BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Tablet Hisap Tablet hisap (lozenges, trochisi, pastiles) adalah Sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang membuat tablet melarut atau hancur perlahanlahan dalam mulut. Tablet yang mengandung zat aktif dan zat-zat penawar rasa dan bau, dimaksudkan untuk disolusi lambat dalam mulut untuk tujuan lokal pada selaput lendir mulut. Tablet ini dibuat dengan cara tuang disebut pastilles atau dengan cara kempa tablet menggunakan bahan dasar gula disebut trochisi. Umumnya mengandung antibiotic, antiseptic, adstringensia. https://nuniksites.wordpress.com/2014/01/28/makalah-tablet-dunia-farmasi/
2.2 Metode Pembuatan Tablet Hisap 1. Hard candy lozenges Pembuatan tablet hisap hampir sama dengan tablet biasa. Dalam pembuatannya dibutuhkan tekanan tinggi dan bahan pengikat yang lebih banyak. Tablet hisap jenis ini dibentuk dengan jalan peleburan atau molded. Bahan-bahan tablet yang akan dibentuk dipanaskan dan mencair seperti sirup gula yang padat. Cairan bahan penyusun tablet dibiarkan sampai mengeras kemudian dipotong dengan ukuran dan ketebalan yang pas. Tablet hisap diharapkan dapat melarut perlahan dalam mulut sehingga kekerasan tablet ini harus lebih besar dari tablet biasa. 2. Compressed tablet lozenges Proses pembuatan untuk tablet hisap jenis ini sama seperti pembuatan tablet biasa yaitu dibuat dengan metode granulasi basah, granulasi kering dan cetak langsung. a) Granulasi basah (wet granulation) Metode ini merupakan suatu proses untuk mengubah serbuk halus menjadi bentuk granul, dengan cara menambahkan larutan bahan pengikat yang sesuai. Dalam metode ini, bahan obat dan bahan tambahan dibuat granul dengan larutan bahan pengikat. Granul yang dihasilkan setelah kering ditambah bahan pelicin atau tanpa bahan penghancur, untuk selanjutnya dikempa menjadi tablet (Sadik, 1984). Metode granulasi basah merupakan metode yang banyak
digunakan dalam industri farmasi untukmemproduksi tablet kompresi (Parrott, 1971). Keuntungan granulasi basah menurut Sheth dkk (1980) : 1. Meningkatkan kohesifitas dan kompresibilitas serbuk, sehingga granul yang dihasilkan dapat dibuat tablet dengan jalan mengempa sejumlah granul pada tekanan kompresi tertentu, mempunyai penampilan bagus, cukup keras dan tidak rapuh. 2. Zat aktif yang kompaktibilitas yang rendah, bila dibuat dengan metode ini tidak memerlukan banyak bahan penolong yang dapat menyebabkan bobot tablet menjadi lebih besar. 3. Mencegah terjadinya segregasi komponen penyusun tablet yang telah homogen selama proses pencampuran. 4. Zat yang bersifat hidrofob, dapat memperbaiki kecepatan pelarutan obat dengan cara menambahkan cairan pelarut yang cocok pada bahan pengikat 5. Meratakan pendistribusian warna pada tablet berwarna b)
Granulasi kering (dry granulation) Bila zat berkhasiat dapat rusak apabila terkena air atau tidak tahan pamanasan dibuat dengan proses pengeringan. Pada metode ini, granul dibentuk oleh penambahan pengikat kering ke dalam campuran serbuk obat tetapi dengan cara memadatkan massa yang jumlahnya besar dari campuran serbuk, dan setelah itu memecahkannya dan menjadikan pecahan-pecahan ke dalam granul atau yang lebih kecil, penambahan bahan pelicin dan penghancur dicetak menjadi tablet (Ansel,1989).
c) Metode cetak langsung (direct compression) Metode cetak langsung dapat diartikan sebagai pembuatan tablet dari bahan-bahan yang berbentuk kristal atau serbuk tanpa mengubah karakter fisiknya. Setelah bahan dicampur langsung ditablet dengan ukuran tertentu (Fudholi, 1983). Pembuatan tablet dengan metode cetak langsung, khususnya untuk bahan kimia yang mempunyai sifat mudah mengalir sebagaimana juga sifat-sifat kohesifnya yang memungkinkan untuk langsung dikompresi dalam mesin tablet tanpa memerlukan granulasi basah atau granulasi kering (Parrott, 1971). http://sawittoku.blogspot.co.id/2013/03/metode-pembuatan-tablet-hisap.html
2.3 Bahan Tambahan Tablet Dalam pembuatan tablet selain zat aktif juga digunakan bahan tambahan yang inert, yang dicampur bersama bahan obatnya. Bahan pembantu tablet harus bersifat netral, tidak berbau, tidak berasa, dan sedapat mungkin tidak berwarna ( Voight, 1971). Untuk pembuatan tablet diperlukan zat tambahan berupa: 1. Bahan Pengisi Pengisi diperlukan jika dosis obat tidak cukup untuk membuat bulk. Pada obatyang berdosis cukup tinggi, bahan pengisi tidak diperlukan lagi (misal : aspirin, antibiotik tertentu) ( Banker And Anderson), 1986) Bahan pengisi harus memenuhi persyaratan : bahan yang digunakan untuk bahan pengisi tersebut tidak menimbulkan ketoksikan bila dikonsumsi, tersedia banyak dipasaran ( tidak sulit untuk dicari), mempunyai harga yang terjangkau atau murah, tidak memiliki kontraindikasi dengan bahan lain yang sama-sama digunakan dalam suatu formula, dan harus mempunyai sifat inert secara fisiologis. Selain itu bahan pengisi harus stabil secara fisik dan kimia baik dalam kombinasi berbagai obat atau komponen tablet lain, bebas dari segala macam atau jenis mikroba, dan mudah bercampur dengan bahan pewarna yang digunakan. Jika obatyang dibuat dalam formulasi ini termasuk bahan makanan (produk-produk vitamin-vitamin tertentu) maka bahanbahan digunakan harus mendapat persetujuan sebagai bahan adiktif pada makanan, dan tidak boleh mengganggu bioavailabilitasobat ( Banker and Anderson, 1986). Bahan pengisi yang biasa digunakan antara lain : laktosa, sukrosa, amilum, kaolin, kalsium karbonat, dekstrosa, manitol, sorbitol, sellulosa dan bahan lain yang cocok ( Banker and Anderson, 1986) 2. Bahan Pengikat Bahan pengikat ditambahkan dalam bentuk kering atau cairan selama granulasi basah untuk membentuk granul atau menaikkan kekompakan kohesi bagi tablet yang dicetak langsung ( Banker and Anderson, 1986). Penggunaan bahan pengikat yang terlalu banyak akan menghasilkan massa granul yang terlalu basah dan granul yang terlalu keras, sehingga tablet yang dihasilkan mempunyai waktu hancur yang lama. Sebaliknya, kekurangan bahan pengikat akan menghasilkan daya rekat yang lemah, sehingga tablet akan rapuh dan terjadi capping (Parrott,1971). Bahan pengikat yang biasa digunakan adalah : gelatin 10%, glukosa 50%, metilselulosa 2%, air, akasia 10%, alkohol 50%, PVP 10% dalam air dan alkohol,dan sorbitol 10% dalam air.
3. Bahan Pemberi Rasa dan Pemanis Bahan pemberi rasa sangat penting dalam pembuatan tablet hisap. Apa yang dirasa mulut saat menghisap tablet sangat terkait dengan penerimaan konsumen nantinya dan berarti juga sangat berpengaruh terhadap kualitas produk. Dalam formula tablet hisap, bahan perasa yang digunakan biasanya juga merupakan bahan pengisi tablet hisap tersebut, seperti mannitol (Peters, 1980). 4. Bahan Pelicin Zat pelicin ditambahkan agar tablet tidak lekat pada cetakan. Biasanyadigunakan talk 5%, magnesium stearat, asam stearat (Anief, 2000) https://id.idoub.com/doc/23490252/Tablet-Hisap 2.4 Contoh Tablet Hisap 1. Degirol (Darya-Varia Laboratoria)
Tiap tablet hisap mengandung Dequalinium chloride 0,25 mg (1,1’Decamethylenebis-(4-aminoquinaldinum chloride). Bahan aktif ini merupakan suatu bahan antibakteri dan antijamur yang efektif untuk membunuh berbagai bakteri gram positif dan negatif, Borelia vincenti, Candida albicans dan bakteri yang resisten terhadap antibiotika. Tablet hisap DEGIROL untuk sakit tenggorokan serta mencegah infeksi pada selaput lendir mulut. Dengan rasa jeruk sitrun dapat diberikan baik kepada anak-anak maupun dewasa. Indikasi: sakit tenggorokan; peradangan pada rongga mulut dan tenggorokan seperti gingivitis, periodontis, pharyngitis, laringytis dan angina; infeksi selaput lendir mulut seperti stomatitis. Obat ini dikontraindikasikan bagi penderita yang hipersenstif terhadap dequalinium klorida. Juga, hindari pemakaian jangka panjang dan berulang-ulang. Aturan pakai: satu tablet dibiarkan melarut perlahan-lahan di dalam mulut. Ulangi setiap 3-4 jam, atau sesuai dengan petunjuk dokter. Dan ingat, jangan melebihi 8 tablet sehari.
2. SP Troches (Meiji Indonesia) Sama-sama berisi dequalinium klorida 0,25 mg (antiseptik mulut dan tenggorokan). Bedanya dengan Degirol ada di varian rasa. Kalau Degirol rasanya cuma jeruk sitrun dengan kemasan warna kuning, SP Troches ada rasa melon, strawberry, dan kopi. Pemakaian sama dengan Degirol, di emut di dalam mulut sampai habis. Lalu harganya gimana? Kalo degirol dikemas dalam strip 4 biji harganya Rp 2400 jadi per tablet kenanya Rp 600. Sedangkan SP Troches Rp 9000/strip 12 biji. Jadi per biji kenanya Rp 750. Yah, beda-beda tipislah. Sekarang mungkin pilihannya ada pada rasa dan kemasan per blisternya saja. 3. FG Troches (Meiji Indonesia)
Isinya antibiotik yaitu Fradiomisin dan Gramisidin. Wah antibiotik, bisa lebih ketat donk pemakaiannya? Ya emang, tapi lebih manjur. Lagian kedua antibiotik buat bakteri-bakteri lokal kok, jadi gak bahaya-bahaya amat. Mekanisme kerjanya lokal, bukan sistemik. Jadi dibiarkan kontak yang sering antara obat dengan “tempat infeksi dimana bakteri bersarang”. Jadi di emut, seperti ngemut permen. Bentuk: sublingual tablet (kayak permen polo) Indikasi: Gingivitis (radang gusi), stomatitis (radang rongga mulut), pharyngitis (radang faring/tekak), bronchitis (radang bronkhus/cabang tenggorok), tonsillitis (radang tonsil/amandel), Vincent’s angina (radang selaput lendir mulut dengan tukak berselaput), pharyngeal diphtheria, periodontitis of wisdom tooth (periodontitis geraham bungsu). Dosis: 1 atau 2 troches, sedangkan untuk anak-anak 1 troches. Bisa dipakai 4-5 kali sehari. Pemberian: Troches harus diemut dalam mulut atau di bawah lidah.
Kontraindikasi: jangan diberikan kepada pasien yang mempunyai riwayat reaksi hipersensitivitas pada komponen obat. Atau pasien yang mempunyai riwayat reaksi hipersensitivitas
terhadap
aminoglikosida
seperti
streptomsin,
kanamisin,
gentamisin, fradiomisin dan basitrasin. Famakologi: Fradiomisin dan gramisidin adalah antibiotik yang berakasi sebagai bakterisida (membunuh bakteri), aktif pada terhadap Staphylococci. Perhatian dan peringatan: 1.
Sebelum menggunakan produk ini, sebagai aturannya, cek dulu sensitivitas bakteri untuk mencegah perkembangan resistensi bakteri. Periode pemberian harus dihindari pada persyaratan minimum (Before use of this product, as a rule, confirm bacterial sensitivity to prevent development of resistant bacteria. The period of istration should be restricted to within the minimum requirement).
2.
Jangan berikan troches lebih dari 1 minggu (Do not ister the troches for more than a week).
3.
Jangan
dilanjutkan
pengobatan
jika
terjadi
reaksi
hipersensitivitas
(Discontinue treatment upon the onset of hypersensitivity reaction). 4.
Penggunaan pada usia lanjut (Use in ederly). The product should be istered carefully to elderly patients, since adverse reactions such as avitaminosis are likely to occur.
Reaksi yang tidak diinginkan : Black hairy tongue, oral mucosal redness, glossitis may infrequently occur. Rarely, symptoms of vitamin K deficiency, such as protrombinemia and bleeding tendency and of vitamin B deficiency, such as glossitis, stomatitis, anorexia and neuritis, may occur. These symptoms are likely to occur in poorly nourished, aged or emaciated patients. Simpan pada tempat yang dingin dan kering (15 – 30 derajat Celsius).
4. Strepsils (Reckitt Benckisser Healthcare Mfg., Thailand) Berbeda dengan yang lain yang merupakan kategori obat, yang satu ini merupakan permen/kembang gula. Strepsils mengandung zat yang dapat membantu melegakan mulut dan tenggorokan. Dapat digunakan oleh anak-anak maupun dewasa. Satu butir Strepsils dibiarkan melarut perlahan-lahan dalam mulut. Namun, perlu diperhatikan juga pada anak-anak bisa menyebabkan tersedak.
Komposisi Strepsils yaitu 2,4-diklorobenzyl alkohol (dibenzal) 1,2 mg, amylmetakresol 0,6 mg, minyak pepermint, minyak terpeneless lemon, asam tartrat, sukrosa, glukosa cair, madu. Kok bisa berwarna kuning mas? Iya soalnya mengandung pewarna Quinolin (Cl 47005) dan air. Tenang, ini pewarna yang aman kok. Bagaimana untuk ibu hamil? Sebenarnya ibu hamil dihindarkan dari berbagai macam konsumsi obat. Namun jika kondisi sangat memerlukan obat sakit tenggorokan, maka pilihlah yang golongan antiseptik saja. https://moko31.wordpress.com/2009/06/04/sakit-tenggorokan-apa-obatnya
2.5 Jhjhjh
2.6 Kjhj
2.7 Kkkkk
2.8 Jhjh
2.9 hjjjjj