CONTOH CAMPURAN
Campuran dapat terjadi antara 1) zat padat dengan zat padat, misalnya gula pasir dengan kopi; 2) zat padat dengan zat cair, misalnya gula pasir dengan air; 3) zat padat dengan gas, misalnya debu di udara; 4) zat cair dengan zat cair, misalnya alkohol dengan air; 5) zat cair dengan gas, misalnya air di udara saat hujan; 6) gas dengan gas, misalnya udara yang merupakan campuran dari bermacam-macam gas.
PENGERTIAN LARUTAN SUSPENSI DAN KOLOID
1.
Larutan Larutan adalah campuran homogen dari dua atau lebih zat (unsur/molekul). Ketika
ditempatkan dalam air, kebanyakan zat akan terlarut dan zat yang terlarut ini disebut soluble (dapat larut) dan yang lainnya yang tidak dapat larut disebut insoluble (tidak dapat larut). Garam dan gula sangat mudah larut dalam air. Dalam suatu larutan, zat yang menunjukkan jumlah yang lebih besar disebut dengan pelarut dan zat yang jumlahnya lebih sedikit disebut zat terlarut. Apa artinya bahwa suatu zat terlarut dalam zat lainnya? Hal ini berarti bahwa molekul-molekul dari zat terlarut terpisah dan terdistribusikan secara merata dalam pelarut. Zat tidak dapat larut (insoluble) mempertahankan keadaannya agar tidak terdistribusi dalam pelarut. Biasanya yang digunakan sebagai pelarut adalah air, karena kebanyakan zat padat akan terlarut dalam air, tetapi sebenarnya hampir semua cairan dapat dijadikan pelarut. Zat terlarut pun bisa berada dalam kondisi, padat, cair atau gas. Contoh larutan logam padat adalah baja (Fe+C), kuningan (Cu+Zn) dan perunggu (Cu+Sn). Kedua komponen logam tersebut saling elarutkan, sama seperti larutan dengan komponen cair atau gas. Contohnya adalah karbondioksida yang ditambahkan ke dalam minuman agar berbuih. Dalam air kolam, sungai dan juga laut, gas semisal oksigen, karbondioksida dan gas lainnya masuk ke dalam larutan secara alami. Kehadiran gas-gas ini dalam air memungkinkan adanya kehidupan dasar laut
2. Suspensi ( Campuran ) Bilamana kita mencampurkan gula dengan air maka akan didapatkan larutan, namun jika kita mencampurkan pasir kedalam air, kita akan mendapatkan campuran. Ketika kita mencampurkan garam dan pasir maka yang akan kita dapatkan juga adalah campuran. Dengan menggunakan sepasang penjepit tipis akan dimungkinkan untuk memisahkan butiran pasir dari air atau sepotong batubara dari bubuk campuran, tetapi hal ini tidak dapat dilakukan untuk memisahkan molekul-molekul gula dari air, karena ukurannya yang sangat kecil. Karena hal itulah yang membedakan suatu campuran dengan larutan. Dalam suatu campuran partikel-partikelnya berukuran cukup besar, sehingga mungkin untuk dipisahkan dengan menggunakan metode mekanik. Misalnya dengan menggunakan ayakan campuran dapat dipisahkan menjadi bagianbagian penyusunnya. Tetapi hal ini tidak bisa dilakukan terhadap larutan dikarenakan ukurannya yang sangat kecil. Untuk memisahkan komponen dalam larutan harus menggunakan metode fisika seperti destilasi. Jadi campuran tersusun dari pertikel-partikel yang berukuran cukup besar, sedangkan larutan tersusun dari partikel-partikel yang sangat kecil. Suspensi yang kadang kita temui, misalnya minuman kopi/ teh tubruk yang ampasnya bisa kita saring. 3. KOLOID Pada larutan, partikel-partikel tersebar secara merata, tetapi tidaklah terjadi pada campuran. Dalam campuran molekul-molekul tidak terpisah dan menyisakan partikel padat. Dari bagian ini terlihat ukurannya, bahwa larutan terbentuk dari partikel-partikel yang sangat kecil dan campuran terbentuk dari partikel-partikel yang cukup besar. Koloid adalah kondisi pertengahan, antara campuran dan larutan. Pada koloid terjadi dispersi (penyebaran) partikel-partikel kecil tetapi bukan berukuran molekul. Hal yang membedakan koloid dari larutan dan campuran adalah pada ukurannya. Koloid adalah tersebarnya partikel-partikel kecil dengan ukuran 10-7 sampai 10-5 cm. Jika partikel yang lebih besar dari 10-5 cm maka disebut dengan campuran dan jika ukuran partikel lebih kecil dari 10-7 cm maka disebut dengan larutan.
PENGERTIAN EVAPORASI, DISTILISASI DAN KRISTALISASI
Pengertian Evaporasi Evaporasi ialah suatu proses penguapan sebagian atau keseluruhan pelarut sehingga yang tersisa hanya larutan yang pekat atau kental serta memiliki konsentrasi yang tinggi. Tujuan dari evaporasi ini sendiri ialah untuk memekatkan larutan yang terdiri dari komponen zat yang memiliki titik didih rendah (mudah menguap) dengan zat yang memiliki titik didih yang tinggi (tidak mudah menguap), dalam proses evaporasi kebanyakan pelarutnya adalah air, zat inilah yang diuapkan agar terlepas dari liquid yang diinginkan. Proses evaporasi ini berbeda dengan pengeringan, karena hasil dari evaporasi masih merupakan liquid cair tetapi memiliki viskositas yang tinggi (kekentalan) tetapi tidak dalam berbentuk padat, dan liquid kental inilah yang menjadi produk dalam proses evaporasi. Dalam proses evaporasi terdapat dua peristiwa yang terjadi, yaitu: 1.
Interface evaporation, yaitu proses dimana air akan berubah menjadi uap air
(gelembung) di permukaan. 2.
Vertikal vapour transfers, merupakan perpindahan lapisan yang kenyang
dengan uap air dari interface ke uap (atmosfer bebas). Proses penguapan dapat terjadi akibat dari beberapa faktor, berikut faktor yang mempengaruhi proses terjadinya penguapan dari permukaan cairan: 1. Suhu Walaupun cairan dapat dievaporasi di bawah sushu titik didihnya, namum proses penguapannya akan lebih cepat bila suhu di sekitarnya lebih tinggi bila dibandingkan dengan titik didihnya. Hal ini terjadi karena evaporasi akan menyerap kalor laten yang ada disekelilingnya.
2. Kelembaban udara Semakin kering udara (sedikitnya kandungan air dalam udara) maka proses penguapan akan lebih cepat terjadi.
3. Kecepatan angin Sirkulasi udara yang cepat akan membantu pergerakan molekul air, contohnya saja saat anda menjemur pakaian, pasti pakaian yang anda jemur akan lebih cepat kering jika diletakkan pada tempat yang memiliki sirkulasi angin yang lancar.
4. Sifat cairan Cairan yang memiliki titik didih yang yang rendah akan lebih cepat terevaporasi jika dibandingkan dengan cairan yang memiliki titik didih yang tinggi.
5. Tekanan Semakin besar tekanan yang dialami maka proses evaporasi akan lebih lambat, begitupun sebaliknya, sehingga terdapat jenis evaporator vacum yang berarti evaporator tersebut menggunakan tekanan hampa atau tekannya dibawah tekanan udara luar (<1 atm). Evaporasi dapat diartikan sebagai proses penguapan suatu liquid dengan adanya penambahan panas atau perpindahan kalor kedalam zat cair mendidih. Sumber panas dapat disuplai dengan berbagai cara, baik itu panas secara alami maupun dengan injeksi steam. Insentifitas pendidihan pada proses evaporasi dapat diurutkan sebagai berikut: 1.
Pemberian panas ke dalam cairan, dengan ketentuan makin tinggi pressure
maka makin besar pula panas yang dibutuhkan, jadi perlu pengurangan pressure agar didapatkan kondisi operasi yang optimal. 2.
Pembentukan gelembung-gelembung (bubble) yang disebabkan oleh uap,
terbentuknya gelembung sebagai tanda terbentuknya nukleat. 3.
Pemisahan uap dari cairan.
Beberapa orang tidak dapat membedakan proses evaporasi dengan beberapa proses yang hampir mirip, seperti misalnya distilasi, kristalisasi dan pengeringan. Berikut ini akan dijelaskan
mengenai
pebedaan
evaporasi
dengan
proses-proses
tersebut:
Perbedaan evaporasi dengan distilasi Walaupun kedua proses ini memiliki prinsip yang sama yaitu penguapan, tetapi perbedaanya dapat dilihat dari tujuannya, dikarenakan hasil uap dari evaporasi merupakan komponen
tunggal, walaupun uap tersebut terdiri dari beberapa campuran, tetapi tidak ada usaha untuk memisahkan uap tersebut kedalam fraksi-fraksi, sedangkan proses destilasi merupakan proses pemisahan suatu larutan kedalam fraksi-fraksi berdasarkan titik didihnya, fraksi inilah yang merupakan produk dari hasil destilasi. untuk lebih jelasnya silahkan anda baca proses destilasi minyak bumi. Evaporasi dengan kristalisasi Evaporasi tentunya berbeda dengan kristalisai, proses evaporasi hanya bertujuan untuk memekatkan larutan bukan untuk membuat kristal. Evaporasi pada umumnya digunakan untuk mengurangi volume cairan dengan menghilangkan pelarut seperti air, sehingga cara tersebut terkadang menghasilkan konsentrasi larutan berbentuk lumpur kristal di dalam larutan induk. Evaporasi dengan pengeringan Proses evaporasi berbeda pengeringan, karena sisa pengupan pada evaporasi merupakan zat cair, terkadang zat tersebut merupakan zat yang sangat viskos tetapi tidak padat, perbenaan lainnya yaitu, dalam evaporasi cairan yang diuapkan secara kuantitas relatif banyak dibandingkan dengan pengeringan.
Pengertian dekantasi filtrasi dan sentrifugasi Dekantasi Dekantasi adalah pemisahan campuran dengan cara menuang cairan secara perlahan-lahan, sehingga padatan tertinggal di dalam wadah. Pemisahan secara dekantasi juga dapat dilakukan dengan menggunakan pipet, seperti terlihat pada animasi. Metode ini lebih cepat dibanding filtrasi tetapi hasilnya kurang efektif. Cara ini lebih efektif jika partikel padatnya berukuran besar. Contohnya pemisahan campuran air dan pasir. Filtrasi Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk memisahkan zat padat dari cairannya dengan menggunakan alat berpori (penyaring/filter). Dasar pemisahan metode ini adalah perbedaan ukuran partikel antara pelarut dan zat terlarutnya. Penyaring akan menahan zat padat yang mempunyai ukuran partikel lebih besar dari pori-pori saringan dan meneruskan pelarutnya. Pada proses filtrasi, bahan yang akan disaring harus dibuat dalam
bentuk larutan atau berwujud cair kemudian disaring. Hasil penyaringan disebut filtrat sedangkan sisa yang tertinggal di penyaring disebut residu atau ampas. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melakukan teknik pemisahan campuran ini, misalnya ketika kita membuat santan dari parutan buah kelapa, menyaring air bersih dari kotorannya, dan ketika memisahkan minuman teh dari ampas/dedaunan teh. Sentrifugasi Suspensi yang partikel-partikelnya sangat halus tidak bisa dipisahkan dengan cara filtrasi. Partikel-partikelnya dapat melewati saringan atau bahkan menutupi lubang pori-pori saringan sehingga cairan tidak dapat lewat. Cara untuk memisahkan suspensi adalah dengan membiarkannya hingga mengendap. Setelah beberapa saat, partikel-partikelnya mengendap sehingga cairannya dapat dituang. Akan tetapi banyak partikel suspensi yang terlalu kecil untuk disaring tetapi juga tidak dapat mengendap. Hal ini karena partikel-partikel padatan tersebut dipengaruhi oleh gerakan molekul cairan yang sangat cepat. Suspensi yang sulit dipisahkan ini dapat dipisahkan dengan sentrifugasi. Suspensi yang akan dipisahkan dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian diputar. Sentrifugasi yang cepat menghasilkan gaya sentrifugal yang lebih besar sehingga partikel tersuspensi mengendap di dasar tabung. Proses selanjutnya adalah memisahkan endapan dari pelarutnya dengan cara menuang pelarut ke tempat lain dan endapan tetap tinggal di dalam tabung. Contoh pemisahan campuran dengan sentrifugasi adalah ketika kita ingin memisahkan komponen-komponen penyusun darah, dan memisahkan susu menjadi susu krim dan susu skim.
Pengertian destilasi BERTINGKAT ATAU DESTILASI FRAKSIONAL
Destilasi bertingkat adalah proses pemisahan destilasi ke dalam bagian-bagian dengan titik didih makin lama makin tinggi yang selanjutnya pemisahan bagian-bagian ini dimaksudkan untuk destilasi ulang. Destilasi bertingkat merupakan proses pemurnian zat/senyawa cair dimana zat pencampurnya berupa senyawa cair yang titik didihnya rendah dan tidak berbeda jauh dengan titik didih senyawa yang akan dimurnikan. Dengan perkataan lain, destilasi ini bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa dari suatu campuran yang komponenkomponennya memiliki perbedaan titik didih relatif kecil. Destilasi ini digunakan untuk
memisahkan campuran aseton-metanol, karbon tetra klorida-toluen, dll. Pada proses destilasi bertingkat digunakan kolom fraksinasi yang dipasang pada labu destilasi. Tujuan dari penggunaan kolom ini adalah untuk memisahkan uap campuran senyawa cair yang titik didihnya hampir sama/tidak begitu berbeda. Sebab dengan adanya penghalang dalam kolom fraksinasi menyebabkan uap yang titik didihnya sama akan sama-sama menguap atau senyawa yang titik didihnya rendah akan naik terus hingga akhirnya mengembun dan turun sebagai destilat, sedangkan senyawa yang titik didihnya lebih tinggi, jika belum mencapai harga titik didihnya maka senyawa tersebut akan menetes kembali ke dalam labu destilasi, yang akhirnya jika pemanasan dilanjutkan terus akan mencapai harga titik didihnya. Senyawa tersebut akan menguap, mengembun dan turun/menetes sebagai destilat. Proses ini digunan untuk komponen yang memiliki titik didih yang berdekatan.Pada dasarnya sama dengan destilasi sederhana, hanya saja memiliki kondensor yang lebih banya sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memliki perbedaan titik didih yang bertekanan. Pada proses ini akan didapatkan substan kimia yang lebih murni, kerena melewati kondensor yang banyak.
Pengertian destilasi rekristalisasi dan kromatografi REKRISTALISASI Pemisahan
dengan
teknik
kristalisasi
didasari
atas
pelepasan
pelarut
dari
zat
terlarutnya dalam sebuah campuran homogeen atau larutan, sehingga terbentuk kristal dari zat terlarutnya. Proses ini adalah salah satu teknik pemisahan padat-cair yang sangat penting dalam industri, karena dapat menghasilkan kemurnian produk hingga 100%. Kristal dapat terbentuk karena suatu larutan dalam keadaan atau kondisi lewat jenuh (supersaturated). Kondisi tersebut terjadinya karena pelarut sudah tidak mampu melarutkan zat terlarutnya, atau jumlah zat terlarut sudah melebihi kapasitas pelarut. Sehingga kita dapat memaksa agar kristal dapat terbentuk dengan cara mengurangi jumlah pelarutnya, sehingga kondisi lewat jenuh dapat dicapai. Proses pengurangan pelarut dapat dilakukan dengan empat cara yaitu, penguapan, pendinginan, penambahan senyawa lain dan reaksi kimia. Pemisahan denga pembentukan kristal melalui proses penguapan merupakan cara yang sederhana dan mudah kita jumpai, seperti pada proses pembuatan garam.
KROMATOGRAFI Umumnya metode kromatografi diklasifikasikan atas jenis fasa yang digunakan dan sebagian berdasarkan mekanisme pemisahannya. Berikut ini diberikan Pengertian jenis-jenis metode kromatografi berdasarkan klasifikasi tersebut. A.Kromatografi cair-padat (Kromatografi Adsorpsi) Metode jenis ini diketemukan oleh Tswett dan diperkenalkan kembali oleh Kuhn dan Ledere pada tahun 1931. Metode ini banyak digunakan untuk analisis biokimia dan organik. Teknik pelaksanaannya dilakukan dengan kolom. Sebagai fasa diam di dalam kolom dapat dipilih salika gel atau alumina. Kekurangan metode kromatografi cair-padat ini antara lain ialah: (a) pilihan fasa diam (adsorben) terbatas; (b) koefisien distribusi untuk serapan seringkali tergantung pada kadar total. sehingga pemisahannya kurang sempurna. B. Kromatografi Cair-cair (Kromatografi Partisi) Metode kromatografi ini diperkenalkan oleh Martin den Synge pada tahun 1941. Fasa diam pada kromatografi Jenis ini berupa lapisan tipis cairan yang terserap pada: padatan inert berpori, yang berfungsi sebagai fasa pendukung. Keuntungan metode ini ialah: (a) pelihan kombinasi cairan cukup banyak; (b) koefisien distribusinya tidak tergantung pada konsentrasi, sehingga hasil-hasil pemisahannya lebih tajam. C. Kromatografi Gas-padat (KGP) Kromatografi jenis ini digunakan sebelum tahun 1800 untuk menurunkan gas. Metode ini pada awalnya kurang berkembang. Penemuan jenis-jenis padatan baru sebagai hasil riset memperluas penggunaan metode ini. Kelemahan metode ini mirip dengan kromatografi cairpadat. D. Kromatografi Gas-Cair (KGC) Pada kaimia organik kadang-kadang menyebutnya sebagi kromatografi fasa uap. Pertama kali diperkenalkan oleh James dan Martin pada tahun 1952. Metode ini paling banyak digunakan karena efisien. serba guna, cepat dan peka. Cuplikan dengan ukuran beberapa mikrogram sampai dengan ukuran 10-15 gram masih dapat dideteksi. Sayangnya komponen cuplikan harus mempunyai tekanan beberapa torr pada suhu kolom.
E. Kromatografi Penukar Ion Metode kromatografi ini merupakan bidang khusus kromatografi cair-padat. Sesuai dengan namanya, metode ini khusus digunakan untuk memisahkan spesies ion. Kemajuan metode kromatografi sangat ditunjang oleh penemuan resin sintetik dengan sifat penukar ion sebelum perang Dunia II. PENGERTIAN KONDENSASI Kondensasi atau pengembunan adalah perubahan wujud benda ke wujud yang lebih padat, seperti gas (atau uap) menjadi cairan. Kondensasi terjadi ketika uap didinginkan menjadi cairan, tetapi dapat juga terjadi bila sebuah uap dikompresi (yaitu, tekanan ditingkatkan) menjadi cairan, atau mengalami kombinasi dari pendinginan dan kompresi. Cairan yang telah terkondensasi
dari
uap
disebutkondensat.
Sebuah
alat
yang
digunakan
untuk
mengkondensasi uap menjadi cairan disebut kondenser. Kondenser umumnya adalah sebuah pendingin ataupenukar panas yang digunakan untuk berbagai tujuan, memiliki rancangan yang bervariasi, dan banyak ukurannya dari yang dapat digenggam sampai yang sangat besar. Kondensasi uap menjadi cairan adalah lawan dari penguapan (evaporasi) dan merupakan proses eksothermik (melepas panas). Air yang terlihat di luar gelas air yang dingin di hari yang panas adalah kondensasi.