TUGAS PAPER KULIAH TEKNOLOGI BAHAN BETON SEMPROT (SHOTSCRETE)
Disusun oleh : Tunggal Bagas Yuliawan 21010113140228 Kelas D
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini beton merupakan salah satu bahan wajib yang digunakan sebagai bahan utama dalam seuah proyek pembangunan. Hampir semua bangunan menggunakan beton sebagai salah satu bahan utama dalam proses pembuatannya. Bahkan kini muncul berbagai macam modifikasi beton untuk membantu dalam proses pembuatan dan penerapannya sebagai bahan bangunan. Shotscrete atau beton semprot merupakan salah satu modifikasi beton yang yang kini mulai digunakan, shotcrete atau beton semprot adalah suatu proses dimana diproyeksikan atau disemprotkan di bawah tekanan dengan menggunakan suatu alat bantu atau alat semprot ke suatu permukaan untuk membentuk bentuk structural seperti dinding, lantai dan atap. Dewasa ini shotcrete telah digunakan secara luas, baik dry mix maupun wet mix, bahkan menjadi pilihan tunggal bagi konstruksi-konstruksi tertentu seperti terowongan, dinding penahan tanah. Metoda shotcrete mempunyai prospek yang baik mengingat banyaknya proyek konstruksi yang akan dibangun dengan mengingat kondisi topografi di Indonesia yang bergunung-gunung. Untuk itulah dalam tugas paper ini kami ingin memaparkan tentang beton semprot atau yang sering disebut shotcrete.
BAB II KONSTRUKSI ARGUMEN 1. Pengertian Beton semprot atau Shotcrete Beton semprot atau shortcrate didefinisikan sebagai beton atau adukan semen yang dilewatkan pada peralatan menyemprot (umumnya disebut ”gun”) dan ditembak atau disemprot pada kecepatan tinggi pada permukaan dinding (umumnya terowongan). Adukan yang relatif kering umumnya digunakan sehingga beton mampu menyangga berat sendirinya bahkan pada aplikasi vertikal (Biron and Ariglu, 1983). Menurut American Concrete Institute (ACI), shotcrete dapat didefinisikan sebagai mortar atau beton yang diberikan tekanan dengan kecepatan tinggi .
2. Alat dan Bahan Pembuatan Adapun
bahan
utama
campuran shortcrete atau beton semprot antaralain : a. Portland cement b. Pasir 0 – 5 mm yang bersih dan kering. c. Air d. Bahan
ixture
(ex-BASF)
untuk memperoleh mutu beton yang diinginkan.
Standard yang digunakan
Menurut Tabel SKh-7.18.1 Ketentuan Gradasi Agregat, agregat yang memenuhi persyaratan dan durabilitas yang digunakan untuk shortcrete ada dua jenis agregat yaitu : a. Agregat normal, penggunaan agregat ini seperti yang tercantum dalam ASTM C 33 dengan Gradasi sebagai berikut :
b. Agregat ringan, penggunaan agregat ringan seperti yang tercantum dalam ASTM C 33 Tulangan juga dibutuhkan jika shotcrete di gunakan untuk struktur yang terbebani. Tulangan yang digunakan yaitu menggunakan tulangan welded wire (jaringan kawat) dan baja tulangan, baik polos maupun ulir. Tulangan yang baik dapat digunakan diameter 10 -16 mm, sedangkan jaringan kawat yang terlapisi galvanis (5 x 150 x 150) mm. Peralatan utama yang digunakan dalam proses penyemprotan yaitu :
Mesin shotcrete, pada pelaksanaannya menggunakan mesin penyemprot, mesin ini berkemampuan memberikan tekanan sehingga adonan shocrete dapat tersemprotkan pada permukaan bidang. Contoh mesin yang biasa digunakan yaitu Turbosol spraying machine type TSB 215.
Mesin yaitu Turbosol spraying machine type TSB 215
Kompresor dengan working pressure 7 bar dan kapasitas minimum 250 cfm.
Sumber Listrik PLN atau generator +/- 10 kVa 3 x 380 V/50 Hz.
Pompa Air dengan working pressure 2 – 5 bar dan kapasitas 501/menit.
3. Bidang Kerja
Shotcrete
menjadi pilihan tunggal bagi
konstruksi-konstruksi tertentu seperti terowongan, dinding penahan tanah.. Tebing batu dengan kondisi existing dan material batu dinding yang bervariasai dengan kemiringan tebing 60o – 80o. Penambahan pembesian dengan menggunakan wiremesh bilamana diperlukan khususnya pada daerah yang dinding tebingnya bukan batu atau batu lunak atau tanah. Metoda shotcrete mempunyai prospek yang baik mengingat banyaknya proyek konstruksi yang akan dibangun dengan mengingat kondisi topografi di Indonesia yang bergunung-gunung.
4. Percampuran Agregat dan semen dicampur dengan perbandingan berat atau volume seperti yang disyaratkan dalam ASTM C 94. Alat pencampur harus dapat melakukan pencampuran dengan rata dalam jumlah yang cukup untuk menjaga ketersediaan bahan secara terus menerus. Bila digunakan beton ready mix untuk material shotcrete maka harus sesuai dengan ASTM C94. Beton untuk shotcrete harus dibuat dikirimkan dengan ditempatkan dalam waktu 90 menit. Penggunaan ixture dapat memperlama penempatan beton lebih dari 90 menit, namun penggunaannya harus sesuai dengan direksi pekerjaan. 5. Pelaksanaan 1. Persiapan Permukaan Permukaan lereng atau bidang yang akan di semprot dibersihkan agar terbebas dari debu dan lumpur yang akan membuat daya ikat semen pada adonan campuran shotcrete melemah. 2. Pemasangan Wire mesh Wire mesh dengan ukuran 5 X 150 X150, merupakan tulangan yang dikaitkan dengan paku yang ditancapkan pada bidang miring tanah, apabila shotcrete disemprot pada permukaan bidang miring. Dengan adanya wire mesh diharapkan shotcrete lebih kuat sebagai penutup lereng galian, dan mengurangi atau meniadakan kemungkinan terjadinya retakan.
6. Permukaan shotcrete a. Pengaturan ketebalan Untuk shocrete yang tidak terbebani, baik untuk
Gambar pemasangan Wire mesh
interior maupun exterior ketebalannya yaitu berkisar antara 75 mm. ketebalan harus dibuat agar memenuhi persyaratan minimum, dengan menggunakan alat bantu seperti benang, lidi pengatur ketebalan, atau alat bantu lain.. b. Penempatan atau penyemprotan
Metode penempatan atau penyemprotan pada daerah lereng atau landai yaitu dengan cara dilakukannya penyemprotan dari bawah ini dilakukan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya rebound yang berlebihan. Penyemprotan diarahkan pada jarak 60 sampai 100 cm secara berulangm sehingga tercapai ketebalan yang sesuai terencana, dan diusahakan tegak lurus dengan bidang kerja. Adonan beton yang telah tersemprot tidak rapi namun memenuhi syarat dapat dilakukan dengan, menyikat permukaan dengan sikat besi dan materoal material yang terlepas dapat dibersihkan dengan semprotan air ketika beton mulai mengeras. 7. Perawatan Tata cara perawatan shotcrete hampir seperti beton biasa, adapun cara perawatannya yaitu, shotcrete yang telah ditempatkan harus dijaga kelembapannya paling tidak selama 7 hari, perawatan dapat dimulai dari 1 jam setelah penempatan telah dilaksanakan. Namun apabila suhu ruangan lebih dari 27 derajat maka perawatan harus segera dimulai ketika shotcrete selesai disemprotkan. PENUTUP Kesimpulan Shotcrete merupakan bentuk modifikasi pengolahan dan penempatan beton sebagai salah satu bahan bangunan. Shotcrete atau yang dalam bahasa Indonesia disebut beton semprot ini, baik digunakan untuk kondisi medan yang lereng atau kondisi yang sulit dijangkau jika menggunakan beton biasa. Namun bahan dan peralatan yang digunakan menggunakan peralatan tertentu sesuai dengan standard ASTM maupun SNI.
Daftar Pustaka http://www.pu.go.id http://shotcrete-beton.blogspot.com/ http://theroris.wordpress.com/2012/07/09/shotcrete/ Prof. Kamran M. Nemati. Shotcrete. Pdf.2007 Hariyati & Idha budi kurniasari. Laporan Tugas Akhir Analisis Kestabilan Lereng dengan Penanaman Angker dan Shotcrete