PROPOSAL PRAKTIK INDUSTRI PENERAPAN GOOD MANUFACTURING PRACTICE DALAM PROSES PEMBUATAN TERIGU DI PT. ISM BOGASARI FLOUR MILLS JAKARTA UTARA
OLEH : LILI NAILUFHAR 1504738
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2018
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN PROPOSAL PRAKTIK INDUSTRI Judul Praktik Industri
: Penerapan Good Manufacturing Practice dalam Proses Pembuatan Terigu di PT. ISM Bogasari Flour Mills Jakarta Utara
Nama Mahasiswa
: Lili Nailufhar
NIM
: 1504738
Menyetujui dan Mengesahkan Pembimbing
Shinta Maharani, S.T.P, M.Sc NIP 198903302015042002
Mengetahui Ketua Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. Yatti Sugiarti, MP NIP 196312071993032001 KATA PENGANTAR
1
Bismillahirrahmaanirrahim. Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT. atas segala rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyusun proposal Praktik Industri (PI) yang berjudul Penerapan Good Manufacturing Practice Dalam Proses Pembuatan Terigu Di PT. ISM Bogasari Flour Mills Jakarta Utara. Proposal
ini
dibuat
sebagai
bentuk
permohonan
penulis
untuk
melaksanakan kegiatan Praktik Industri di PT. ISM BOGASARI FLOUR MILLS JAKARTA UTARA. Selain itu juga, proposal ini menjabarkan tujuan dilaksanakannya Praktik Industri, manfaat, dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh penulis selama melakukan praktik industri. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Shinta Maharani, S.T.P., M.Sc. sebagai dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dalam menyusun proposal ini, tak lupa pula kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini. Penulis menyadari bahwa proposal ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan guna perbaikan pada masa yang akan datang. Akhir kata, penulis berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun pembaca.
Bandung, 20 Mei 2018 Pe nulis
DAFTAR ISI
2
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................... i KATA PENGANTAR............................................................................................... ii DAFTAR ISI............................................................................................................. iii DAFTAR TABEL..................................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR................................................................................................ v DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ vi BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1 1.1.
Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2.
Tujuan ............................................................................................................ 3
1.3.
Ruang Lingkup............................................................................................... 3
1.4.
Manfaat........................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 5 2.1.
Tanaman Gandum........................................................................................... 5
2.2.
Proses Pengolahan Terigu............................................................................... 10
2.3.
Standar Good Manufacturing Practice (GMP).............................................. 11
BAB III METODOLOGI........................................................................................ 14
3
3.1.
Lokasi dan Waktu Pelaksanaan...................................................................... 14
3.2.
Metode Pelaksanaan....................................................................................... 14
3.3.
Kegiatan Praktik industri................................................................................ 15
BAB IV JADWAL KEGIATAN PRAKTIK INDUSTRI...................................... 16 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 17 LAMPIRAN.............................................................................................................. 18 DAFTAR TABEL Tabel 2.1.1. Karakteristik Gandum berdasarkan Tingkat Kekerasan......................... 7 Tabel 2.1.2. Komponen Kimiawi Endosperm, Germ, dan Bran................................ 9 Tabel 4.1.
Jadwal Kegiatan Praktik Industri...........................................................
16
4
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1.1. Biji Gandum..............................................................................5 Gambar 2.1.2. Macam-Macam Gandum Berdasarkan Warna Bran dan Musim Tanam........................................................................................8
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Curiculum Vitae..............................................................................18 Lampiran 2. Tahapan Kegiatan Praktik industri..................................................21 Lampiran 3. KHS Semester yang telah ditempuh...............................................22
5
6
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Praktik Industri (PI) merupakan salah satu kurikulum Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI yang bertujuan untuk mengembangkan keilmuan bidang agroindustri di dunia industri serta mengimplementasikan teori yang sudah dipelajari sebelumnya untuk menyiapkan lulusan yang profesional di bidang agroindustri. Praktik industri di Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri merupakan praktik akademik terprogram yang memiliki bobot 3 SKS atau sama dengan 3 SKS x 4 minggu x 16 pertemuan = 192 jam atau setara dengan 25 hari kerja. Dalam artian, waktu pelaksanaan praktik industri ini minimal dilaksanakan selama 25 hari kerja. Dalam
rangka
pelaksanaan
tugas
akhir
tersebut,
mahasiswa
Pendidikan Teknologi Agroindustri akan melaksanakan praktik industri di industri pangan. Salah satu industri pangan di Indonesia adalah PT. ISM Bogasari Flour Mills Jakarta Utara. Perusahaan tersebut adalah perusahaan yang menjadi supplier terigu terbesar di Indonesia. PT. ISM Bogasari Flour Mills didirikan secara notarial tanggal 19 Mei 1969 sebagai Perseroan Terbatas (PT) Bogasari Flour mills dengan fungsi sebagai pengolah yang menggiling gandum menjadi tepung terigu. Pada tanggal 29 november 1971 Bogasari resmi beroperasi sebagai pabrik penggilingan gandum yang berlokasi di Tanjung Priok, Jakarta Utara dan meluncurkan tiga merek produk perdana yaitu Cakra Kembar, Segitiga Biru, dan Kunci Biru. PT. ISM Bogasari sudah memiliki sertifikasi standar keamanan pangan yang memadai. Beberapa sertifikasi keamanan pangan yang telah dimiliki oleh PT. ISM Bogasari diantaranya adalah pada tahun 2002 PT. ISM Bogasari Flour Mills memperoleh sertifikat HAC untuk standar keamanan pangan, yang tahun 2007 dikonversi menjadi ISO 22000 versi 2005. Tahun 2003 memperoleh Sertifikat Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3). Tahun 2004 memperoleh sertifikat OHSAS 18001 versi 1999 yang saat ini dikenal sebagai OHSAS 18001 versi 2007
1
tentang standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Tahun 2006 memperoleh sertifikat ISO 14001 versi 2004 untuk standar lingkungan. Tahun 2007 memperoleh Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI 3751 versi 2006 dari Balai Besar Industri Agro ABI-Pro, yang saat ini dikenal sebagai SNI 3751 versi 2009. Tahun 2011 memperoleh Sertifikat Sistem Jaminan Halal (SJH) dari LP-POM-MUI. Tahun 2012 memperoleh Sertifikat ISO 17025 versi 2008 untuk standar mutu jasa pengujian laboratorium
di
tahun
2012
dari
Komite
Akreditasi
Nasional
(www.bogasari.com). Sampai saat ini PT. ISM Bogasari Flour Mills menjadi salah satu produsen terigu dengan kualitas tinggi di Indonesia. Tepung terigu adalah bahan utama dalam pembuatan produk bakery dan kue. Tepung terigu dibuat dari biji gandum yang digiling dan diayak sehingga diperoleh tepung dengan besar partikel tertentu. Secara garis besar ada dua jenis tepung gandum yaitu tepung gandum keras (strong flour) dan tepung gandum lunak (soft flour). Tepung gandum keras biasanya digunakan untuk membuat roti dan produk-produk yang dibuat dengan melibatkan proses fermentasi serta puff pastry. Tepung terigu lunak biasanya digunakan untuk membuat biskuit dan kue. Perbedaan utama tepung terigu keras dan tepung terigu lunak terletak pada kandungan glutennnya, dimana tepung terigu keras mengandung gluten sekitar 13% sedangkan tepung terigu lunak kandungan glutennya sekitar 8.3%. Dikarenakan PT. ISM Bogasari Flour Mills adalah produsen terigu terbesar di Indonesia maka seharusnya perusahaan tersebut sudah menerapkan sistem keamanan pangan Good Manufacturing Practice (GMP) dalam beroperasi. Istilah GMP di dunia industri pangan khususnya di Indonesia sesungguhnya telah diperkenalkan oleh Departemen Kesehatan RI sejak tahun 1978 melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 23/MEN.KES/SKJI/1978 tentang Pedoman Cara Produksi Makanan yang Baik (MB). Persyaratan GMP sendiri sebenarnya sebenarnya merupakan regulasi atau peraturan sistem mutu (Quality System Regulation) yang
2
diumumkan secara resmi dalam Peraturan Pemerintah Federral Amerika Serikat No. 520 (Section 520 of Food, Drug and Cosmetics (FD&C) Act). Di Indonesia GMP ini dikenal dengan istilah Cara Produksi Makanan yang Baik (MB) yang diwujudkan dalam Peraturan Pemerintah. Penerapan GMP atau MB akan dapat membantu jajaran manajemen untuk membangun suatu sistem jaminan mutu yang baik. Jaminan mutu sendiri tidak hanya berkaitan dengan masalah pemeriksaan (inspection) dan pengendalian (control) namun juga menetapkan standar mutu produk yang sudah harus dilaksanakan sejak tahap perancagan produk (product design) sampai produk tersebut didistribusikan kepada konsumen. Seiring dengan berlakunya Peraturan Kepala BPOM tahun 2012 tentang Cara Produksi Pangan yang Baik maka penerapan standar mutu untuk produk pangan dan mutu di dalam proses produksi telah menjadi suatu kewajiban (mandatory) yang harus dijalankan oleh para produsen pangan. Dalam hal ini penulis berkeinginan untuk melakukan pengamatan langsung tentang penerapan Good Manufacturing Practice di PT. ISM Bogasari Flour Mills Jakarta Utara. Maka dari itu dalam praktik industri ini penulis
memilih judul
“PENERAPAN
GOOD
MANUFACTURING
PRACTICE DALAM PROSES PEMBUATAN TERIGU DI PT. ISM BOGASARI FLOUR MILLS JAKARTA UTARA”. 1.2. Tujuan Untuk mengetahui dan memahami penerapan Good Manufacturing Practice dalam proses pembuatan terigu di PT. ISM Bogasari Flour Mills Jakarta Utara. 1.3. Ruang Lingkup Ruang lingkup kegiatan ini adalah untuk mengetahui dan memahami secara menyeluruh tentang proses penerapan Good Manufacturing Practice dalam proses pembuatan terigu di PT. ISM Bogasari Flour mills Jakarta Utara yang mencakup semua hal yang ada dalam dokumen PERKA BPOM tentang PB tahun 2012 yang terlampir.
3
1.4. Manfaat Bagi mahasiswa Bisa meningkatkan pengetahuan baik secara teori maupun praktis mengenai standar Good Manufacturing Practice yang diterapkan di PT. ISM Bogasari Flour mills sebagai sarana untuk meningkatkan kualifikasi diri. Bagi perusahaan Bisa
saling
berbagi
(sharing)
ilmu
tentang
standar
Good
Manufacturing Practice yang seharusnya diterapkan di perusahaan yang bertujuan untuk perbaikan perusahaan.a Bagi universitas Bisa menjadi sebagai salah satu wadah untuk menjalin relasi antara universitas dengan perusahaan agar ke depannya bisa bermitra dan bekerjasama baik sebagai stakeholder mapun kerjasama profesi lainnya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Gandum Gandum merupakan tanaman jenis serealia yang termasuk tanaman genus triticum dari famili granminae. Beberapa Janis gandum yang telah dibudidayakan dan selanjutnya digunakan sebagai bahan baku industri antara lain Tritcum aestivum (hard wheat), Ttitivum compactum (soft wheat), gandum durum Triticum durum (durum wheat). Ketiga jenis gandum tersebut mempunyai karakteristik yang khas sehinggga dibudidayakan untuk tujuan yang berbeda (Kaulan, 2010).
4
Gambar 2.1.1. Biji Gandum Sumber : Kaulan, 2010 Jenis gandum yang diolah menjadi tepung terigu dan paling banyak dibudidayakan adalah jenis gandum triticum vulgare. Gandum jenis ini mempunyai warna kulit biji yang putih, coklat, atau merah dan sebagian besar untuk membuat roti. Gandum ini paling mudah beradaptasi dengan lingkungan pertumbuhannya seperti keadaan iklim tanah dan sebagiannya. Gandum jenis triticum durum tidak banyak dibudidayakan meskipun jenis ini mempunyai sifat khusus yang baik untuk menjadi produk-produk pasta (Suliantri dan Winiati 1990). Gandum dapat digolongkan berdasarkan 3 hal, yaitu berdasarkan pada tekstur kernel, warna bran dan musim tanam (Samuel,1972 dalam Muklas 2010). Berdasarkan tekstur kernel gandum dibedakan menjadi : 1.
Gandum Keras (Hard Wheat) Gandum keras berwarna merah kecoklatan, memiliki biji yang keras dengan tingkat kekerasan 20-25 psi, kadar protein tinggi (minimal 14%), dan mempunyai daya serap air yang tinggi. Gandum yang termasuk dalam golongan gandum keras adalah Australian Prime Hard, Australian Hard, Canada Western Extra Strong, Polish Wheat, Kazach 13, Kazach 14, dan Kazach 15.
2.
Gandum Lunak (Soft Wheat) Gandum lunak berwarna putih kekuningan, memiliki biji yang lunak dengan tingkat kekerasan 9-13 psi, kadar protein lebih rendah dari gandum keras yaitu antara 10% - 12%, dan mempunyai daya serap air yang rendah. Gandum lunak dapat digunakan untuk campuran grist agar didapat tepung terigu jenis medium wheat. Gandum yang termasuk dalam golongan gandum lunak antara lain adalah Australian Extra Soft, Ukraine Wheat, dan Chinese Wheat.
5
3.
Gandum Durum (Durum Wheat) Gandum durum berwarna merah kecoklatan dengan endosperm berwarna kuning, memiliki biji yang keras dengan tingkat kekerasan >25 psi sehingga dapat digolongkan sebagai gandum sangat keras (very hard), kadar protein tinggi (minimal 14%), dan mempunyai daya serap air yang tinggi. Gandum durum digunakan sebagai bahan baku pembuatan pasta, couscous, dan roti Mediterania. Gandum yang termasuk dalam golongan gandum durum adalah Australian Durum, dan Canada Western Amber Durum. Perbedaan tingkat kekerasan kernel gandum ditentukan oleh tekstur
dari endosperm, kandungan protein dan pati di dalamnya. Semakin keras kernel gandum semakin tinggi pula kandungan proteinnya. Hal ini karena semakin banyaknya protein yang menyelimuti pati dalam kernel gandum. Karakteristik gandum berdasarkan tingkat kekerasannya dapat dilihat pada Tabel 2.1.1. Tabel 2.1.1. Karakteristik Gandum berdasarkan Tingkat Kekerasan Parameter % Kadar air % Kadar protein % Kadar abu % Kadar pati % Kadar lemak Warna permukaan Sifat kekerasan Sumber : Kent, 1975
Gandum Keras (Hard Wheat) 12.0 14.0 1.8 64.0 2.1 Coklat tua Keras (20-25psi)
Gandum Lunak (Soft Wheat) 10.0 10.0 1.8 69.0 2.0 Coklat muda Lebih Lunak (9-13psi)
Berdasarkan warna bran gandum dibedakan menjadi dua macam yaitu Red dan White. Sedangkan berdasarkan musim tanam dibedakan menjadi dua yaitu winter dan spring (Samuel,1972 dalam Muklas, 2010). 1.
Red Winter Wheat Red winter wheat mempunyai bran berwarna merah dan ditanam pada musim dingin. Gandum yang termasuk dalam golongan ini dapat berasal dari gandum keras maupun gandum lunak. Gandum tersebut
6
antara lain adalah Hard Red Winter, Soft Red Winter, dan Canada Western Red Winter. 2.
White Winter Wheat White winter wheat mempunyai bran berwarna putih dan ditanam pada musim dingin. Gandum yang termasuk dalam golongan ini dapat berasal dari gandum keras maupun gandum lunak. Gandum tersebut antara lain adalah Australian White, Australian Standard White, Hard White Winter, dan Soft White Winter.
3.Red Spring Wheat Red spring wheat mempunyai bran berwarna merah dan ditanam pada musim semi. Gandum yang termasuk dalam golongan ini dapat berasal dari gandum keras maupun gandum lunak. Gandum tersebut antara lain adalah Hard Red Spring, Soft Red Spring, Dark North Spring, dan Canada Western Red Spring. 4.White Spring Wheat White spring wheat mempunyai bran berwarna putih dan ditanam pada musim semi. Gandum yang termasuk dalam golongan ini dapat berasal dari gandum keras maupun gandum lunak. Gandum tersebut antara lain adalah Hard White Spring, Soft White Spring, Dark North Spring, dan Canada Western Soft White Spring.
7
Gambar 2.1.2. Macam-Macam Gandum Berdasarkan Warna Bran dan Musim Tanam Sumber : Kaulan, 2010 Biji gandum terdiri dari endosperm, bran dan germ. Bagian-bagian ini adalah bagian utama biji gandum dimana besarnya komposisi tiap bagian endosperm 83%, bran 14.5% dan germ 2.5%. Endosperm merupakan bagian dalam biji gandum berupa butiran (granula) pati (starch) yang tersusun oleh butir-butir glukosa. Disekitar pati (starch) dikelilingi protein yang sifatnya tidak larut air (insoluble). Protein tersebut adalah glutenin dan gliadin. Glutenin adalah protein yang mempengaruhi kekuatan meregang dari adonan. Sedangkan gliadin adalah protein yang mempengaruhi kemampuan meregang (elastisitas) dari adonan. Glutenin dan gliadin adalah komponen pembentuk gluten ketika didalam tepung gandum ditambahkan air dan dilakukan pengadukan (Shellen, 1971 dalam Muklas, 2010). Komponen kimiawi Endosperm, Germ, dan Bran dapat dilihat pada Tabel 2.1.2. Tabel 2.1.2. Komponen Kimiawi Endosperm, Germ, dan Bran Parameter Kadar air Protein Lemak Kadar abu Pati Gula Hemiselulosa Selulosa Total Karbohidrat Sumber : Shellen, 1971
Komponen Endosperm (%) Germ (%) 4.0 11.7 9.6 28.5 1.4 10.4 0.7 4.5 71.0 14.0 1.1 16.2 1.8 6.8 0.2 7.5 74.1 44.5
Bran (%) 13.2 14.4 4.7 6.3 8.6 4.6 26.2 21.4 60.8
Menurut (Kent NL, 1975 dalam Muklas, 2010) bran merupakan kulit luar gandum dan terdapat sebanyak 14,5% dari total keseluruhan gandum. Bran terdiri dari 5 lapisan yaitu epidermis (3,9%), epikarp (0,9%), endokarp (0,9%), testa (0,6%), dan aleuron (9%). Bran memiliki granulasi lebih besar dibanding pollard, serta memiliki kandungan protein dan kadar serat tinggi sehingga baik dikonsumsi ternak besar. Epidermis merupakan bagian terluar biji gandum, mengandung banyak debu yang apabila terkena air akan
8
menjadi liat dan tidak mudah pecah. Fenomena inilah yang dimanfaatkan pada penggilingan gandum menjadi tepung terigu agar lapisan epidermis yang terdapat pada biji gandum tidak hancur dan mengotori tepung terigu yang dihasilkan. Kebanyakan protein yang terkandung dalam bran adalah protein larut (albumin dan globulin). Menurut (Jones, 1967 dalam Muklas, 2010) endosperma merupakan bagian yang terbesar dari biji gandum (80-83%) yang banyak mengandung protein, pati, dan air. Pada proses penggilingan, bagian inilah yang akan diambil sebanyak-banyaknya untuk diubah menjadi tepung terigu dengan tingkat kehalusan tertentu. Pada bagian ini juga terdapat zat abu yang kandungannya akan semakin kecil jika mendekati inti dan akan semakin besar jika mendekati kulit. Lembaga (germ) terdapat pada biji gandum sebesar 2,5-3%. Lembaga merupakan cadangan makanan yang mengandung banyak lemak dan terdapat bagian yang selnya masih hidup bahkan setelah pemanenan. Di sekeliling bagian yang masih hidup terdapat sedikit molekul glukosa, mineral, protein, dan enzim. Pada kondisi yang baik, akan terjadi perkecambahan yaitu biji gandum akan tumbuh menjadi tanaman gandum yang baru. Perkecambahan merupakan salah satu hal yang harus dihindari pada tahap penyimpanan biji gandum. Perkecambahan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya kondisi kelembapan yang tinggi, suhu yang relatif hangat dan kandungan oksigen yang melimpah. 2.2. Proses Pengolahan Tepung Terigu Tepung terigu adalah tepung yang terbuat dari gandum. Penggilingan gandum menurut (Buckle dkk, 1978 dalam Kaulan, 2010) merupakan proses yang sangat berbeda dengan penggilingan beras, dan tujuan utama penggilingan gandum adalah : 1. Memisahkan endosperm dari dedak dan lembaga (germ). 2. Menghancurkan endosperm menjadi ukuran tepung (100 mesh). Tahap-tahap dalam penggilingan gandum secara garis besar meliputi: 1.
Tahap pembersihan (Cleaning process) Pembersihan dimaksudkan untuk menghindarkan benda-benda lain dan berbagai kotoran yang menempel pada butiran biji gandum,
9
dan juga memisahkan bagian-bagian yang tidak seragam (Makfoeld, 1982 dalam Kaulan, 2010). Berbagai peralatan pembersihan yang sering digunakan antara lain pemisah separator, pemisah magnet (magnet separator), dan pneumatik separator. 2.
Tahap pemberian air (Conditioning process) Pemberian sedikit air pada biji gandum akan melunakkan bagian lapis luar dan butir endosperm agak lunak. Hal ini akan memudahkan dalam penggilingan. Selain hal itu, juga diharapkan adanya perubahan tektur dan struktur endosperm, dan juga untuk mendapatkan biji dengan kekerasan kandungan air yang seragam. Menurut (Makfoeld, 1982 dalam Kaulan, 2010) perlakuan dalam conditioning melalui empat tahap yaitu pemanasan pada suhu tertentu, penambahan air dipertahankan dalam waktu tertentu, didinginkan pada suhu kamar, dan didiamkan pada suhu tangki.
3.
Tahap penggilingan Tahap utama dari penggilingan adalah memisahkan endosperm dari lapisan bran dan mereduksi endosperm menjadi tepung. Penggilingan ini diharapkan mampu memperoleh tingkat ekstraksi yang tinggi dan kualitas tepung yang baik. Menurut (Gaman, 1994 dalam Kaulan, 2010) tahap penggilingan dibagi menjadi tiga proses yaitu : a.
Proses pemecahan Biji gandum akan mengalami proses pemecahan dimana biji akan terkelupas dan endosperm yang pecah akan dibagi menjadi tiga fraksi yaitu partikel kasar sekam yang dilekati endosperm, partikel endosperm yang kasar (semolina), dan sejumlah partikel halus endosperm (tepung). Pada proses pemecahan ini, diusahan agar bran tidak hancur.
b.
Pengecilan ukuran Hasil pada proses pemecahan (semolina) akan direduksi menjadi tepung yaitu dengan melewati roll pengecil ukuran yang berupa penggilas yang halus.
10
c.
Pengayakan Hasil dari roll pengecil ukuran akan diayak dan dipisahkan menjadi partikel halus (tepung) dan partikel yang lebih besar dari tepung akan dilewatkan kembali ke roll pengecil ukuran berikutnya.
2.3. Ruang Lingkup Standar Good Manufacturing Practice (GMP) menurut PERKA BPOM tahun 2012 (dokumen terlampir) 1.
2.
Lokasi dan Lingkungan Produksi a.
Lokasi IRTP
b.
Lingkungan
Bangunan dan Fasilitas a.
b.
3.
Bangunan Ruang Produksi 1.
Desain dan Tata Letak
2.
Lantai
3.
Dinding atau Pemisah Ruangan
4.
Langit-langit
5.
Pintu Ruangan
6.
Jendela
7.
Lubang Angin atau Ventilasi
8.
Permukaan Tempat Kerja
9.
Penggunaan Bahan Gelas (Glass)
Fasilitas 1.
Kelengkapan Ruang Produksi
2.
Tempat Penyimpanan
Peralatan Produksi a)
Persyaratan Bahan Peralatan Produksi
b)
Tata Letak Peralatan Produksi
c)
Pengawasan dan Pemantauan Peralatan Produksi
d)
Bahan Perlengkapan dan Alat Ukur / Timbang
4.
Suplai Air atau Sarana Penyediaan Air
5.
Fasilitas dan Kegiatan Higiene dan Sanitasi a)
Fasilitas Higiene dan Sanitasi
11
b) 6.
7.
8.
9.
1.
Sarana Pembersihan / Pencucian
2.
Sarana Higiene Karyawan
3.
Sarana Cuci Tangan
4.
Sarana Toilet / Jamban
5.
Sarana Pembuangan Air dan Limbah
Kegiatan Higiene dan Sanitasi
Kesehatan dan Higiene Karyawan a)
Kesehatan Karyawan
b)
Kebersihan Karyawan
c)
Kebiasaan Karyawan
Pemeliharaan dan Program Higiene dan Sanitasi a)
Pemeliharaan dan Pembersihan
b)
Prosedur Pembersihan dan Sanitasi
c)
Program Higiene dan Sanitasi
d)
Program Pengendalian Hama
e)
Pemberantasan Hama
f)
Penanganan Sampah
Penyimpanan a)
Penyimpanan Bahan dan Produk Akhir
b)
Penyimpanan Bahan Berbahaya
c)
Penyimpanan Wadah dan Pengemas
d)
Penyimpanan Label Pangan
e)
Penyimpanan Peralatan Produksi
Pengendalian Proses a)
Penetapan Spesifikasi Bahan 1.
Persyaratan Bahan
2.
Persyaratan Air
b)
Penetapan Komposisi dan Formulasi Bahan
c)
Penetapan Cara Produksi yang Baku
d)
Penetapan Jenis, Ukuran, dan Spesifikasi Kemasan
e)
Penetapan Keterangan Lengkap Tentang Produk yang akan Dihasilkan
12
10.
Pelabelan Pangan
11.
Pengawasan Oleh Penanggungjawab
12.
Penarikan Produk
13.
Pencatatan dan Dokumentasi
14.
Pelatihan Karyawan
BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Tempat
: PT. ISM Bogasari Flour mills
Alamat
: Jl. Raya Cilincing No.1 Tanjung Priok, Jakarta Utara
Waktu
: 4 Juni 2018 – 30 Juni 2018 (26 hari kerja)
3.2. Metode Pelaksanaan Metode yang digunakan pada pelaksanaan praktik industri antara lain: 1.
Metode Observasi dan Partisipasi Aktif Melakukan pengamatan langsung di lapangan terutama yang berkaitan dengan keberlangsungan kegiatan produksi terigu dan berpartisipasi aktif pada semua kegiatan yang dilakukan serta mengamati kesesuaian proses dengan standar GMP yang seharusnya.
2.
Metode Pengambilan Data a.
Wawancara Wawancara dilaksanakan untuk mendapatkan informasi tentang perusahaan dan topik yang berkaitan dengan kegiatan produksi terigu dan standar acuan produksi yang digunakan oleh perusahaan. Pertanyaan diajukan kepada pihak-pihak terkait yang dianggap bisa memberikan informasi.
13
b.
Pengambilan data sekunder Pengambilan data sekunder diperoleh dengan mempelajari catatan atau dokumen yang berkaitan dengan proses produksi terigu yang termasuk dokumen yang menjelaskan tentang acuan standar produksi yang diterapkan di perusahaan.
c.
Studi pustaka Mencari pustaka atau literatur yang digunakan dalam pembuatan laporan. Melakukan komparasi antara standar yang digunakan di perusahaan dengan standar Good Manufacturing Practice yang seharusnya.
3.3. Kegiatan Praktik industri Kegiatan yang akan dilakukan selama menjalankan kegiatan praktik industri tertera didalam diagram alir kegiatan pada lampiran 2.
14
BAB IV Tabel 4.1. JADWAL KEGIATAN PRAKTIK INDUSTRI Hari ke2
No. Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1.
2.
3.
Orientasi Kerja Pengamatan Baku
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Lingkungan Bahan
Produk
dan
Lingkungan Praktik kerja
dan
Pengamatan
Proses
Produksi Pengumpulan informasi 5.
dari
sumber-sumber
terkait
di
PT.
ISM
Bogasari Flour mills DAFTAR PUSTAKA Buckle, K. A, E. A. Edward, G. H. Fleet Dan M. Wootton. (1987)., Ilmu Pangan. Jakarta : UI Press Gaman, P.M. Dan K.B. Sherrington. (1994)., Ilmu Pangan : Pengantar Ilmu Pangan nutrisi Dan Mikrobiologi. Yogyakarta : UGM Press. http://www.Bogasari.com/About/History., [Online]., Diakses Pada 16 Mei 2018 Pukul 18.57
15
24
25
6
Jones Dwk, Amos Aj. (1967)., Composition of Wheat And Products of Milling In Modern Cereal Chemistry. London : Food Trade Press Ltd. Kaulan., (2010) ., Proses Pengolahan Dan Kontrol Proses Pengolahan Tepung Terigu Spesial Di Pt. Indofood Sukses Makmur Bogasari Flour Mills Divisi Tanjung Priok, Jakarta Utara., Laporan Magang ., Surakarta : Universitas Sebelas Maret Kent, N.L. (1975)., Technology of Cereal With Special Reference To Wheat. Pergamon Press Inc., Oxford. Makfoeld, D. (1982)., Deskripsi Pengolahan Hasil Nabati. Yogyakarta. : Agritech Muklas., (2010)., “Mempelajari Pengendalian Mutu (Quality Control) Pengolahan Tepung Terigu di PT. Pundi Kencana Flour Mills Cilegon”., Laporan Magang., Surakarta : Universitas Sebelas Maret Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI., (2012)., Cara Produksi Pangan yang Baik untuk Industri Rumah Tangga ., Jakarta: Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Samuel, W.J. (1972)., Bakery Technology And Engineering. Second Ed. The Avi Publishing Co. Inc, West Port, Conecticut. Shellen Burger, J.A. (1971)., Production And Utilization of Wheat. In Y. Pomeranz. Wheat Chemistry And Technology. The Aacc Ind., St. Paul. Suliantri Dan P. Winiati, (1990)., Teknologi Fermentasi Biji-Bijian Dan Ubi-Umbian. Bogor : Institut Pertanian Bogor. LAMPIRAN Lampiran 1. Curiculum Vitae CURRICULUM VITAE Informasi Pribadi Nama Lengkap
: Lili Nailufhar
Tempat, tanggal lahir
: Krueng Geukueh, 31 Agustus 1997
Pekerjaan
: Mahasiswa
Jurusan
: Pendidikan Teknologi Agroindustri
Fakultas
: Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Instansi
: Universitas Pendidikan Indonesia
16
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat asal
: Aceh Timur
Alamat tinggal
: Jl. Sersan Surip, Kelurahan Ledeng
Nomor Hp
: 082368413855
No Wa/ Pin BBM
: 082368413855
Email
:
[email protected]
Facebook
: Lili Nailufhar
IPK Terakhir
: 3,73 / Sangat Memuaskan
Jumlah SKS
: 112
Informasi Pendidikan Pendidikan Formal Jenjang SD SMP
Nama Sekolah Jurusan SDN Idi Cut Aceh Timur MTsS Ulumul Qur’an -
Tahun 2003 – 2009 2009 – 2012
SMA
Langsa MAS Ulumul
2012 – 2015
S1
Langsa Universitas Indonesia
Qur’an IPA
Pendidikan Pend.
2015 – sekarang
Teknologi Agroindustri
17
Seminar/Pelatihan yang pernah diikuti Nama Kegiatan Sekolah
Penyelenggara Advokasi BEM REMA UPI
Tahun 2016
Mahasiswa Seminar
Nasional HIMAGRIN FPTK UPI
2016
Ketahanan Pangan Seminar Nasional HIMAGRIN FPTK UPI
2016
Nanoteknologi Pangan Kajian Pangan Lokal HIMAGRIN FPTK UPI
2016
sebagai
Pangan
Fungsional Pelatihan Karya
Tulis HIMAGRIN FPTK UPI
2016
Ilmiah Training TOEFL Kajian Titik
HIMAGRIN FPTK UPI Kritis HIMAGRIN FPTK UPI
2016 2016
Pangan Halal Pelatihan Penulisan PKM FPTK UPI Seminar PKM Go FPTK UPI
2017 2017
PIMNAS Pelatihan
2018
Penulisan FPTK UPI
Artikel Ilmiah Seleksi Debat Mahasiswa UPI
2018
Indonesia
18
Prestasi/Penghargaan yang pernah diperoleh (5 tahun terakhir) Prestasi Peserta Lomba
Tingkat Debat Nasional
Penyelenggara KEMENAG RI
Tahun 2014
Bahasa Arab MQKN V JAMBI Juara 2 Cerdas Cermat Kabupaten/Kota
Pemerintah Kota 2014
Bahasa Inggris Juara 1 MTQ cabang Kabupaten/Kota
Langsa Pemerintah
Tafsir Al-Quran Bahasa
Kabupaten
Inggris
Timur Universitas
Penerima hibah Program
Universitas
Program Studi 1
Pemilihan
Indonesia Program
Studi 2018
Teknologi Fakultas
2
2017
Pendidikan
Mahasiswa Berprestasi
Juara
Aceh
Pendidikan
Mahasiswa Wirausaha
Juara
2015
Pemilihan
Agroindustri Fakultas
2018
Pendidikan
Mahasiswa Berprestasi
Teknologi
Finalis dalam National Nasional
Kejuruan English
dan Club 2018
19
English
Competition
Universitas
(NEON)
Tarumanagara
Informasi Aktivitas Aktivitas Organisasi yang diikuti Organisasi Jabatan OSIS Madrasah Ulumul Qur’an Kabag. Bahasa Langsa HIMAGRIN FPTK UPI
Ketua
Tahun 2013-2014
Departemen 2017-2018
Akademik
dan
Keprofesian Lampiran 2. Tahapan Kegiatan Praktik industri Lampiran 3. KHS Semester yang telah Ditempuh
20