MAKALAH PSIKIATRI
GANGGUAN BIPOLAR I Disusun Oleh : Nama : Yulisa Afriani Ninasara Nim : 100100036
Pembimbing : dr. M. Surya Husada, M.Ked (KJ), Sp.KJ
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA RSJ PROVSU/RSUP H.ADAM MALIK MEDAN/ RS. DR PIRNGADI MEDAN 2014
i
DAFTAR ISI Daftar Pustaka...................................................................................................................... i BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1 1.2 Tujuan Makalah......................................................................................................... 2 1.3 Manfaat Pembuatan Makalah .................................................................................. 2
BAB II STUDI LITERATUR..................................................................................................... 3 2.1 Defenisi ..................................................................................................................... 3 2.2 Epidemiologi.............................................................................................................. 3 2.3 Etiologi ...................................................................................................................... 5 2.4 Gambaran Klinis ........................................................................................................ 6 2.5 Diagnosis ................................................................................................................... 7 2.6 Diagnosis Banding ..................................................................................................... 8 2.7 Terapi ........................................................................................................................ 8 2.8 Prognosis ................................................................................................................... 9 BAB III KESIMPULAN......................................................................................................... 11 Daftar Pustaka................................................................................................................... 12
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Bipolar Disorder (BD) atau gangguan bipolar adalah salah satu bentuk
penyakit kejiwaan. Penyakit yang juga dikenal dengan istilah gangguan manikdepresif ini secara umum memiliki gejala berupa perpindahan mood yang dramatis, dari satu keadaan mood yang meningkat secara abnormal (episode manik) ke satu keadaan mood yang sangat menurun (episode depresif).[1] Perpindahaan mood antara episode manik dengan episode depresif atau dengan gabungan keduanya (episode campuran) dapat terjadi beberapa kali dalam rentang waktu setahun bahkan sehari. Sesuai dengan perpindahan mood-nya, seorang penderita bipolar juga mengalami perubahan level energi, aktivitas, durasi tidur serta tingkah laku yang signifikan. Hal ini berimbas pada kehidupan pribadi penderita dan hubungan sosialnya, seperti rusaknya hubungan keluarga, kinerja yang buruk di sekolah dan tempat bekerja, serta munculnya kecenderungan untuk melakukan bunuh diri. World Health Organization (WHO) mencatat bahwa gangguan bipolar berada pada urutan ke-enam sebagai penyebab ketidakmampuan penduduk dunia berusia 15-44 tahun untuk mencapai hidup yang baik dan mapan.[2] Dalam Diagnistic and Statistical Manual of Mental Disorders versi IV Text Revision (DSM-IV-TR) disebutkan terdapat 4 sub-tipe dari gangguan bipolar yakni bipolar I, bipolar II, cyclothymic disorder dan bipolar disorder not otherwise specified (BP-NOS). Dari ke-empat sub-tipe tersebut terdapat dua sub-tipe yang umum dijumpai yakni bipolar I (BP-I) dan bipolar II (BP-II).[2] Pada kedua sub-tipe bipolar ini tetap terjadi gejala perpindahan mood yang ekstrim. Letak perbedaannya dapat dilihat pada sub-tipe BP-II dimana episode manik tidak mencapai taraf mood yang sangat tinggi seperti pada BP-I sehingga fase ini dikenal dengan istilah episode hipomanik. Selain itu, durasi episode manik pada penderita BP-I cenderung lebih lama dibandingkan durasi terjadinya episode hipomanik pada penderita BP-II.
2
BP-I ditandai dengan adanya satu/lebih episode manik atau episode campuran, sedangan BP-II ditandai dengan adanya satu/lebih episode depresif yang bersifat major disertai sekurang-kurangnya satu episode hipomanik. Pada makalah ini penulis mencoba menguraikan salah satu sub-tipe dari gangguan bipolar ini yaitu bipolar I (BP-I).
1.2.
Tujuan Makalah Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah: 1. Mengetahui definisi, epidemiologi, etiologi, gambaran klinis, diagnosis, diagnosis banding, terapi, dan prognosis gangguan bipolar I. 2. Sebagai tugas makalah untuk melengkapi kepaniteraan klinik di Departemen Psikiatri.
1.3.
Manfaat Pembuatan Makalah Manfaat pembuatan makalah ini adalah sebagai penambah wawasan penulis
dan pembaca mengenai gangguan bipolar I.
3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Definisi Gangguan bipolar I adalah sub-tipe gangguan bipolar yang ditandai dengan
munculnya satu atau lebih episode manik penuh dan atau episode campuran terkadang diikuti oleh episode depresif mayor.[3] Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar ilustrasi berikut ini.
Gambar. Ilustrasi grafik episode pada bipolar I Sumber: Mignon, 2010
Pada gangguan bipolar 1, penderita mengalami perubahan mood yang dramatis mulai dari episode manik, menuju episode campuran kemudian episode depresif dalam rentang waktu tertentu. Episode manik ditandai dengan kondisi mood yang sangat meningkat (hipertimik) dan terkadang disertai dengan perasaan irritated (mudah marah atau tersinggung). Sedangkan episode depresif ditandai dengan kondisi mood yang sangat menurun (hipotimik). Kemudian di antara kedua episode tersebut terdapat masa mood yang normal (eutimik).
2.2.
Epidemiologi Prevalansi seumur hidup (lifetime prevalence) untuk kasus gangguan
bipolar I menunjukkan angka 2,4%.[1] Selain itu, terdapat beberapa variabel lain yang mempengaruhi prevalensi bipolar I, yakni:
4
1. Jenis kelamin Rasio perbandingan penderita gangguan bipolar (semua sub-tipe gangguan bipolar) antara laki-laki dan perempuan cenderung sama, yakni 1:1.[1] 2. Usia Kasus gangguan bipolar cenderung terjadi pada usia 8-20 tahun, dan lebih sedikit pada anak-anak dan lansia. Sebuah penelitian dilakukan pada 3.000 orang di Jerman dengan range umur 14-24 tahun (terdiri dari laki-laki dan perempuan) dan menghasilkan angka prevalensi seumur hidup untuk gangguan bipolar I sebesar 1,4%. Di sisi lain, tidak terdapat sumber maupun penelitian yang memadai mengenai fenomena bipolar yang terjadi pada lansia, tetapi beberapa sumber menyebutkan bahwa terdapat penurunan angka prevalansi yang signifikan pada usia tersebut.[4] 3. Etnis Prevalansi bipolar I tidak menunjukkan adanya variasi yang signifikan berdasarkan etnis jika kelas sosial, pendidian dan lingkungan hidup penderita berada dalam kontrol yang baik. Namun dalam laporan hasil studi yang dilakukan oleh Cross National Collaborative Group mengenai epidemiology gangguan bipolar I pada usia dewasa ditemukan angka prevalensi seumur hidup yang cukup merata untuk kasus bipolar I yang tersebar di 7 negara lokasi studi, yakni rata-rata ≤ 1%. Persentase terendah ditemukan di negara-negara timur (0,3% di Taiwan dan 0,4% di Korea), sedangkan persentase tertinggi muncul di New Zealand (1,5%) dan di Amerika Serikat (0,9%). Di tiga negara lainnya yakni Kanada (0,6%), Puerto Rico (0,6%) dan Jerman (0,5%) ditemukan persentase cukup jauh di bawah 1%.[4] 4. Status perkawinan Status perkawinan memiliki kaitan yang sangat kompleks dengan prevalansi bipolar I. Data menunjukkan bahwa status single serta perceraian memiliki chance untuk diikuti oleh gangguan bipolar I.[1]
5
5. Sosial ekonomi Tidak ditemukan adanya korelasi antara keadaan sosial ekonomi seseorang dengan kecenderungan mengidap bipolar I.[1]
2.3.
Etiologi Hingga saat ini belum terdapat defenisi mutlak mengenai penyebab
terjadinya gangguan bipolar. Namun demikian, diketahui terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab munculnya gangguan ini, yakni: 1. Faktor Genetik Berdasarkan penelitian, gangguan bipolar cenderung bersifat herediter, dimana sekitar 80% penderitanya dipengaruhi oleh genetik (turunan dari orang tua).[5] Data menunjukkan jika salah satu dari orang tua menderita gangguan mood, maka kemungkinan anaknya akan memiliki resiko mengidap hal yang sama bertambah sebanyak 10-25%. Jika kedua orang tuanya menderita gangguan mood, maka kemungkinan anaknya mengidap hal yang sama akan berlipat ganda. Kemungkinan ini terus bertambah apabila terdapat riwayat anggota keluarga lainnya yang juga mengidap gangguan serupa.[1] 2. Trauma pengalaman hidup dan stress lingkungan Beberapa psikiater percaya bahwa terdapat kejadian-kejadian dalam hidup seseorang yang kemudian mampu menstimulasi munculnya depresi. Data menunjukkan bahwa satu pengalaman dalam hidup yang paling berpotensi memunculkan rasa depresi adalah kehilangan orang tua sebelum seorang anak mencapai umur 11 tahun. Selain itu, stress yang ditimbulkan dari lingkungan yang sedang dialami juga dapat memicu terjadinya depresi, misalnya kehilangan pasangan hidup atau dipecat dari pekerjaan. Orang yang diberhentikan dari pekerjaannya memiliki kecenderungan mengalami depresi tiga kali lebih banyak dari orang yang masih bekerja.
6
2.4.
Gambaran Klinis Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, dalam gangguan bipolar I
terdapat setidaknya satu episode manik atau lebih. Episode manik ini kemudian mungkin saja diikuti oleh terjadinya episode drpresif maupun episode campuran yang merupakan gabungan dari keduanya. Berikut dijelaskan gambaran klinis masing-masing episode tersebut: 1. Manik Periode manik adalah masa dimana mood meningkat dan berkembang secara abnormal serta terkadang disertai rasa cepat marah dan tersinggung. Periode ini berlangsung paling tidak selama 1 minggu (atau kurang dari 1 minggu apabila penderita harus dirawat di rumah sakit). Pada periode manik penderita mengalami peningkatan rasa percaya diri yang dramatis, penurunan kebutuhan untuk tidur, mudah untuk dialihkan perhatiannya, cenderung melakukan aktivitas mental dan fisik yang lebih berat dari sebelumnya dan melibatkan diri secara berlebihan terhadap hal-hal yang dianggap menyenangkan. Menurut DSM-IV-TR, gangguan bipolar I memiliki lebih dari satu kali episode manik dan terkadang diikuti oleh episode depresif mayor. 2. Depresif Sebuah periode dapat dikatakan sebagai periode depresif mayor apabila periode tersebut telah berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu. Secara tipikal, penderita depresif mengalami setidaknya empat gejala dari beberapa gejala berikut ini: -
Perubahan nafsu makan dan berat badan (baik menjadi lebih gemuk ataupun lebih kurus)
-
Perubahan siklus tidur dan aktivitas sehari-hari.
-
Kurang atau tidak bertenaga
-
Kecenderungan untuk merasa bersalah
-
Bermasalah dalam berfikir dan memutuskan sesuatu
-
Memikirkan tentang kematian dan kemungkinan untuk bunuh diri
7
3. Periode campuran Periode ini berlangsung sekurang-kurangnya 1 minggu dimana periode manik dan depresif terus berlangsung (hampir setiap hari) secara bergantian dalam kurun waktu tersebut.[1]
2.5.
Diagnosis Dalam Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorder – IV – Text
Revision (DSM-IV-TR) dinyatakan bahwa individu dengan gangguan kepribadian bipolar I memiliki setidaknya satu (atau lebih) episode manik dan terkadang diikuti oleh episode depresif mayor. Episode manik adalah penanda utama dari penderita bipolar I. Berikut adalah kriteria episode manik berdasarkan DSM-IV-TR: 1. Mood meningkat dan berkembang secara abnormal serta terkadang disertai rasa cepat marah dan tersinggung. Periode ini berlangsung paling tidak selama 1 minggu (atau kurang dari 1 minggu apabila penderita harus dirawat di rumah sakit). 2. Selama periode gangguan mood, tiga (atau lebih) dari gejala-gejala di bawah ini dapat ditemukan pada penderita (empat gejala harus ditemukan apabila mood hanya bersifat irritable) dan telah muncul dalam level yang signifikan: 1. Peningkatan rasa percaya diri yang dramatis. 2. Penurunan keinginan untuk tidur (Misalnya, merasa telah cukup istirahat setelah tidur hanya 3 jam) 3. Lebih aktif berbicara dari biasanya atau merasa terdorong untuk terus berbicara. 4. Ide-ide dan pengalaman subjektif yang meledak-ledak dan berpacu dalam fikiran. 5. Mudah untuk dialihkan perhatiannya (misalnya, perhatiannya gampang dialihkan dengan hal-hal sepele atau stimulasi eksternal yang tidak relevan) 6. Peningkatan aktivitas psikomotorik yang dramatis (baik dalam lingkungan sosial, sekolah, rumah, atau seksual)
8
7. Keterlibatan
yang berlebih
menyenangkan
namun
pada
memiliki
aktivitas potensi
yang dianggap
yang tinggi
atas
konsekuensi menyakitkan (misalnya, berbelanja secara berlebihan, perilaku seks sembarangan, atau melakukan investasi bisnis tanpa pertimbangan) 3. Gejalanya bukan terjadi saat episode campuran. 4. Gangguan mood tergolong parah dengan melihat tanda-tanda adanya keterpurukan dalam pekerjaan, atau aktivitas sosial, atau hubungan dengan orang lain, atau kebutuhan untuk dirawat untuk mencegahnya dari mencelakakan diri sendiri maupun orang lain, atau terdapat hal-hal psikotik lain. 5. Gejala bukan ditimbulkan oleh efek fisiologikal langsung dari zat-zat tertentu (misalnya, narkotika, program pengobatan penyakit lain, dll) atau kondisi medis khusus (misalnya, hipertiroid) [1]
2.6.
Diagnosis Banding Diagnosis banding gangguan bipolar I dapat ditemukan pada beberapa
gangguan psikiatri yang lain sehingga cukup sulit untuk menentukan diagnosis bandingnya. Periode depresif yang terjadi pada gangguang bipolar I juga merupakan gejala yang terjadi pada gangguan depresi dan juga gangguan bipolar II. Namun gangguan bipolar I jelas disertai episode manik yang tidak terdapat pada dua gangguan tersebut.
2.7.
Terapi
2.7.1. Psikoterapi Psikoterapi yang dapat dilakukan pada penderita bipolar I dapat berupa terapi psikososial.[1] Terapi psikososial adalah terapi yang menggunakan keunikan manusia seperti aktualisasi diri, kesehatan, harapan, cinta, kreativitas, hakikat individualitas dan hubungan persahabatan untuk membantu perkembangan atau pemulihan kondisi psikologis manusia. Berikut adalah beberapa model terapi psikososial yang dapat dilakukan pada penderita bipolar I:
9
1. Psikoedukasi 2. Terapi afeksi keluarga 3. Teknik spiritual 4. group 5. Olahraga 6. Terapi rekreasi 7. Terapi musik 8. Terapi hewan peliharaan, dll
2.7.2. Farmakoterapi Lithium merupakan antidepresan yang dianjurkan untuk digunakan oleh penderita gangguan bipolar. Lithium telah digunakan lebih dari 50 tahun untuk mengatasi gangguan bipolar karena cenderung tidak bersifat sedative ataupun eforan. Namun demikian, terdapat beberapa kasus dimana penderita tidak memiliki respon yang baik terhadap lithium, diantaranya penderita bipolar yang memiliki riwayat cedera kepala, manik berat (dengan gejala psikotik) dan yang disertai dengan komorbid. Dalam penggunaannya, perlu dilakukan monitor ketat terhadap kadar lithium dalam darah. Selain itu, pengobatan bipolar juga didukung dengan antidepresan yang lain seperti Zoloft dan amfetamin.[6]
2.8.
Prognosis Pasien dengan gangguan bipolar I cenderung memiliki prognosis yang
buruk, dimana terdapat 40-50% penderita yang mengalami gejala episode manik awal kembali mengalaminya dalam kurun waktu 2 tahun setelah episode manik awal tersebut. Data menunjukkan, hanya terdapat 50-60% pasien dengan gangguan bipolar I yang dapat diatasi gejalanya dengan lithium. Beberapa faktor yang memperburuk prognosis bipolar adalah: 1. Riwayat pekerjaan yang buruk/kemiskinan 2. Disertai penyalahgunaan alcohol
10
3. Disertai gejala psikotik 4. Gejala depresi lebih menonjol
Prognosis cenderung lebih baik apabila: 1. Penderita masih dalam episode manik 2. Penderita usia lanjut 3. Tanpa atau minim gejala psikotik 4. Penderita memiliki sedikit masalah kesehatan medis.[7]
11
BAB 3 KESIMPULAN
Gangguan bipolar I adalah sub-tipe gangguan bipolar yang ditandai dengan munculnya satu atau lebih episode manik penuh dan atau episode campuran terkadang diikuti oleh episode depresif mayor. Dalam Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorder – IV – TR (DSM-IV-TR) dinyatakan bahwa individu dengan gangguan kepribadian bipolar I memiliki setidaknya satu (atau lebih) episode manik dan terkadang diikuti oleh episode depresif mayor. Episode manik adalah penanda utama dari penderita bipolar I. Selama periode gangguan mood, tiga (atau lebih) dari gejala-gejala yang telah dirumuskan dalam DSM-IV-TR dapat ditemukan pada penderita (empat gejala harus ditemukan apabila mood hanya bersifat irritable) dan telah muncul dalam level yang signifikan. Terapi gangguan bipolar dapat berupa psikoterapi maupun farmakoterapi. Psikoterapi dan farmakoterapi bertujuan untuk mengurangi sensitivitas terhadap gejala klinis agar penderita dapat melakukan fungsi sosialnya dengan baik.
12
DAFTAR PUSTAKA 1. Benjamin James Sadock, V. A. (2007). Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Edition. Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins. 2. Laura Madelli, S. P. (2011). The Genetic Basis of Bipolar Disorder . In J. M. Plunkett, Bipolar Disorder: Causes, Diagnosis and Treatment (p. 1). New York: Nova Science Publishers, Inc. 3. Mignon, L. (2010). Insights into the Diagnosis and Treatment of Bipolar Disorder. California: Neuroscience Education Institute. 4. Zoltan Rihmer, J. A. (2005). Epidemiology of Bipolar Disorder. In R. M. Siegfried Kasper, handbook of Bipolar Disorder: Diagnosis and Therapeutic Approaches (p. 23). New York: Taylor & Francis Group. 5. Ru-Band Lu, S.-Y. L. (2011). Updated research in Bipolar Disorders: Subtypes, Comorbidities, and Novel Treatment Model. In J. M. Plunkett, Bipolar Disorder: Causes, Diagnosis and Treatment (p. 75). New York: Nova Science Publishers, Inc. 6. Jess G. Fiedorowicza, N. S. (2011). Adverse Vascular Effects of Medications Used in the Treatment of Bipolar Disorder. In J. M. Plunkett, Bipolar Disorder: Causes, Diagnoses and Treatment (p. 313). New York: Nova Science Publishers. 7. Soref, S. (Stephen Soref, 2014 Desember 22). Bipolar Afective Disorder. Retrieved from http://emedicine.medscape.com: http://emedicine.medscape.com/article/286342-overview#aw2aab6b2b6