Makalah Lip Balm 1cg5c

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Bibir merupakan bagian dari wajah dengan struktur kulit yang berbeda dari tubuh lainnya karena tidak memiliki kelenjar minyak dan keringat serta stratum korneumnya yang sangat tipis, sehingga menyebabkan bibir menjadi lebih mudah kering dan pecah-pecah, terutama bila berada pada suhu ekstrem atau cuaca yang berubah-ubah seperti sekarang ini (Draelos and Thaman, 2006). Salah satu jenis kosmetik yang dapat mencegah bibir mengalami kekeringan dan pecahpecah adalah lip balm, dengan memberikan glossy atau efek berminyak pada bibir. Namun akhirakhir ini telah banyak konsumen menggunakan kosmetik yang tidak aman sehingga menyebabkan reaksi alergi, iritasi, dan sebagainya (Tranggono dan Latifah, 2007). Reaksi tersebut kemungkinan disebabkan oleh pemakaian zat warna tertentu yang berbahaya bagi kesehatan, sebagai contoh Rhodamin B merupakan salah satu pewarna yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit (Widana dan Yuningrat, 2007). Salah satu cara untuk mengatasi iritasi pada kulit yang disebabkan oleh kosmetik yaitu dengan mengganti zat pewarna sintesis dengan zat pewarna alami. Zat warna alami merupakan zat warna yang diperoleh dari tumbuhan, hewan, atau mineral yang diperoleh dari mengekstraksi tanaman dengan pelarut yang sesuai. Metabolit sekunder dari tanaman yang dapat digunakan sebagai zat warna adalah antosianin. Antosianin merupakan pewarna yang menghasilkan warna merah yang stabil dalam keadaan asam, tersebar luas dalam tumbuhan untuk memberi warna pada bunga, daun, dan buah. Indonesia merupakan negara tropis yang banyak menghasilkan tanaman berkhasiat untuk tujuan pengobatan dan kosmetik, salah satunya adalah kulit buah naga yang mana akan kami gunakan sebagai zat pewarna alami, selain itu kulit buah naga juga bermanfaat sebagai antioksidan. Pada makalah kali ini kami akan membahas mengenai formulasi dan pembuatan lip balm dengan bahan dari alam yaitu ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus costaricensis) sebagai pengganti pewarna sistetis, madu (Apis andreniformis ) dan minyak zaitun (olive oil) berperan sebagai antioksidan yang memberikan efek glossy dan melembabkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Lip balm atau pelembap bibir merupakan sediaan berbentuk semi padat yang memiliki substansi seperti lilin, formulasi untuk membuat lip balm terdiri dari base, oil, coloring agent, flavoring agent. Berikut merupakan bahan-bahan alami yang umum digunakan pada pembuatan lip balm: Base Cocca butter Bees Wax Shea Wax Shea butter White bees wax Yellow bees wax Carnauba wax Candelilla wax Mango butter Avocado butter Olive wax Jojoba wax Olive butter Sweet Almond butter Sweet almond wax Raspberry butter

Oils Coconut oil Olive oil Almond Oil Vitamin E oil Peanut Oil Tea tree oil Glycerin Castor oil Jojoba oil Corn oil Arachis oil Lemon oil Avocado oil Sesame oil Sunflower oil Grape seed oil

Coloring Agent Beet root Pomegranate Marigold Tomato Jabul Watermelon Honey Saffron Turmeric Capsicum Cherry Orange Strawberry Mango Carrot Lemon

Flavouring Agent Strawberry Honey Orange Saffron/Kesar Raspberry Vanilla Mango Rose oil Sandalwood Jasmine Cherry Apple Lemon Apricot Rosemary Pineapple

2.1.1 Basis Lip Balm Produk yang kami buat kali ini memnggunakan dua macam basis yaitu: 1. Cera Alba Merupakan malam putih yang dibuat dengan memutihkan malam yang diperoleh dari sarang lebah Apis mellifera L atau spesies Apis lainnya. Pemeriannya berupa zat padat, lapisan tipis bening, putih kekuningan, bau khas lemah. Memiliki suhu lebur 62-64⁰C. cera alba memiliki kegunaan sebagai mengatur titik lebur sediaan dan berperan pada kepadatan lip balm.

2. Shea Butter Shea butter adalah lemak putih atau berwarna gading yang diekstrak dari kacang pohon African shea (Vitellaria paradoxa) yang hanya dapat ditemukan di Afrika. Banyak digunakan dalam kosmetik sebagai pelembab, salep atau lotion. Klasifikasi: Kingdom:

Plantae

Kelas:

Angiosperms

Kelas:

Eudicots

Kelas:

Asterids

Ordo:

Ericales

Family:

Sapotaceae

Subfamily:

Sapotoideae

Genus:

Vitellaria C.F.Gaertn.

Species:

V. paradoxa

2.1.2 Coloring Agent 1. Extrak Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus costaricensis) Buah naga merupakan tanaman buah yang masih dalam satu kelompok jenis kaktus atau family Cactaceae (subfamily Hylocereanae), yang berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika selatan yang menyebar luas hingga saat ini. Buah naga ini dapat tumbuh dengan baik dengan suhu maksmimum 38 – 40⁰ C, dengan media tanah gembur dan subur serta banyak mengadung bahan organik didalam tanah. Secara lengkap,



Klasifikasi

Kingdom Plantae Devisi:

Spermatophyta

Subdevisi: Angiospermae Kelas:

Dicotyledonae

Ordo:

Cactales

Family:

Cactaceae

Genus:

Hylocereus

Species:

Hylocereus costaricencis



Morfologi

1. Akar Perakaran bersifat epifit, yaitu merambat dan menempel pada batang tanaman lain, sangat tahan dengan kekeringan, dan tidak tahan genangan yang cukup lama. Perakaran tanamanbuah naga tidak terlalu panjang dan terbentuk akar cabang. Dari akar cabang tumbuh akar rambut yang sangat kecil, lembut, dan banyak. 2. Batang dan cabang Batang tanaman buah naga mengandung air dalam bentuk lendir dan berlapiskan lilin jika sudah dewasa. Warnanya hijau kebiru-biruan atau ungu. Batang tersebut berukuran panjang dan bentuknya siku atau segi tiga. Dengan bentuknya tersebut maka tanaman ini dikatakan aneh sehingga tidak jarang dijadikan tanaman hias. Dari batang ini tumbuh banyak cabang yang bentuk dan warnanya sama dengan batang. Batang dan cabang juga berfungsi sebagai daun dalam proses asimilasi sehingga berwarna hijau. Batang dan cabang mengandung kambium yang berfungsi untuk pertumbuhan tanaman. 3. Bunga Kuncup bunga yang sudah berukuran panjang sekitar 30 cm akan mulai mekar pada sore hari. Hal ini terjadi karena pada siang hari kuncup bunga dirangsang untuk mekar oleh sinar matahari dan perubahan suhu yang agak tajam antara siang dan malam hari. Mekarnya bunga dimulai dari mahkota bunga bagian luar yang berwarna krem, yaitu sekitar pukul 09.00 dan disusul dengan mekarnya mahkota bunga bagian dalam.

4. Buah Buah berbentuk bulat panjang serta berkulit warna merah dan sangat tebal. Letak buah pada umumnya mendekati ujung cabang atau batang. Pada cabang atau batang dapat tumbuh buah lebih dari satu, terkadang bersamaan atau berhimpitan. Bentuk buah bulat lonjong. Ketebalan kulit buah 2-3 cm. Permukaan kulit buah terdapat jumbai atau jambul berukuran 1-2 cm. 5. Biji Biji berbentuk bulat berukuran kecil dan berwarna hitam. Kulit biji sangat tipis, tetapi keras. Biji dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman secara generatif. Biji merupakan organ perkembangbiakan, tetapi jarang digunakan. Umumnya biji hanya digunakan di kalangan peneliti dalam upaya mencari varietas baru karena dibutuhkan waktu relatif lama untuk mendapat tanaman berproduksi. Setiap buah terdapat sekitar 1.200-2.300 biji. 

Kandungan Kimia Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus costaricensis)

1. Flavonoid

Gambar Struktur Kimia Flavonoid Flavonoid adalah senyawa fenol alam yang terdapat dalam hampir semua tumbuhan (Markham, 1988). Flavonoid terdapat pada seluruh bagian tanaman, termasuks buah, tepung sari, dan akar. Pada umumnya flavonoid di alam ditemukan dalam bentuk glikosida (Sirait, 2007). Flavonoid dalam tubuh manusia berfungsi sebagai antioksidan, sehingga sangat baik untuk pencegahan kanker. Manfaat lain flavonoid antaranya melindungi struktur sel, meningkatkan efektifitas Vitamin C, anti inflamasi, mencegah keropos tulang, antibiotic dan antioksidan pada lemak.

1.1 Antosianin

Gambar Struktur Antosianin Antosianin merupakan pigmen dari kelompok flavonoid yang larut dalam air. Pigmen antosianin terdapat dalam cairan sel tumbuhan, senyawa ini berbentuk glikosida dan menjadi penyebab warna merah, biru, dan violet yang banyak terdapat pada buah dan sayur. Secara kimia semua antosianin merupakan turunan suatu struktur aromatik tunggal, yaitu sianidin, dan semuanya terbentuk dari pigmen sianidin ini dengan penambahan atau pengurangan gugus hidroksil, metilasi dan glikosilasi. Antosianin adalah senyawa yang bersifat amfoter, yaitu memiliki kemampuan untuk bereaksi baik dengan asam maupun dalam basa. Sifat fisika dan kimia dari antosianin dilihat dari kelarutan antosianin larut dalam pelarut polar seperti metanol, aseton, atau kloroform, terlebih sering dengan air yang dikomendasikan dengan asam klorida, asam asetat atau asam sitrat. Antosianin stabil pada pH 3,5 dan suhu 50°C mempunyai berat molekul 207,08 gram/mol dan rumus molekul C15H11O. 2.2.3 Fase Minyak (Oil) 1. Minyak Zaitun (Olive Oil) Zaitun termasuk tanaman tahunan yang mudah tumbuh, termasuk dilahan yang kering. Tanaman zaitun hidup di ketinggian tiga meter dari permukaan laut. Penyebaran zaitun meliputi iklim-iklim panas sampai iklim sedang. Kebanyakan jenisnya dapat ditemui di Benua Asia dan kawasan laut tengah (Khadijah, 2012:2-4). Minyak zaitun adalah minyak lemak yang diperoleh dengan pemerasan dingin biji masak Olea europaea L (Depkes, 1979:458). Kualitas minyak yang terbaik diperoleh dari buahnya yang tua tapi belum masak (Sutedjo, 2004:72). Setiap buah zaitun yang matang mengandung 80% air, 15% minyak, 1% protein 1% karbohidrat dan 1% serat.



Klasifikasi Tanaman Zaitun

Kingdom: Plantae Devisi:

Magnoliophyta

Subdevisi: Angiospermae Kelas:

Magnoliopsida

Ordo:

Lamiales

Family:

Oleaceae

Genus:

Olea

Species:

Olea europaea L



Morfologi

Olea europaea memiliki pohon dengan tinggi mencapai 3-15 m. Batang mempunyai jenis kambium dan xylem dengan trakea atau tanpa trakea. Batang bisa dengan serat maupun tidak. Batang kayu parenkim kadang-kadang paratrakeal (tipikal) ataupun protrakeal (Johnson, 1957). Daun tunggal, berbentuk elips. Panjang daun 20-90 mm x 7-15 mm, ujung runcing, tepi rata, permukaan atas licin warna hijau keabu-abuan, permukaan bawah warna kuning keemasan (Fehri et al, 1996). Bunga kecil-kecil berwarna putih atau krem, panjang bunga 6-10 mm. Bunga berkembang pada bulan Oktober sampai Maret. Buahnya ovoid, kecil berwarna hijau muda dengan bercak putih, berubah warna menjadi ungu gelap ketika buah matang, dengan diameter 10 mm, berbentuk tajam (Fehri et al, 1996) 

Kandungan Kimia Minyak Zaitun

Buah zaitun yang telah matang berwarna ungu kehitaman dan kerap diekstrak untuk diambil minyaknya yang dikenal sebagai minyak zaitun (Nevy, 2009). Zaitun mengandung alkaloid, saponin, dan tannin, tapi tidak mengandung sianogenik glikosid. Dalam beberapa riset juga menemukan adanya flavonoid apigenin, luteolin, chryseriol dan derivatnya (Fehri et al, 1996). Menurut Winarno (2003), Omega-9 (Asam Oleic) banyak ditemukan dalam minyak zaitun (olive oil). Omega-9 memiliki daya perlindungan tubuh yang mampu menurunkan LDL, meningkatkan HDL yang lebih besar dibandingkan Omega-3 dan Omega-6.

Salah satu komponen penting minyak zaitun adalah tokoferol (vitamin E), terdiri atas tokoferol alfa, beta, gama, dan delta. Jenis alfa paling tinggi konsentrasinya, hampir mencapai 90 persen dari total tokoferol. Karena itu, minyak ini sangat ideal sebagai antioksidan. 2.2.3 Flavouring Agent 1. Madu (Apis andreniformis ) Madu adalah cairan manis yang berasal dari nektar tanaman yang diproses oleh lebah pekerja menjadi madu dan tersimpan dalam selsel sarang lebah. Berbagai kelebihan madu sebagai makanan bernutrient tinggi sudah diketahui sejak zaman dahulu. Madu Randu dan Madu Kelengkeng merupakan jenis madu yang diproduksi secara kontinyu di Indonesia. Di mana, madu ini termasuk dalam madu monofloral atau madu yang berasal dari satu jenis bunga yaitu bunga randu dan bunga kelengkeng. Madu Randu dan Madu Kelengkeng diproduksi oleh industry peternakan lebah madu di perkebunan randu dan kelengkeng, yang telah diketahui mempunyai khasiat sangat baik bagi kesehatan dan kecantikan. 

Penggolongan Zoologis Lebah :

Kingdom:

Animalia

Kelas:

Insekta

Ordo:

Hymenoptera

Family:

Apidae

Sub-Family: Bombinae – Apini Genus: Species: 

Apis Apis andreniformis Apis mellifera syriaca

Kandungan Kimia Madu

Madu mengandung vitamin A, B1, B2, B3, B5, B6, C, D, E, K, beta karoten, flavonoid, asam fenolik, asam urat dan asam nikotinat. Di dalam madu juga terdapat kandungan mineral dan garam atau zat lain seperti zat besi, sulfur, magnesium, kalsium, kalium, khlor, natrium, fosfor dan sodium serta antibiotika dan enzim pencernaan. Rata-rata komposisi madu adalah 17,1 % air ; 82,4 % karbohidrat ; 0,5 % protein, asam amino, vitamin dan mineral. Karbohidrat madu termasuk tipe sederhana, dimana karbohidrat tersebut terdiri dari 38,5 % fruktosa dan 31 % glukosa (Anonim, April 2008).

Kandungan nutrisi dalam madu yang berfungsi sebagai antioksidan adalah vitamin C, asam organik, enzim, asam fenolik, flavonoid dan beta karoten yang bermanfaat sebagai antioksidan tinggi (Anonim, Juli 2008 ; Gheldof,et al., 2002) serta Vitamin A, Vitamin E yang juga merupakan salah satu vitamin antioksidan esensial yang utama (Anonim, Oktober 2006). Dengan demikian pada madu terdapat banyak nutrisi yang berfungsi sebagai antioksidan dan semua senyawa tersebut bekerjasama dalam melindungi sel normal dan menetralisir radikal bebas.

2.2 Tinjaun Khusus 1. Ekstraksi Kulit Buah Naga 

Preparasi

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian kulit buah (perikarp) dari tanaman buah naga merah (Hylocereus costaricensis). Buah naga yang digunakan dalam ekstrasi sebanyak 1 kg. Dari jumlah tersebut diperoleh bobot kulit buah naga merah sebanyak 0,3 kg atau sebesar 30% dari bobot buah keseluruhan. Berkaitan dengan banyaknya manfaat dari buah naga merah dalam pengobatan maupun kecantikan, maka penting sekali dilakukan standarisasi terhadap simplisia dan ekstrak buah naga merah yang meliputi parameter standarisasi seperti tercantum didalam monografi Indonesia. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pada proses ekstraksi ini dilakukan standarisasi terhadap kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) yang meliputi pemeriksaan, mutu fisik berdasarkan organoleptis menggunakan panca indera dalam mendeskripsikan bentuk, warna, bau, dan rasa. 

Pra-ekstraksi

Kulit buah naga merah yang telah dikumpulkan dibersihkan dari pengotor lain, dicuci sampai bersih, kemudian ditiriskan. Dikeringkan dengan cara diangin-anginkan tanpa terkena sinar matahari langsung. 

Metode Ekstraksi

Kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) yang telah disortasi dirajang kecil-kecil direndam dengan perbandingan pelarut aquadest dan asam sitrat (9:1). Dimaserasi selama 24 jam didalam botol coklat yang ditutup rapat dan terlindung dari cahaya matahari, dengan sesekali diaduk. Hasil maserasi yang diperoleh disaring menggunakan corong Buchner. Filtrat yang dihasilkan diuapkan menggunakan waterbath dengan suhu 50⁰C.



Standarisasi dan Stabilitas Ekstrak

Hasil ekstraksi dari kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dengan pelarut aquadest dan asam sitrat diperoleh ekstrak kental berwarna merah kecoklatan, berbau asam, dan berasa asam. Pelarut yang digunakan adalah aquadest dan asam sitrat karena antosianin bersifat polar, maka harus menggunakan pelarut yang bersifat polar seperti aquadest, sedangkan menggunakan pelarut yang bersifat asam karena untuk menarik pigmen antosianin agar lebih banyak terekstrak. Selain itu antosianin lebih stabil pada pH rendah (asam). Untuk mengidentifikasi adanya antosianin dalam ekstrak kulit uah naga merah maka diperlukan adanya pengujian kualitatif meliputi uji warna (uji kualitatif) dan uji antosianin menggunakan KLT. Contoh. Tabel Hasil Uji Warna Kulit Buah Naga Merah Sampel

Penambahan HCL dengan

Penambahan NaOH

Keterangan

Warna Hijau

Positif

Kekuningan

mengandung

memudar

antosianin

pemanasan 100⁰C Ekstrak kulit buah naga merah

Merah

Berdasarkan hasil pengamatan uji warna pada tabel diatas, ekstrak kulit buah naga yang ditambahkan HCL dan melalui proses pemanasan dengan suhu 100⁰C menghasilkan warna merah, karena antosianin akan berwarna merah pada pH asam. Kemudian dengan penambahan NaOH terjadi reaksi yang menghasilkan warna merah memudian menjadi hijau kekuningan, karena antosianin akan berwarna hijau pada pH basa. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah naga merah positif mengandung antosianin. 2. Ekstraksi Madu Madu dapat dibedakan menjadi dua golongan menurut proses pengambilannya, yaitu madu ekstraksi (extracted honey) dan madu paksa (strained honey). Madu ekstraksi yaitu madu yang didapatkan dengan cara proses ekstraksi yang menggunakan alat ekstraktor dimana sarang lebah tidak rusak. Sedangkan strained honey adalah madu yang berasal dari sarang lebah yang sudah dirusak dengan cara pengepresan, penekanan atau dengan cara lainnya.

3. Ekstraksi Minyak Zaitun (Olive oil) Buah Zaitun

Milling

Malaxation

Pemisahan dan Pemurnian

Virgin Olive Oil (VOO)

Gambar . Proses Ekstraksi Minyak Zaitun 1. Buah zaitun segar yang telah dipanen pertama dicuci terlebih dahulu untuk menhilangkan komponen – komponen pengotor yang terbawa bersama buah zaitun, seperti daun. 2. Buah kemudian diumpankan ke dalam mesin milling untuk dihancurkan. Proses milling dilakukan untuk mengambil minyak dari dalam buah. 3. Pasta hasil milling kemudian dilewatkan ke unit malaxing. Sederhananya, proses malaxation merupakan proses pengadukan perlahan dengan tujuan untuk menyatukan butiran – butiran minyak yang terbentuk akibat milling. 4. Proses pemisahan yang umum dilakukan ada 3, yakni pressing, penyaringan dan sentrifugasi, namun proses yang umum digunakan adalah sentrifugasi. Sentrifugasi dilakukan dua kali, tahap pertama untuk menghilangkan padatan dan tahap kedua untuk menghilangkan air. 5. Hasil pemurnian tersebut dikenal dengan Virgin Olive Oil (VOO).

BAB III METODE KERJA

3.1 Formulasi Lip Balm 1. 2. 3. 4. 5.

Cera alba Shea butter Olive oil Madu Ekstrak kulit buah naga

5gram 5gram 5ml 5ml 2-3gtt

3.2 Alat-alat 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Timbangan Waterbath Cawa porselen Batang pengaduk Pipet tetes Pot kecil

3.3 Cara Kerja 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. 2. Timbang semua bahan, letakkan dalam cawan porselen kecuali madu dan ekstrak kulit buah naga. 3. Lebur campuran nomor 2 dalam waterbath sambil sesekali diaduk. Angkat jika sudah mencair. 4. Tambahkan 5ml madu dan 2-3 tetes ekstrak kulit buah naga dalam campuran nomor 3 aduk ad homogeny. 5. Masukkan campuran nomor 4 dalam pot kecil tempat lip balm 6. Beri label pada pot lip balm.

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan Pewarna alami ekstrak buah naga merah (Hylocereus costaricensis) yang menghasilkan warna merah dapat digunakan untuk mendapatkan formula lip balm yang baik. Ektrak kulit buah naga ini kaya akan kandungan antosianin yang dapat menggantikan penggunaan bahan pewarna mineral anorganik dan tidak terbaharui pada lip balm di pasaran yang berbahaya bagi kesehatan, sebagai contoh Rhodamin B merupakan salah satu pewarna yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Formula yang digunakan untuk formulasi terbaik dan mendekati standard adalah cera alba, shea butter, madu, dan minyak zaitun dan pigmen pewarna dari ekstrak kulit buah naga dengan bobot yang telah dicantumkan pada bab metode kerja. Berdasarkan hasil pengujian organoleptik para responden yang mewakili konsumen menyatakan kualitas dari formulasi lip balm tersebut cukup baik. Hal ini terutama berkaitan dengan hasil pewarnaan yang dianggap menarik. Sementara untuk kualitas fisik lainnya seperti kelembaban, tekstur, dan kekerasan, lipstik hasil formulasi sudah mendapatkan respon yang dapat menyamai lip balm pasaran.

Daftar Pustaka Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press Brotowidjoyo, M Djarubito. 1995. Zoologi Dasar. Erlangga: Jakarta. M. Sakri, Faisal, Madu dan Khasiatnya: suplemen sehat tanpa efek samping, Penerit Diandra Pustaka Indonesia, Yogyakarta: 2012 Cal Orey, Khasiat Minyak Zaitun Resep Umur Panjang Ala Mediterania, Jakarta, Penerbit Hikmah, 2008 Cahyono B. 2009. Sukses Bertanam Buah Naga. Pustaka Mina. Jakarta. 106p. Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. 140. Jaya, Firman. 2016. Produk-produk Lebah Madu dan Hasil Olahannya. UBPress. Malang. http://ejournal.kemenperin.go.id/bbihp/article/viewFile/3414/2566 http://digilib.putraindonesiamalang.or.id:8151//pdf/KTI%20Nurdiana%20Khamardi%20P utri%20(AKAFARMA).pdf https://idoc-pub.futbolgratis.org/profile/Suruchi_Kokil2/publication/301204451_Review_on_Natur al_Lip_Balm/links/570c7e5008ae8883a1ffeed2.pdf