Efrita Lusy A. S 25115006
FUNGSI GEOID UNTUK SURVEY PEMETAAN Survey pemetaan adalah sesuatu yang sangat penting dan sering dilakukan saat ini karena hampir semua hal berkaitan dengan keruangan / data spasial. Hasil yang diperoleh dari survey pemetaan adalah data koordinat (x dan y) dan ketinggian / elevasi (z). Untuk penentuan data koordinat (x dan y) tidak ada perbedaan pendapat di antara para ahli. Dan GPS merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh titik koordinat x dan y, dengan ketelitian beragam. Semakin bagus jenisnya, maka hasil yang diperoleh semakin akurat. Berbeda dengan data koordinat, untuk penentuan ketinggian/elevasi masih menyisakan perdebatan yang belum tuntas. Umumnya standar ukuran ketinggian menggunakan rata-rata permukaan air laut (MSL/ Mean Sea Level). Seperti ketinggian G, Everest adalah 8.850 m di atas permukaan air laut (MSL) (Sumber: GPS Measurement Protocol, 2002). Datum Vertikal adalah suatu permukaan yang dianggap memiliki ketinggian 0 meter dan dipakai rujukan untuk mengukur ketinggian (elevation). Kemudian secara tradisional, para ahli lapangan dan oembuat peta mencoba menyederhanakan dengan mendefinisikan permukaan rata-rata air laut adalah 0 meter, Karen apermukaan air laut (MSL) terbentang di seluruh pelosok dunia (Sumber: A National Imagery and Mapping Agency Publication, 1996). Seiring semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan peralatan penunjang penelitian, hingga akhirmya para ahli menyimpulkan hal berikut. Terdapat tiga jenis model permukaan di bumi, yaitu: Geoid, Ellipsod dan Topographic Surface. Geoid adalah pendekatan bentuk fisis permukaan bumi yang dimodelkan secara matematis dan sangat kompleks. Secara sederhana Geoid merupakan bidang datar yang mempunyai nilai potensial yang sama. Untuk kegunaan praktis Geoid
dianggap berimpit dengan permukaan air laut rata-rata (MSL) sehingga dianggap memiliki ketinggian 0 meter. Geoid juga merupakan acuan dalam pengukuran sipat datar.
Gambar 1. Geoid, ellipsoid dan Topographic Surface Ellipsoid adalah suatu bentuk pendekatan model bumi yang dipakai untuk memudahkan baik perhitungan maupun penunjukan suatu titik di bumi dengan besaran matematika. Sedangkan Topographic Surface/Earth’s Surface adalah yang terlihat secara fisik sebagai permukaan bumi (Gambar 1). Kedudukan dan perbedaan ketiga model permukaan tersebut adalah sebagai berikut (Gambar 2) :
Gambar 2. Perhitungan Geoid, Ellipsoid dan Topographic Surface
Untuk mengukur model permukaan pada gambar 2 adalah sebagai berikut : 1. Ketinggian permukaan rata-rata air laut (MSL) adalah diukur orthometric secara kasar di atas Ellipsoid (H) 2. Undulasi Geoid (N), diukur secara terpisah di antara Geoid dan Ellipsoid dalam besaran minus atau plus 3. Ketinggian Ellipsoid (h), adalah jarak di atas atau di bawah ellipsoid dalam besaran plus atau minus. Ketinggian Ellipsoid dikenal juga sebagai Ketinggian Geodetik Untuk memperoleh nilai Geoid bisa melalui 2 cara, yaitu melalui pengukuran sifat datar yang dikombinasikan dengan GPS (metode geometric), dan dengan perhitungan dengan menggunakan persamaan yang menggunakan data gravimetric (metode gravimetrik). Pada metode geometrik undulasi geoid dihitung dari kombinasi data ketinggian posisi satelit dengan ketinggian dari pengukuran sipat datar (levelling), sedangkan pada metoda gravimetrik, undulasi geoid dihitung dari data gayaberat terestris dan model geopotensial global (koefisien potensial gayaberat global). Sampai saat ini telah banyak dipublikasikan model-model geopotensial gaya berat global yang dikeluarkan oleh beberapa institusi seperti OSU91A (Ohio State University), EGM96 (kerjasama NIMA, NGSF dan OSU), GPM98CR (Goddard Space Flight Center (GSFC)), PGM2000A dan lain-lain. Geoid memiliki peran yang penting dalam berbagai hal seperti untuk keperluan aplikasi geodesi, oseanografi, dan geofisika. Contoh untuk bidang ilmu geodesi yaitu penggunaan teknologi GPS dalam penentuan tinggi orthometrik untuk berbagai keperluan praktis seperti rekayasa, survei, dan pemetaan membutuhkan infomasi geoid teliti. Hal ini disebabkan karena tinggi GPS adalah bersifat geometrik karena mengacu pada bidang matematis ellipsoid, sedangkan tinggi yang diperlukan untuk keperluan praktis adalah tinggi yang mempunyai arti fisik di permukaan bumi yaitu tinggi orthometrik di mana bidang acuannya adalah geoid. Beda tinggi antara ellipsoid dan tinggi geoid sangatlah bervariasi dan besarnya bisa mencapai puluhan meter, sehingga pemakaian langsung tinggi GPS (tinggi ellipsoid) itu menyebabkan penyimpangan puluhan meter terhadap tinggi orthometrik. Kesimpulannya penggunaan teknik GPS di Indonesia dalam penentuan tinggi orthometrik untuk berbagai keperluan praktis seperti
rekayasa, survei, dan pemetaan seperti disebut di atas mengalami kendala karena hingga saat ini belum ada geoid teliti di wilayah negara kita.