GAYA VAN DER WAALS
DISUSUN OLEH : TIRTA YANI SURYA 4131131048 KIMIA DIK A 2013
GAYA VAN DER WAALS
Pada awal abad ke-20 ahli fisika Belanda, Johannes Van Der Waals meneliti interaksi anatarmolekul senyawa nonpolar dan senyawa polar yang tidak memiliki ikatan hidrogen. Menurut Van Der Waals, interaksi antarmolekul tersebut mengahsilkan suatu gaya antarmolekul yang lemah. Gaya ini dikenal sebagai ikatan Van Der Waals.
GAYA VAN DER WAALS
Istilah Van Der Waals pada awalnya merujuk pada semua jenis gaya antar molekul, tetapi saat ini lebih umum merujuk pada gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul menjadi dipol. Oleh karena itu, Ikatan Van Der Waals lebih tepat jika diistilahkan sebagai Gaya Van Der Waals .
Gaya antar molekul yang memiliki dipol-dipol, jika dipolnya muncul sesaat akibat gerakan elektron maka gayanya disebut gaya London.
DEFINISI GAYA VAN DER WAALS
Gaya tarik menarik listrik yang relatif lemah akibat kepolaran molekul yang permanen atau terinduksi (tidak permanen) Gaya tarik menarik atau tolak menolak yang disebabkan oleh interaksi elektrostatik ion dengan molekul netral atau bermuatan lainnya.
KLASIFIKASI GAYA VAN DER WAALS
Gaya dipol-dipol
Gaya dipol-dipol terinduksi Gaya dispersi
Gaya dipol-dipol
Gaya ini ada pada molekul-molekul polar Contoh : HCl, H2O, dan NH3. Disini muatan positif dipol satu menarik muatan negatif dipol lainnya.
Gaya dipol-dipol
Contoh : Pada larutan HCl Gaya dipol-dipol δ
Cl
------
-
--
--
δ
--
δ
-
--
H
--------
+
+
δ-
δ +
δ
-
Gaya dipol-dipol terinduksi
Molekul polar dapat menginduksi molekul non polar, hingga terbentuk molekul polar terinduksi. Keduanya dapat tarik menarik. Dengan demikian, gaya induksi terjadi antara molekul polar dengan non polar. Contoh : Antara HCl (molekul polar) dengan Cl2 (molekul nonpolar)
Gaya dipol-dipol terinduksi
δ-
δ+
--------
Molekul Non Polar
Molekul Polar
Gaya dipol-dipol terinduksi
δ-
δ
δ+
δ+
-
--------
Molekul yang terinduksi
Molekul Polar
Gaya dispersi (Gaya London) Dinamakan Gaya London karena gaya tarik-menarik ini pertama kali dikemukakan oleh kimiawan Jerman, Fritz London pada tahun 1928.
induksi - - - - - - - - - - - - ->
+
Molekul yang tidak
memiliki dipol
Molekul yang tidak
+
memiliki dipol
-
+
------------->
+
Gaya dispersi (Gaya London)
Molekul-molekul non polar atau gas-gas mulia tidak memunyai dipol. Namun demikian, adanya gerakan elektron dalam molekul, menyebabkan terjadinya dipol, walaupun hanya sebentar atau sesaat. Hal ini menyebabkan terjadinya gaya tarik menarik antara atom gas mulia maupun antar molekul non polar. Contoh : Gaya antara molekul Cl2 yang bersifat non polar
Contoh : Gaya antara molekul Cl2 yang saling berdekatan
Molekul Cl2 Gaya Dispersi
------
Gaya Van Der Waals Mempengaruhi Titik didih
Semakin kuat Gaya Van Der Waals, Semakin tinggi titik didih senyawanya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan Gaya Van Der Waals
Jenis dipol
Jumlah elektron
Ukuran
Bentuk molekul
Gaya van der waals yang terjadi antara molekul yang memiliki dipol permanen lebih kuat dibandigkan gaya van der waals yang terjadi antara molekul akibat dipol sesaat. CONTOH :
Molekul CH3CH3 dan CH3F
Keduanya memilki jumlah elektron yang sama dan ukuran molekulnya hampir sama. Tetapi faktanya menunjukkan titik didih CH3F lebih tinggi dibanding CH3CH3. Hal ini karena molekul CH3F memiliki dipol permanen sedangkan molekul CH3CH3 hanya terjadi dipol sesaat.
Namun, pada kasus molekul CHCl3 dan CCl4,
Meskipun CHCl3 memiliki dipol permanen dan pada CCl4 hanya terjadi dipol sesaat tetapi titik didih CCl4 lebih tinggi daripada titik didih CHCl3, yang menunjukkan bahwa gaya van der waals antar molekul CCl4 lebih kuat dibanding gaya van der waals antar molekul CHCl3.
Hal ini karena jumlah elektron pada molekul CCl4 lebih banyak dibanding jumlah elektron pada molekul CHCl3.
Selain itu, ukuran molekul CCl4 lebih besar dibanding CHCl3.
Oleh karena itu, gaya van der waals antar molekul CCl4 lebih kuat dibandingkan gaya van der waals antar molekul CHCl3.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Gaya Van Der Waals Pengaruh jumlah elektron dan ukuran lebih jelas dapat dilihat pada atom-atom gas mulia, sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Pada tabel diatas tampak bahwa sejalan dengan makin bertambahnya jumlah elektron dan ukuran atom, titik didih atom gas mulia semakin meningkat yang menunjukkan bahwa gaya van der waalsnya semakin kuat.
Pada molekul n-butana (CH3-CH2-CH2-CH3) dan 2metilpropana (CH(CH3)3) yang memiliki massa molekul relatif sama, tetapi bentuk molekul berbeda yakni n-butana memiliki bentuk molekul rantai lurus sedangkan 2-metil propanna memiliki bentuk molekul rantai bercabang. Ternyata titik didih n-butana lebih besar daripada titik didih molekul 2-metilpropana. Ini akibat bentuk molekul yang panjang (rantai lurus) lebih mudah terpolarisasi sehingga memiliki gaya London yang lebih besar daripada bentuk molekul bercabang.