TEORI-TEORI ETIKA
Kelompok 9 Wella Dwi Putri 1011031022 Fina Nidaul M. 1011031048 Novia Niki Pertiwi 1011031070 Tiaraku Oktia 1011031082
ETIKA ABSOLUT VERSUS ETIKA RELATIF Penganut paham etika absolut meyakini bahwa ada prinsip-prinsip etika yang bersifat mutlak, berlaku universal kapan pun dan di mana pun Penganut etika relatif mengatakan bahwa tidak ada prinsip atau nilai moral yang berlaku umum. Prinsip atau nilai moral yang ada dalam masyarakat berbeda-beda untuk masyarakat dan situasi yang berbeda.
PERKEMBANGAN PERILAKU MORAL
BEBERAPA TEORI ETIKA Egoisme Rachels (2004) memperkenalkan dua konsep yang berhubungan dengan egoisme, yaitu egoisme psikologis dan egoisme etis. Egoisme psikologis adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa semua tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan berkutat diri (selfish). Egoisme etis adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri (selfinterest). Utilitarianisme Utilitarianisme sebagai teori etika dipelopori oleh David Hume (1711-1776), kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Jeremy Bentham (1748-1832) dan John Stuart Mill (1806-1873). Menurut teori ini, suatu tindakan dapat dikatakan baik jika membawa manfaat bagi sebanyak mungkin anggota masyarakat, atau dengan istilah yang sangat terkenal: “the greatest happiness of the greatest numbers”.
Teori Deontologi Berasal dari bahasa Yunani “Deon” yang berarti kewajiban. Kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Suatu tindakan dikatakan baik/ bermoral karena tindakan tersebut dilaksanakan berdasarkan kewajiban yang harus dilaksanakan bukan pada tujuan atau akibatdari tindakan tersebut.
Teori Hak Merupakan suatu aspek dari Teori deontologi, karena hak dan kewajiban tidak dapat dipisahkan. Hak didasarkan atas martabat manusia yang sama dan sederajat. Karenanya manusia siapapun itu tidak pernah boleh dikorbankan demi tercapainya tujuan yang lain. Banyak diterapkan pada individu karyawan.
Teori Keutamaan Teori keutamaan tidak menanyakan tindakan mana yang etis dan tindakan mana yang tidak etis. Teori ini tidak lagi mempertanyakan suatu tindakan, tetapi berangkat dari pertanyaan mengenai sifat-sifat atau karakter yang harus dimiliki oleh seseorang agar bisa disebut sebagai manusia baik, dan sifat-sifat atau karakter yang mencerminkan manusia tidak baik.
Teori Keutamaan Teori etika teonom dilandasi oleh filsafat kristen, yang mengatakan bahwa karakter moral manusia ditentukan secara hakiki oleh kesesuaian hubungannya dengan kehendak Tuhan. Perilaku manusia secara moral dianggap baik jika sepadan dengan kehendak Tuhan, dan perilaku manusia dianggap tidak baik bila tidak mengikuti aturan/perintah Tuhan sebagaimana dituangkan dalam kitab suci.
ETIKA ABAD KE-20 Arti kata “baik” menurut George Edward Moore Tatanan nilai (Max Scheller) Etika situasi (Joseph Fletcher) Pandangan penuh kasih (Iris Murdoch) Pengelolaan kelakuan (Byrrhus Frederic Skinner) Prinsip tanggung jawab (Hans Jonas) Kegagalan etika pencerahan (Alasdair MacIntyre)
TEORI ETIKA DAN PARADIGMA HAKIKAT MANUSIA Paradigma Hakikat Manusia
Acuan Nilai/Tujuan Hidup
Realisasi Nilai Hidup
Acuan Teori Moral/Etika
Tindakan
Karakter
Kebiasaan
Sumber: Agoes, Sukrisno. Ardana, I Cenik. 2013. Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta: Salemba Empat. Hlm. 57
Etika sebagai Ilmu Perkembangan ilmu etika menjadi salah kaprah karena hanya dilandasi oleh hakikat manusia tidak utuh. Ilmu etika ke depan hendaknya didasarkan atas paradigma manusia utuh: a. PQ + IQ + EQ + SQ b. Kepentingan individu, kepentingan masyarakat, dan kepentingan Tuhan. c. Keseimbangan tujuan duniawi dan spiritual.
REFERENSI Agoes, Sukrisno. Ardana, I Cenik. 2013. Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta: Salemba Empat. Hlm. 42 – 62. Hidayah, Nurul. 2011. Beberapa Teori Etika. Diakses dari http://sukangemilpunya.wordpress.com/201 1/10/16/beberapa-teori-etika/ pada tanggal 17 September 2013.
Teori Etika. Diunduh dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pen didikan/Amanita%20Novi%20Yushita,%20S.E ./TEORI%20ETIKA.pdf pada tanggal 17 September 2013.
TERIMAKASIH