Fadia Dwi Ananda – IX.7
Surat at-Tiin
Surat at-Tiin ( ) سورة التينadalah surah ke-95 dalam Al-Quran. Surah ini terdiri dari 8 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Al Buruuj. Nama at-Tiin diambil dari kata at-Tiin yang terdapat pada ayat pertama surat ini yang artinya buah Tin.
Sebab - sebab turunnya Surah at-Tiin Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Al-Aufi yang bersumber pada Ibnu Abbas, surah at-Tin turun berkaitan dengan pertanyaan para sahabat tentang balasan amal orang yang sudah pikun. Melalui surah at-Tin, Allah Swt. menegaskan bahwa amal orang yang beriman dan beramal saleh akan senantiasa mengalir pahalanya meskipun orang tersebut mengalami pikun.
Pokok isi Manusia makhluk yang terbaik rohaniah dan jasmaniah, tetapi mereka akan dijadikan orang yang amat rendah jika tidak beriman dan beramal saleh; Allah adalah Hakim Yang Maha Adil.
Isi surah ووالتتينن ووالززيتتوننDemi (buah) Tin dan (buah) Zaitun, ووتطونر نسيننيونdan demi bukit Sinai, وووهوذا ايلوبولند النميننdan demi kota (Mekah) ini yang aman, ولوقيد وخوليقوننا الينوسناون نف ي أويحوسنن وتيقنويممsesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. تثسسزم وروديدونسسناته أويسسسوفول وسسسنانفنليونKemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), صنانلوحنانت وفولتهيم أويجرر وغيتر وميمتنومن نإال ازلنذيون آومتنوا وووعنمتلوا ال زkecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya. وفومنا تيوكتذتبوك وبيعتد نبنالتديننMaka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu? أولويوس ازلت نبوأيحوكنم ايلوحنانكنميونBukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?
Kandungan Surah at-Tiin Surat at-Tiin (surat yang ke 95) terdiri dari 8 ayat, turun setelah surat al-Buruuj. Surat at-Tiin termasuk ke dalam kelompok surat Makkiyah karena turun sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke kota Madinah. Nama surat ini diambil dari kata at-tiin yang terdapat pada ayat pertama yang berarti buah tin.
Isi kandungan QS. at-Tiin Buah tin dan zaitun merupakan kinayah (ungkapan) tentang Damaskus (tempat diutusnya Nabi Nuh as) dan Baitul Maqdis (tempat diutusnya Nabi Isa as). Bukit Sinai yaitu sebuah gunung (bukit) tempat Allah berbicara langsung kepada Nabi Musa as. Yang dimaksud
dengan negeri yang aman adalah Kota Mekkah. Allah bersumpah dengan tiga tempat tersebut sebagai isyarat perintah untuk mengetahui dan mempercayai turunnya wahyu Allah kepada para Ulul ‘Azmi dari kalangan Rasul. Manusia diciptakan sebagai makhluk yang paling baik diantara makhluk lainnya, baik secara jasmaniah maupun rohaniah. Ia dapat berdiri tegak, berbicara, berilmu, mengatur lagi bijak. Hal itu disebabkan manusia dibekali dengan akal pikiran dan hati yang dapat berfungsi dengan baik. Sehingga memungkinkan bagi manusia untuk menjadi khalifah di muka bumi ini. Manusia akan berubah menjadi makhluk yang hina dan rendah derajatnya di hadapan Allah apabila ia tidak bersyukur, selalu bermaksiat, dan tidak mentaati perintah Allah SWT. Tempat kembalinya adalah neraka yang menyengsarakan. Manusia yang akan selamat dari kehinaan adalah orang yang beriman dengan sungguhsungguh dan membuktikannya dengan ibadah dan amal shaleh. Mereka akan mendapatkanpahala yang tidak ada putus-putusnya, yaitu balasan surga dengan segala kenikmatannya dan kekal di dalamnya. Melalui Rasulullah sebagai pembawa risalah dan uswatun hasanah, kita menjadi tahu tentang ajaran Islam. Kita tidak boleh mendustakan ajaran yang dibawa oleh beliau, karena mendustakan ajarannya berarti sama saja mendustakan Allah dan balasannya adalah neraka. Allah adalah hakim yang paling adil, manusia akan mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang telah diusahakannya salama hidup di dunia. Jika baik amalnya maka akan dibalas dengan kebaikan pula yaitu surga dan ridho-Nya, dan jika buruk amalnya maka akan mendapat balasan yang buruk pula yaitu neraka dan murka-Nya Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Sebenarnya telah berulang kali dikatakan dalam Al-Qur’an. Hal ini menunjukkan bahwa memang Allah menyatakan kebenaran dan keberadaan manusia sebagai mahluk yang mempunyai bentuk yang sebaik-baiknya. Namun kiranya tidak tepat menurut sekalian para ahli tafsir memahami ungkapan “sebaik-baik bentuk”. Hanya terbatas pada pengertian fisik semata. Padahal Allah mengecam orang-orang yang fisiknya baik tetapi jiwa dan akalnya kosong. Ayat in dikemukakan dalam konteks penggambaran anugerah. Dan tentunya anugerah itu mengacu pada kesempurnaan bentuk dan isinya. Makna Dalam surat at-Tin, Allah terlalu amat sangat jelas sekali ketika ingin benar-benar mengatakan dan menetapkan bahwa manusia itu adalah makhluk ciptaan-Nya yang sempurna. Bila kita perhatikan ayat pertama, kedua dan ketiga, 3 ayat tersebut diawali dengan sumpah semua. - Sumpah tentang buah Tin dan Zaitun – Bukit Tursina dan Negeri Makah Sebagian mufasir mengartikan buah Tin dan Zaitun secara dhohir seperti termaktub dalam alquran. Buah Tin dan Zaitun adalah buah yang banyak mempunyai manfaat bagi kesehatan tubuh, bahkan ada satu riwayat dari Abu Darda yang menyatakan bahwa Rasulullah pernah bersabda bahwa, kalau seandainya ada buah yang turun dari langit maka itulah dia buah Tin……dan buah Zaitun sebagaimana yang kita ketahui selain dia juga mengandung banyak manfaat kesehatan, buah tersebut adalah buah yang diberkahi oleh Alloh. Bahkan ada juga yang meriwayatkan ketika Adam dan Hawa diturunkan dari langit dan dalam keadaan tanpa busana mereka berdua mengambil dedaunan Zaitun untuk dijadikan penutup aurat. Yang tersebut diatas adalah yang memaknai buah Tin dan Zaitun sebagai dhohirul ayah. Tapi ada juga yang memaknai Tin dan Zaitun disini sebagai kalimat isti’arah yang menunjukan tempat. Tin yang dimaksud disini ada yang berpendapat tempat dimana pohon buah Tin banyak tumbuh yaitu di Damaskus, sedangkan Zaitun yang dimaksud disini adalah Baitul Muqaddas atau daerah Palestina. Pendapat yang mengatakan hal tersebut dikuatkan dengan ayat-ayat selanjutnya yang menerangkan tentang tempat-tempat dimana tiga agama samawi diturunkan oleh Alloh sebelum diselewengkan oleh kaumnya sendiri. - Baitul Muqaddas adalah tempat dimana Nabi Isa As diutus oleh Alloh untuk kaum Nashrani - Bukit Tursina adalah tempat dimana Nabi Musa As diutus oleh Alloh untku kaum Yahudi
-
Sedangkan Makah adalah tempat dimana Sayyidina Muhammad menerima wahyu ilahi untuk kita semua. Setelah tiga sumpah [qasm] tersebut Alloh memulai ayat keempat dengan jawaban sumpah [jawab al-qasm], itulah bentuk lain dari penekanan bahwa manusia adalah ciptaan-Nya yang paling sempurna. Sedangkan untuk ayat-selanjutnya adalah keterangan rinci bahwa setelah sedemikian rupa Allah menganugrahkan penciptaannya kepada kita tinggal bagaimana kita menyikapi karunia tersebut. Allah juga menjelaskan tentang adanya kebaikan dan keburukan. Ternyata filosofi baik dan buruk bukan hanya ajaran agama samawi, agama buatan manusia sekalipun juga mengakui disana ada kebaikan dan keburukan; Zoroaster dengan Tuhan Yazdan dan Ahraman, Majusi dengan Tuhan Cahaya dan kegelapan dan lain sebagainya. Setelah kita mengetahui sedemikian rupa hakikat manusia dalam penciptaan yang sempurna maka, sikap tepat bagaimanakah yang seharusnya manusia tersebut pertanggungjawabkan? Sungguh tidak ada dosa paling hina di dunia ini kecuali berkhianat kepada Yang Maha mencipta. Rasul juga mengajari kita ketika hendak berkaca untuk membaca doa yang artinya; Ya Allah sebagaimana engkau menyempurnakan penciptaan jasadiyah kami maka sempurnakan pula lah ruhaniyah kami.