Pendahuluan
BATUAN INDUK ?
PEMBENTUKKAN BATUAN INDUK
TOC (Total organic carbon) EOM (extractable organic matter) I (carbon preference index) CIR, perbandingan isotop karbon LOM (level of thermal maturity)
Waktu Pembentukkan Minyak dan Gas Bumi
Waktu Pembentukkan Minyak dan Gas Bumi
EARLY FORMATION
LATE FORMATION
EARLY FORMATION Asumsi Dasar
:
1. Terdapatnya hidrokarbon dalam SEDIMEN RESEN 2. Semakin tertimbunnya sedimen, lempung dan serpih makin padat sehingga makin sulit bagi cairan didalamnya untuk bermigrasi
Hidrokarbo n
Sedimen Resen
LATE FORMATION
Serpih kaya organik
Penimbun an sedimen
Minyak bumi
Migrasi
Migrasi
Migrasi
Kapilaritas tetes minyak dalam pori
Sarat Fisis Migrasi Kapilaritas tetes dalam pori / Konstriksi •
Pc = Tekanan Kapiler ( dyne / = Tegangan Permukaan ( dyne / cm ) = Sudut sentuh antara 2 fluida Rp = Jari – jari pori ( mm ) Rc = Jari – jari konstriksi ( mm )
Tekanan Minimum Migrasi tetes Fluida •Dibutuhkan Tekanan Kapiler Sebesar
( dyne / Semakin besar pori, semakin kecil tekanan yang diperlukan.
Sumber Tenaga Migrasi • Kompaksi • Tegangan Permukaan • Gravitasi pelampungan • Tekanan Hidrostatik • Tekanan Gas • Sedimentasi • Gradien Hidrodinamik
Mekanisme Migrasi • Dengan Pertolongan Air • Tanpa Pertolongan Air
MIGRASI Yaitu, perpindahan hidrokarbon dari satu tempat ke tempat lain. (dipengaruhi oleh besarnya gaya apung/ buoyancy). Lawan dari gaya apung sendiri adalah kapilaritas atau gaya isap. Jika gaya kapilaritas lebih besar dari pada gaya apung makan tidak akan terjadi migrasi.
Migrasi
• Jenis-Jenis Migrasi
Primer Sekund er Tersier
a. Migrasi Primer • Migrasi primer yaitu perpindahan hidrokarbon dari source rock ke karier bed. • Berjalan lambat karena minyak bumi harus cukup untuk keluar dari batuan induk yang memiliki permeabilitas matrik yang rendah. • Berakhir ketika hidrokarbon telah mencapai “permeable conduit” atau “carrier bed” untuk terjadinya migrasi sekunder
b. Migrasi Sekunder • Yaitu perpindahan hidrokarbon carier bed ke jebakan atau trap.
dari
• Problem yang sering dihadapi adalah pore throat lebih kecil dibanding oil stringers, karenanya oil stringrs akan tertahan. untuk dapat bergerak, maka “bouyancy” >>> “capillary-entry pressure (setelah akumulasi tercapai). • Jika capillary-entry pressur >>> buoyancy, maka migrasi sekunder .Akan terhenti hingga capillary-entry presure tereduksi dan Buoyant force meningkat
c. Migrasi Tersier Migrasi tersier terjadi jika ada kebocoran (leakage) pada cap rocks yang menutupi reservoir.Cap rocks dengan pori-pori yang lebih kecil dari batuan dibawahnya, mampu menahan pergerakan naik dari minyak bumi. Pengisian yang progresif menyebabkan akumulasi meningkat, dapat menyebabkan bouyancy >>> capillaryentry pressure Fractures dan faults dapat menyebabkan kebocoran.
Referensi http://rizkimartarozi.blogspot.co.id/2011/01/migrasi-hidr okarbon.html
Presentation Title Your company information
7.4 Pematangan Minyak Bumi a. Pengertian Pematangan Terjadi di dekat reservoir setelah migrasi primer selesai. Merupakan suatu proses yang menghasilkan hidrokaron dari senyawa yang lebih berat dengan berat molekul rendah. •.Minyak muda: berat molekul dan berat jenis tinggi ex. Naften atau aspal •.Minyak matang: berat molekul dan berat jenis rendah ex. Minyak parafin
b. Proses Pematangan 1. Teori Perbandingan Karbon 2. Fraksi Minyak Dalam Batuan 3. Hubungan Berat Jenis(API) Terhadap Umur dan Kedalaman: a. Hidrogenisasi dan Metilisasi b. Reaksi Katalis dan Cracking c. Aromatisasi d. Migrasi Pemisahan dari Fasa
c. Pematangan Sebagai Konversi Geokimia Minyak Bumi Diagram disamping menunjukan bahwa tiap stadium mencerminkan susunan hidrokarbon masing-masing. Konversi ini terjadi karena peningkatan temperarur.
d. Konsepsi Pematangan Phillipi(1965) Pendewasaan minyak bumi merupakan hasil degradasi termal zat organik, sehingga merupakan fungsi gradien geotemal. Makin dalam letak batuan dan makin tua umur batuan tersebut, maka kesamaan susunan kimianya dengan minyak bumi tercapai.Hal ini menurut Phillipi (1965) adalah proses pematangan.
Proses pemasakan ini tergantung suhunya dan karena suhu ini tergantung dari besarnya gradien geothermalnya maka setiap daerah tidak sama tingkat kematangannya.
e. Evolusi Kerogen Menurut Tissot (1974) dan Bornedave
Kerogen merupakan zat asal hidrokarbon (tisssot,1974).Proses diagenesis terjadi pada sedimen organik yang baru di endapkan. Diagenesis menghasilkan molekul komplek pada 75 C Katagenesis merupakan pemecahan molekul komplek Pada suhu 75 C -150 C
Metagenesis pada suhu diatas 150 C menghasilkan gas metan CH4 dan residu kerogen C(grapit)
f. Hubungan antara pematangan termal zat organik dengan pembentukan migas a. Transformasi Organik Perubahan Terjadi pada waktu transport, dengan adanya transformasi kimia, pelarutan, pengolahan fisika, pencernaan dan pemrosesan oleh organisme. b.Pengubahan Termal Zat organik dan tingkat pematangan termal (LOM) Perubahan termal zat organic dimulai dari temperayur 100 C. Perubahan temperatur dapat menyebabkan mulainya metamorfosismedan sangat berpengaruh pada zat organik yang terkandung dalam sedimen (Landes, 1967)