan kemudian melakukan sebaliknya.
-
Melakukan gosokan memutar ujung ujung jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA Akbar E (2007). Hubungan kebiasaan mencuci tangan dengan infeksi A.lumbricoides pada murid kelas I dan II SDN 15 Batang Barus Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok. Padang: Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Anisa, D. N. (2015). Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perilaku cuci tangan pakai sabun pada anak usia sekolah di SD 2 Jambidan Banguntapan Bantul. Skripsi. STIKES Aisyiyah Yogyakarta. Asfawi. (2014). Hubungan kebiasaan cuci tangan mengggunakan air dan sabun dengan jumlah koloni kuman pada telapak tangan diruang rawat inap RSUD Semarang tahun 2014. Brooker. (2009). Ensiklopedia keperawatan. Jakarta: EGC. Alih Bahasa Hartono dkk. Jakarta Kamaruddin S (2009). Hubungan mencuci tangan dengan infeksi nosokomial RSUD Purwerejo. Medical Journal of Indonesia, 16(3), pp 195-200. Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS). (2012). Panduan penilaian survei. Jakarta. Diunduh dari: http://www.kars.or.id. Diakses 19 Januari 2018 Ningsih. (2015). Pengaruh pendidikan kesehatan mencuci tangan terhadap perilaku mencuci tangan pada anak di SD Muhammadiyah Wirobrajan III. Naskah Publikasi. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan „Aisyiyah Yogyakarta. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Potter, P.A, Perry, A.G. (2008). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik.Edisi 4.Volume 2. Jakarta:EGC
Purwandari. (2013). Hubungan antara perilaku mencuci tangan dengan insiden diare pada anak usia sekolah di Kabupaten Jember. Jurnla Keperawatan, 4 (2). Riset Kesehatan Dasar Republik Indonesia. (2013). Riset kesehatan dasar tahun 2013, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI, Jakarta Tahun 2013, diakses 19 Januari 2018 WHO. (2009). Guidelines on Hand Hygiene in Health Care. Library Cataloguing-inPublication Data.