Ichsan Ramadhan 15/378925/TK/42867
GEOLOGI SUNGAI PROGO Sungai Progo mempunyai hulu yang berada di Gunung SIndoro dan berhilir atau bermuara di Samudera Hindia. Luas daerah aliran 2380 km2 dan memiliki curah hujan rata-rata berkisar 2300 mm/tahun. Sungai Progo ini memiliki panjang aliran sekitar 140 km. DAS Progo memiliki subDAS yaitu Kali Krasak, Kali Tangsi, Kali Tingal, Kali Elo, Kali Bedog. Titik tertinggi Sungai Progo berada di kali Tangsi. A. Provenance Sedimen yang terdapat di Sungai Progo dari banyaka tributary yang berasal dari Merapi. Apda musim penghujan material yang diproduksi oleh erupsi berbentuk sedimen vulkanik akan tertransportasikan dan terdeposisi pada bagian tengah dan hilir sungai. Dalam perihal transport sedimen, terjadi fluktuasi intensitas yang diakibatkan oleh fluktuasi energy aliran sungai. Transportasi sedimen ini selalu diikuti dengan proses lain yaitu erosi dan sedimentasi. Dalam kasus erupsi besar merapi, penggunaan geologi teknik seperti pembangunan sabo dam berguna untuk mengurangi laju aliran sedimen. Menurut Amijaya (2009) material yang berada di daerah hulu Sungai Progo berasal dari batuan beku intermediet dari deretan pegunungan yang berada di utara (terutama Merapi). Sedangkan pelapukan dan erosi pada Kulon Progo dan Pegunungan Selatan menyumbang material sedimen ke dalam tubuh Sungai Progo pada bagian tengah hingga bagian hilir. Berdasarkan analisis XRF terhadap sedimen klastik yang belum terkonsolidasi, secara geokimia tersusun atas unsur-unsur seperti SiO2, A 1203, FeO dan CaO serta terdapat trace element seperti Ba, Sr, dan V. Sedangkan dengan analisis XRD dan petrografi menunjukkan mineral yang banyak didapati pada sedimen di Sungai Progo yaitu berupa plagioklas (oligkolas dan labradorite) dan piroksen (augit, hypersthene, enstatite, diopsid, pigeonit) (Amijaya, 2009) B. Stratigrafi
DAS Sungai Progo berada pada 2 mandala, yaitu Mandala Kulonprogo di bagian barat yang berumur tersier dan Mandala Gunungapi Merapi di bagian utara dan tengah sungai yang berumur kuarter. B.1 Stratigrafi Mandala Pegunungan Kulonprogo Sungai yang melewati Mandala ini tersusun atas 4 formasi yaitu formasi Nanggulan sebagai yang tertua, OAF, Jonggrangan, dan yang termuda Sentolo. B.1.a. Formasi Nanggulan (Teon) Formasi ini tersusun atas litologi berupa batupasir bersisipan lignit, napal pasiran, konglomerat limonit, batulempung, sisipan napal, batugamping, natupasir, tuff. Formasi ini mempunyai umur Eosen tengah-Oligosen atas. Formasi Nanggulan mempunyai ketebaln berkisar 300 meter dengan sebaran di Gunung Wungkal. B.1.b. Old Andesite Formation/OAF (Tmoa) Formasi tersusun atas litologi berupa breksi andesit, tuf, agglomerate, tuf lapilli, sisipan lava andesit. Formasi mempunyai umur Oligosen atas-miosen bawah. Formasi berketebalan 60 meter dengan sebaran ditemukan di Gunung BerjoWungkal. B.1.c. Formasi Jonggrangan (Tmj) Formasi ini tersusun atas litologi berupa konglomerat, napal tufan, batupasir gampingan dan sisipan berupa lignit. Ke atas ditemukan litologi berupa batugamping berlapis dan Coralline Limestone. Formasi berumur miosen bawah. Ketebalan formasi 250 meter dengan sebaran di Jonggrangan. Formasi ini mempunyai hubungan menjari dengan Formasi Sentolo. B.1.d. Formasi Sentolo (Tmps) Formasi tersusun atas batugpasir napalan dan batugamping, konglomerat, napal tufan, dan sisipan tuf vitric. Terdapat batugamping berlapis pada bagian atas. Formasi mempunyai umur miosen awal-Pliosen. Formasi berketebalan 950 meter dan penyebarannya di Kulonprogo, Sleman, Bantul. B.2 Stratigrafi Mandala Gunungapi Merapi, merbabu, Sumbing, dan Sindoro Mandala ini tersusun oleh batuan vulkanik bertipe vulkaniklastik, lava, dan piroklastik. Asosiasi batuan penyusunnya adalah endapan lahar gunung Merapi dengan komposisi batuannya berupa lava andesitic berukuran > 1/256 m (lanau-
bongkah). Mandala yang terlewati sungai Progo ini terdiri dari 2 formasi yaitu formasi Notopuro dan Kelompok Gunungapi resen. B.2.a. Formasi Notopuro Formasi ini tersusun oleh litologi berupa breksi vulkanik, tuf, lava, batupasir tufan, lahar berseling lava dan tuf. Formasi mempunyai umur pleistosen atas. Ketebalan formasi 50-200 meter. B.2.b. Kelompok Gunungapi Resen Kelompok ini terdiri dari Gunung Merapi, Merbabu, Sumbing, dan Sindoro. Kelompok ini tersusun atas batuan berkomposisi andesitic hingga intermediet. Gunung merapi tua tersusun atas batuan agglomerate, lava andesit hingga basaltic, breksi. Merapi muda juga menghasilkan batuan berciri sama dengan merapi tua dengan tambahan berupa tuff dan abu vulknaik. Gunung merbabu menghasilkan batuan berupa andesit, breksi vulkanik, lava. Gunung Sumbing tua tersusun atas breksi andesit. C. Morfologi Sungai Progo terletak apda mintakat selatan dan tengah Pulau Jawa. Mintakat selatan jawa berupa pegunungan plateau dan terjadi penenggelaman di antara Parangtritis-Cilacap. Sedangkan Mintakat tengah Jawa adalah sebuah depresi yang terdapat deretan gunungapi berumur pleistosen hingga holosen. Morfologi Mayor dari daerah ini adalah 1. Morfologi vulkanik. Terdiri dari gunungapi Merapi, Merbabu, Sindoro, Sumbing. Sedangkan morfologi minornya berupa volcanic cone, middle slope, upper slope, dataran fluvial vulkanik, lahar field dan lava field. 2. Morfologi denudasional. Perbukitan hingga pergunungan mengalami erosi sedang hingga kuat dan menyingkap tuffm batupasir, dan breksi. a. Morfologi pada hulu Sungai Progo bagian utara timur. Relief berupa berbukit hingga bergunung. Slope mulai dari 30% hingga melebihi 65%. Elevasi berkisar dari 40 meter hinggal lebh 800 meter. b. Perbukitan Denudasional Lereng Vulkan. Merupakan Vulkan berumur pleistosen yang telah tererosi. Terdiridari vulkan Telemoyo, Andong, MErbabu, Merapi, Sindoro, Sumbing Tua. Relief berbukit hingga bergunung yang mengalami erosi berat. c. Perbukitan Denudasional Bukit Terisolasi. Terdapat di daerah dataran fluvial vulkanik seperti pada Kabupaten Temanggung di Kecamatan
Jumo dan Muntilan di Magelangserta Seyegan dan Godena di Sleman. 3. Morofologi Struktural. Terdiri dari perbukitan hingga pegunungan patahan dan lipatan. Morfologi ini bercirikan oleh sesar, escarpment. Morfologi ini dapat ditemukan litologi berupa napal, gamping tufan, batupasir, batulanau. Penyebaran moroflogi ini pada Pegunungan Kulonprogo bagian utara, perbukitan MEnoreh, Perbukitan monoklin formasi sentolo, dan perbukitan structural di Kecamatan Kaloran, Temanggung. 4. Morfologi Fluvial. Morfologi terbentuk karena proses sedimentasi oleh sungai dan aliran permukaan. Morfologi minornya berupa a. dataran alluvial banjir sungai, bantaran sungai, lembah sungai b. dataran alluvial over land flow c. dataran kolovio-aluvial kaki perbuktian berupa fan cone yang terdapat di dtaran banjir, lembah, bantaran sungai bagian hilir Sungai Progo, SIlneg, Tangsi, Elo, Pabelan, Blongkeng 5. Morfologi karst. Terdiri dari batugamping yang membentuk mofologi berupagua, stalagmite, stalagtit, lapis, sungai bawah tanah. 6. Morfologi Eolian. Berada di dekat muara Sungai Progo. Tersusun atas morofologi a. Shore Beach b. Gosong pantai c. Beach ridge d. Lagon dan Swale e. Sand dune 7. Morfologi Antropogenik. Merupakan morofologi hasil karya manusia berupa waduk sermo, tanggul dan check damdi lereng gunung merapi.
DAFTAR PUSTAKA Amijaya, D. H. 2009. Indicating the Provenance of Recent Sediment in Yogyakarta Basin from Sediment Geochemistry: Preliminary Results. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Mananoma, Legono, dan Rahardjo.Juli 2003 Fenomena Alamiah Erosi Dan Sedimentasi Sungai Progo Hilir.Jurnal dan Pengembangan Perairan, 1(10):1-15 PPE Jawa.n.d.DAS Progo.Disadur dari http://ppejawa.com/ekoregion/das-progo/. Diakses tanggal 20 Agustus 2016 pukul 21.57 WIB. Priyo Sunandar.2009.Profil Daerah Aliran Kali Progo (Kab. Magelang KabTemanggung dan DI Yogyakarta).Depok:Departemen Geografi FMIPA Universitas Indonesia