PROTOKOL INDUKSI PERSALINAN
Tujuan penggunaan Induksi persalinan digunakan unutk menstimulasi kontraksi uterus sehingga didapatkan penipisan dan pembukaan serviks yang selanjutnya akan berlangung persalinan.
Syarat induksi Ada indikasi : ketuban pecah belum in-partu, kehamilan lewat waktu, preeklamsia berat, FDJP ≥ 6, pertumbuhan janin terhambat, korioamnionitis, intrauterine fetal death CTG normal atau kategori-l jika janin ini masih hidup Tidak ada D, riwayat seksio sesarea / operasi uterus yang menembus hingga kavum uteri, plasenta previa, solusio plasenta, vasa previa Pasien dan suami mengetahui risiko induksi dan menyetujui untuk tetap dilakukan induksi
Cara induksi Lakukan penilaian skor pelvik (Bishop Modifikasi) terlebih dahulu. Jika skor pelvik didapatkan ≥ 6 (serviks matang), maka induksi dapat langsung dilakukan. Jika skor pelvik didapatkan < 6 (serviks belum matang), maka perlu dilakukan pematangan serviks sebelum dilakukan induksi.
Penilaian skor pelvik (Bishop modifikasi) Parameter Posisi serviks Panjang serviks Konsistensi serviks Dilatasi serviks Penurunan kepala
0 Posterior 4 cm Kaku
1 Aksial 2-3 cm Lunak
0 Hodge I
1-2 cm Hodge I-II
2 1 cm Lunak, mudah diregangkan 3 cm Hodge II-III
3 < 1 cm > 3 cm Hodge III+ / IIIIV
Metode pematangan serviks Pematangan serviks dapat digunakan dengan cara mekanik atau medikamentosa Cara mekanik : Kateter Foley No. 24F yang dipasang pada ostium uteri internum Cara medikamentosa : misoprostol 25 ug per oral (diberikan tiap 2 jam) atau pervaginam (diberikan tiap 6 jam) atau oksitosin
Pematangan serviks dengan Kateter Foley Dilakukan pemasangan kateter Foley No. 24F pada ostium uteri internum Dilakukan pemantauan his dan detak jantung janin per jam. Induksi DIHENTIKAN juka terdapat kontraksi takisistol (> 5 kali kontraksi dalam 10 menit) atau detak jantung janin menjadi < 110 bpm atau > 180 bpm Penilaian ulang kemajuan pematangan serviks dilakukan bila kateter lepas sendiri atau saat 24 jam dari pemasangan
Pematangan serviks dengan Misoprostol Dapat dilakukan pemberian misoprostol secara oral atau pervaginam Dosis misoprostol ... (seperdelapan tablet misoprostol 200 ug) Dilakukan pemantauan his dan detak jantung janin per jam. Induksi DIHENTIKAN jika terdapat kontraksi takisistol (> 5 kali kontraksi dalam 10 menit) atau detak jantung janin menjadi < 120 bpm atau > 180 bpm Penilaian ulang kemajuan pematangan serviks dilakukan tiap 2 jam untuk pemberian oral atau tiap 6 jam untuk pemberian pervaginam
Pematangan serviks dengan Oksitosin
Dosis : Larutkan oksitosin % U (setengah ampul 10 U) dalam 500 ml Ringer Laktat atau Dekstrose 5% Mulai dilakukan pemberian dosis 4 mU (setara dengan 8 tetes per menit) Evaluasi kontraksi setelah 30 menit, target didapatkan frekuensi kontraksi 1-2 kali / 10’ Jika mencapai target, pertahankan tetesan hingga 12 jam, kemudian nilai ulang skor pelvik Jika tidak mencapai target, naikkan dosis 2 mU (setara dengan 4 tetes per menit). Dosis MAKSIMAL 20 mU (40 tetes per menit) Dilakukan pemantauan his dan detak jantung janin per jam jika telah mencapai target. Induksi DIHENTIKAN jika terdapat kontraksi takisistol (> 5 kali kontraksi dalam 10 menit) atau detak jantung janin menjadi < 120 bpm atau > 180 bpm
Metode induksi persalinan Terdapat dua metode : mekanik dan medikamentosa Mekanik : amniotomi; medikamentosa : oksitosin Amniotomi dilakukan dengan klem setengah Kocher lalu dilakukan evaluasi dalam 2 jam, juka tidak mencapai his 3-4 kali / 10’, lanjutkan induksi dengan oksitosin Dosis induksi dengan oksitosin : Larutkan oksitosin 5 U (setengah ampul 10 U) dalam 500 ml Ringer Laktat atau Dekstrose 5% Mulai dilakukan pemberian dosis 4 mU (setara dengan 8 tetes per menit) Evaluasi kontraksi setelah 30 menit, target didapatkan frekuensi kontraksi 3-4 kali / 10’ Jika mencapai target, pertahankan tetesan hingga 3 jam kemudian nilai ulang kemajuan persalinan Jika tidak mencapai target, naikkan dosis 2 mU (setara dengan 4 tetes per menit). Dosis MAKSIMAL 20 mU (40 tetes per menit) Dilakukan pemantauan his dan detak jantung janin per jam jika telah mencapai target. Induksi DIHENTIKAN jika terdapat kontraksi takisistol (> 5 kali kontraksi dalam 10 menit) atau detak jantung janin menjadi < 120 bpm atau > 180 bpm