LAPORAN INDIVIDU PROGRAM PENDAMPINGAN KELUARGA
KULIAH KERJA NYATA PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DESA
: BAYUNG CERIK
KECAMATAN
: KINTAMANI
KABUPATEN
: BANGLI
PROVINSI
: BALI
Oleh: No NIM
Nama Mahasiswa
1. 1302005060
Ni Kadek Ariesta Dwijayanthi
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS UDAYANA PERIODE XVII TAHUN 2018 1
HALAMAN PENGESAHAN PROGRAM PENDAMPINGAN KELUARGA
KK Dampingan
: I Wayan Suma
Mahasiswa
: Ni Kadek Ariesta Dwijayanthi
Bangli, 26 Agustus 2018 Mengetahui
Mengetahui
I Wayan Kumpul
dr. Ida Ayu Dewi Wiryanthini, M.Biomed
Perbekel Desa Bayung Cerik
NIP : 19810322 200604 2 002 DPL Desa Bayung Cerik
Menyetujui
Prof. Dr. Drh. I Nyoman Suarsana, M.Si. NIP : 19650731 199303 1 003 Ketua Panitia Pelaksana KKN PPM
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya kegiatan KKN PPM Universitas Udayana Periode ke-XVII Tahun 2018 ini dapat berjalan dengan lancar. Adapun salah satu program KKN PPM ini adalah program pendampingan keluarga yang bertujuan untuk membantu memberdayakan keluarga di daerah KKN dengan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dipelajari mahasiswa sehingga dapat membantu dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masyarakat. Kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihakpihak yang telah terlibat dalam kegiatan antara lain: 1. Pihak Rektorat Universitas Udayana atas bantuan dan fasilitas yang telah diberikan baik secara moral ataupun spiritual. 2. dr. Ida Ayu Dewi Wiryanthini, M.Biomed selaku Dosen Pembimbing Lapangan
atas bimbingan dan sarannya selama berlangsungnya
kegiatan KKN PPM. 3. Bapak I Wayan Kumpul selaku Perbekel Desa Bayung Cerik beserta staff pegawai lainnya atas informasi dan fasilitas yang telah diberikan dalam mendukung terlaksananya kegiata KKN PPM ini. 4. Bapak I Wayan Suma beserta keluarga selaku keluarga dampingan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk berbagi pengalaman dan mempelajari kehidupan sehari-hari di keluarga dampingan. 5. Seluruh rekan-rekan mahasiswa KKN PPM Universitas Udayana di Desa Bayung Cerik yang telah bekerja sama dan membantu dalam program pendampingan keluarga ini. Akhir kata penulis berharap semoga laporan program pendampingan keluarga ini dapat bermanfaat bagi pihak yang terlibat guna mencapai sasaran program seperti yang diharapkan. Bayung Cerik, Agustus 2018 Penulis
3
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii DAFTAR ISI .......................................................................................................... v BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN ........................... 1 1.1 Profil Keluarga Dampingan ................................................................. 1 1.2 Kondisi Ekonomi Keluarga Dampingan .............................................. 1 1.2.1
Pendapatan Keluarga ...................................................................... 1
1.2.2
Pengeluargan Keluarga .................................................................. 1
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH ............................... 10 2.1 Permasalahan Keluarga ...................................................................... 10 2.2 Prioritas Masalah ................................................................................ 11 BAB III SOLUSI PEMECAHAN MASALAH ................................................ 10 3.1 Program .............................................................................................. 10 3.2 Jadwal Kegiatan ................................................................................. 11 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 10 4.1 Pelaksanaan Kegiatan ......................................................................... 10 4.2 Hasil ................................................................................................... 11 4.3 Kendala Pendampingan ...................................................................... 11 BAB V PENUTUP ............................................................................................... 10 5.1 Kesimpulan......................................................................................... 10 5.2 Rekomendasi ...................................................................................... 11 LAMPIRAN ......................................................................................................... 19
4
BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
1.1
Profil Keluarga Dampingan Program Pendampingan Keluarga yang ditujukan bagi keluarga yang
tergolong dalam kelompok Rumah Tangga Miskin (RTM) dan pra-sejahtera merupakan salah satu fokus utama dalam Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) Periode XVII Universitas Udayana. Program tersebut memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mempelajari permasalahan, menelaah penyebab, dan membantu memberikan pilihan solusi yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi dalam keluarga dampingan, baik kesehatan, ekonomi, maupun hal yang menyangkut tentang persoalan sosial dalam bermasyarakat. Maksud dari program pendampingan keluarga atau KK dampingan adalah untuk membantu pemberdayaan keluarga melalui penerapan ilmu dan teknologi dalam bidang wirausaha, pendidikan dan keterampilan, KB dan kesehatan, serta pembinaan lingkungan untuk membangun keluarga yang bahagia dan sejahtera. Tujuan program pendampingan keluarga bagi mahasiswa adalah untuk meningkatkan kepedulian dan kemampuan mahasiswa dalam mengatasi permasalahan keluarga melalui penerapan ilmu dan teknologi yang telah dipelajari. Dalam KKN PPM ini, setiap mahasiwa wajib mendampingi satu keluarga pra-sejahtera. Kegiatan KK Dampingan dilaksanakan pada beberapa keluarga yang terdapat di setiap Dusun di Desa Bayung Cerik, Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. Pada KKN periode XVII ini penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi salah satu keluarga yang ada di Desa Bayung Cerik, yaitu keluarga I Wayan Suma. Beliau bertempat tinggal di dekat balai banjar, dengan jarak yang dapat dijangkau dengan waktu kurang lebih lima menit dengan berjalan kaki dari posko KKN PPM, sehingga mempermudah akses mahasiswa dalam pelaksanaan program pendampingan keluarga. Keluarga Bapak I Wayan Suma merupakan sebuah keluarga yang sangat sederhana. Bapak I Wayan Suma tinggal bersama sang istri yang bernama Ni Made Gerit. Pasangan ini memiliki 2 orang anak. Anak pertama sudah menikah
5
dan tinggal di luar kota, serta hanya sesekali berkunjung apabila ada upacara agama. Anak terakhir masih tinggal bersama orangtuanya dan merupakan pelajar kelas 1 Sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1 Kintamani. Saat ini, keluarga Bapak I Wayan Suma menempati lahan seluas ±1 are bersama 2 kepala keluarga lain. Kediaman beliau sederhana dengan tiga bangunan utama yakni ruang keluarga, dan kamar tidur, serta dua buah bangunan terpisah, yakni dapur, serta satu buah kamar mandi. Keluarga Bapak I Wayan Suma memasak menggunakan kayu bakar. Kamar mandi terlihat bersih, dimana sumber air diperoleh dari air PDAM. Bapak I Wayan Suma merupakan seorang pekerja serabutan yang mencari nafkah di desa sebelah yaitu Desa Songan. Sementara istrinya merupakan seorang ibu rumah tangga. Untuk lebih jelasnya, identitas keluarga Bapak I Wayan Suma dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Identitas Keluarga Bapak I Wayan Suma No
1.
2.
3.
Nama I Wayan Suma Ni Made Gerit I Komang Sardika Putra
Jenis
Hubungan
Umur
Pendidikan
L
47 th
Tamat SD
P
47 th
Tamat SD
Istri KK
L
13 th
Tamat SD
Anak I KK
Kelamin
dengan KK
Pekerjaan
Kepala
Pekerja
Keluarga
Serabutan Ibu Rumah Tangga Pelajar
Keluarga ini mengalami beberapa permasalahan terutamanya dalam hal kesehatan dan perekonomian keluarga. Meski demikian Bapak I Wayan Suma mampu mengusahakan untuk menyekolahkan anaknya. 1.2
Ekonomi Keluarga Dampingan
1.2.1
Pendapatan Keluarga Keluarga Bapak I Wayan Suma termasuk keluarga dengan ekonomi
kurang cukup. Bapak I Wayan Suma merupakan seorang pekerja serabutan yang mencari nafkah di desa sebelah yaitu Desa Songan. Beliau setiap hari bekerja di kebun jeruk milik orang lain untuk memanen jeruk. Istri Bapak I Wayan Suma, Ni
6
Made Gerit tidak bekerja dan sehari-hari hanya mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Dalam satu hari, rata-rata pendapatan keluarga beliau sebesar Rp. 20.000 Rp. 60.000. Meski sering menjadi buruh pemetik buah jeruk, keluarga ini tidak memiliki tanah untuk berkebun, sehingga penghasilan sehari-hari sangat tergantung dari hasil melakukan pekerjaan sebagai buruh kasar. Keluarga ini juga tidak memiliki hewan ternak seperti tetangga lainnya di sekitar rumah mereka. Apabila hasil pemasukan ini dikonversi setiap bulannya, maka rentangan penghasilan keluarga Bapak I Wayan Suma selama satu bulan adalah ± Rp. 600.000 – 1.800.000. Selain dari pendapatan di atas keluarga ini tidak memiliki sumber pendapatan alternatif atau tambahan pendapatan. Pendapatan ini kemudian dikelola masing – masing tanpa ada transparansi dana ataupun pembagian penghasilan. Bapak Wayan Suarsana
menyampaikan bahwa pendapatannya
pribadi dalam satu bulan dimanfaatkan untuk kebutuhan pribadi dan sebagiannya disisihkan untuk menyekolahkan anaknya. 1.2.2
Pengeluaran Keluarga
a. Kebutuhan sehari-hari Pengeluaran Bapak I Wayan Kumpul untuk kebetuhan sehari – hari tidaklah menentu. Masalah pengeluaran jarang dirundingkan bersama. Bapak I Wayan Kumpul biasanya langsung memberikan penghasilannya selama satu hari kepada istrinya di malam hari setelah pulang dari bekerja, dimana istrinyalah yang biasanya mengolah uang tersebut untuk keperluan sehari-hari. Untuk keperluan makan sehari-hari, keluarga Bapak I Wayan Suma menghabiskan uang sebesar ± Rp 15.000,- yang digunakan untuk membeli bahan makanan yang akan dimasak untuk makan keluarga. Terkadang karena pemasukan yang tidak menentu, maka keluarga Bapak I Wayan Suma akan memanfaatkan tumbuhan di sekitar rumahnya sebagai bahan masakan. Selain biaya makan untuk dirinya, sang istri dan anak, Bapak I Wayan Suma harus mengeluarkan biaya untuk keperluan bulanannya seperti beras, deterjen, sabun, dan rokok. Selain untuk keperluan bulanan di atas, Bapak
7
I Wayan Suma juga harus membayar biaya listrik dan air PDAM. Rata– rata biaya yang harus dikeluarkan Bapak I Wayan Suma untuk kebutuhan lain, seperti beras, deterjen, sabun mandi, sabun cuci, listrik, air dan sebagainya menghabiskan biaya sebesar kurang lebih Rp 300.000,- per bulannya. Bapak I Wayan Suma juga adalah seorang perokok namun tidak terlalu berat, satu bungkus rokok yang seharga Rp. 12.000,- dihabiskan dalam waktu 3-4 hari. Anak bungsu Bapak I Wayan Suma saat ini masih duduk di bangku SMP. Bapak I Wayan Suma hanya mengeluarkan biaya untuk uang saku dan bensin dari sepeda motor yang dibawa anaknya setiap hari sebesar Rp. 10.000,-. Terkadang apabila kebutuhan sehari-harinya lebih besar dari penghasilannya maka Bapak I Wayan Suma terpaksa harus berhutang kepada tetangganya. Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa biaya yang harus dikeluarkan Bapak I Wayan Suma untuk memenuhi kebutuhan sehariharinya nyaris menghabiskan seluruh pendapatan keluarga. Belum lagi ditambah dengan sumbangan untuk banjar setiap bulannya. Oleh karena itu, beliau menyatakan pula bahwa selama ini beliau tidak memiliki tabungan keluarga. b. Pendidikan Keluarga Bapak I Wayan Suma tidak memiliki alokasi khusus untuk pendidikan. Kendati demikian, beliau telah mampu menyekolahkan putri pertamanya yang telah menikah hingga tamat SMA, dan anak terakhirnya yang kini sedang menempuh pendidikan SMP. Selama ini, apabila anaknya menagih uang untuk biaya pendidikan, Bapak I Wayan Suma akan menyiasatinya dengan meminjam uang ke tetangga. Cara ini dipilih karena lebih praktis dan cepat, serta lebih mudah dalam pengembalian uang karena tidak harus membayar dengan bunga seperti apabila meminjam ke bank. Selain itu, Bapak I Wayan Suma juga bercerita bahwa hubungannya dengan tetangga juga sangat erat, sehingga tidak ada kecanggungan apabila harus meminjam uang. c. Kesehatan
8
Dalam bidang kesehatan, keluarga Bapak I Wayan Suma tidak perlu mengeluarkan uang apabila ada anggota keluarga yang sakit, hal ini dikarenakan keluarga Bapak I Wayan Suma telah memiliki asuransi kesehatan BPJS-KIS. Keluarga Bapak I Wayan Suma masih kurang memiliki kesadaran akan kesehatan. Hal tersebut tercermin dari jarangnya anggota keluarga beliau dalam memeriksakan diri ke layanan kesehatan terdekat selama ini, meskipun apabila telah terdapat keluhan kesehatan tertentu yang dirasakan masih bisa diobati sendiri dengan obat di warung. Dikatakan pula bahwa mereka tidak pernah mengalami sakit berat hingga harus masuk rumah sakit atau mengkonsumsi obat-obatan. Namun, saat dilakukan pemeriksaan kesehatan sederhana oleh mahasiswa KKN PPM 2018, ditemukan bahwa Bapak I Wayan Suma sering mengeluh nyeri di daerah dada dan ulu hati, memiliki tekanan darah yang tinggi (140/90), dan terdapat keluhan gatal-gatal di daerah dada dengan ditemukan adanya beberapa lesi berwarna putih di dada Bapak I Wayan Suma. d. Kerohanian Seluruh anggota keluarga Bapak I Wayan Suma beragama Hindu. Apabila di rumah maupun di desa terdapat upacara keagamaan biasanya tidak begitu banyak membeli banten karena sebagian besar dibuat sendiri, cukup membeli beberapa bahan saja untuk bantennya di pasar. Sedangkan untuk kegiatan sembahyang sehari-hari, keluarga ini biasa mempersiapkan sendiri. Berkaitan dengan biaya biasanya masih dapat disesuaikan dengan kondisi keuangan pada saat itu sehingga tidak terlalu membebani keluarga. e. Sosial dan Kehidupan Bermasyarakat Untuk biaya-biaya di bidang sosial biasanya keluarga ini tidak menganggarkan secara khusus untuk pembiayaannya. Apabila terdapat pengeluaran tertentu di bidang sosial seperti iuran banjar, uang untuk warga yang sedang berduka (sakit, kematian, ngaben), uang untuk hadiah apabila terdapat warga yang punya hajatan dan sebagainya biasanya disesuaikan. Jadi, apabila ada pengeluaran mendadak yang berkaitan dengan keperluan sosial maka semua biaya tersebut disesuaikan dengan kondisi keuangan keluarga saat itu.
9
10
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
Untuk mengidentifikasi masalah yang dialami keluarga dampingan, yaitu keluarga Bapak I Wayan Suma, maka penulis melakukan beberapa kunjungan ke kediaman keluarga dampingan. Selama kunjungan penulis melakukan pendekatan secara kekeluargaan dengan keluarga Bapak I Wayan Suma, yaitu dengan melakukan diskusi ringan dengan kepala keluarga serta anggota keluarga yang lain mengenai program KKN terutama program KK dampingan, masalah kesehatan yang dialami, masalah perekonomian, serta melihat-lihat suasana tempat tinggal Bapak I Wayan Suma.
2.1
Permasalahan Keluarga Dalam waktu lima minggu pendampingan, telah dilakukan 19 kali
pertemuan dengan keluarga Bapak I Wayan Suma. Dalam jangka waktu tersebut telah diidentifikasi beberapa permasalahan yang dikeluhkan oleh keluarga Bapak I Wayan Suma. Beberapa masalah yang dihadapi keluarga ini sesuai dengan hasil wawancara dan pengamatan penulis adalah sebagai berikut. 2.1.1 Masalah Perekonomian Keluarga Bapak I Wayan Suma memiliki sedikit kekhawatiran akan kehidupan keluarganya kelak karena pendapatannya yang tidak menentu dan harus membiayai pendidikan anak bungsunya. Pendapatan mereka didapat dari penghasilan harian yang hanya diperoleh dari pendapatan Bapak I Wayan Suma. Hal ini dikarenakan istrinya, yakni Ni Made Gerit tidak memiliki pekerjaan yang dapat memberikan tambahan penghasilan pada keluarga. Keluarga Bapak I Wayan Suma masih sulit dalam menyisihkan uang mereka, mengingat kebutuhan sehari-hari yang semakin meningkat dan pendapatan yang tak menentu. Namun, anak pertama Bapak I Wayan Suma yang sudah bekerja juga terkadang membantu keuangan keluarga, terutama untuk membayar biaya listrik dan air PDAM. Selain itu, terdapat permasalahan mendasar lainnya yang juga tidak dapat dipandang sebelah mata, dimana hal ini apabila dibiarkan saja maka dapat
11
menyebabkan semakin bertumpuknya permasalahan yang nantinya akan membebani keuangan keluarga ke depannya. Seperti halnya keluarga sederhana lainnya, Bapak I Wayan Suma belum mengenal pembukuan maupun pencatatan pengeluaran dan pemasukan. Hal ini akan berujung pada tidak terkontrolnya kestabilan pemasukan denan pengeluaran. Masalah kurang baiknya manajemen keuangan keluarga ini nantinya juga dapat berdampak pada timbulnya masalah di bidang lain, seperti kesehatan, pendidikan, dan sosial. 2.1.2 Masalah Kesehatan Berdasarkan hasil penelusuran didapatkan bahwa dalam keluarga ini tidak sedang ditemukan masalah kesehatan yang sangat berarti seperti penyakit yang sangat berat. Namun Bapak I Wayan Suma sering mengeluh nyeri di daerah dada dan ulu hati, memiliki tekanan darah yang tinggi (140/90), dan terdapat keluhan gatal-gatal di daerah dada dengan ditemukan adanya beberapa lesi berwarna putih di dada Bapak I Wayan Suma. Komang Sardika, anak bungsu Bapak I Wayan Suma memiliki indeks masa tubuh (IMT) dalam kategori obesitas. Keluhan nyeri dada dan ulu hati telah dirasakan oleh Bapak I Wayan Suma semenjak beberapa tahun sebelumnya. Nyeri awalnya dirasakan apabila beliau terlambat makan, setelah melakukan aktivitas berat atau dapat timbul secara tibatiba. Nyeri dikatakan seperti sensasi terbakar, atau terkadang dapat berupa sensasi berat yang terkadang tidak dapat beliau rasakan dengan tepat titik nyerinya. Nyeri dikatakan terkadang dapat mengganggu, tapi tidak sampai menghalangi beliau untuk dapat melakukan pekerjaan sehari-hari. Keluhan ini dikatakan tidak memiliki pola serangan yang pasti tiap harinya, dimana dikatakan akan membaik apabila beliau telah makan, atau dapat membaik dengan sendirinya. Beliau juga berkata bahwa terkadang apabila merasa stres karena mengalami masalah pekerjaan, maka beliau merasakan sensasi tegang di belakang lehernya. Selain keluhan di atas, beliau juga mengalami keluhan gatal-gatal di daerah dada sejak kurang lebih tiga minggu yang lalu. Gatal-gatal dikatakan terjadi diawali dari ketika beliau bekerja dengan baju yang telah dipakai sehari sebelumnya untuk bekerja memetik buah jeruk di kebun milik orang lain di desa tetangga, dimana kemudian beliau mulai merasakan gatal-gatal semakin parah ketika kondisi badannya semakin banyak berkeringat. Gatal-gatal dikatakan tidak sampai
12
membuat aktivitas sehari-hari terganggu. Beliau juga mengakui bahwa keluhan ini bukan kali pertamanya terjadi. Bapak I Wayan Suma berkata bahwa ia telah mendapatkan salep dari bidan desa sebelumnya, namun karena salepnya telah habis maka beliau tidak mengolesi salep lagi pada tempat-tempat lesi berwarna putih di daerah dada. Beliau juga mengatakan bahwa beliau tidak pernah memakai handuk atau pakaian secara bergantian dengan anggota keluarga yang lain. Namun telah diakui bahwa terkadang beliau lupa untuk mengganti baju yang dipakai untuk bekerja sebagai buruh hingga dapat menjadi terlalu lembab ketika dipakai. Selain itu, dikatakan bahwa anggota keluarga Bapak I Wayan Suma hanya mandi satu kali sehari, yakni pada sore hari. Namun demikian, penulis merasa terdapat masalah lain yang berpotensi mengganggu kesehatan Bapak I Wayan Suma, yaitu kebiasaan merokok yang dimiliki Bapak I Wayan Suma. Walaupun kebiasaaan merokok ini tidak digolongkan ke dalam kelompok yang berat, namun kebiasaan bapak I Wayan Suma yang gemar merokok dapat menggangu kesehatan paru-paru atau dapat menjadi faktor risiko bagi penyakit jantung atau penyakit kronis lainnya. Selain itu, kebiasaan merokok ini juga dapat berdampak pada kesehatan anggota keluarga lainnya yang dapat menjadi perokok pasif. Istri Bapak I Wayan Suma menyatakan bahwa dirinya tidak memiliki keluhan dalam hal kesehatan. Anak bungsu Bapak I Wayan Suma, yakni I Komang Sardika Putra juga memiliki masalah dengan berat badan yang berlebih, yakni indeks masa tubuh (IMT) 30,77 Kg/m2 (berat badan 80 Kg/m2, dan tinggi 163 cm), yang termasuk dalam kategori obesitas. Komang Sardika dikatakan memiliki kebiasaan memakan makanan yang banyak mengandung sumber karbohidrat, dan jarang melakukan olahraga atau aktivitas fisik lainnya. Selain itu, setelah dilakukan survei lingkungan rumah tempat tinggal, kemudian dapat diketahui bahwa terdapat permasalahan kesehatan potensial lainnya. Permasalahan tersebut adalah masih kurangnya ventilasi di rumah Bapak I Wayan Suma, sehingga dapat menyebabkan kurangnya pencahayaan ruangan di siang hari serta lembabnya udara ruangan yang dapat menjadi faktor risiko timbulnya penyakit atau keluhan kesehatan lainnya. Terakhir, terdapat pula permasalahan potensial lainnya, yakni masih digunakannya kayu bakar sebagai
13
bahan bakar ketika memasak, namun dengan kondisi ventilasi di dapur yang tidak terlalu baik, sehingga dapat pula mempengaruhi kondisi kesehatan keluarga.
2.2
Masalah Prioritas Masalah perekonomian merupakan masalah yang dirasakan paling utama
dari keluarga Bapak I Wayan Suma. Pendapatan mereka yang masih kurang dan hanya bersumber dari pendapatan Bapak I Wayan Suma menyebabkan keluarga ini digolongkan sebagai keluarga dengan tingkat ekonomi yang rendah. Bapak I Wayan Suma bekerja sebagai buruh serabutan dengan penghasilan yang tidak menentu dalam setahun. Biaya hidup serta pendidikan anak bungsunya hampir menyamai pemasukan perbulan yang dimiliki oleh keluarga Bapak I Wayan Suma. Hal ini menyebabkan keluarga ini sangat kesulitan untuk menabung maupun menyisihkan pendapatan untuk disimpan, dan bahkan apabila ada keperluan mendadak yang harus dibayar oleh keluarga Bapak I Wayan Suma, maka Bapak I Wayan Suma harus meminjam dari tetangga sekitar. Pemasukan dan pengeluaran dalam keluarga beliau juga tidak terorganisir dengan baik sehingga tidak diketahui pengolahan uang selama ini di dalam keluarga Bapak I Wayan Suma. Keluarga Bapak I Wayan Suma sampai sekarang ini belum memiliki tabungan, Tabungan sesungguhnya sangat diperlukan oleh keluarga Bapak I Wayan Suma untuk mengantisipasi pengeluaran yang tiba-tiba, seperti sakit, kematian salah satu warga atau kerabat, perayaan pernikahan, pendidikan anak bungsu dan sebagainya. Sangat jarang keluarga ini dapat menyisihkan uang untuk disimpan karena pengolahan dana yang masih tidak transparan di atas. Selain permasalahan ekonomi di atas, tidak terdapat permasalahan kesehatan yang sangat mendesak untuk keluarga Bapak I Wayan Suma. Meski demikian, telah ditemukan beberapa permasalahan kesehatan yang juga dapat menjadi fokus intervensi lainnya yang dapat ditawarkan pada keluarga Bapak I Wayan Suma.
14
BAB III USULAN PEMECAHAN MASALAH
3.1
Program Adapun kegiatan yang dilakukan selama kegiatan KK Dampingan KKN PPM XVII Unud:
3.1.1
Manajemen Keuangan Pemecahan masalah Bapak I Wayan Suma yang diimplementasikan pada kesempatan kali ini adalah pertama dengan menyarankan untuk mencari sumber
penghasilan
tambahan
lain
selain
hanya
mengandalkan
penghasilan dari Bapak I Wayan Suma sebagai buruh serabutan. Istri beliau yang bekerja sebagai ibu rumah tangga mungkin dapat menambah penghasilan dengan melakukan usaha rumahan, seperti misalnya menjual canang sari atau banten upacara agama, atau mengolah bahan makanan untuk kemudian dijual di sekitar balai banjar atau sekolah dasar (jarak rumah dengan balai banjar dan sekolah dasar dekat). Pengurangan kebiasaan merokok dari Bapak I Wayan Suma juga dapat membantu mengurangi pengeluaran keluarga sehingga tidak memberatkan. Metode ini dirasa tidak hanya dapat membantu dari segi perekonomian, tetapi juga dapat berdampak baik terhadap kesehatan Bapak I Wayan Suma dan keluarga. Telah disarankan pula untuk dapat membuka suatu akun nasabah untuk dapat mendapatkan bantuan modal usaha, serta penumbuh kebiasaan menabung pada keluarga Bapak I Wayan Suma, dimana apabila nantinya terdapat masalah kebutuhan yang sifatnya mendadak dan dalam jumlah yang besar maka dapat diatasi dengan melakukan peminjaman pada bank. Selain itu, dengan memiliki akun di bank, maka dapat dilakukan permintaan bantuan usaha seperti yang telah dijelaskan di atas. Telah diberikan pula saran berupa melakukan manajemen keuangan, yakni dengan melakukan pencatatan secara sederhana mengenai jumlah uang yang masuk dan keluar dari keluarga sasaran. Dengan program ini, Bapak I Wayan Suma diajak untuk dapat melakukan pencatatan sederhana
15
mengenai jumlah uang yang didapatkan dari pekerjaannya sehari-hari dan kemudian membuat skala prioritas untuk pengeluaran uangnya. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi penggunaan uang di keluarga sasaran. 3.1.2
Pemeriksaan Kesehatan dan KIE kesehatan keluarga Melakukan pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan fisik umum pada anggota keluarga Bapak I Wayan Suma. Pada kesempatan ini kemudian dilakukan penelusuran kemungkinan permasalahan kesehatan pada setiap anggota keluarga beliau baik secara wawancara maupun pemeriksaan fisik yang lebih spesifik pada organ yang dikeluhkan. Setelah diketahui permasalahan kesehatan pada setiap anggota keluarga atau adanya kecurigaan tertentu, maka disarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke Puskesmas Pembantu yang letaknya hanya sekitar 100 meter dari rumah keluarga Bapak I Wayan Suma. Selain memberikan saran seperti demikian, kemudian telah dilakukan konseling, pemberian informasi maupun edukasi terkait dengan permasalahan kesehatan yang telah disimpulkan sebelumnya. Salah satu contoh pemberian KIE yang dapat dilakukan adalah dengan selalu makan tepat waktu, atau dapat lebih sering makan dengan penjadwalan tertentu namun dalam jumlah takaran makanan yang lebih sedikit (sedikit namun sering makan) untuk kecurigaan akan permasalahan lambung. Selain itu, karena adanya kemungkinan penyebab keluhan nyeri juga berasal dari organ jantung, maka telah diberi informasi untuk dapat mengenali tanda-tanda serangan jantung yang berbahaya, misalnya rasa berat atau seperti tertekan di dada yang tidak dapat dilokalisir atau ditunjuk dengan jari, kemudian nyeri dapat menjalar ke lengan atau ke leher. Selain itu, telah disarankan pula untuk dapat mengurangi konsumsi garam dan makanan yang manis maupun bersantan serta berlemak. Lebih lanjut, kepada anak Bapak I Wayan Suma, yakni I Komang Sardika Putra disarankan untuk mengurangi konsumsi karbohidrat secara bertahap atau dengan mengganti sumber karbohidrat dari nasi menjadi sumber karbohidrat yang lainnya. Terakhir, untuk masalah keluhan gatal-gatal, telah disarankan untuk rajin
16
mencuci baju yan gdipakai sehari-hari, tidak memakai baju atau handuk secara bergantian antara anggota keluarga yang lain, serta menghindari kondisi badan yang terlalu lembab dengan membawa handuk penyeka keringat. Lebih lanjut juga telah disarankan untuk kembali berobat ke Puskesmas Pembantu agar dapat memperoleh salep atau obat untuk keluhan ini mengingat penyakit ini termasuk dalam penyakit menular. Penyebab permasalahan kesehatan dapat berasal dari diri atau dari lingkungan. Oleh karena itu, setelah melakukan upaya konseling di atas, pemberian informasi dan edukasi pada anggota keluarga Bapak I Wayan Suma, maka selanjutnya adalah melakukan survei dan analisis kesehatan lingkungan, dimana kemudian didapatkan permasalahan pada ventilasi rumah yang masih kurang baik, dimana di saat yang bersamaan juga telah diketahui masih dipakainya kayu bakar sebagai bahan bakar untuk memasak, serta kebiasaan merokok Bapak I Wayan Suma. Untuk kebiasaan merokok telah disampaikan agar dapat menghentikan kebiasaan tersebut karena selain berdampak pada kesehatan namun juga dapat mengurangi pengeluaran. Permasalahan pemakaian kayu bakar tidak diberikan intervensi, namun disarankan agar ventilasi dapur diperbaiki agar asap buangan dari proses pembkaran kayu bakar dapat langsung tertukar dengan udara luar yang segar sehingga mengurangi risiko penyakit yang menyerang sistem pernapasan di masa depan. Ventilasi rumah juga menjadi fokus saran kami agar dapat diperbaiki guna menghindari udara ruangan yang lembab atau kurangnya pencahayaan di siang hari yang berdampak penting untuk kesehatan keluarga Bapak I Wayan Suma.
3.2
Jadwal Kegiatan Kegiatan KK dampingan dilakukan dalam bentuk kunjungan ke rumah
Bapak I Wayan Suma. Dalam waktu sebulan, dilakukan kunjungan sebanyak 19 kali. Adapun kegiatan yang dilakukan selama kunjungan tersebut adalah sebagai berikut:
17
Tabel 2. Agenda Kegiatan Kunjungan KK Dampingan
No.
Tanggal
1.
31 Juli 2018
2.
1 Agustus 2018
3.
2 Agustus 2018
4.
3 Agustus 2018
5.
4 Agustus 2018
6.
5 Agustus 2018
7.
6 Agustus 2018
8.
7 Agustus 2018
9.
8 Agustus 2018
10.
9 Agustus 2018
11.
10 Agustus 2018
12.
11 Agustus 2018
13.
12 Agustus 2018
14.
13 Agustus 2018
Waktu
Kegiatan
15.00 –
Pembagian KK dan Meninjau kediaman
19.00
KK dampingan
17.00 –
Pengenalan KK dampingan dan
21.30
menjelaskan tujuan program
17.30 –
Mengetahui profil keluarga
21.00 16.30 –
Eksplorasi keadaan keluarga dari
21.00
berbagai aspek
16.00 –
Eksplorasi keadaan keluarga dari
19.00
berbagai aspek lanjutan
16.00 –
Identifikasi masalah keluarga di bidang
21.30
ekonomi
16.00 –
Identifikasi lebih jauh masalah ekonomi
21.30
pada keluarga
15.00 –
Identifikasi masalah kesehatan, sosial,
19.30
dam rohani pada keluarga
17.00 –
Diskusi mengenai manajemen keuangan
21.30
sebagai solusi permasalahan ekonomi
16.00 –
Diskusi mengenai solusi permasalahan
21.30
kesehatan
15.00 –
Bincang-bincang santai mengenai
20.30
kondisi lingkungan di sekitar rumah
18.30 –
Bincang-bincang santai mengenai
21.00
kondisi lingkungan di sekitar rumah
17.00 –
Menyampaikan pentingnya hidup sehat
21.30
tanpa rokok Berbincang-bincang dan membantu
15.30 –
dalam kegiatan sehari-hari keluarga
19.30
Bapak I Wayan Suma
18
15.
14 Agustus 2018
16.
15 Agustus 2018
16.00 –
Diskusi mengenai ventilasi rumah
20.00 16.30 –
Diskusi mengenai pembuatan akun
20.30
bank keluarga Berbincang-bincang dan menyarankan kepada keluarga Bapak I Wayan Suma
17.
18 Agustus 2018
15.30 –
untuk dapat melakukan usaha
19.30
sampingan yang dapat dilakukan oleh istri Bapak I Wayan Suma agar dapat menghasilkan penghasilan tambahan.
18.
19.
19 Agustus 2018
20 Agustus 2018
Review tentang segala hal yang telah
16.00 –
didiskusikan selama ini terkait
20.00
permasalahan yang dihadapi
15.30 –
Perpisahan dengan KK dampingan dan
20.00
pemberian kenang-kenangan
19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Pelaksanaan Kegiatan
4.1.1 Waktu Waktu yang digunakan untuk kegiatan KK Dampingan ini termasuk ke dalam Jam Kerja Efektif mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa yaitu minimal 15 kali dalam sebulan yang setara dengan 80,64 jam kegiatan. Adapun waktu dan jumlah kunjungan ke keluarga dampingan yang penulis lakukan selama lima minggu adalah sebanyak 19 kali dengan total waktu kunjungan selama 85.5 jam. 4.1.2 Lokasi Lokasi yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan keluraga dampingan sesuai dengan lokasi desa yang telah ditentukan. Adapun lokasi KK dampingan yang dimaksud adalah di Rumah Bapak I Wayan Suma yang berlokasi di Desa Bayung Cerik. 4.1.3 Pelaksanaan Adapun pelaksanaan kegiatan KK dampingan ini adalah dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh kelompok mahasiswa KKN PPM XVII di Desa Bayung Cerik dimana untuk jadwal kunjungan ke keluarga dampingan minimal dua hari sekali atau minimal 15 kali dalam sebulan. Kunjungan yang penulis lakukan biasanya dilakukan antara pukul 15.00 WITA sampai jam 21.30 WITA. 4.1.4 Dampak Adapun dampak yang diharapkan setelah pendampingan keluarga ini adalah diharapkan Bapak I Wayan Suma dan anggota KK dampingan lainnya dapat termotivasi untuk meningkatkan kesejahteraan hidup keluarga.
4.2
Hasil Berdasarkan masalah yang telah diuraikan di atas, penulis telah memberikan
beberapa usulan solusi yang diharapkan dapat mengurangi dampak akibat permasalahan dan meningkatkan taraf hidup KK dampingan secara umum,
20
sekaligus mencoba penjajakan dalam rangka upaya menemukan solusi terbaik. Di pihak lain, dengan adanya kegiatan pendampingan keluarga akan menemukan solusi yang terbaik untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi. Mahasiswa mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar yang nantinya tentu akan berguna bagi kehidupan di masa yang akan datang.
4.3
Kendala Pendampingan Adapun kendala yang dihadapi ketika mendampingi keluarga dan
berinteraksi dengan keluarga Bapak I Wayan Suma adalah sebagai berikut: 1. Waktu kujungan yang masih tidak menentu mengingat adanya pelaksanaan
ngayah dalam rangka Ngaben masal yang kebetulan terjadi bersamaan dengan acara KKN PPM XVII di Desa Bayung Cerik. 2. Kebiasaan tertentu, misalnya kebiasaan merokok, atau manajemen keuangan
yang memang kurang terorganisasi, dimana hal ini dikatakan sulit untuk dicari jalan keluar, namun pada akhirnya tetap dapat disiasati.
21
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan Seluruh program pendampingan keluarga ini telah dijalankan dengan baik
dan sesuai dengan jadwal yang dibuat di awal penyusunan program. Terdapat beberapa permasalahan yang dapat disimpulkan dari keluarga dampingan, yakni permasalahan ekonomi berupa masih kurangnya pendapatan dan manajemen keuangan, serta tambahan berupa permasalahan kesehatan berupa keluhan nyeri perut dan dada, gatal-gatal dan kemungkinan penyakit hipertensi dan obesitas, serta permasalahan ventilasi maupun kebiasaan merokok. Meski terdapat beberapa kendala pada perjalanan program ini, namun strategi untuk solusi dari permasahan di atas telah disampaikan dan didiskusikan dengan keluarga dampingan.
5.2
Rekomendasi Berdasarkan masalah-masalah yang dijumpai penulis dalam keluarga yang
didampingi, yaitu keluarga Bapak I Wayan Suma, maka rekomendasi yang dapat penulis berikan, antara lain : 5.2.1
Hendaknya pelaksanaan kegiatan KK Dampingan dalam rangkaian kegiatan KKN PPM ini mampu dijalankan secara berkelanjutan oleh pihak penyelenggara pada KK bersangkutan hingga permasalahan yang dihadapi benar-benar tuntas.
5.2.2
Disarankan kepada aparat desa dan pemerintah daerah agar senantiasa mengembangkan program pemberdayaan masyarakat, terutama bagi masyarakat golongan mengenah ke bawah yang bertempat tinggal di daerah Desa Bayung Cerik khususnya dan Kabupaten Bangli pada umumnya.
5.2.3
Diharapkan kepada keluarga Bapak I Wayan Suma untuk lebih menyadari pentingnya manajemen keuangan maupun kesehatan keluarga, serta diharapkan dapat mengaplikasikan strategi untuk solusi dari permasalahan yang telah ditemukan bersama.
22
23