Tutor : drg. Ana Medawati M.Kes Ketua : Gumilang Adhie P. Sekretaris : Yogi Suryo Atmodjo - Lisna K. Rezky Laporan Tutorial Skenario 3 Tema : Fraktur gigi – nekrosis pulpa- abses periapikal I.
Klasifikasi Istilah - Fraktur : hilangnya bagian gigi diakibatkan trauma, untuk mahkota lebih sering arah frakturnya miring, sedangkan untuk akar biasanya ke arah horisontal. - Radiolusen area : daerah gelap pada radiograf yang menunjukkan adanya suatu gejalan patologis, biasanya pada jaringan lunak dan menunjukkan adanya perluasan infeksi.
II.
Menetapkan permasalahan 1. Apakah diagnosa, diagnosa banding, dan present illness dari skenario ini? 2. Apa saja etiologi fraktur dan nekrosis? 3. Sebutkan klasifikasi fraktur serta klasifikasi nekrosis! 4. Bagaimana ciri-ciri dan gambaran klinis gigi nekrosis? 5. a. bagaimana patogenesis gigi fraktur hingga menjadi nekrosis? b. bagaimana mekanisme perubahan pada gigi yang nekrosis? c. bagaimana mekanisme terjadinya pembengkakan di gusi pada gigi yang fraktur? d. kenapa rasa sakit pada gigi nekrosis pada pasien dapat hilang dengan sendirinya? Kenapa setelah 8 bulan terjadi pembengkakan? 6. Apa saja faktor resiko dan dampak dari gigi yang fraktur? 7. Apa saja macam2 perawatan gigi fraktur? 8. Apa perawatan sebelum melakukan tumpatan penatalaksanaan selanjutnya dan obat2nya?
permanen
dan
9. Apa indikasi dan kontraindikasi perawatan endodontik? 10.Apa dampak tumpatan permanen pada gigi yang sudah menunjukkan gambaran radiolusen di periapikal?
III.
Menganalisis masalah
Tutor : drg. Ana Medawati M.Kes Ketua : Gumilang Adhie P. Sekretaris : Yogi Suryo Atmodjo - Lisna K. Rezky 1. Diagnosa banding (DD) - Nekrosis pulpa - Pulpitis irreversibel - Frkatur dengan terbukanya tubulus dentin Diagnosis : nekrosis pulpa Present Illness : Fraktur Bbrapa hari
8 bulan kemudian
1 minggu
Dengan rasa sakit sembuh pembengkakan
pembengkakan
rasa sakit
sembuh 2 tahun
2. Etiologi fraktur :
Etiologi Nekrosis :
- Post normal occlusion
-
Mikroorganisme
- Bibir atas yang pendek
-
Bahan kimia
- Bibir yang incompeten
-
Reaksi hipersensitivitas
- Mouth breathing
-
Trauma
-
Pulpitis irreversibel pernah dirawat
yg
tdk
3. A. klasifikasi fraktur Klasifikasi Fraktur menurut Ellis I.
Fraktur pada email dengan/ tanpa perubahan tempat
II.
Fraktur sudah mencapai dentin (sedikit) tapi pulpa belum terbuka, baik dengan/ tanpa perubahan tempat
III.
Fraktur sudah melibatkan banyak dentin dengan pulpa yang terbuka baik dengan/ tanpa perubahan tempat
IV. Gigi sudah menjadi non-vital baik kehilangan/ tidak jaringan gigi
Tutor : drg. Ana Medawati M.Kes Ketua : Gumilang Adhie P. Sekretaris : Yogi Suryo Atmodjo - Lisna K. Rezky V.
Gigi lepas karena trauma
VI. Fraktur akar dengan/ tanpa kehilangan struktur mahkota VII. Perpindahan gigi tanpa fraktur mahkota/ gigi VIII. Fraktur mahkota komplit (sampai akar) dan gigi berpindah tempat IX. Fraktur pada gigi decidui
Klasifikasi gigi anterior I.
Fraktur email
IV.
Fraktur akar
II.
Fraktur dentin tanpa terbuka pulpa
V.
Luksasi gigi
VI.
Intrusi gigi
III.
Fraktur dengan pulpa
mahkota terbukanya
Klasifikasi fraktur yang berhubungan dengan subgingival I.
Dari fraktur tidakmeluas sampai dengan di bawah tinggi gingival cekat
II.
Garis fraktur meluas di bawah tinggi gingiva cekat sampai dengan krista alveolar
III.
Garis fraktur meluas di bawah tinggi krista alveolar
IV.
Garis fraktur terdapat di dalam 1/3 koronal akar tetapi di bawah tinggi krista alveolar
B. klasifikasi Nekrosis −
Koagulasi pengentalan : ada bagian jaringan yang larut, mengendap dan berubah jadi bahan yang padat
−
Liquefaksi pencairan : enzim proteolitik mengubah jaringan pulpa jadi bahan lunak dan cair. Hasil akhirnya berupa H2S (gas gangrene), amoniak, bahan brsifat lemak, air, CO2.
4. Ciri-ciri dan gejala klinis gigi nekrosis - Hampir sama dengan pulpitis irreversibel
Tutor : drg. Ana Medawati M.Kes Ketua : Gumilang Adhie P. Sekretaris : Yogi Suryo Atmodjo - Lisna K. Rezky
- Perubahan radiografik tampak radiolusen pada lamina dura, penebalan jaringan periodontal. Lamina dura juga dapat hilang. - Di apex timbul lesi radiolusen area di sekitar apex - Penyebaran rasa sakit sampai ke TMJ - Rasa sakit spontan - Pasti ada fistula - Terjadi diskolorasi (perubahan warna) dan luksasi
5. A. Patogenesis fraktur menjadi nekrosis Adanya trauma terjadi obstruksi pembuluh darah pembuluh darah rusak dilatasi pembuluh darah kapiler degenerasi kapiler edema pulpa menurunnya sirkulasi kolateral ischemia infark menurunnya respon pulpa. Dengan adanya trauma fraktur ½ incisal sudah sampai dentin tubulus dentin terbuka plak dan Mikroorganisme(MO) masuk hingga ke dalam tubulus dentin karena respon pertahanan pulpa yang menurun sehingga tidak kuat melawan plak dan MO sampai dalam infeksi nekrosis B. gigi nekrosis dapat berubah warna karena adanya gangguan sirkulasi pembuluh darah sedangkan pembuluh darah tersbut berfungsi sebagai suatu saluran untuk distribusi nutrisi, zat-zat lain, darah,dsb. Kalo sirkulasi terhenti maka lama-kelamaan apa yang ada di dalam pembuluh darah akan terakumulasi, bercampur dan pembuluh darah akan nampak lebih gelap. C. terjadinya pembengkakan pada gusi karena adanya intervensi bakteri. Intervensi bakteri masuk semakin dalam, dan di dalam bakteri mengeluarkan eksudat2nya...akumulasi dari jaringan nekrosis dan eksudat bakteri PLUS reaksi imun tubuh inilah yang menyebabkan bengkak. D. dicari buat TB...^_^ 6.
Faktor resiko dari fraktur - Anak-anak usia 8- 12 tahun - Laki-laki lebih besar resikonya dibandingkan perempuan - Orang dengan pekerjaan yang beresiko trauma yang tinggi ( petinju) Dampak fraktur : nekrosis, menurunnya estetika, abses, terganggunya fungsi mastikasi, psikologis
Tutor : drg. Ana Medawati M.Kes Ketua : Gumilang Adhie P. Sekretaris : Yogi Suryo Atmodjo - Lisna K. Rezky 7. Macam perawatan :
a. Perawatan pada fraktur tanpa terbukanya pulpa - Penghilangan rasa yang tidak enak - Pemeliharaan pulpa vital - Restorasi (dengan RK, Reattachment of Coronal Segment) - Dikontrol secara reguler b. Perawatan pada fraktur dengan terbukanya pulpa - Pada gigi yang matur : pulp capping, pulpotomi (coronal pulpotomi dan deep pulpotomi) - Pada gigi immature : pulp capping dan pulpotomi 8. Cari lagiiiiiiiiiiiiii....TB...^_^ 9. Indikasi : - Pulpa terbuka dengan lesi periapikal - Nekrosis dengan lesi periapikal - Pulpitis irreversibel tanpa lesi periapikal Kontra indikasi : - Gigi berakar banyak - Sakit pada gigi yang nekrosis 10.Dampak diberi tumpatan yang permanen padahal gigi menunjukkan adanya area radiolusen pada radiograf antara lain : - Sakit - Lesi periapikal
IV.
Menarik Kesimpulan
Tutor : drg. Ana Medawati M.Kes Ketua : Gumilang Adhie P. Sekretaris : Yogi Suryo Atmodjo - Lisna K. Rezky
V.
Menetapkan Tujuan Belajar (TB) a. Memahami hubungan antara terjadinya fraktur gigi dengan nekrosis dan abses periapikal (lebih ke arah patogenesisnya) b. Memahami etiologi, faktor resiko, klasifikasi dari fraktur gigi, nekrosis pulpa, dan abses periapikal. c. Mampu menentukan rencana perawatan dari kasus yang ada sesuai dengan pemeriksaan objektif yang diperoleh. d. Mampu menjelaskan indikasi, kontraindikasi dan dampak dari treatment planning (rencana perawatan) yang akan dilakukan.