LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I “UJI KELARUTAN SENYAWA ORGANIK”
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2/SHIFT 1 1. RIZKAL FADLI (M1B115015) 2. RIA ANDRIANI (M1B115020) 3. M.GAGA ADITYA DARMA (M1B115021) ASISTEN : TEGUH SETYAWAN, S.Si DOSEN PEMBIMBING : IRA GALIH PRABASARI, S.T., M.Si
LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JAMBI
2016
PERCOBAAN II I. JUDUL PERCOBAAN : UJI KELARUTAN SENYAWA ORGANIK II. HARI TANGGAL : Kamis, 13 oktober 2016 III.TUJUAN PERCOBAAN : 1. Menguji kelarutan beberapa senyawa organic 2. Menentukan sifat suatu senyawa (basa kuat, asam kuat,asam lemah, ataun zat netral) IV. MANFAAT PERCOBAAN : -
Mahasiswa dapat mengetahui kelarutan beberapa senyawa organic Mahasiswa dapat mengetahui sifat suatu senyawa basa kuat, asam kuat, asam lemah¸atau zat netral
V.LANDASAN TEORI : Senyawa organic merupakan senyawa kimia yang mengandung gugus karbon ( C ). Kelarutan menyatakan secara kualitatif jumlah maksimal zat yang dapat terlarut dalam sejumlah zat terlarut atau larutan.dengan tes kelarutan , suatu senyawa dapat di tentukan apakah suatu senyawa yang sedang diuji adalah basa kuat ( amina ), asama lemah( ferol), asam kuat (asam karboksilat),atau suatu zat netral (aldehid,keton,alcohol,ester,eter.pelarut yang digunakan dalam uji kelarutan senyawa organic adalah HCI 5% , NAOH 5%, NaHCO3 5%, H2SO4 Pekat, airdan pelarut organic. Senyawa organic adalah golongan besar senyawa kimia yang molekul nya mengandung karbon kecuali karbida,karborat dan oksida karbon.studi mengenai senyawa organik tersebut kimia organic.dari golongan besar itu senyawa organic dapat diklafikasikan dalam keluarga (families) dan kelas (class) yang berbeda,di golongan kan menurut sifat masing masing dalam senyawa tersebut secera kuantitatif untuk menyatakan komposisi atau kelas dari larutan digunakan uji kelarutan terhadap senyawa tersebut. Suatu larutan dinyatakan merupakan ”larutan tidak jenuh” jika solute dapat ditambahkan untuk memperoleh berbagai larutan yang berbeda dalam konsentrasinya. Dalam banyak hal, ternyata proses penambahan solute tidak dapat berlangsung secara tidak terbatas. Suatu keadaan akan dicapai dimana penambahan solute pada sejumlah solvent yang tertentu tidak akan menghasilkan larutan lain yang memiliki konsentrasi lebih tinggi. Kelarutan yang besar terjadi bila molekul-molekul solute mempunyai kesamaan dalam struktur dan sifat-sifat kelistrikan dari molekul-molekul solvent. Bila ada kesamaan dari sifat-sifat kelistrikan, misalnya momen dipol yang tinggi, antara solvent-solvent, maka gaya-gaya tarik yang terjadi antara solute solvent adalah kuat. Sebaliknya, bila tidak ada kesamaan, maka gaya-gaya terik solute solvent lemah. Secara umum, padatan ionik mempunyai kelarutan yang lebih tinggi dalam solvent polar daripada dalam pelarut non-polar. Juga, jika solvent lebih polar, maka kelarutan dari padatan-padatan ionik akan lebih besar. Pengendapan merupakan metode yang sangat berharga untuk memisahkan suatu sample menjadi komponen-komponennya. Proses yang dilibatkan adalah proses dalam zat yang akan dipisahkan itu digunakan untuk membentuk suatu fase baru endapan padat.
Pengujian mengenai kelarutan ini banyak digunakan untuk produk-produk instan seperti jahe instan, kopi instan, serta dapat pula digunakan untuk tablet. Makin tinggi angka yang diperoleh menunjukkan kelarutan yang meningkat pula. (Tim kimia Organik,2015) Pembahasn senyawa organic mencakup senyawa-senyawa yang dapat dibentuk oleh atom karbon. Pengetahuan dasra yang di perlukan untuk memahami pembentukan senyawa organic adalah pengetahuna ikatan kovalen yang dapat di bentuk oleh atom-atom karbon. Perlu diingat bahwa setiap atom karbon membentuk empat ikatan kovalen dengan atomatom lainnya untuk menuju struktur stabil oktat. Senyawa organic merupakan senyawa yang jenis dan jumlahnya sangat banyak. Rantai senyawa organic dasar yang dapat dibentuk oleh atom karbon disebut dengan rantai hidrokarbon. Rantai hidrokarbon ini dapat disusun oleh satu,dua,tiga,dan setersunya atom akrbon sebagai satu homolog . Dari jumlah atom karbon yangt terikat maka dapat disusun tata nama sistematis senyawa karbon. Di antar hidrokarbon sederhana adalah homolog alkane (1 c),etana (2 c),propane (3 c), butane (4 c), pentane (5 c), heksana (6 c), dan seterusnya. Dari senyawa hidrokarbon ini terdapat senyawa-senyawa sebagai satu family atau kelompok , seperti alkena ( memilki ikatan rangkap dua) dan alkuna ( memiliki ikatan rangkap 3). Senyawa lain sebagai turunan hidrokarbon adalah senyawa yang memilki gugus fungsioal yang membentuk family sendiri,seperti family senyawa alcohol (R-OH).senyawa eter (R-O-R), aldehida/karbonil (R-CHO),keton (R,C=O,R),asam karboksilat (R-COOH), amina (-NH2), fosfot (-PO32-), dan sufhidril (-SH). Pada beberapa senyawa karbon terdapat sifat asimetrik pada ikatan atom karbon, yaitu adanya atom karbon yang mengikat gugus yang berbeda pada keempat rantai ikatan kovalennya. Senyawa ini mempunyai pusat kiral yang dapat membentuk stereisomer dan memiliki sifat optic aktif, jumlah stereoisomer yang di bentuk adalah 2 n,dimana n merupakan jumlah atom karbon yang bersifat asimetrik dalam senyawa yang bersangkutan. Pembahasan senayawa organic juga mencakup reaksi-reaksi yang dapat terjadi pada senyawa organic. Umumnya reaksi kimia melibatkan ikatan rangkap dan gugus fungsional. Diantara reaksi substitusi,adsi,oksidasi,dan eliminasi.(Kusnandar,Feri.2011) Pada awalnya, senyawa-senyawa yang hanya dihasilkan oleh makhluk hidup disebut senyawa organik. Sebaliknya, senyawa-senyawa yang bukan berasal dari makhluk hidup disebut senyawa anorganik. Karbon dapat membentuk lebih banyak senyawa dibandingkan unsur lain sebab atom karbon tidak hanya dapat membentuk ikatan karbon-karbon tunggal, rangkap dua dan rangkap tiga, tetapi juga bisa terikat satu sama lain membentuk struktur lantai dan cincin. Cabang ilmu kimia yang mempelajari senyawa karbon adalah kimia organik. Senyawa organik adalah senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksidasi karbon. (Anonim 2) Salah satu sifat utama senyawa organik alami maupun senyawa organik buatan adalah senyawa organik selalu mengandung unsur karbon. Oleh karena itu istilah ‘Senyawa Organik’ disempurnakan menjadi senyawa karbon. (Anonim) Atom karbon dapat disatukan menurut cincin maupun menurut rantai, senyawa yang mengandung cincin satu atau lebih disebut senyawa siklik. Struktur siklik biasanya dinyatakan oleh rumus poligon (segi banyak) yang merupakan jenis lain dari rumus struktur termampatkan. Senyawa organik merupakan penyusun dari seluruh atau sebagian besar minyak bumi, batu bara, protein dan sejumlah besar produk yang berguna lainnya. Dari 50 zat
kimia yang diproduksi dalam jumlah terbesar oleh industri kimia Amerika Serikat kira-kira 20 adalah senyawa organik.
Perbedaan antara kimia organik dan anorganik adalah ada atau tidaknya ikatan karbonhidrogen. (Anonim 2) Berikut tabel dari pembeda antara senyawa organik dan senyawa anorganik secara umum: SENYAWA ORGANIK
SENYAWA ANORGANIK
Dapat terbakar
Tidak dapat terbakar
Reaksi bersifat lambat
Reaksinya lebih cepat
Bertitik leleh rendah
Bertitik leleh tinggi
Tidak larut dalam air
Dapat larut
Sebagai senyawa kovalen
Sebagai senyawa ion
Struktur ikatan rumit
Lebih sederhana
(Tedi,Nurhadi,dkk.2014) Semua senyawa organik merupakan turunan dari golongan senyawa yang dikenal sebagai hidrokarbon (hydrocarbon) sebab senyawa tersebut terbuat hanya dari hidrogen dan karbon. Berdasarkan strukturnya, hidrokarbon dibagi menjadi dua golongan utama, yaitu alifatik dan aromatik. Hidrogen alifatik (aliphatic hydrocarbon) tidak mengandung gugus benzena, atau cincin benzena, sedangkan hidrokarbon aromatik (aromathic hydrocarbon) mengandung satu atau lebih cincin benzena. Besar atau kecilnya titik lebur, titik didih, atau titik sublim zat bergantung pada besarnya daya ikat antara partikelnya. Kekuatan ikatan itu dipengaruhi oleh jenis ikatannya. Ikatan logam dan ikatan ion sangat kuat, sehingga logam dan senyawa ion berwujud padat. Molekul kovalen nonpolar terikat dengan gaya London yang relative lemah, sehingga umumnya zat itu berwujud gas, tetapi dapat berupa cair atau padat bila mempunyai Mr yang besar. Antara atom – atom gas mulia terdapat gaya London yang lemah, maka unsur ini hanya ditemukan dalam keadaan gas. (Kiki,Nellasari,dkk.2014) Karbon merupakan unsure yang unik karena begitu banyak senyawa yang dibentuknya dan keragaman strukturnya. Kombinasi karbon dengan hydrogen akan membentuk molekul – molekul dengan ikatan tunggal, rangkap dan rangkap tiga.Kajian tentang senyawakarbon merupakan cabang ilmu yang secara tradisional disebut kimia organic (organic chemistry). Meskipun kimia karbon sangat berikatan erat dengan kimia unsure –unsure anorganik dan biokimia. Semua senyawa organic adalah hidrokarbon atau senyawaan yang dturunkan dari padanya, hidrokarbon alifatik adalah struktur rantai yang dikelompokan dalam tiga deret homolog senyawaan; dalam tiap deret tiap senyawaan adalah homolog senyawaan yang lain.Alkana(deret metana) adalah hidrokarbon jenuh; mereka hanya mempunyai ikatan – ikatan tunggal. Alkena (deret etilena) dan alkuna (deret asetilena) adalah hidrokarbon tak jenuh. Mereka mempunyai masing –masing satu ikatan rangkap dan satu ikatan ganda tiga. Karena rotasi mengelilingi ikatan rangkap terintangi, maka kebanyakan alkena menanjukan keisomeran cis-trans. Semua senyawa organic merupakan turunan dari golongan senyawa
yang dikenal sebagai hidrokarbon (hydrocarbon) sebab senyawa tersebut terbuat hanya dari hydrogen dan karbon.Reaksi –reaksi alkanaAlkana biasanya tidak dianggap sebagai senyawa yang sangat reaktif. Tetapi, pada kondisi yang sesuai alkana akan bereaksi. Misalnya, gas alam, bensin,dan minyak tanah.Sifat –sifat dan reaksi alkenaAsetilena dan alkena lainnya dibuat dalam industry melalui proses pemecaha, yaitu dekomposisi termal dan hidrokarbon besar menjadi molekul –molekul yang lebih kecil.Sifat –sifat dan reaksi alkunaAsetilena berupa gas tidak berwarna yang dibuat melalui reaksi antara kalsium karbida dan air.Asetilena mempunyai banyak kegunaan penting dalam industry. Hidrokarbon adalah senyawa organik yang molekulnya tersusun dari atom-atom karbon dan hidrogen. Ada tiga golongan senyawa yang termasuk hidrokarbon, yaitu hidrokarbon alifatik (alkana, alkena dan alkuna), hidrokarbon alisiklik (silkloalkana dan siklohalkena) dan hidrokarbon aromatik (benzena dan turunannya). Gugus fungsional adalah kelompok gugus khusus pada atom dalam molekul, yang berperan dalam memberi karakteristik reaksi kimia pada molekul tersebut. Senyawa yang bergugus fungsional sama memiliki reaksi kimia yang sama atau mirip. Kita mulai dengan klasifikasi hidrokarbon yang merupakan senyawa yang hanya tersusun oleh karbon dan hidrogen. Sedangkan senyawa karbon lainnya dapat dipandang sebagai turunan dari hidrokarbon. Hidrokarbon masih dapat dibagi menjadi dua kelompok utama: hidrokarbon alifatik, termasuk di dalamnya adalah yang berantai lurus, yang berantai cabang, dan rantai melingkar, dan kelompok kedua, hidrokarbon aromatik yang mengandung cincin atom karbon yang sangat stabil. Hidrokarbon alifatik masih dapat dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan kelipatan ikatan karbon-karbon; hidrokarbon jenuh yang mengandung ikatan tunggal karbon-karbon; dan hidrokarbon tak jenuh yang mengandung paling sedikit satu ikatan rangkap dua karbonkarbon atau ikatan rangkap tiga. Gugus-gugus fungsi senyawa organic yang umum 1.
Gugus OH ( hidroksil) , gugus ini terdapat pada alkohol dan fenol
2.
Gugus C = O ( karbonil), terdapat pada golongan aldehida dan keton.
3. Gugus: COOH (Karboksil), gugus merupakan kombinasi antara gugus –C=O(karbonil) dan gugus –OH (hidroksil). Dari kombinasi nama kedua gugus itu pulahlah diperoleh nama karboksil. Gugus karboksil adalah gugus fungsi pada golongan asam karboksilat. 4.
Gugus -NH2 ( amino ), terdapat pada senyawa amina primer dan asam amino.
5.
Gugus -OR ( alkoksi ), gugus alkoksi terdapat pada golongan eter.
6.
Gugus -NHR dan -NR1R2, kedua gugus ini merupakan turunan dari gugus -NH2, dan terdapat pada amina primer dan amina sekunder.
7.
Gugus-gugus turunan dari -COOH (karboksilat ).
Kelarutan suatu zat (solute) dalam solven tertentu digambarkan sebagai like dissolves like senyawa atau zat yang strukturnya menyerupai akan saling melarutkan, yang penjabarannya didasarkan atas polaritas antara solven dan solute yang dinyatakan dengan tetapan dielektrikum, atau momen dipole, ikatan hydrogen, ikatan van der waals (London)
atau ikatan elektrostatik yang lain. Kelarutan sebagian besar disebabkan oleh polaritas dari pelarut, yaitu dari momen dipolnya. Namun Hildebrand membukti bahwa pertimbangan tentang dipol momen saja tidak cukup untuk menerangkan kelarutan zat polar dalam air. Kemampuan zat terlarut membentuk ikatan hidrogen lebih merupakan faktor yang jauh lebih berpengaruh dibandingkan dengan polaritas. Air melarutkan fenol, alkohol, aldehida, keton, dll yang mengandung oksigen dan nitrogen yang dapat membentuk ikatan hidrogen dalam air. Pelarut non polar tidak dapat mengurangi gaya tarik-menarik antara ion-ion elektrolit kuat dan lemah, karena tetapan dielektrik pelarut yang rendah. Pelarut juga tidak dapat memecahkan ikatan kovalen dan elektrolit yang berionisasi lemah karena pelarut non polar termasuk dalam golongan pelarut aprotik dan tidak dapat membentuk jembatan hidrogen dengan non elektrolit. Oleh karena itu zat terlarut ionik dan polar tidak larut atau hanya dapat larut sedikit dalam pelarut nonpolar. Maka, minyak dan lemak larut dalam benzen, tetrakloroda dan minyak mineral. Alkaloida basa dan asam lemak larut dalam pelarut nonpolar.
Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit disebut zat terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak disebut zat pelarut. Kelarutan dari zat terlarut, yaitu jumlah maximum yang terlarut yang akan larut dalam sejumlah tertentu. Dalam konteks kualitatif, ada zat-zat yang dapat larut, sedikit larut atau tidak larut. Zat yang dikatakan tidak larut jika sebagian besar zat tersebut melarut bila ditambahkan air, jika tidak zat tersebut digambarkan sebagai sedikit larut atau tidak dapat larut. Semua senyawa ionik merupakan elektrolit kuat, tetapi daya larutnya tidak sama. Latinen mengusulkan empat jenis pelarut, pelarut emiprotik mempunyai baik sifat asam maupun basa seperti halnya air. Mereka mengalami otoprotolisis dan derajat sampai dimana reaksi titrasi berlangsung sempurna yang merupakan fungsi dari reaksi ini. Sebagina, seperti etanol dan mettanol memlki sifat asam –basa yang mirip dengan air dan bersama dengan air disebut pelarut netral. Lainnya disebut pelarut asam, seperti asam asetat, asam format, dan asam sulfat adalh asam basa yang jauh lebih llemah daripada air. Pelarut basa seperti amonia cair dan etildiamina mempunyai yang lebih besar dan keasaman yang jauh ebih kecil daripada keasaman daripada air Eter adalah senyawa yang tak berwarna dengan bau enak yang khas. Tiitik didihnya rendah dibandingkan dengan etanol, dengan jumlah atom karbon sama, dan dinyatakan mempunyai titik didih sama dengan hidrokarbon. Eter dengan bobot molekul rendah seperti dietil eter benar-benar larut dalam air. Kelarutan dietil eter dalam air adalah 7 gram per 100 ml air, makin tinggi jumlah atom karbon suatu eter, kelarutannnya dalam air makin rendah. Asam benzoat dapat didegradasi dengan cara fotokatalik. Degradasi dilakukan dengan cara menyinari larutan asam benzoat dengan sinar UV didalam kolom gas yang di dinding bagian dalamnya dilapisi dengan katalis . Dalam percobaan ini aju alir asam bezoat dengan wakti irridasi dibuat bervariasi. Degradasi asam benzoat dilakukan dengan cara mengukur konsentrasi asam benzoa dan waktu irridasi seblum dan sesudah irridasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa asam benzoat mengalami degradasi 60,70% pada laju air 60 ml/ menit dan waktu irridasi selama tujuh jam. Naftalen adalah salah satu komponen yang termasuk benzena aromatik, tetapi tidak termasuk polisiklik. Naftalen memilki kemiripan sifat yang memungkinkan zat aditif bensin
untuk menigatkan nilai oktan. Sfat-sifat tersebut antara lain: sifat pembakaran yang baik, mudah menguap sehingga tidak meninggalkan getah padat pada bagian-bagian mesin. Pengunaan naftalen sebagai aditif memang belum terkenalkarena msih dalam tahap penelitian. Sampai saat ini memang belum diketahui akibat buruk penggunaan aftalen terhadap lingkungan dan kesehatan, namun ia relatif aman digunakan. Kelarutan adalah kadar jenuh solute dalam sejumlah solven pada suhu tertentu yang menunjukkan bahwa interaksi spontan satu atau lebih solute atau solven telah terjadi dan membentuk dispersi molekuler yang homogeni. Kelarutan suatu zat (solute) dalam solven tertentu digambarkan sebagai like dissolves like senyawa atau zat yang strukturnya menyerupai akan saling melarutkan, yang penjabarannya didasarkan atas polaritas antara solven dan solute yang dinyatakan dengan tetapan dielektrikum, atau momen dipole, ikatan hydrogen, ikatan van der waals (London) atau ikatan elektrostatik yang lain. Kelarutan sebagian besar disebabkan oleh polaritas dari pelarut, yaitu dari momen dipolnya. Namun Hildebrand membukti bahwa pertimbangan tentang dipol momen saja tidak cukup untuk menerangkan kelarutan zat polar dalam air. Kemampuan zat terlarut membentuk ikatan hidrogen lebih merupakan faktor yang jauh lebih berpengaruh dibandingkan dengan polaritas. Air melarutkan fenol, alkohol, aldehida, keton, dll yang mengandung oksigen dan nitrogen yang dapat membentuk ikatan hidrogen dalam air. Pelarut non polar tidak dapat mengurangi gaya tarik-menarik antara ion-ion elektrolit kuat dan lemah, karena tetapan dielektrik pelarut yang rendah. Pelarut juga tidak dapat memecahkan ikatan kovalen dan elektrolit yang berionisasi lemah karena pelarut non polar termasuk dalam golongan pelarut aprotik dan tidak dapat membentuk jembatan hidrogen dengan non elektrolit. Oleh karena itu zat terlarut ionik dan polar tidak larut atau hanya dapat larut sedikit dalam pelarut nonpolar. Maka, minyak dan lemak larut dalam benzen, tetrakloroda dan minyak mineral. Alkaloida basa dan asam lemak larut dalam pelarut nonpolar (Martin, 1993). Dengan tes kelarutan, dapat ditentukan apakah senyawa tersebut bersifat basa kuat (amina), asam lemah (fenol), asam kuat (asam karboksilat), atau zat netral (aldehid, keton, alcohol, aster, atau eter). Pelarut yang digunakan dalam tes kelarutan ini adalah HCl 5%, NaOH 5%, NaHCO3 5%, H2SO4 pekat, air dan pelarut-pelarut organic.
Asam karboksilat Asam karboksilat adalah asam lemak, karena itu hanya sedikit mengurai dalam air memberikan H+ dan anion karboksilat. Salah satu anggota keluarga asam karboksilat, yaitu asam asetat. Asam asetat adalah cairan jernih berbau sangat asam dan umumnya digunakan sebagai larutan cuka asam. Asam asetat kadarnya 100% pada suhu 16,6 0C akan membeku menjadi kristal yang menyerupai es, dalam keadaan ini disebut juga cuka es. Di alam dijumpai pula asam format, atau sam semut, HCOOH. Asam format yang murni juga merupakan cairan tak berwarna dan berbau menyengat, serta terasa perih bila terkena kulit. Senyawa ini larut dalam air, alkohol dan eter pada segala perbandingan. Di laboratorium anda dapt mensintesisnya dengan mengoksidasi metanol atau dengan menghidrolisis klorofrom dengan hidroksida encer. Asam format mudah dioksidasi menjadi CO2 dan H2O, dan mudah mereduksi kalium permanganat. Apabila raksa (II) oksida dikocok dengan asam format, maka sebagian melarut sebagai raksa (II) format. Reaksi ini dapat digunakan sebagai uji kualitatif
untuk asam format. Berlawanan dengan asam karboksilat, ester yang merupakan turunan asam karboksilat mempunyai bau dan rasa sedap, sering diasosiasikan dengan buah-buahan dan bunga. Pengesteran asam karboksilat dengan suatu alkohol adalah reaksi yang dpat balik. Umumnya hanya 60-70% ester terbentuk pada kesetimbangan.
Inert istilah inert digunakan untuk mendefinisikan suatu zat yang tidak bereaksi secara kimiawi. Gas mulia sebelumnya diketahui sebagai gas inert karena diketahui rendah tingkat partisipasinya dalam persneyawaan kimia. Alasan mengapa hal ini terjadi adalah karena kulit elekron terluar mereka sudah lengkap terisi, sehingga mereka memiliki kemungkinan yang rendah untuk mendapatkan atau kehilangan elektron. Sekarang diketahu bahwa gas ini sebenarnya bereaksi membentuk senyawa kimia seperti xenon tetrafluorida. Namun sejumlah besar energi dibutuhkan agar reaksi tersebut tercapai, biasanya dalam bentuk panas, tekanan, atau radiasi, dan seringkali dibantu dengan katalis. Hasil senyawa seringkali disimpan di dalam ruangan kering dan temperatur rendah untuk mencegah dekomposisi kembali ke elemen semula. Sifat solvent Kelarutan yang besar terjadi bila molekul-molekul solute mempunyai kesamaan dalam struktur dan sifat-sifat kelistrikan dari molekul-molekul solvent. Bila ada kesamaan dari sifatsifat kelistrikan, misalnya momen dipol yang tinggi, antara solvent-solvent, maka gaya-gaya tarik yang terjadi antara solute solvent adalah kuat. Sebaliknya, bila tidak ada kesamaan, maka gaya-gaya terik solute solvent lemah. Secara umum, padatan ionik mempunyai kelarutan yang lebih tinggi dalam solvent polar daripada dalam pelarut non-polar. Juga, jika solvent lebih polar, maka kelarutan dari padatan-padatan ionik akan lebih besar. Sifat solute Penggantian solute berarti pengubahan interaksi-interaksi solute-solute dan solute-solvent. Suhu Kelarutan gas dalam air biasanya menurun jika suhu larutan dinaikkan. Gelembunggelembung kecil yang dibentuk bila air dipanaskan adalah kenyataan bahwa udara yang terlarut menjadi kurang larut pada suhu-suhu yang lebih kecil. Hal yang serupa, tidak ada aturan yang umum untuk perubahan suhu terhadap kelrutan cairan-cairan dan padatanpadatan. Tekanan Kelarutan dari semua gas naik jika tekanan saham dari gas yang terletak di atas larutan dinaikkan. Secara kuantitatif, hal ini dinyatakn dalam hukum Henry, yang menyatakan bahwa pada suhu tetap perbandingan dari tekanan saham dari solute gas dibagi dengan mol fraksi dari gas dalam larutan adalah tetap. Pelarut polar (etanol, aseton dan metanol) dan pelarut non-polar n-heksana.metanol merupakan pelarut yang dapat melarutkan hampir semua senyawa organik baik senyawa Polar maupin nonpolar, sehingga metanol mudah menguap .Senyawa yang terekstrak dalam
metanol bersifat Polar dengan polaritas yang lebih rendah dibandingkan air sebagai fase kontinyu dalam sistem pengujian sehingga diduga cenderung ada pada antar permukaan. Metanol merupakan pelarut yang paling baik. Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Di antara beberapa golongan senyawa organik adalah senyawa alifatik, rantai karbon yang dapat diubah gugus fungsinya; hidrokarbon aromatik, senyawa yang mengandung paling tidak satu cincin benzene; senyawa heterosiklik yang mencakup atom-atom non karbon dalam struktur cincinnya; dan polimer, molekul rantai panjang gugus berulang. Pembeda antara kimia organik dan anorganik adalah ada atau tidaknya ikatan karbon hydrogen. Sehingga asam karbonat termasuk anorganik, sedangkan asam format, asam lemak pertama organic. Ikatan hidrogen dapat membentuk fase baru dan menghasilkan suatu senyawa baru dalam ikatannya dengan atom lain seperti atom C, N, O, maupun ikatannya dengan atom hidrogen sendiri, antara lain dalam pembentukan benzena, air(es), amoniak dan lain-lain. Pada ikatan hidrogen tersebut terdapat karakteristik proton penyusun atomnya, yaitu gerakangerakan dinamis proton dalam ikatan tersebut dapat dipelajari dengan mengkaji persamaan gerak proton dalam ikatan sehingga dapat diketahui perilaku proton dalam keadaan tertentu. Ikatan hidrogen dalam molekul H2O merupakan ikatan kovalen, kajian kepadanya diperlukan untuk mengetahui bagaimana keadaan ideal dari molekul tersebut. Etanol merupakan zat cair, tidak berwarna, berbau spesifik, mudah terbakar dan menguap, dapat bercampur dalam air dengan segala perbandingan. Secara garis besar penggunaan etanol adalah sebagai pelarut untuk zat organik maupun anorganik, bahan dasar industri asam cuka, ester, spirtus, asetaldehid, antiseptik dan sebagai bahan baku pembuatan eter danetil ester. Umumnya minyak goreng yang digunakan untuk menggoreng adalah minyak bunga matahari, minyak kelapa sawit, minyak kelapa. Fakta bahwa, ketika minyak seperti ini yang dipanaskan untuk perpanjangan waktu (penyalahgunaan), mereka mengalami oksidasi (degradasi) dan menimbulkan oksida. Banyak dari seperti hidroperoksida, epoksida dan polimer zat telah menunjukkan merugikan kesehatan / biologi efek seperti retardasi pertumbuhan, peningkatan ukuran hati dan ginjal serta kerusakan sel. Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon (kecuali kabrida), karbonat, dan oksida karbon. Senyawa organik banyak digunakan dalam bentuk larutan, yaitu campuran pelarut dan terlarut. Namun tidak semua senyawa organik larut dalam 1 jenis pelarut yang sama, ada beberapa sifat kelarutan yang berbeda pada setiap senyawa organik. Kelarutan adalah kadar jenuh solut dalam sejumlah solven pada suhu tertentu yang menunjukkan bahwa interaksi spontan satu atau lebih solut atau solven telah terjadi dan membentuk dispersi molekuler yang homogen. Kelarutan suatu zat dalam solven tertentu digambarkan sebagai like disolved like senyawa atau zat yang srukturnya yang menyerupai akan saling melarutkan, yang penjabarannya didasarkan atas polaritas antara solven dan solut yang dinyatakan dengan tetapan dielektrikum, atau momen dipol, ikatan hidrogen, ikatan van der waals atau ikatan elektrostatik yang lain.
Kelarutan sebagian besar disebabkan oleh polaritas dari pelarut, yaitu dari momen dipolnya. Kemampuan zat terlarut membentuk ikatan hidrogen lebih merupakan faktor yang jauh lebih berpengaruh dibandingkan dengan polaritas. Air melarutkan fenol, alkohol, aldehida, keton dan lain-lain. Bahan yang bersifat polar terdiri dari bahan yang bersifat ionik atau kovalen. Berdasarkan polaritas ini maka pelarut-pelarut yang ada di alam juga dapat digolongkan. Kepolaran molekul ditentukan oleh jenis ikatan kovalen dan bentuk molekulnya. Suatu molekul akan bersifat polar jika molekul diatom yang berbeda jenis membentuk kutub (dipol) karena perbedaan kelektronegatifan antar kedua atom dan molekul poliatom yang mempunyai bentuk atom yang tidak simetris, sehingga pusat muatan positif tidak berimpit dengan pusat muatan yang negatif. ( Anggi,Sapitri,dkk.) VI. ALAT DAN BAHAN 1.ALAT a. tabung reaksi b. rak tabung reaksi c. pipet tetes d. spatula e. Erlenmeyer f. kertas lakmus
2.BAHAN a. NaoH 5% b. asam asetat c. etanol d.kloroform e.n-heksana f. HCL 5% g.H2SO4 pekat h. NaHCO3 5%
VII. SKEMA KERJA 1. Uji kelarutan senyawa organik Aquades
-Di ukur sebanyak1 ml
-Di tuangkan kedalam tabung reaksi -Ditambahkan 1-2 tetes Zat A -Di ketuk atau -Digoyangkan tabung reaksi dengan perlahan -Di amati -Di catat hasil pengamatan Hasil 2. Uji kelarutan senyawa organic, jika zat unknown larut Zat unknown -Diamati dengan uji asam basa Kertas lakmus -Dicelipkan kedalam tabung reaksi -Dicatat hasil pengamatan Hasil 3. Uji kelarutam senyawa organic, jika zat unknown tidak larut dalam air Zat unknown -Dilakukan pengujian lebih lanjut Naoh 5% -Ditambahkan kedalam tabung reaksi -Diamati -dicatat hasil pengamatan hasil VII. DATA HASIL PENGAMATAN Hasil pengamatan uji kelarutan senyawa organik Pengamatan zat A N O 1 2
3
PERLAKUAN Aquades di ukur dan di masukkan kedalam tabung reaksi A Di tambahkan zat A kedalam tabung reaksi A yang berisi aquades Zat A + aquades di tes dengan
PENGAMATAN Ukurannya sebanyak 1 ml/20 tetes Sebanyak 2 tetes dan zat A larut dalam aquades, zat A tidak berwarna Warna kertas lakmus keunguan dengan pH
kertas lakmus Pengamatan zat B N O 1 2 3
2,berbau cuka (CH3COOH)
PERLAKUAN
PENGAMATAN
Aquades di ukur dan di masukkan ke dalam tabung reaksi B Di tambahkan zat B kedalam tabung reaksi B yang berisi aquades Zat B + aquades di tes dengan kertas lakmus
Ukurannya sebanyak 1 ml/ 20 tetes Sebanyak 2 tetes dan zat B larut dalam aquades,zat B tidak berwarna Warna kertas lakmus kuning dengan pH 6 berbau wangi termasuk kedalam asam lemah fenol
IX. PENGOLAHAN DATA 1). Pada uji kelarutan zat A 1 ml air 2 tetes zat = 0,1 ml zat A pH zat A = 2 zat A di ketahui asam lemah (CH3COOH) asumsi Ka CH3COOH = 1,8 x 10-5 Mengetahui molar mula-mula zat A Jawab : pH = 2
H+
= 1 x 10-2
P [H+]
= 2 – log 1 = 2-0
pH H+
=2 = 1x 10-2
H+ asam lemah = m.ka 1 x 10-2 1x 10-2 1,8 x 10-5 550
= m . 1,8 x 10-5 =m =m
Pada pH 2 terdapat 550 molar CH3COOH Menentukan molar mula-mula M1 . V1 = M2. V2 M1 . 0,1 ml = 550 . 1,1 ml
Diketahui V1 = 0,1 ml zat A V2 = 1 ml aquades A 0,1 ml zat A M2 = 550
M1 =
605 0,1 M1 = 6050 molar Jadi, pada keadaan awal CH3COOH atau zat A memiliki nilai 6050 molar sebelum di encerkan. 2) pada uji kelarutan zat B 1 ml air 2 tetes zat B = 0,1 ml zat B pH zat b = 6 zat b diketahui asam lemah (fenol) asumsi (C6H5OH) Ka C6H5OH = 1 x 10-6 Mengetahui molar mula-mula zat B Jawab : pH = 6
H+ = 1 x 10-6 P[H]+ = 6 – log 1 pH = 6 H+ asam lemah = m. ka 1 x 10-6= m. 1 x 10-10 1 x 10-6 1 x 10-10
=m
1 x 104 1000
=m =m
Pada pH 6 terdapat 1000 molar C6H5OH Menentukan molar C6H5OH mula-mula M1 . V1 = M2. V2 M1 . 0,1 ml = 10000 . 1,1 ml M1 =
11000 0,1 M1 = 110.000 molar Jadi, pada keadaan awal C6H5OH Memiliki 110.000 molar sebelum di encerkan
Perbaikan uji kelarutan zat B
Zat B seharusnya adalah alcohol yaitu etanol (C2H5OH) dengan pH 7 dan merupakan zat netral, maka konsentrasi awalnya adalah : pH = 7
H+ = 1 x 10-7 P[H]+ = 6 – log 1 = 7 - 0 pH = 7 H+ Ka etanol
= m. ka = 1 x 10-16
1 x 10-7= m. 1 x 10-16 1 x 10-7 1 x 10-16
=m
1 x 109
=m
Pada pH 7 terdapat 1 x 109 C2H5OH Menentukan molar C2H5OH mula-mula M1 . V1 = M2. V2 M1 . 0,1 ml = 1 x 109 . 1,1 ml 1 x 109 0,1 M1 = 11 x 109 Jadi, pada keadaan awal C2H5OH memiliki 11 x 109 molar sebelum di encerkan. M1 =
X. PEMBAHASAN Senyawa organic merupakan senyawa kimia yang mengandung gugus karbon (c) . Kelarutan menyatakan secara kuantitatif jumlah maksimal zat yang dapat telarut dalam sejumlah larutan. ( Tim Kimia Organik ) Senyawa organic merupakan senyawa yang jenis dan jumlahnya sangat banyak. Rantai senyawa oraganik dasar yang dapat di bentuk oleh atom karbon disebut dengan rantai hidrokarbon. Pada beberapa senyawa organic terdapat sifat arismetrik pada ikatan atom karbon, yaitu adanya atom karbon yang mengikat gugus yang berbeda pada keempat rantai ikatan kovalennya. Senyawa ini mempunyai pusat yang dapat membentuk stereo isomer dan memilki sifat optikaktif jumlah stereo isomer yang bentuk adalah 2n, di mana n merupakan jumlah karbon yang bersifat asimetrik dalam senyawa yang bersangkutan. (Kusnandar, 2011) Senyawa yang bersifat polar akan larut dengan baik dalam pelarut yang polar dan senyawa yang bersifat non polar akan larut baik dalam pelarut non polar atau senyawa polar tidak larut dalam senyawa non polar dan sebaliknya. Uji kelarutan cukup penting dalam studi suatu senyawa organic. Kelarutan dari sejumlah senyawa di uji terhadap air, HCL 5 %,NaHCO3, NaOH 5%, H2SO4 pekat dan beberapa pelarut organic lainnya ini beguna untuk menunjuk apakah senyawa tersebut bersifat asam, basa ,atau netral H2SO4 dan HCL dapat
dpat digunakn untuk mengetahui kkandungan oksigen, nitrogen, atau belerang dari senyawa tersebut. Ini dapat figunakan untuk memperkirakan berbagi gugus fungsional suatu senyawa organic. ( Wikipedia,2012) Suatu larutan dinyatakan larutan tidak jenuh jika solute dapat di tambah untuk memperoleh berbagai larutan yang berbeda dalam konsentrasinya. Uji kelarutan senyawa organic ini bertujuan unutk mengetahui mengapa suatu senyawa dapat larut dan dapat menenutkan apakah senyawa termasuk basa kuat, asam lemah, atau zat netral. Penggunaan senyawa organic itu sendiri telah banyak digunakan dalam laboratorium , dan kehidupan sehari-haripun di pakai untuk keperluan manusia, sabagai contoh penggunaan cuka atau asam asetat dalam bahan tumbuhan, makanan, dan minuman. Namun kebanyakan senyawa organic di temui dalam bentuk padatan dan juga beberapa di antaranya berupa cairan. Senyawa organic banyak digunakan dalam bentuk larutan, yaitu campuran pelarut dan terlarut. Namu tidak semua senyawa organic dapat larut dalam 1 jenis pelarut yang sama ada beberapa sifat kelarutan yang berbeda pada setiap senyawa oranik.( wordpress,2013) Pada percobaan kali ini sampel senyawa organic yang di gunakan adalah zat unknow A dan zat unknow B sampel yang digunakn pada awalnya tidak diketahui apa sifatnya dan apa senyawanya. Pada analisa kalin ini di gunakn pula aquades untuk menguji larut atau tidaknya sampel (zat unknown A dan zat unknown B). Apabila zat unknown larut dalam aquades maka dilakukan pengamatan lebih lanjut. Namun, apabila zat unknown tidak larut dilakukan pengujian lebih lanjt dengan menambahkan NaOH 5%. Penambahan NaOH5% di maksudkan untuk melihat reaksi dari zat unknown yang tidak larut.
Gambar 10.1 Zat unknown a yang di masukkan kedalm tabung reaksi
Gambar 10.2 Zat unknown B yang di masukkan ke dalam tabung reaksi
Untuk memastikan zat unknown larut atau tidak larut, tambahkan aquades 1 ml kemudian tabung reaksi di goyang-goyang secara perlahan. Untuk percobaan pertama kami menganalisi zat unknow A. zat unknown A yang telah di tambah aquades 1 ml di goyangkan perlahan ternyata larut sempurna dan larutan bening. Oleh karena zat unknown A larut sempurna dalam aquades, maka dilakukan pengamatan lebih lanjut.
Gambar 10.3 Zat unknown A + aquades
Selanjutnya yaitu meneteskan larutan (zat unknown A) ke atas lakmus (1-2 tetes/ secukupnya saja ). Ternyata hasil yang di dapat adalah zat unknown A dengan pH 2 yang menandakan zat unknown A bersifat asam lemah.
Gambar 10.4 di samping adalah zat unknown A yang menunjukkan A pH 2. Ini mengindentifikasi bahwa zat unknown A bersifat asam lemah oleh karena zat unknown A bersifat asam lemah. Kami berasumsi bahwa zat unknown A adalah CH3COOH (asam asetat) karena berbau khas. Gambar 10.4 Kertas lakmus yang ditetesi zat unknown A menunjukkan pH 2 (asam lemah) Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adlah senyawa organic yang di kenal sebagai pemberi asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memilki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini sering kali ditulis dalam bentuk CH 3COOH atau CH3CO2H. asam asetat pekat (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memilki titi beku 16,70C. Cuka menagandung 3-9 % volume asam asetat menjadikannya asam asetat adalah komponen utama cuka selain air. Asam asetat berasa asam dan berbau menyengat. Selain di produksi dalam bentuk cuka untuk rumah tangga, asam asetat juga di produksi sebagai precursor untuk polivinil asetat dan selulosa asetat. Meskipun digolongkan sebagai asam lemah, asam asetat pekat bersifat korofis dan dapat menyerang kulit. Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sejumlah asam lemah, artinya hnaya berdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industry yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulos asetat, dan polivinil asetat ,maupun berbagai macam serat dan kain. Dlam industry makanan asam asetat dengan kode aditif makanan E260 di gunakan sebagai pengatur kedalaman. Dirumah tangga asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air. Sebagai aditif makanan disetujui penggunaannya di banyak Negara termasuk Kanada, Uni Eropa, Amerika Serikat, Australia dan Selandia Baru.
Asama seta merupakan nama trivial atau nama dagang dari senyawa ini, dan merupakan nama yang paling di anjurkan oleh IUPAC. Nama ini dari bahasa latin : acetum yang berarti cuka. Nam sistematis dari senyawa ini adalah asam etanoat. Asam asetat glasial merupakan nama trivial yang merujuk pada asam asetat yang bebas air(anhidrat). Disebut demikian karena asam asetat bebas air membentuk Kristal mirip es pada 16,6 o C (61,9oF) pada suhu sedikit di bawah suhu ruangan . Singkatan yang paling sering digunakan dan merupakan singkatan resmi bagi asam asetat adalah AcOH atau HoAc di mana Ac berarti gugus asetil, CH 3-C(=O)-. Asetat (CH3COO-) di singkat Aco-, Ac jangan disalah artikan dengan lambing unsur aktinum (Ac). Untuk mendapatkan gambaran struktur yang lebih baik,asam asetat seriing kali di tulis sebagai CH3-C(O)OH, CH3 C-O (OH), CH3COOH,C2H4O2. Dalam konteks reaksi asam basa, singkatan HAc sering digunakan dengan Ac merupakan singkata dari asetat. Asetat adalah ion yang dihasilkan dari lepasnya H+ dari asam asetat. Namun asetat dapat pula merujuk pada garam yang mengandung anion ini, atau suatu ester dari asma asetat. Atom hydrogen (H) pada gugus karbonil (-COOH) dalam asam karboksilat seperti asetat dapat dilepaskan sebagai ion H+ (proton),melalui proses inisasi. Oleh karena itu,asam asetat mempunyai sifat asam. Asam asetat adalah asam lemah monoprotikdengan nilai pKa = 4,76. Basa konjugasinya adalah asetat (CH 3COO-) sebuah laruatn 1,0 asam asetat kira-kira pH sekitar 2,4 menandakan bahwa sekitar 0,4 % molekul asam asetat terdisosiasi. Untuk percobaan selanjutnya kami menganalisa zat unknow B. kertas lakmus dicelupkan kedalam tabung reaksi yang berisi zat unkown B. Kemudian melarutkan zat Unknown B menggunakan 1 ml aquades. Zat unknown B larut sempurna dalam aquades didapatkan pH 6 di asumdikan bahwa zat unknown B adalah asam lemah (fenol). Gambar 10.5 Pencelupan Kertas lakmus kedalam zat unknow B
Gambar 10.6 Zak unkbown B dilarutkan Dengan 1 ml aquades
Gambar 10.7 pH zat unkown B yang di asumsikan bahwa zat unknown B asam lemah (fenol)
Pada percobaan kedua terjadi kesalahan seharusnya zat unknown B adalal alcohol dengan pH 7 dan merupakan zat netral. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa factor kurang telitinya dalam melihat table pH, kandungan zat lain yang terdapat didalam air sehingga terjadi kontaminasi. Dalam kimia,alcohol (atau etanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa organic apapun yang memilki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hydrogen dan/atau atom karbon lain. Alcohol sering dipakai untuk menyebut etanol,yang juga sering disebut grain alcohol,dan kadnag untuk miniman yang mengandung alcohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang di gunakan sebagai bahan pada minuman tersebut bukan methanol atau grup alcohol yang digunakan dalam dunia farmasi. Alcohol yang di maksudkan alah etanol . sebenarnya alcohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi. Etanol disebut juga etil alcohol,alcohol mjurni, alcohol absolute, alcohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap,mudah terbakar, tak berwatna dan merupakan alcohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol dan yang ter modern. Etanol termasuk kedalam alcohol rantai tunggal dengan rumus kimia C 2H5OH dan rumus empiris C2H6OH . ia merupakan isomer konstitusional dari demetil eter. Jenis-jenis alcohol a) Alcohol primer b) Alcohol sekunder c) Alcohol stersier Alkohol yang memiliki satu gugus –OH disebut dengan monoalkohol,sedangkan yang memiliki lebih dari satu gugus –OH disebut dengan polialkohol. Alcohol merupakan monoalkohol turunan alkana. Alcohol merupakan zat yang memiliki titik didih relative tinggi dibandingkan dengan senyawa hidrokarbon yang jumlah atom karbonnya sama. Hal ini disebabkan oleh adanya gaya antar molekul dan adanya ikatan hydrogen antarmolekul alcohol akibat gugus hidroksil yang polar. Pada umumnya alcohol digunakan sebagai senyawa pelarut, dan sebagai bahan minuman beralkohol. Adapun senyawa yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah methanol merupakan jenis alcohol yang banyak digunakan sebagai getah dan resin. Alcohol dapat di buat menjadi senyawa lain seperti senyawa ester,di gunakan untuk membuat polimer jenis plastic,dengan merubah methanol atau formaldehid. Di industry, methanol di gunakan sebagai bahan baku pembuatan formaldehid, sebagai cairan antibeku,dan pelarut,seperti varnish. Pada kendaraan bermotor, methanol digunakn untuk bahan bakar mobil formula.
Etanol merupakan jenis alcohol yang sudah dikenal dan digunakan sejak zam dahulu,baik sebagai pelarut obat-obatan,kosmetikal maupun sebagai bahan minuman,seperti bir,anggur,dan whiskey. Etanol dapat dibuat melalui teknik fermentasi, yaitu proses perubahan senyawa golongan polisakarida,seperti pati di hancurkan menjadi bentuk yang lebih sederhana dengan bantuan enzim (ragi). Etanol merupakan jenis alcohol yang serin g digunakan sebagai bahan bakar untuk membuat senyawa organic lain, dan dsapat di konversi menjadi etanol atau asetaldehida untuk digunakan sebagai pelarut. Etanol glikol merupakan jenis alcohol yang sering digunakan sebagai bahan baku anti beku pada radiator mobil,digunakan juga sebagai bahan baku industry serat sintetik seperti daeron. Alcohol jenis ini banyak digunakan sebagai pelarut dan bahan pelunak atau pelembut. Gliserol merupakan jenis alcohol yang banyak dimanfaat kan sebagai bahan pelembab pada tembakau dan kembang gula. Etanol digunakan juga sebagai pelarut berbagai obatobatan. Digunakan juga untuk membuat nitrogliserin yaitu bahan untuk peledak atau dinamit. Didalam kami mengansumsikan bahan zat unknown B adalh fenol dan ternyata senyawa tersbut adalah alcohol. Alcohol dan fenol merupakan dua senyawa organic yang mempunhyai struktur yang serupa tetapi gugus fungsi pada fenol melekat langsung pada cincin aromatic. Alcohol dan fenol adalah senyawa yang sama-sama mengandung gugus OH, akan tetapi sifat keduanya tidaklah sama. Alcohol dan fenol yang disebut sebagai alcohol aroamtik mempunyai rumus struktur R-OH. Dalam fenol,gugus –OH terikat pada karbon yang menjadi bagian langsung dari cincin aromatic. Alcohol dan fenol memiliki kemiripan dalam beberapa hal,tetapi terdapat perbedaan yang cuku mendasar sehingga kedua kelompok senyawa ini dianggap sebagai kelompok gugus fungsi yang berbeda. Salah satu perbedaan utama adalah fenol bersifat jutaan kali lebih asam dari pada alcohol. Penambabahan sejumlah larutan natrium hidroksida kedalam fenol akan menyebabkan gugus fungsi –OH dalam molekul terdeprotonasi, hal ini tidak akan terhjadi pada alcohol. Perbedaanya : 1. Alcohol memiliki rantai karbin terbuka ,fenol memiliki rantai karbin tertutup/melingkar 2. Alcohol dan fenol bersifat asam lemah. Namun siat asam lemah pada fenol lebih kuat dari pada alcohol karena fenol memiliki anion dengan muatan negative yang disebar oleh cincin karbon melingkar. Alcohol merupakan asam yang sangat-sangat lemah ,hamper netral. 3. Alcohol tidak bereaksi basa,sedangkan fenol bereaksi dengan basa 4. Alcohol bereaksi dengan Na atau px3,sedangkan fenol tidak bereaksi (x adalah halogen) 5. Alkohol bereaksi dengan asam karboksilat,sedangkan fenol tidak.(Febri.2013)
XI.PERTANYAAN 1. Bagaiman dan jelaskan prinsip kelarutan senyawa organic? Jawab: Kelarutan adalah kadar jenuh solute dalam sejumlah solven pada suhu tertentu. Kelarutan yang besar terjadi bila molekul-molekul solute mempunyai kesamaan dalam struktur dan sifat-sifat klistrikan dari molekul-molekul solvent. Kelarutan senyawa organic selalu meningkat dengan aniknya suhu. Prinsip kelarutan senyawa organic berdasrkan pada like dissolve like yaitu senyawa polar hanyandapat larut dalam senayawa polar dan senyawa non polar hanya dapat larut dalam senyawa nonpolar juga. (Ismayani,2011) 2. Mengapa dan jelaskan dengan melakukan tes kelarutan terhadap suatu zat atau senyawa organic,sifat dari zat atau senyawa organic dapat di tentukan? Jawab : Dengan tes kelarutan,dapat ditentukan apakah senyawa tersebut bersifat basa kuat (amina),asam lemah,asam kuat atau zat netral, karena terlepasnya ino H + yang dapat ditentukan/menetukan suatu zat atau senyawa bersiafat asam dan terlepasnya ion OH untuk menetukan sifat zat atau senyawa organic bersifat basa. Dengan menggunakan kertas lakmus maka dapat ditentukan sifat suatu senyawa organic. (Erwinalien,2014)
XII. KESIMPULAN Berdasarkan pratikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1. Uji kelarutan merupakan salah satu cara untuk menetukan golongan zat serta karakteristik masing-masing gugus fungsinya. Kelarutan di tentukan dengan melihat apakah pelarut dapat melarutkan larutan. Dikatakan polar bila suatu larutan dapat larut terhadap pealarut polar juga dan bila tidak larut dikatakan non polar. 2. Menetukan sifat suatu senyawa organic berdasrkan kelarutan dan hasil percobaan yang didapat; zat unknow A dan B merupakan senyawa asam lemah karena mudah bereaksi dan mudah larut. Disini terjadi kesalahan seharusnya zat B merupakan senyawa netral (alcohol)
XIII. DAFTAR PUSTAKA Anggi,Sapitri,dkk. Senyawa organic dan anorganik. https://www.idoub.com/doc/227988378/Jurnal-Senyawa-Organik-Dan-Anorganik-Revis Ibrahim Sanusi dan Marham Sitorus. 2013. Teknik Laboratotium Kimia Organik . Jakarata : Graha Ilmu
Ismayani.2011. Prinsip-Prinsip Kelarutan senyawa Organik. https://www.idoub.com/doc/115900873/Sifat-sifat-Kelarutan-Senyawa-Organik-Ismayanii Kusnandar,Feri.2011. Kimia Pangan Komponen Mikro. Jakarta : Dian rakyat Kiki,Nellasari,dkk.2014. Jurnal Pratikum Senyawa Organik Dan Anorganik. http://dokumen.tips/documents/senyawa-organik-dan-anorganikpdf.html (diakses pada juni 2015)
22
Tedi,Nurhadi,dkk.2014. Senyawa organic dan anorganik. https://www.idoub.com/doc/115900768/Perbedaan-Senyawa-Organik-Dan-Anorganik Tim Kimia Organik.2015. Penutun pratikum kimia organic I. Jambi : Universitas Jambi Fakultas Teknik
Wikipedia.2016. Kelarutan. https://id.wikipedia.org/wiki/Kelarutan