UNIVERSITAS JEMBER
APLIKASI EVIDENCE BASED NURSING (EBN) EFEKTIFITAS PENGGUNAAN KOMPRES DINGIN UNTUK MENGURANGI INTENSITAS NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI
DISUSUN OLEH KELOMPOK 5
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2018
0
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Nyeri adalah efek samping yang tak terhindarkan dari semua proses operasi. Hal ini karena munculnya peradangan lokal di trauma jaringan yang menyebabkan rangsangan di sekitarnya. Secara umum nyeri diartikan sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut syaraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis maupun emosional (Hidayat, 2008). Nyeri berperan sebagai mekanisme untuk memperingatkan kita mengenai potensial bahaya fisik. Oleh sebab itu nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang mencegah kerusakan lebih lanjut dengan memberikan dorongan untuk keluar dari situasi yang menyebabkan nyeri (Handayani, 2018). Menurut Kozier & Erb, nyeri diartikan sebagai suatu pengalaman emosional yang penatalaksanaannya tidak hanya pada pengelolaan fisik semata, namun penting juga untuk melakukan manipulasi psikologis untuk mengatasi nyeri. Analgesik pasca operasi yang adekuat mencegah sakit kronis dan sangat penting untuk pemulihan pasien, mobilitas, dan kepuasan pasien. Penatalaksanaan farmakologi untuk mengatasi nyeri yaitu dengan pemberian obat-obat opiat (narkotik), non opiat atau obat AINS (Anti Inflamasi Nonsteroid), obat-obat adjuvans atau koanalgesik (Kozier & Erb, 2009). Obat-obat analgesik sangat sering diberikan namun banyak pasien dan tenaga medis kurang puas dengan pemberian jangka panjang untuk mengurangi nyeri sehingga mendorong untuk dilakukannya sejumlah cara non farmakologis untuk mengurangi nyeri (Price & Wilson, 2006). Teknik yang relatif non invasif dan hemat biaya menargetkan dilakukannya cryotherapy yaitu aplikasi modalitas dingin untuk mengurangi rasa sakit akibat trauma, cidera, atau penyakit (Watskin et al, 2014). Kompres dingin merupakan terapi modalitas dalam bentuk stimulasi kutaneus dimana teknik tersebut dapat mengurangi nyeri secara efektif dengan mendistraksi pasien dan memfokuskan perhatian pada stimulasi taktil, jauh dari sensasi menyakitkan sehingga mengurangi persepsi nyeri (Kozier & Erb, 2009). Menurut Purnamasari (2014), kompres dingin bekerja dengan menstimulasi permukaan kulit untuk mengontrol nyeri. Terapi dingin yang diberikan akan mempengaruhi impuls yang dibawa oleh serabut taktil A-Beta yang lebih mendominasi sehingga impuls nyeri menjadi terhalang. Tujuan tulisan ini adalah memberikan gambaran dari efektifitas penggunaan kompres dingin terhadap pengurangan intensitas nyeri pada 1
pasien dengan postoperative sehingga dapat digunakan sebagai alternatif terapi dalam manajemen nyeri.
1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Mengetahui efektifitas penggunaan kompres dingin untuk pengurangan intensitas nyeri pada pasien pasca operasi diruang 19 Bedah 1.2.2
Tujuan Khusus
1.2.2.1 Mendapatkan gambaran nyeri pada pasien pasca operasi diruang 19 Bedah sebelemu dilakukan kompres hangat 1.2.2.2 Mendapatkan gambaran efektifitas penggunaan kompres dingin untuk pengurangan intensitas nyeri pada pasien pasca operasi diruang 19 Bedah setelah dilakukan intervensi kompres dingin di ruang 19 Bedah 1.3 Manfaat Penerapan EBN 1.3.1 Bagi Pasien Memberikan gambaran baru bagi pasien dalam penatalaksanaan nyeri dengan kompres hangat 1.3.2 Bagi Pelayanan Keperawatan Hasil penerapan EBN ini dapat menjadi metode manajemen nyeri yang bisa diterapkan pada pelayanan keperawatan. 1.3.3 Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan Hasil penerapan EBN ini diharapkan dapat memperkaya khazanah keilmuan keperawatan dan menjadi salah satu acuan dalam pengelolaan nyeri pada pasien pasca operasi.
2