ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. P DENGAN TUMOR ABDOMEN DIRUANGAN MELATI RSUD KABUPATEN MAMUJU
OLEH : NAMA
: LUKMAN
NIM
: 012010005
CI LAHAN
Ns. Sitti Aminah, S. Kep
CI INSTITUSI
I Kadek Dwi Suarjana, S. Kep
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) ANDINI PERSADA MAMUJU SUL-BAR TAHUN AKADEMIK 2013/2014 SI KEPERAWATAN
LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR ABDOMEN A. Pengertian Tumor adalah : benjolan yang disebabkan oleh oleh pertumbuhan sel dengan pertumbuhan yang terbatas dan lonjong. (E. Oswari, 2000) Tumor adalah : massa padat besar, meninggi dan berukuran lebih dari 2 cm. ( Carwin, Elizabeth.J. 2000) Tumor abdomen : merupakan massa yang padat dengan ketebalan yang berbeda-beda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang yang mengalami transformasi dan tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal, sehingga sel tersebut berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya. (http///tumor abdomen.html) B. Etiologi Penyebab
terjadinya
tumor
karena
terjadinya
pembelahan
sel
yang
abnormal.Pembedaan sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsi aotonomnya dalam pertumbuhan, kemampuanya mengadakan infiltrasi dan menyebabkan metastasis. Ada beberapa factor yang dapat menyebabkan terjadinya tumor antara lain: 1. Karsinogen 2. Hormone 3. Gaya hidup, kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan makanan yang kurang berserat. 4. Parasit : parasit schistososma hematobin yang mengakibatkan karsinoma planoseluler. 5. Genetic 6. Infeksi, trauma, hipersensitivitas terhadap obet-obatan. C. Patofisiologi Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal di ubah oleh mutasi ganetic dari DNA seluler, sel abnormal ini membentuk kolon dan berpopliferasi secar abnormal, mengabaikan sinyal mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sekitar sel tersebut. Sel-sel neoplasma mandapat energi terutama dari anaerob karena kempuan sel untuk oksidasi berkurang, meskipun mempunyai enzim yang lengkap untuk oksidasi.Susunan enzim sel uniform sehingga lebih mengutamakan berkembang biak yang membutuhkan
energi unruk anabolisme daripada untuk berfungsi yang lmenghasilkan energi dengan jalan katabolisme. Jarinagan yang tumbuh memerlukan bahan-bahan untuk membentuk protioplasma dan energi, antara lain asam amino. Sel-sel neoplasma dapat mengalahkan sel-sel normal dalm mendapatkan bahan-bahan tersebut.(Kusuma, Budi drg. 2001). Ketika dicapai suatu tahap diman sel mendapatkan ciri-ciri invasi, dan terjadi perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar dan memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh darah tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk metastase (penyebaran tumor) pada bagian tubuh yang lain. Meskipun penyakit ini
dapat diuraikan secara umumn seperti yang telah digunakan,
namun tumor bukan suatu penyakit tunggal dengan penyebab tunggal : tetapi lebih kepada suatu kelompok penyakit yang jelas denagn penyebab, metastase, pengobatan dan prognosa yang berbeda.(Smelstzer, Suzanne C.2001). D. Manifestasi Klinik 1. Hiperplasia 2. Konsistensi tumor umumnya padat atau keras 3. Tumor epital biasanya mengandung sedikit jaringan ikat dan apabila berasal dari masenkim yang banyak mengandung jaringan ikat maka akan elastic kenyal atau lunak. 4. Kadang tampak hipervaskulari disekitar tumor. 5. Biasa terjadi pengerutan dam mengalami retraksi. 6. Edema disekitar tumor disebabkan infiltrasi kepembuluh limfe. 7. Nyeri 8. Anoreksia, mual, muntah. 9. Penurunan berat badan. E. Test diagnostic Prosedur diagnostik yang biasa dilakuakan dalam mengevakluasi malignansi meliputi: 1. Marker tumo Substansi yang ditemukan dalam darah atau cairan tubuh lain yang dibentuk oleh tumor atau oleh tubuh dalam berespon terhadap tumor. 2. Pencitraan resonansi magnetic (MRI) Penggunaan medan magnet dan sinyal frekuensi_radio untuk menghasilkan gambatan berbagai struktur tubuh.
3. CT Scan Menggunakan pancaran sinar sempit sinar-X untuk memindai susunan lapisan jaringan untuk memberikan pandangan potongan melintang. 4. Flouroskopi Menggunakan sinar-X yang memperlihatkan perbedaan ketebalan antar jaringan; dap[at ,mencakup penggunaan bahan kontras. 5. Ultrasound Echo dari gelombang bunyi berfrekuensi tinggi direkam pada layer penerima, digunkan untuk mengkaji jarinagn yang dalam di dalam tubuh. 6. Endoskopi Memvisualkan langsung rongga tubuh atau saluran denagan memasukan suatu ke dalam rongga tubuh atau ostium tubuh; memungkinkan dilakukannya biopsy jaringan, aspirasi dan eksisi tumor yang kecil. 7. Pencitraan kedokteran nuklir Menggunakan suntikan intravena atau menelan bahan radiosisotope yang diikuti dengan
pencitraan yang menkadi yempat berkumpulnya radioisotope.(Smeltzer,
Suzanne C.2001). F. Penatalaksanaan medic 1. Pembedahan Pembedahan adalah modalitas penanganan utama, biasanya gasterektoni subtotal atau total, dan digunakan untuk baik pengobatan maupun paliasi. 2. Pasien dengan tumor lambung tanpa biopsy dan tidak ada bukti matastatis jauh harus menjalani laparotomi eksplorasi atau seliatomi untuk menentukan apakah pasien harus menjalani prosedur kuratif atau paliatif. Komplikasi yang berkaitan dengan tindakan adalah injeksi, perdarahan, ileus, dan kebocoran anastomoisis.(Smeltzer, Suzanne C. 2001) 3. Radioterapi Penggunaaan partikel energy tinggi untuk menghancurkan sel-sel dalam pengobatan tumor dapat menyebabkan perubahan pada DNA dan RNA sel tumor.Bentuk energy yang digunakan pada radioterapi adalah ionisasi radiasi yaitu energy tertinggi dalam spektrum elektromagnetik. 4. Kemoterapi Kemoterapi sekarang telah digunakan sebagai terapi tambahan untuk reseksi tumor, untuk tumor lambung tingkat tinggi lanjutan dan pada kombinasi dengan terapi
radiasi dengan melawan sel dalam proses pembelahan, tumor dengan fraksi pembelahan yang tinggi ditangani lebih efektif dengan kemoterapi. 8. Bioterapi Terapi biologis atau bioterapi sebagai modalitas pengobatankeempat untuk kanker dengan menstimulasi system imun(biologic response modifiers/BRM) berupa antibody monoclonal, vaksin, factor stimulasi koloni, interferon, interleukin.(Danielle Gale. 2000).
Daftar Pustaka Aziz Halimul Hidayat, 2004, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salema Medika. Budi Kusuma, 2001, Ilmu Patologi, Penerbit Buku Kedokteran.Jakarta: EGC Doenges, E.M, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, (Edisi 3). Jakarta :Penerbit Buku Kedokteran EGC. Elizabet J. Corwin, 2000. Buku Saku Patofisiologi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. E, Oswari, 2000, Bedah dan Perawatanya. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI. Gale,Danielle RN, MS, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC Smelster Suzanne, C 2001, Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 2.Jakarta : EGC.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. ” P ” DENGAN TUMOR ABDOMEN Asuhan keperawatan pada : Tn. “ P ” Dengan diagnosa medis
:Tumor Abdomen
Di ruang
: Melati
Tanggal
: 23 September 2013
A. Identitas 1. Identitas Pasien Nama
: Tn. ” P ”
Umur
: 47 tahun
Agama
: Kristen protestan
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Status
: Kawin
Pendidikan
: smp
Pekerjaan
: Petani
Suku Bangsa
: Mamasa/indonesia
Alamat
: Jl. Soekarno Hatta
Tanggal Masuk
: 23 september 2013
Tanggal Pengkajian
: 24 september 2013
No.
: 03 74 76
Diagnosa Medis
: Tumor Abdomen
Penanggung jawab
: Askes/Astek/Jamsostek/Sendiri
2. Identitas Penanggung Jawab Nama
: desi
Umur
: 45 tahun
Hub. Dengan Pasien : Istri Pekerjaan
: IRT
Alamat
: Jl. Soekarno Hatta
B. Riwayat Sakit Dan Kesehatan 1. Keluhan utama
: sakit perut
2. Riwayat penyakit sekarang
: sakit perut
3. Riwayat penyakit dahulu
:-
4. Riwayat alergi
:-
5. Riwayat kesehatan keluarga
:-
6. Susunan keluarga (genogram)
:
Z ; a l s Z n ; a a l s n a
Ket
Z ; a l s n a
Z ; a l : s n : Laki-laki a
: Perempuan : Klien : Meninggal : Ada hubungan .... ?
: Tinggal serumah : Umur tidak diketahui
C. Pola Fungsi Kesehatan 1. Pola Nutrisi/Metabolik a. Makan 1) Jenis
: nasi, sayur, dan ikan
2) Porsi
: sedang
3) Frekuensi
: 3 x sehari
4) Diet khusus
:-
5) Makanan yang disukai : 6) Pantangan
:-
7) Nafsu makan
:
(
) Normal
(
) Meningkat
( √ ) Menurun
(
) Mual
(
) Muntah
(
) Stomatitis
8) Keterangan
:
9) Kesulitan Menelan
:
(
) Ya
( √ ) Tidak
:
(
) Ya
( √ ) Tidak
10) Gigi palsu b. Minum 1) Frekuensi
: 1-8 gelas/hari
2) Jumlah
: ± 2000 cc
3) Jenis
: Air putih
2. Persepsi/Penatalaksanaan Kesehatan Klien yakin akan sembuh dari penyakitnya 3. Pola istirahat Tidur a. Waktu tidur
: tidak menentu
b. Jumlah
: tidak menentu
c. Insomnia
: tidak menentu
4. Pola Aktifitas dan Latihan a. Alat bantu
: Ya
b. Kebersihan Diri
:
1) Mandi
: 2x/hr
2) Gosok gigi
: 2x/hr
3) Keramas
: tidak menentu x/hr
4) Potong kuku
: tidak menentu x/hr
c. Aktifitas Sehari-hari
: petani
d. Rekreasi
:-
e. Kemampuan Perawatan diri :
Aktifitas
0
Mandi
√
Berpakaian
√
1
Eliminasi
√
Mobilisasi
√
2
3
4
Ditempat tidur √
Pindah Ambulasi
√
Naik tangga
√
Keterangan
:
Skor : 0 : mandiri 1 : dibantu sebagian 2 : perlu bantuan orang lain 3 : perlu bantuan orang lain dan alat 4 : Tergantung tidak mampu 5
Pola Eliminasi a. BAB 1) Frekuensi
: Bervariasi dari 1-3x sampai setiap kali tiap 3 hari
2)
: Lembap, berbentuk
Konsistensi
3) Warna
: cokelat
4) Masalah yang dirasakan : 5) Ket. Lainnya
:-
b. BAK 1) Frekuensi
: tidak menentu
2) Masalah yang dirasakan : 3) Ket. Lainnya
:-
5. Pola Nilai dan Kepercayaan a. pelaksanaan ibadah
: tiap hari minggu
b. larangan/pantangan agama : c. ket. Lainnya
:-
d. pola seksual reproduksi
: baik,
6. Pola Kognitif Perceptual a. Bicara
: baik
b. Bahasa
: bahasa Indonesia/mamasa
c. Kemampuan membaca
: kurang
d. Tingkat ansietas
:-
e. Perubahan sensori
:-
7. Pola Koping a. kehilangan perubahan yang terjadi sebelumnya
: Ya
b. koping adaptasi yang sering dipakai
:-
8. Pola Peran Berhubungan a. Status perkawinan
: kawin
b. pekerjaan
: petani
c. Kualitas bekerja
: baik
d. Hubungan dengan orang lain
: baik
e. Sistem pendukung
: baik
Pengkajian Fisik Batas Normal
Hasil Pemeriksaan
Tanda-tanda vital
Tanda-Tanda Vital
CNadi 60-
a. Suhu
: 36, 7oC
100x/menit, Tensi rata-
b. Nadi
: 80 x/i
rata 130/80 mmhg, RR 16-
c. Tekanan darah
: 110/80 mmHg
24x/menit.
d. Respirasi rate
: 22 x/i
e. Berat badan
: 52 kg
f. Tinggi badan
: 165cm
Suhu 36-37
o
Pernafasan (Respiratory) Bentuk
dada
simetri, Inspeksi
sputum sedikit dan jernih,
1. Bentuk dada
pola napas regular, vocal
2. Sekresi dan batuk
premituslapangan
paru
tidak meningkat dan tidak
a. Batuk
:-
b. Sputum : -
: simetris
menurun, suara perkusi
c. Warna
sonor,
auskultasi
suara
nafas
vesikuler,
suara Palpasi
tambahan tidak ada.
:-
3. Pola nafas
: baik
1. Tractil fremitis/fremitus vocal a. Meningkat
lokasi : -
b. Menurun
Lokasi : -
c. Lain-lain
:-
Perkusi 1. Suara perkusi ditimbulkan : Lainnya : Auskultasi 1. Auskultasi suara nafas a. Vesikuler di
:-
b. Broncho vesicular di : c. Bronchial di
:-
2. Suara ucapan (vocal resonansi) 3. Suara tambahan a. Rales,lokasi
:-
b. Ronchi,lokasi
:-
c. Pleura friction-rub, lokasi : -
Cardiovaskuler Iktus cordis berada di ICS Inspeksi 5 lebar 1 cm, heart rate Iktus cordis teraba pada : sama dengan nadi dengan Palpasi frekuensi normal antara
1. Iktus cordis
80-100x/mnitreguler,
2. Frekuensi heart rate : -
auskultasi bunyi jantung normal, tidak ada suara tambahan
Ket. : 3. Nadi : 80 x/i Ket. :
:-
Perkusi 1. Pembesaran jantung : 2. Nyeri dada
:-
Auskultasi ( √ )normal ( ) tambahan : Jenis
:-
Persyarafan (Neurogical) Kesadaran compos mentis,
1. Tingkat kesadaran :Compos mentis
GCS 15, reflex bicep, tricep,
2. GCS
patella dan archilles (+), babinsky
(-),
koordinasi
: 15
Mata : 4 , bicara : 5 , gerakan : 6 3. Reflek
gerak baik, kesemutan (-),
Reflek bicep
: (+)
kejang (-)
Reflek tricep
: (+)
Reflek patella
: (+)
Reflek achilese : (+)
Babinsky : (-)
4. Lainnya : 5. Koordinasi gerak : baik 6. Kejang : (-) 7. Perasa :(-)
Gastrointestinal Abdomen datar, tepi perut dan Inspeksi umbilicus
tidak
menonjol, 1. Bentuk
bendungan pembulu darah dikulit 2. Tepi perut
: simetris : tidak menonjol
abdomen tidak ada, peristaltic usus 3. Bendungan pembuluh darah vena 5-35/m, nyeri umum dan nyeri
Abdomen
: tidak ada
khusus tidak ada, ancietas tidak ada.
Arah alirannya : -
Auskultasi 1. Bunyi peristaltic usus : 5-35 x/mnt Palpasi 1. Palpasi umum
:
( ) tidak ada nyeri ( √ ) nyeri umum, lokasi : Perut ( ) massa atau benjolan, Lokasi : 2. Palpasi khusus a. Pembesaran hepar
:
b. Pembesaran lien
:
c. Titik Mc. Burney
:
Perkusi 1. Ancitas :
Otot, Tulang (Musculoskeletal) Pergerakan bebas, kemampuan 1. Pergerakan sendi ( ROM)
: bebas
kekuatan otot nilai 5, tidak 2. Kemampuan kekuatan otot kaki : 5 fraktur
3. Kemampuan menggemgam : 5 4. Fraktur : tidak Lokasi : -
Kulit (Integument) Warna kulit kemerahan/pigmentasi, akral
1. Warna kulit : seumatik
hangat, turgor elasts, krepitasi dan uedem 2. Akral
: hangat
tidak ada.
3. Turgor
: baik
4. Krepitasi
: tidak ada
5. Oedeme
: tidak ada
Penginderaan Mata
Mata (penglihatan)
Bentuk normal, konjugtiva
Inspeksi
normal, pupil bulat sama besar,
1. Bentuk mata :
gerak bola mata normal, medan
( √ ) normal,
penglihatan, visus 6/6, tidak
( ) eksoptalmus
buta warna.
( ) enoftalmus ( ) lainnya
2. Konjungtiva ( √ ) normal
( ) anemic
( ) infeksi
( ) ikterik
3. Pupil : ( √ ) normal ( ) menyempit 4. Gerak bola mata : (√ ) normal ( ) menyempit 5. Visus/ ketajaman penglihatan : Baik 6. Medan penglihatan : (√ ) normal ( ) menyempit 7. Buta warna : tidak Jenis
:-
Palpasi Tekanan intra okuler : Ket : Hidung
Hidung/pembauan
Septum hidung ditengah, secret
1. Septum hidung : ditengah
jernih, polip (-) tidak ada
2. Secret hidung
gangguan penciuman.
3. Polip
: jernih : (-)
4. Gangguan penciuman : tidak ada Telinga
Telinga / pendengaran
Lubang telinga bersih,
1. Lubang telinga : bersih
membrane timpani terang, tidak
2. Membrane tympani : terang
ada gangguan pendengaran.
3. Gangguan pendengaran : tidak
Mulut dan leher
Mulut dan leher
Bibir normal, gigi lengkap
1. Bibir : normal
bersih, selaput lender mulut
2. Gigi : lengkap dan bersih
lembab, lidah normal bersih,
3. Selaput lender mulut : lembab
tidak ada kesulitan menelan,
4. Lidah : Normal
kelenjar tyroid tidak teraba
5. Tenggorokan waktu menelan : tidak ada
kesulitan menelan 6. Kelenjar thyroid : tidak teraba
Pemeriksaan Penunjang Laboratorium
SGOT
: 121
SPGT
: 117
Ureum
: 47
Kreatinin
: 1.0
Glukosa Sewaktu
: 128
USG
-
Lain-lain
-
D. Terapi -
Infus Asering 20 tetes/menit
-
Obat Injeksi Ranitidin 25 mg/ml
-
Injeksi ranitidine 1A/12 jam/IV
-
Injeksi ketorolac 1A/8 jam/IV
-
Injeksi undancentron 1A/8 jam/IV jika muntah
-
Injeksi antrain 1A/8 jam/IV jika demam
E. Analisa Data No 1
Data Ds :Klien mengeluh perutnya sakit dan
Penyebab Tumor abdomen↑ ukuran massa
Masalah Nyeri
semakin sakit jika bergerak Do :Klien Nampak gelisah dan tidak focus saat ditanya
Bersifat mekano sensitive terhadap serabut saraf
Pelepasan mediator kimia( bradikinin, prostaglandin, serotonin, histamine)
Nosiseptor di serabut
Korteks serebri
Nyeri dipersepsikan
2
Ds : Klien mengeluh perutnya sakit dan
↓ transport As. Amino ke jaringan
semakin sakit jika bergerak Do :Klien hanya beraring di tempat tidur.
↓ protein di seluruh bagian tubuh
Intoleransi aktivtas
Menekan transport As. Amino ke sel-sel otot
Kelemahan
3
Ds :Kliem mengatakan beberapa hari ini toidak
Nyeri dipersepsikan
bisa tidur pada malam hari, biasanya klien tidur jam 20.00 tapi selama di RS baru
RAS teraktivasi
bisa tidur jam 23.00 . Do :Mata klien nampak cekung
Klien terjaga
Susah tidur
Gangguan pola tidur
F. Prioritas Masalah No
Diagnosa Keperawatan
1
Nyeri (akut) Berhubungan dengan proses penyakit.
2
Intolensi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
3
Gangguan pola tidur berhubungan dengan teraktivasi RAS.
Tanggal Ditemukan
Nama Perawat Teratasi
G. Rencana Keperawatan Tgl
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Nyeri (akut) Berhubungan dengan
Nyeri yang dirasakan klien
proses penyakit.
berkurang.
misalnya lokasi, durasi
dasar untuk mengevaluasi
Kriteria :
dan skala.
kebutuhan / keefektifan
1. Nyeri hilang/berkurang 2. Wajah klien Nampak ceria
1. Kaji riwayat nyeri
Rasioanal
2. Berikan tindakan kenyaman dasar misal: massage punggung
1. Informasi memberikan data
intervensi. 2. Dapat meningkatkan relaksasi
dan aktivitas hiburan misalnya music. 3. Dorong penggunaan
3. Memungkinkan klien untuk
keterampilan
berpartisipasi secara aktif
penggunaan
dalam meningkatkan rasa
keterampilan
control.
manajement nyeri misalnya relaksasi napas dalam. 4. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi.
4. Analgetik dapat menghambat stimulus nyeri. 1. Menetapkan
Intolensi aktivitas berhubungan
Toleransi terhadap aktivitas
dengan kelemahan.
dengan
.
1. Kaji respon klien terhadap aktivitas
kriteria :
beraktivitas
danmemudahkan pilihan intervensi
1. Klien mengalami kemajuan dalam
kemampuan/kebutuhan klien
2. Menurunan stress dan 2. Berikan lingkungan tenang.
rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat 3. Tirah baring selama fase akut
3. Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana
untuk menurunkan kebutuhan metabolic.
pengobatan 4. Pasien mungkin nyaman 4. Bantu pasien memilih
dengan kepala tinggi, tidur di
posisi nyaman untuk
kursi atau menunduk ke depan
istirahat/tidur.
meja atau bantal
Gangguan pola tidur berhubungan
Pola tidur teratasi Dengan
1. Kaji pola tidur klien.
dengan teraktivasi RAS.
kriteria :
istirahat/tidur klien untuk
1. Klien tidur 7-8 jam.
menentukan intervensi
2. Klien Nampak ceria.
selanjutnya. 2. Ciptakan lingkungan yang menyenangkan.
1. Mengetahui gangguan
2. Lingkungan yang tenang dapat memberikan ketenangan untuk tidur dan istirahat.
3. Anjurkan klien untuk
3. Tidur yang cukup dapat
banyak istirahat dan
memberi rasa segar pada klien
tidur yang nyenyak.
dan mempercepat proses penyembuhan.
H. indakan Keperawatan Dan Catatan Perkembangan NoDx 1
TglJam
Implementasi 1. Mengkaji riwayat nyeri
CatatanPerkembangan S : klien mengatakan nyerinya berkurang
misalnya lokasi, durasi
O :klien tampak tidak meringis lagi
dan skala.
A : masalah belum teratasi
Hasil : klien merasa
P : intervensidilanjutkan
nyeri dibadian perut , sifatnya intermitten dan skalanya 7. 2. Memberikan tindakan kenyaman dasar misal: massage punggung dan aktivitas hiburan misalnya music. Hasil : klien menjadi lebih rileks. 3. Mendorong penggunaan keterampilan penggunaan keterampilan
Tt
manajement nyeri misalnya relaksasi napas dalam. Hasil : klien melakukan napas dalam ketika nyeri mulai dirasakan. 4. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi. 5. Hasil : Klien mengatakan nyeri yang dirasakan berkurang.
2
1. Mengkaji respon klien
S : klien mengatakan sudah mulai bisa bergerak.
terhadap aktivitas.
O : klien nampak sudah bisa bangun dari tempat
Hasil : klien hanya
tidurnya.
berdiam diri di tempat
A : masalah belum teratasi
tidurnya.
P : intervensi dilanjutkan.
2. Memberikan lingkungan tenang. Hasil : keluarga klien mengerti dan akan
memberikan lingkungan yang tenang untuk klien. 3. Menjelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan. Hasil : klien mengerti dan mau melaksanakan. 4.
Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat/tidur. Hasil : klien mengatakan lebih nyaman dengan dua bantal di kepalanya.
3
1. Mengkaji pola tidur klien.
S : klien mengatakan sudah mulai bisa tidur tp masih sering terbangun.
Hasil : klien sulit tidur
O :klien tampak segar.
pada malam hari,
A : masalah sebagian teratasi.
biasanya klien tidur
P : intervensidilanjutkan
pukul 20.00, tapi selama
Klien dirujuk ke makassar
di RS klien baru bisa tidur pukul 23.00 . 2. Menciptakan lingkungan yang menyenangkan. Hasil : tempat tidur klien rapi dan bersih. 3. Menganjurkan klien untuk banyak istirahat dan tidur yang nyenyak. Hasil : klien mengerti dan mengatakan akan melaksanakan.