Uitzet / Staking Out dan MC 0 Diklat Pengawasan Bendungan Balai Diklat IX Surabaya Surabaya, 10 – 23 Februari 2016 Oleh Ir. Wisnu Prajardi, IPM.
UMUM Pekerjaan pelaksanaan konstruksi pada dasarnya adalah pekerjaan pemindahan gambar – gambar desain yang diketahui koordinatnya pada gambar ke posisi sesungguhnya di lapangan dengan material, bentuk dan kekuatan yang sudah direncanakan. Dalam hal sangatlah penting adanya proses uitzet dan stake out yang pada umumya dilakukan oleh seorang juru ukur, didampingi tim konstruksi, pemilik pekerjaan dan konsultan supervisi.
Uitzet / Staking Out • Pengertian : Uitzet atau Staking Out adalah proses atau langkah kerja untuk memindahkan suatu posisi atau dimensi dari gambar ke lapangan dengan sistem koordinat yang sama sebelum dilakukan pekerjaan fisik atau konstruksi. Hasil dari pekejaan Uitzet / Staking Out ini biasanya ditandai dengan patok-patok kayu dan atau bowplank sebagai identifikasi dengan disertai nama titik beserta informasi-informasi yang diperlukan semisal elevasi, arah galian dan sebagainya.
Tahapan dan Persyatan 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Gambar yang akan diterapkan di lapangan adalah gambar disain / gambar kerja yang sudah dicek, disepakati dan disahkan secara bersama antara pemilik pekerjaan (PU), konsultan supervisi dan kontraktor pelaksana. Bench Mark (BM) atau titik kontrol yang akan digunakan sebagai acuan harus sudah dicek kondisi fisik dan posisi baik koordinat maupun elevasinya. Peralatan ukur yang digunakan adalah peralatan ukur yang sudah dicek kondisi fisiknya dan sudah dikalibrasi secara resmi oleh instansi atai badan hukum yang resmi dan berwenang untuk melakukan kalibrasi. Pelaksanaan pekerjaan Uitzet atau Staking Out harus dilaksanakan secara bersama antara pemilik pekerjaan (PU), konsultan supervisi dan kontraktor pelaksana. Hasil dari pekerjaan Uitzet / Staking Out harus diberi tanda di lapangan dengan patok-patok dan atau bowplank dilengkapi dengan informasi-informasi yang diperlukan semisal elevasi, arah galian, kedalaman galian dan sebagainya. Setelah selesai dilakukannya uitzet / staking out maka dibuatkan dokumen berita acara pelaksanaan pekerjaan uitzet oleh tiga pihak.
Contoh Bench Mark (BM)
Contoh pelaksanaan kegiatan survai bersama.
MELAKSANAKAN STAKE OUT
MENENTUKAN TITIK REFERENSI •
• •
•
PadapelaksanaanStake Out, hal – hal yang sangatperluuntukditetapkanadalahtitikreferensi. Yang dimaksuddengantitikreferensiadalahtitik yang digunakanuntukmenyimpankoordinatdanelevasiuntukdijadikansebagaiacuan. Titikreferensiinisebelumdigunakanperluuntukdilakukanpengecekankebenarannilaik oordinatdanelevasinyasertasecarabersama – samadisepakatiuntukdigunakan. Informasipenting lain yang diperlukanberkaitandengantitikreferensiadalaharahacuan. Sebagaicontohjikadiumpamakantitikpertama A mempunyaikoordinat (Xa,Ya) dantitikkedua B mempunyaikoordinat (Xb,Yb) maka azimuth AB atauα AB adalah
α = ArcTgab • Dimana : α = azimuth Xa,Ya = koordinattitik A Xb,Yb = koordinattitik B
(𝑋𝑎−𝑋𝑏) 𝑌𝑏−𝑌𝑎
Melakukan Penyetelan/ Setting Peralatan Ukur di Lapangan Sebelum melakukan pengukuran, maka diperlukan adanya persiapan – persiapan sebelumnya. Salah satu persiapan yang diperlukan adalah setting peralatan ukur di lapangan. Setting peralatan ukur tentunya berdasarkan peralatan ukur yang akan digunakan seperti untuk staking out posisi horisontal digunakan peralatan theodolith atau total station dan staking out posisi vertikal menggunakan peralatan untuk penentuan posisi vertikal, disini peralatan utamanya adalah water
Melakukan Pengukuran uitzet atau staking out • Ada 3 (tiga) unsur penting yang perlu ditentukan pada pelaksanaan stake out yaitu : Posisi absis (x) Posisi ordinat (y) Posisi vertikal (z)
1. Stake Out Horisontal •
Staking out dilakukan untuk menentukan posisi suatu detil secara horisontal Data utama yang diperlukan adalah : Koordinat baik itu koordinat titik acuan maupun koordinat detil yang akan di uitzet / staking out. Arah acuan Besar sudut antar sisi arah acuan ke titik detil yang akan di stake out
• Langkah – langkah pelaksanaan stake out horisontal : Berdasarkan gambar kerja, tentukan jarak dan sudut jurusan dari titik acuan ke titik yang akan di stake out Pasang dan setting perlatan theodolith atau total station pada titik acuan (A) Bidik arah acuan dari titik A ke titik B atau yang lazim disebut back sight Putar teropong theodolith atau total station sesuai dengan besar sudut jurusan jika sudah tepat kemudian kunci kedudukan teropong Dengan data jarak yang sudah diketahui, cari panjang sisi d secara elektronik maupun manual denganmenggunakan meteran Lakukan pematokan pada titik yang sudah terukur besar sudut jurusan dan jaraknya Untuk titik- titik selanjutnya lakukan kembali langkah (3) samapai langkah (7) sesuai jumllah titik yang di stake out .
• • •
2. Stake Out Vertikal Stake out dilakukan untuk menentukan posisi suatu detil secara vertikal. Data yang diperlukan adalah 1. Elevasi titik acuan 2. Elevasi titik yang akan di stake out Langkah – langkah yang perlu dilaksanakan untuk stake out vertikal Berdasarkan gambar kerja, tentukan beda tinggi titik acuan ke titik yang akan di stake out Pasang dan setting peralatan water diantar titik cacuan (A) dimana elevasinya adalah diumpamakan + 20,500 dengan titik yang akan distek out Bidik bacaan ranbu pada titik (A) misalkan terbaca tepat pada bacaan 1,900. Selanjutnya tempatkan rambu pada titik detil yang akan di stake out vertikal Dengan data beda tinggi yang sudah diketahui, geser secara vertikal dan tegak luru rambu sehingga bacaan benang tengah water pada rambu tepat berada pada bacaan 0,900 Lakukan penandaan dengan coretan mendatar pada patok posisi titik B dengan disertai catatan elevasi targetnya (disini elevasi + 21.500) Stake out untuk 1 titik detil selesai dilakukan. Untuk titik-titik detil selanjutnya lakukan kembali langkah (3) sampai dengan langkah 7.
Marking / Penandaan • Hasil dari pekerjaan Uitzet atau Staking out adalah terpasangya tanda-tanda posisi baik itu horisontal maupun vertikal yang ditandai dengan patok-patok identitas yang terpasang, sehingga perlu adanya penandaan atau marking yang jelas termasuk informasi yang terkandung di dalamnya. Penandaan bisa dilakukan dengan warna-warna yang berbeda baik menggunakan cat, spidol maupun kain berwarna yang dipaku atau ditempel pada media penandaan atau marking.
MUTUAL CHECK 0 ( MC-0 ) & PENGHITUNGAN VOLUME DIKLAT PENGAWASAN BENDUNGAN BALAI DIKLAT IX SURABAYA SURABAYA, 10 – 23 FEBRUARI 2016 OLEH IR. WISNU PRAJARDI, IPM.
UMUM Dalam suatu pekerjaaan konstruksi biasanya melibatkan kontaktor pelaksana, pemilik pekerjaan dan konsultan pengawas, dimana diperlukan informasi yang tepat dan akurat menyangkut volume – volume pekerjaan yang dilaksanakan. Hal ini menyangkut pembayaran hitungan volume yang dilakukan oleh quantitiy surveyor atau quantity survai engineer, sedangkan data – data dimensi yang diperlukan untuk melakukan perhitungan diperoleh hasil pengukuran di lapangan.
Dimensi – dimensi baik yang menyangkut panjang, lebar, luasan dan volume yang ada pada gambar kerja berkaitan dengan pekerjaan seorang pengawas konstruksi dan perlu dilakukan pengecekan.
Tahapan Penghitungan Volume ( MC-0 ) Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan untuk proses penghitungan volume : • Titik referensi dan peralatan pengukuran berdasarkan gambar kerja. • Pengukuran dimensi berdasarkan gambar kerja secara cermat dan teliti. • Hasil pengukuran dan gambar. • Hitungan Volume
Mempelajari Gambar Kerja Gambar kerja merupakan sarana komunikasi antar berbagai disiplin pekerjaan pada pelaksanaan konstruksi di lapangan, oleh sebab itu seorang pengawas konstruksi wajib bisa membaca, memahami, dan mempelajari secara rinci gambar kerja tersebut, karena langkah – langkah kerja pengawasan dan setiap penghitungan volume selalu mengacu pada gambar kerja yang sudah disahkan.
Menyiapkan Titik Referensi dan Peralatan Pengukuran Pada pelaksanaan pengukuran dimensi, hal yang sangat perlu untuk ditetapkan adalah titik referensi, yang dimaksud titik referensi adalah titik yang digunakan untuk menyimpan koordinat dan elevasi untuk dijadikan sebagai acuan.
Titik referensi haruslah sama dengan yang dimaksud dalam gambar kerja, karena jika tidak maka penentuan dimensi suatu detil yang akan diukur tentu akan berbeda dengan yang dituangkan dalam gambar kerja. Disamping titik acuan juga peralatan – peralatan ukur, peralatan ukur digunakan untuk mementukan dimensi – dimensi yang bentuknya sulit diukur dengan menggunakan roll meter biasa.
Melakukan Pengukuran Dimensi Berdasarkan Gambar Kerja Kondisi awal atau yang biasa disebut kondisi eksisting dijadikan sebagai patokan awal baik untuk pengukuran dimensi maupun untuk acuan menghitung volume • Panjang (P) • Lebar (L) • Tinggi (t) • Luasan L t
P
Untuk pengukuran dimensi yang berupa panjang, lebar , dan tebal bisa dilakukan secara sederhana dengan menggunakan meteran biasa, atau jika diperlukan bisa digunakan alat pengukur jarak elektronik yang terdapat didalam alat total station. Untuk luasan yang biasanya berbentuk tidak beraturan pengukuran dan perhitungan luas dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain : a. Cara numeris dengan angka jarak b. Cara numeris dengan koordinat c. Cara grafis d. Cara mekanis e. Cara elektronik atau digital
PERHITUNGAN VOLUME •
• • •
Tahapan yang perlu dilakukan untuk Menghitung Volume : Pengecekan gambar hasil pengukuran secara cermat berdasarkan data hasil ukuran. Pengecekan data pendukung untuk perhitungan volume secara lengkap dan teliti. Melakukan pengecekan luasan penampang. Melakukan penghitungan volume.
Melakukan Pengecekan Gambar Hasil Pengukuran Sebelum dilakukan perhitungan volume dimensi detil – detil diukur secara bersama – sama, data yang diperoleh segera diproses baik hitungan maupun proses penggambaran. Proses penggambaran dilakukan tim penggambaran, pengawas perlu melakukan pengecekan terhadap gambar hasil pengukuran apakah sesuai dengan data hasil ukuran atau tidak. Jika ditemui ketidaksesuaian gambar dengan data ukur harus segera diberitahukan kepada atasan langsung untuk segera dilakukan klarifikasi terhadap gambar hasil pemrosesan dari data pengukuran perlu dilakukan.
Data Pendukung Untuk Perhitungan Volume Data – data tersebut misalnya : a. Data original Groud line atau permukaan eksesting b. Data ukur untuk pembuatan MC-0 (Mutual Check 0) c. Data – data galian dan timbunan d. Data – data pengukuran dimensi masing – masing detil konstruksi e. Dan sebagainya
Contoh Pengukuran Muka Tanah Asli ( Original Ground Line ) Tubuh Bendungan Jatigede Sisi Kiri.
Contoh Pengukuran Bersama Permukaan Batuan ( Original Rock Line )