Cara Membuat Kajian Teori Saran Membuat Kajian Teori Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik melalui spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena (Kerlinger) Teori adalah generalisasi atau kumpulan generalisasi yang dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena secara sistematik (Wiersma) Suatu teori akan memperoleh arti yang penting, bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan, dan meramalkan gejala yang ada. Kegunaan Teori
Memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis. Sebagai referensi untuk menyusun instrumen penelitian.
Memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau konstruk variabel yang diteliti.
Membahas hasil penelitian, sehingga selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dalam upaya pemecahan masalah.
Langkah-Langkah untuk Melakukan Pendeskripsian Teori
Tetapkan nama variabel yang diteliti.
Cari sumber-sumber bacaan (buku, kamus, ensiklopedia, jurnal ilmiah, laporan penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi) yang sebanyak-banyaknya yang relevan dengan setiap variabel yang diteliti.
Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang akan diteliti.
Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, bandingkan antara satu sumber dengan sumber lain, dan pilih definisi yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan analisa, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber yang yang dibaca
Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan
Kriteria Bacaan yang Baik
Relevansi: kecocokan antara variabel yang diteliti dengan teori yang dikemukakan.
Kelengkapan: berkenaan dengan banyaknya sumber yang dibaca.
Kemutakhiran berkenaan dengan dimensi waktu. Makin baru sumber yang digunakan, maka semakin mutakhir suatu teori
Kepada Dari Nomor Tanggal Sifat Lampiran Hal
: : : : : :
TELAAHAN STAF
Yth. Bapak Bupati Bengkulu Selatan Staf Ahli Bupati Bengkulu Selatan 23 Februari 2012 Penting 2 (dua) set Keputusan Bupati Bengkulu Selatan Nomor 973/131 Tahun 2011 : tentang Pemberian Insentif Pemungutan Pajak dan Retribusi Daerah Kepada Instansi Pelaksana Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.-
I.
Pokok Persoalan
: Penetapan Pemberian Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah berdasarkan Keputusan Bupati Bengkulu Selatan Nomor 973/131 Tahun 2011
II.
Pra Anggapan
: Sesuai dengan Diktum Ketiga Keputusan Bupati Bengkulu Selatan tersebut di atas penerima dan besaran insentif pemungutan pajak dan retribusi daerah adalah : a. Pejabat dan Pegawai Instansi pelaksana pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah sesuai dengan tanggung jawab masing-masing sebesar 3% (tiga persen); b. Dinas Pendapatan, pengelolaan keuangan dan Aset Daerah sebesar 2% (dua persen).
III. Fakta-fakta Yang mempengaruhi
: Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan pajak Daerah dan Retribusi Daerah Bab II Bagian Kesatu Pasal 3 : (1) Insentif diberikan kepada Instansi Pelaksana Pemungut Pajak dan Retribusi. (2)Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara proporsional dibayarkan kepada:
a.
pejabat dan pegawai Instansi Pelaksana Pemungut Pajak dan Retribusi sesuai dengan tanggung jawab masing-masing;
b. kepala daerah dan wakil kepala daerah sebagai penanggung jawab pengelolaan keuangan daerah; c. sekretaris daerah keuangan daerah;
selaku
koordinator
pengelolaan
d.pemungut Pajak Bumi dan Bangunan pada tingkat desa/kelurahan dan kecamatan, kepala desa/lurah atau sebutan lain dan camat, dan tenaga lainnya yang ditugaskan oleh Instansi Pelaksana Pemungut Pajak; dan e.
pihak lain yang membantu pemungut Pajak dan Retribusi.
Instansi
Pelaksana
(3) Pemberian Insentif kepada kepala daerah, wakil kepala daerah, dan sekretaris daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dan huruf c dapat diberikan dalam hal belum diberlakukan ketentuan mengenai remunerasi di daerah yang bersangkutan.
IV. Analisis
:1. Dari fakta-fakta yang berpengaruh dan berdasarkan pasal 3 ayat (2) PP Nomor 69 Tahun 2010 tersebut di atas, Dinas PPKAD tidak termasuk yang berhak menerima insentif pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah secara tersendiri, tetapi Dinas PPKAD berhak sebagai penerima insentif pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah dalam kapasitas sebagai salah satu instansi pemungut pajak daerah dan retribusi daerah; 2. Disamping itu pula, untuk besaran pembayaran insentif bagi Bupati, Wakil Bupati, Sekretaris Daerah dan pihak lain yang membantu Instansi Pelaksana pemungut pajak dan retribusi daerah (jika ada) perlu ditetapkan; 3. Contoh metode penetapan besaran insentif terlampir.
V.
Kesimpulan
VI
Saran
: Dari analisis tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa penetapan Dinas PPKAD secara tersendiri sebagai penerima insentif pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah diduga bertentangan dengan pasal 3 ayat (2) PP Nomor 69 Tahun 2010. : Jika analisis dan kesimpulan kami tersebut di atas mengandung kebenaran, maka disarankan kepada Bapak Bupati Bengkulu Selatan kiranya Keputusan Bupati Bengkulu Selatan 973/131 Tahun 2011 tentang Pemberian Insentif Pemungutan Pajak dan Retribusi Daerah Kepada Instansi Pelaksana Pemungutan Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah perlu ditinjau kembali agar tidak menimbulkan resiko hukum dikemudian hari. Demikian untuk Bapak maklum.