Sop Poli Bedah New 683bt

RUMAH SAKIT BERGERAK JEMAJA KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

RS BERGERAK JEMAJA KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

Nomor SOP Tanggal Pembuatan Tanggal revisi No. Halaman Disusun Oleh Disahkan Oleh

002/RSBJ.060/10.17 02 Oktober 2017 1/5 Unit Tata Usaha Plt. Direktus RSB Jemaja

dr. AGUSTINO AHDIA PUTRA NIP. 19860824 201412 1 001

SOP PELAYANAN RAWAT JALAN RSB JEMAJA POLI SPESIALIS BEDAH DASAR HUKUM UU No. 23 Tahun 1992, UU No. 29 Tahun 2004, PERMENKES No. 1575 Tahun 2005, PERMENKES No. 1275 Tahun 2007 mengenai persetujuan tindakan medis. KETERKAITAN SOP Ganti Verban, SOP Sterilisasi Alat, SOP Pelepasa Dower Catheter, SOP melepaskan Drain dan SOP Hutting UP

KUALIFIKASI PELAKSANA Dokter Spesialis dibantu oleh Perawat

PERINGATAN Bila tidak dilakukan dengan benar, bisa terjadi resiko infeksi pada pasien.

PENCATATAN DAN PENDATAAN Catatan Keperawatan di Poliklinik Spesialis

PERALATAN/PERLENGKAPAN Sterilisator, Heathing Set, Verban, Handscoon, Elastis Verban, Bethadine, Spuic 3cc, 5 cc, dan 10 cc, Nierbeken,

URAIAN PROSEDUR KERJA I. GP ( Ganti Perban ) 1. Pengertian Mengganti balutan atau perban adalah suatu tindakan keperawatan untuk mengganti perban perawatan luka untuk mencegah infeksi dengan cara mengganti balutan yang kotor dengan balutan yang bersih. 2. Tujuan 1) Meningkatkan penyembuhan luka dengan mengabsorbsi cairan dan dapat menjaga kebersihan luka 2) Melindungi luka dari kontaminasi 3) Dapat menolong hemostatis ( bila menggunakan elastis verban ) 4) Membantu menutupnya tepi luka secara sempurna 5) Menurunkan pergerakan dan trauma 6) Menutupi keadaan luka yang tidak menyenangkan 3. Indikasi 1) Pada balutan yang sudah kotor 2) Pada penderita yang lukanya akan diperiksa oleh dokter atau akan diberi obat kompres yang baru 4. Kontra Indikasi 1) Pembalut dapat menimbulkan situasi gelap, hangat dan lembab sehingga mikroorganisme dapat hidup 2) Pembalut dapat menyebabkan iritasi pada luka melalui gesekan-gesekan pembalut

5. Pelaksanaan 1) Jelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan 2) Dekatkan alat-alat ke pasien 3) Pasang sampiran/menjaga privasi pasien 4) Perawat cuci tangan 5) Pasang masker dan sarung tangan yang tidak steril 6) Atur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan 7) Letakkan pengalas dibawah area luka 8) Letakkan nierbeken didekat pasien 9) Buka balutan lama ( hati-hati jangan sampai menyentuh luka ) dengan menggunakan pinset anatomis, buang balutan bekas kedalam nierbeken. Jika menggunakan plester lepaskan plester dengan cara melepaskan ujungnya dan menahan kulit dibawahnya, setelah itu tarik secara perlahan sejajar dengan kulit dan kearah balutan. 10) Bila balutan melekat pada jaringan dibawah, jangan dibasahi tetapi angkat balutan secara perlahan 11) Letakkan balutan kotor ke nierbeken lalu buang kekantong plastik, hindari kontaminasi dengan permukaan luar wabah 12) Kaji lokasi, tipe, jumlah jahitan atau bau dari luka 13) Membuka set balutan steril dan menyiapkan larutan pencuci luka dan obat luka dengan memperhatikan tehnik aseptic 14) Buka sarung tangan ganti dengan sarung tangan steril 15) ihkan luka dengan dengan sabun antiseptic / Nacl 9 %, jika perlu agak ditekan area sekitar luka untuk mengetahui adanya pus. 16) Memberikan obat / antibiotic pada area luka (disesuaikan dengan terapi) 17) Menutup luka dengan cara : a. Balutan kering - Lapisan I : kassa kering steril untuk menutupi daerah insisi dan bagian sekeliling kulit - Lapisan II : kassa kering steril yang dapat menyerap - Lapisan III : kassa steril yang tebal pada bagian luka b. Balutan basah – kering - Lapisan I : kassa steril yang telah diberi cairan steril/antimikrobacterial untuk menutup area luka - Lapisan II : kassa steril yang lembab yang sifatnya menyerap - Lapisan III : kassa steril yang tebal pada bagian luar c. Balutan basah – basah - Lapisan I : kassa steril yang telah dilembabkan dengan cairan fisiologik untuk menutupi area luka - Lapisan II : kassa steril yang bersifat menyerap - Lapisan III : ( lapisan paling luar ) kassa steril yang sudah dilembabkan dengan cairan fisiologik 18) Plester dengan rapi 19) Buka sarung tangan dan masukkan kedalam nierbeken 20) Atur dan rapikan posisi pasien 21) Buka sampiran 22) Rapikan alat dan kembalikan ke tempatnya dalam keadaan bersih, kering dan rapi 23) Perawat cuci tangan 24) Dokumentasi tindakan keperawatan dalam catatan keperawatan 6. Hal – hal yang harus diperhatikan 1) Membalut harus rata, jangan terlalu longgar / jangan terlalu erat, hal ini untuk mencegah terjadinya pembendungan. Contoh : pada kaki dan tangan 2) Pembalut harus sesuai dengan tujuan. Contoh : untuk menjaga agar luka jangan terkontaminasi, untuk merapatnya luka, atau untuk menghentikan perdarahan 3) Menggunting plester jangan terlalu panjang atau jangan terlalu pendek 4) Pembalut yang kotor / basah segera diganti. Pada luka operasi tanpa drain sampai angkat jahitan ( minimal ; 5 hari ), pembalut yang tepat berada diatas luka tidak boleh diganti. Jadi bila pembalut

kotor atau basah hanya bagian atasnya saja yang diganti, atau pembalut diganti sesuai dengan instruksi dokter 5) Memperhaikan apakah ada perdarahan atau kotoran-kotoran yang lain untuk menentukan kapan drain dapat diangkat 6) Memperhatikan komplikasi luka operasi, contoh : haematom, adanya pus, pengerasan, perdarahan, kemerahan atau lecet-lecet pada kulit sekitarnya

II. Hutting Up 1. Pengertian

Adalah mengangkat atau membuka benang jahitan pada luka yang dijahit. 2. Tujuan Untuk menjegah timbulnya infeksi dan tertinggalnya benang. Operasional dilakukan pada : - Luka operasi yang sudah waktunya diangkat jahitannya - Luka pasca bedah yang sudah sembuh - Luka infeksi oleh karena jahitan 3. Persiapan a. Persiapan Klien : - Cek perencanaan Keperawatan klien - Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan b. -

Persiapan Alat : Set angkat jahitan steril Sarung tangan Kapas bulat / lidi kapas Bengkok Gunting dan plester Alkohol 70 % Kantong balutan kotor Kassa / tufer dalam tromol Bethadine 10 %

4. Pelaksanaan 1) Perawat cuci tangan 2) Menjaga privasi pasien 3) Atur posisi klien sesuai kebutuhan 4) Meletakan set angkat jahitan didekat klien atau didaerah yang mudah dijangkau 5) Perawat memakai sarung tangan 6) Membuka set angkat jahitan seteril 7) Membuka balutan dengan hati-hati dan balutan dimasukan kedalam kantong balutan kotor, bekas-bekas plester dibersihkan dengan kassa Nacl 8) Mendisinfeksi sekitar luka operasi dengan kapas alkohol 70 % dan mengolesi luka operasi dengan bethadine 10 % 9) Melepaskan jahitan satu persatu selang seling, dengan cara : - Menjepit simpul jahitan dengan pinset anatomis dan ditarik sedikit keatas kemudian menggunting benang dibawah simpul yang berdekatan dengan kulit atau pada sisi yang lain yang tidak simpul - Mengolesi luka dan sekitarnya dengan bethadine - Menutup luka dengan kassa kering dan diplester - Merapihkan klien dan alat – alat dibereskan

- Perawat cuci tangan - Perhatikan dan catat reaksi klien setelah melakukan tindakan 5. Evaluasi Perhatikan respon klien dan hasil tindakan 6. Dokumentasi Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, respon klien, hasil tindakan, Kondisi luka, perawat yang melakukan ) pada catatan keperawatan. III. Melepaskan Dower Cateter 1. Pengertian

Melepas drainage urine pada pasien yang dipasang kateter 2. Tujuan Melepas pasien BAK normal tanpa menggunakan kateter 3. Persiapan Alat : - Sarung tangan - Pinset - Spuit 10 cc - Betadine - Bengkok 2 buah - Plester - Kapas alkohol - Nierbeken - Kantong untuk tempat sampah 4. Pelaksanaan 1) Memberitahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan 2) Mendekatkan alat 3) Menjaga privasi pasien 4) Mencuci tangan 5) Membuka plester dengan bensin. 6) Memakai sarung tangan 7) Mengeluarkan isi balon kateter dengan spuit 8) Menarik kateter dan anjurkan pasien untuk tarik nafas panjang, kemudian letakkan kateter pada bengkok. 9) Olesi area preputium (meatus uretra) dengan betadin/cairan desinfektan 10) Membereskan alat 11) Melepaskan sarung tangan 12) Mencuci tangan 13) Mendokumentasikan tindakan keperawatan

IV. Melepaskan Drain 1. Pengertian Drain merupakan alat yang dimasukan ke dalam luka untuk membantu mengeluarkan cairan (discharge/drainage) dari luka melalui bagian yang terbuka pada luka. 2. Tujuan

Untuk mempermudah drainage eksudat dan penyembuhan jaringan. Tanpa drain, banyak luka akan sembuh hanya pada permukaan atau bagian atas luka saja, sehingga discharge dapat terjebak dibagian dalam atau dibagian bawah luka . Jaringan didalam atau dibawah luka tidak dapat sembuh karena adanya discharge/drainage yang terjebak tadi dan kemudian dapat menyebabkan terbentuknya abses. 3. Persiapan Alat : - Seperangkat balutan steril - 2 buah kasa 4x4 inci atau mungkin lebih - Gunting steril - Sebuah peniti pengaman steril. - Sarung tangan steril - Forcep / klem - Kantung tahan air untuk menampung pembalutan bekas/yang telah kotor - Plester 4. Pelaksanaan 1) Informasikan klien bahwa drain akan dipendekan/dilepaskan dan prosedur ini tidak menimbulkan rasa nyeri. 2) Jelaskan pula mungkin klein akan merasakan sensasi/rasa tertarik untuk beberapa detik bila drain diangkat keluar untuk dipendekan. 3) Jika drain terletak ditengah-tengah insisi, maka bersihkan insisi dari atas menuju drain dan dari bawah menuju drain, menggunakan penyeka (kasa/kapas lidi steril) yang berbeda. 4) Bersihkan kulit disekitar tempat drain dengan melakukan penyekaan setengah lingkaran atau satu lingkaran penuh dari sekitar tempat drain ke arah luar 5) Jika drain belum pernah dipendekan sebelumnya, maka gunting dan angkat jahitannya. 6) Dengan forcep (klem) atau pinset pegang dengan kuat drain dan tarik drain keluar sampai panjang yang dibutuhkan. 7) Gunakan sarung tangan steril, pegang drain diatas kulit dan masukan/tusukan peniti pengaman steril kedalam drain diatas permukaan jari-jari tangan yang sedang memegang drain 8) Gunting drain diatas peniti yang telah ditusukan ke dalam drain menggunakan gunting steril, sehingga panjang drain dari permukaan kulit/luka berkisar 2,5 cm atau 1 inci 9) Pasang kasa 4x4 inci yang telah digunting separuh bagian tengah dan letakan disekitar tube drain 10) Balut insisi dan tempat drain, dan letakan balutan/kasa yang lebih banyak sampai melewati drain dan disamping serta di bawah drain. Amankan balutan dengan menggunakan plester.

V. Sterilisasi Alat 1. Pengertian Suatu tindakan untuk membunuh kuman pathogen dan apatogen beserta sporanya pada peralatan perawatan dan kedokteran dengan cara merebus, stoom, panas tinggi atau menggunakan bahan kimia.

2. Tujuan Untuk menjamin kualitas alkes, peralatan laboratorium dan linen dalam keadaan steril.

3. Kebutuhan sarana dan prasarana 1) Medis - Sterilisator kering yang terhubung dengan aliran listrik 1 buah.

-

Larutan hypochlorite/klorin 0,5%. Sarung tangan 1 pasang. Korentang

2) Non Medis - Ruangan 3 X 4 meter dengan ventilasi dan penerangan yang cukup 1 buah. - Wastafel dengan air mengalir 1 buah. - Sabun (batang atau cair) dengan antiseptic maupun non antiseptic 1 buah. - Handuk / lap sekali pakai ( tissue ) untuk mengeringkan tangan 1 buah.

4. Pelaksanaan 1) Membuka pintu oven dan meletakkan alat-alat yang akan disterilisasi dengan rapi. Bila memungkinkan letakkan dalam nampan sesuai dengan klasifikasi penggunaannya ( misal : heacting set, partus set, THT set dan lain-lain ) dengan cara : - Menyusun alat yang akan disterilkan dalam bak instrument tertutup dengan posisi yang sama (searah). - Memasukkan bak instrumen yang telah disusun ke dalam oven. 2) Menutup pintu oven dengan cara : - Memastikan semua peralatan sudah masuk dengan benar. - Menutup pintu oven dengan rapat. 3) Tekan tombol On/Power , setting aturan suhu di 28oC dan tunggu selama 60 menit 4) Setelah selesai, tunggu sampai suhu turun, buka pintu oven, keluarkan alat-alat yang sudah steril dengan menggunakan korentang steril dengan cara :

-

Menunggu sekitar 15 menit setelah lampu indikator mati. Membuka pintu oven pelan-pelan. Mengeluarkan alat yang telah disterilkan dengan korentang. 5) Untuk mendinginkan peralatan steril dilarang membuka bungkus atau tutupnya.