BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guru memang menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat. Guru dapat dihormati oleh masyarakat karena kewibawaannya, sehingga masayarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat percaya bahwa dengan adanya guru, maka dapat mendidik dan membentuk kepribadian anak didik mereka dengan baik agar mempunyai intelektualitas yang tinggi serta jiwa kepemimpinan yang bertanggungjawab. Jadi dalam pengertian yang sederhana, guru dapat diartikan sebagai orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Sedangkan guru dalam pandangan masyarakat itu sendiri adalah orang yang melaksanakan pendidikan ditempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan yang formal saja tetapi juga dapat dilaksanakan dilembaga pendidikan non-formal seperti di masjid, di surau/mushola, di rumah dan sebagainya. Seorang guru mempunyai kepribadian yang khas. Disatu pihak guru harus ramah,
sabar,
menunjukkan
pengertian,
memberikan
kepercayaan
dan
menciptakan suasana aman. Akan tetapi di lain pihak, guru harus memberikan tugas,mendorong siswa untuk mencapai tujuan, menegur, menilai, dan mengadakan koreksi. Dengan demikian, kepribadian seorang guru seolah-olah terbagi menjadi 2 bagian. Di satu pihak bersifat empati, di pihak lain bersifat kritis. Di satu pihak menerima, di lain pihak menolak. Maka seorang guru yang tidak bisa memerankan pribadinya sebagai guru, ia akan berpihak kepada salah satu pribadi saja. Dan berdasarkan hal-hal tersebut, seorang guru harus bisa memilah serta memilih kapan saatnya berempati kepada siswa, kapan saatnya kritis, kapan saatnya menerima dan kapan saatnya menolak. Dengan perkatan lain, seorang guru harus mampu berperan ganda. Peran ganda ini dapat di wujudkan secara berlainan sesuai dengan situasi dan kondisi yang di hadapi. Tugas
guru
sebagai
suatu
profesi,
menuntut
kepada
guru
untuk
mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu profesi. Tugas guru sebagai pendidik, meneruskan dan mengembangkan
1
nilai-nilai hidup kepada anak didik. Tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik. Tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan ketrampilan dan menerapakannya dalam kehidupan demi masa depan anak didik. Guru juga mempunyai kemampuan, keahlian atau sering disebut dengan kompetinsi profesional. Kompetensi profesional yang dimaksud tersebut adalah kemampuan guru untuk menguasai masalah akademik yang sangat berkaitan dengan pelaksanaan proses belajar mengajar, sehingga kompetensi ini mutlak dimiliki guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar.
1.2 Rumusan Masalah Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dpaat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apa pengertian guru itu? 2. Bagaimana peran dan tugas pokok guru? 3. Bagaimana pendapat para ahli mengenai pembagian tugas-tugas guru?
1.3 Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apa itu pengertian guru. 2. Untuk mengetahui apa sajakah tugas-tugas guru. 3. Untuk mengetahui dan memahami pendapat dari para ahli mengenai tugastugas guru.
2
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Guru Dari segi bahasa, guru berasal dari bahasa Indonesia yang berarti orang yang pekerjaannya mengajar. Menurut J.E.C. Gericke dan T. Roorda yang dikutip oleh Ir. Poedjawijatna, menerangkan bahwa guru berasal dari bahasa Sansekerta, yang artinya berat, besar, penting, baik sekali, terhormat dan juga berarti pengajar. Guru (dari Sanskerta: yang berarti guru, tetapi arti secara harfiahnya adalah “berat”) adalah seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Dalam agama Buddha, guru adalah orang yang memandu muridnya dalam jalan menuju kebenaran. Murid seorang guru memandang gurunya sebagai jelmaan Buddha atau Bodhisattva. Dalam agama Sikh, guru mempunyai makna yang mirip dengan agama Hindu dan Buddha, namun posisinya lebih penting lagi karena salah satu inti ajaran agama Sikh adalah kepercayaan terhadap ajaran sepuluh guru Sikh. Hanya ada sepuluh guru dalam agama Sikh. Guru pertama, Guru Nanak Dev adalah pendiri agama ini. Guru adalah salah satu unsur penting yang harus ada sesudah siswa. Apabila seorang guru tidak punya sikap profesional maka murid yang di didik akan sulit untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Hal ini karena guru adalah salah satu tumpuan bagi negara dalam hal pendidikan. Dengan adanya guru yang profesional dan berkualitas maka akan mampu mencetak anak bangsa yang berkualitas pula. “Teacher are those persons who consciouly direct the experiences and behavior of on individual so that education takes places”, artinya guru adalah mereka yang secara sadar mengarahkan pengalaman dan tingkah laku dari seorang individu hingga dapat terjadi pendidikan. Proses pengalaman dan tingkah laku tersebut akan berjalan dengan baik jika guru dapat memberikan contoh terhadap lingkungan pendidikan. Guru adalah seorang figure pemimpin. Guru adalah salah satu sosok arsitek yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru berperan dalam
3
membentuk dan membangun kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa, dan bangsa. Guru bertugas mempersiapkan manusia susila yang cakap yang dapat diharapkan membangun dirinya dan membangun bangsa dan Negara.
2.2 Peran dan Tugas Pokok Guru Pada dasarnya terdapat seperangkat tugas yang harus dilaksanakan oleh guru berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar. Tugas guru ini sangat berkaitan dengan kompetensi profesionalnya. Secara garis besar, guru dapat ditinjau dari tugas – tugasnya langsung yang langsung berhubungan dengan tugas utamanya, yaitu menjadi pengelola dalam proses pembelajaramn, tetapi akan menunjang keberhasilannya menjadi guru yang handal dan dapat diteladani. Menurut Uzer ( 1990 ) terdapat 3 jenis tugas guru, yaitu tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan. Uraian dalam penjelasan Uzer dapat dijabarkan sebagai berikut : Tugas profesional adalah tugas yang berhubungan dengan profesinya. Tugas profesional ini meliputi tugas untuk mendidik, untuk mengajar dan tugas untuk melatih. Mendidik mempunyai arti untuk meneruskan dan mengembangkan nilainilai hidup. Mengajar mempunyai arti untuk meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan serta teknologi, dan tugas melatih mempunyai arti untuk mengembangkan keterampilan. Tugas manusiawi merupakan tugas sebagai seorang manusia. Guru harus bisa menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua bagi murid. Guru harus bisa menarik simpatik sehingga dia menjadi idola bagi siswa. Selain itu transformasi diri terhadap kenyataan di kelas atau di masyarakat harus dibiasakan agar setiap lapisan masyarakat bisa mengerti jika menghadapi guru. Menurut Martinis Yamin (2007:5) tugas personal (pribadi) mencakup hal-hal sebagai berikut:
Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya.
Pemahaman, penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang seyogyanya dianut oleh seorang guru
4
Penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para siswanya. Tugas kemasyarakatan adalah tugas sebagai anggota masyarakat dan warga
negara yang berfungsi sebagai pencipta masa depan dan penggerak kemampuan. Keberadaan guru bahkan menjadi faktor penentu yang tidak mungkin bisa digantikan oleh komponen manapun dalam kehidupan bangsa sejak dahulu apalagi pada masa kini. Menurut Chatarina (2008), tugas guru hendaknya disesuaikan dengan misi kemanusiaan, artinya bahwa tugas yang dilakukan guru tatkala mengajar dan mendidik selalu terfokus pada loyalitasnya terhadap masyarakat. Tugas-Tugas Guru : 1. Tugas Mendidik Mendidik adalah memberi tuntunan kepada manusia yang belum dewasa oleh manusia yang telah sewasa dalam pertumbuhan dan perkembangannya sampai tercapainya kedewasaan dalam arti rohaniah dan jasmaniah. Yang dimaksud dewasa disi adalah anak didik itu sudah mampu menyadari dirinya, berdiri sendiri dan bertanggung jawab. Sebagai guru, Anda bertindak sebagai penuntun peserta didik SD dalam pertumbuhan dan perkembangannya sampai ia menamatkan pendidikan SD. Tugas mendidik mengarah pada pembentukan sikap dan nilai-nilai, sehingga peserta didik berperilaku sesuai dengan norma sekolah (tata tertib), norma masyarakat (adat istiadat), norma negara (pancasila) dan norma Tuhan (agama). Untuk dapat melaksanakan tugas ini diperlukan sejumlah alat pendidikan , yaitu : a. Sugesti Sugerti adalah pengaruh terhadap hidup kejiwaan seseorang sehingga pikiran dan perasaan terkalahkan atau tidak berdaya. Guru dapat menggunakan sugesti agar anak berbuat baik. Sugerti ada yang bersifat positif (memberi semangat), ada yang bersifat negatif (melemahkan, menentang dan merintangi). Kepada peserta didik yang lemah, loyo, kacau perlu diberi sugesti positif dan kepada peserta didik yang berbuat tidak baik, diberi sugerti negatif.
5
b. Kebiasaan Kebiasaan adalah perbuatan yang diulang - ulang sehingga berlaku secara otomatis, yang kadang-kadang masih disertai pemikiran. Banyak perilaku yang terbentuk melalui pembiasaan, misalnya kebiasaan-kebiasaan : 1) Berdoa sebelum mulai pelajaran. 2) Meminta ijin guru jika keluar kelas saat pelajara berlangsung. 3) Duduk tidak membungkuk. 4) ihkan ruang kelas sebelum pelajaran dimulai. 5) Memberi salam pada guru. 6) Memberikan sesuatu dengan tangan kanan. 7) Membuang sampah di tempat sampah. c. Teladan Maksudnya menunjukkan pada peserta didik hal-hal yang patut dan perlu dilakukan sehingga peserta didik meniru apa yang dilakukan guru. Teladan merupakan alat mendidik yang penting karena anak lebih mudah meniru dari pada menerima penjelasan penjelasan verbal. d. Hadiah (pengutan) Maksudnya agar dengan hadiah itu pesertadidik menjadi gembira sehingga terdorong untuk berbuat baik selalu. Hadiah tu dapat berupa pujian baik verbal maupun non verbal, berupa kegiatan yang menyenangkan, kebebasan, dapat juga berupa benda seperti buku, pensil boll poin dan lain lain. e. Hukuman Fungsi memebrikan hukuman bagi peserta didik yang telah melakukan hal yang tidak baik dapat memberikan suatu penderitaan kepada peserta didik agar mereka sadar akan perbuatan yang salah sehingga tidak berbuat salah lagi.Dalam memberikan hukuman, hendaknya guru menghindari untuk memberi hukuman yang berhubungan dengan fisik. Hukuman yang diberikan guru hendaknya bersifat pedagogis (bimbingan). f. Pengawasan Memeriksa apakah peraturan – peraturan ditaati peserta didik atau tidak dan menjaga agar peserta didik tidak melakukan pelanggaran-pelanggaran.
6
g. Permainan Maksudnya memberikan kegembiraan dan kesibukan kepada peserta didik agar terhindar dari melakukan perbuatan yang tidak baik. h. Pekerjaan Memberikan tugas atau sesuatu kesibukan kepada peserta didik sehingga tercegah dari kesempatan melakukan hal yang tidak baik i. Perintah dan Larangan Perintah, mengenai apa - apa yang harus dikerjakan, larangan mengenai apaapa yang tidak boleh dikerjakan. 2. Tugas Mengajar Bagi guru, tugas mengajar merupakan tugas yang paling dominan. Sebagian besar waktu disekolah digunakan untuk menyelenggarakan pembelajaran. Guru mewariskan pengetahuan, sikap dan keterampilan kepada peserta didik. Perbuatan mengajar mengarah pada pengembangan aspek intelektual (kognitif) peserta didik. Pelaksanaan tugas ini diawali dengan perancangan berbagai program. Biasanya dimulai dari penyusunan program tahunan, dilanjutkan dengan perancangan program semester, penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Bagaiman program-program itu dirancang, tidak dibicarakan disini, karena Anda telah mempelajari pada mata kuliah Pengembangan Kurikulum SD, dan berlatih menyusun program-program diatas saat PPL di SD. Setelah program-program tersebut selesai di rancang, barulah guru mulai melaksanakan program pembelajaran. Guru berinteraksi dengan peserta didik melalui pengkajian materi pelajaran, dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran, yaitu dikuasainya kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta didik. 3. Tugas Melatih Tugas
melatih,
mengarah
pada
penguasaan
keterampilan/skill,
baik
keterampilan fisik maupun keterampilan intelektual. Dalam melatih, guru memberikan stimulus(S) supaya muncul respon (R) dari peserta didik. Latihannya berpola S – R yang dilakukan berulang ulang sampai peserta didik
7
menguasai keterampilan yang dilatihkan guru. Misalnya guru melatih supaya peserta didik terampil menangkap bola, maka guru mengompan bola(S) yang ditangkap(R) peserta didik. Stimulus – Respon itu dilakukan berulang ulang sampai peserta didik terampil menangkap bola. Latihan keterampilan intelektual prosesnya sama dengan latihan keterampilan fisik. Misal guru menghendaki supaya peserta didik terampil dalam hal perkalian bilangan bulat. Guru memberikan stimulus(S), berapa 2 X 2 ? Peserta didik merespon(R), 4 pak. S- R itu diulang ulang hingga peserta didik hafal bahwa 2 X 2 sama dengan 4. Tugas melatih banyak dilakukan guru pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Kerajinan Tangan, kesenian dan Matematika. Hal ini tidak berarti, mata pelajaran lain tidak ada tugas melatih. 4. Tugas Mengarahkan Tugas mengarahkan bisa terjadi pada saat guru sedang melaksanakan tugas mengajar, membimbing, melatih maupun mendidik. Berikut ini contoh mengarahkan pada saat guru sedang melaksanakan tugas mengajar. Coba Anda simak baik-baik. Guru
: Berapa luas bujur sangkar yang panjang salah satu sisinya 10 cm
? Kamu Simon ! Simon
: Diam.
Guru
: Coba kamu lihat catatanmu / bukumu ! Bagaimanakah luas bujur
sangkar itu? Simon
: Sisi X sisi, pak.
Guru
: Ya, bagus. Berapa panjang sisi bujur sangkar dalam soal tersebut?
Simon
: 10 cm, pak.
Guru
: Ya, benar. Lalu berapa sisi bujur sangkar yang lain?
Simon
: Diam.
Guru
: Coba kamu lihat lagi bukumu! Apakah ciri-ciri bangun bujur
sangkar itu? Simon
: Sisi sisinya sama panjang, pak.
Guru
: Bagus, Jadi berapa panjang sisi yang lain.
Simon
: 10 cm X 10 cm = 100 cm2
8
Guru
: Ya, bagus. Jawabanmu benar.
5. Tugas Menilai Menilai atau penilaian adalah proses membuat pertimbangan berdasarkan informasi yang tersedia dan mengarah pada pengambilan keputusan. Pelaksanaan tugas menilai, diawali dengan pembuatan alat alat penilaian yang akan digunakan untuk mengumpulkan informasi. Alat alat itu dapat berupa Tes atau non Tes. Selanjutnya alat alat tersebut digunakan untuk mengukur aspek - aspek kepribadian peserta didik yang sudah direncanakan. Dari kegiatan ini diperoleh informasi berupa hasil tes atau non tes ditambah hasilhasil portofolio yang dikembangkan peserta didik. Langkah selanjutnya, membuat pertimbangan berdasarkan data yang ada. Guru mengkonsultasikan data yang tersedia dengan suatu kriteria tertentu, apakah data itu memenuhi kriteria yang ditentukan atau tidak. Tahap terakhir, guru mengambil keputusan, yaitu menetapkan apakah yang dipertimbangkan itu baik atau buruk, naik atau tidak naik, lulus atau tidak lulus. Kegiatan menilai dapat terjadi saat guru melaksanakan tugas membimbing, mendidik, mengajar ataupun melatih, tetapi yang paling menonjol saat guru melaksanakan tugas mengajar. 6. Tugas Membimbing Peserta Didik Di SMP dan sekolah sekolah pada jenjang menengah, terutama sekolah negeri, biasanya memiliki guru yang khusus melayani bimbingan peserta didik, yaitu guru BP (Bimbingan Penyuluhan) atau guru BK (Bimbingan Konseling) atau konselor. Guru tersebut disiapkan secara khusus diperguruan tinggi melalui program studi BK yang berjenjang S1. Meskipun di sekolah itu ada konselornya. Misalnya seorang siswa mengalami kesulitan menguasai konsep konsep matematika. Konselor tidak akan berdaya menghadapi hal semacam itu, maka guru bidang studilah yang harus menangani karena ia ahlinya. Di SD pada umumnya tidak ada tenaga konselor. Layanan bimbingan dirangkap guru kelas atau guru bidang studi. Tugas guru SD tambah berat dan sulit karena harus membawakan peran bermacam-macam. Peran yang dibawakan itu ada yang tidak sejalan. Sebagai pengajar, guru boleh memberikan hukuman pada peserta didik, tetapi sebagai pembimbing,
9
memberikan hukuman harus dihindari, karena kalau itu dilakukan guru, layanan bimbingan akan macet. Oleh karena itu, guru SD mesti pandai-pandai membawakan peran agar tugas mengajar dapat dilaksanakan dengan baik, begitu pula tugas bimbingan. Anda sebagai guru SD memang tidak di programkan untuk menjadi konselor, maka layanan bimbingan kepada peserta didik SD, lebih terfokus pada bimbingan belajar. Hal ini tidak berarti bahwa layanan bimbingan diluar bimbingan belajar tidak Anda laksanakan. Sepanjang sejarah perkembangannya, rumusan profil tenaga pengajar (guru) ternyata bervariasi, tergantung bagaimana cara mempersepsikan dan memandang apa yang menjadi peran dan tugas pokoknya. 1. Guru sebagai pengajar Ia harus menampilkan pribadinya sebagai cendekiawan (scholar) dan sekaligus
juga sebagai
pengajar
(teacher)
.Dengan demikian
yang
bersangkutan itu harus menguasai : a. Bidang disiplin ilmu (scientific discipline) yang akan diajarkannya, baik aspek
substansinya
maupun
metodologi
penelitian
dan
bagaimana
cara
pengembangannnya. b. Cara
mengajarkannya
kepada
orang
lain
atau
mempelajarinya. 2. Guru sebagai pengajar dan juga sebagai pendidik Ia harus menampilkan pribadinya sebagai ilmuwan dan sekaligus sebagai pendidik, sebagai berikut : a. Menguasai bidang disiplin ilmu yang akan diajarkannya. b. Menguasai cara mengajarkan dan mengistrasikannya. c. Memiliki wawasan dan pemahaman tentang seluk beluk kependidikan, dengan mempelajari, filsafat pendidikan, sejarah pendidikan, sosiologi pendidikan, dan psikologi pendidikan. Konsorsium ilmu pendidikan (yang dikembangkan oleh T.Raka Joni,1992) mengetengahkan unsure-unsur program pendidikan guru itu hendaknya mencakup : 1) Bidang kajian umum yang berlaku bagi setiap program studi di jenjang pendidikan tinggi (MKDU)
10
2) Bidang ilmu sebagai sumber bahan ajar (MKK-bidang studi) 3) Bidang pemahaman mendalam atas peserta didik (MKDK-Kependidikan) 4) Bidang teori dan keterampilan keguruan (MKK-Keguruan) 3. Guru sebagai pengajar, Pendidik, dan Sebagai agen pembaharuan dan pembangunan masyarakat Yang bersangkutan diharapkan dapat menampilkan pribadinya sebagai pengajar dan pendidik siswanya dalam berbagai situasi (individual dan kelompok, di dalam dan diluar kelas, formal dan non-formal serta informal) sesuai dengan keberagaman karakteristik dan kondisi objektif dengan lingkungakn kontekstualnya , lebih luas lagi sebagai penggerak dan pelopor pembaharuan dan perubahan masyarakatnya dimana ia berada. Gagasan model ini sebenarnya telah dikembangkan pola dasar pemikirannya semenjak awal pendirian PTPG sebagai miniature LPTK di negeri ini, berdasarkan kajian komparatif dari negara-negara maju di antaranya USA , Australia dan Eropa. Dengan demikian seorang guru yang dapat menyandang tugas professional itu seyogyanya : a. Memiliki pengetahuan dan pengertian tentang pertumbuhan jiwa manusia dari segala segi dan sendinya, demikian pula tentang proses belajar. b. Memiliki pengetahuan dan pengertian tentang alam dan masyarakat, yaitu faktor-faktor
yang mempengaruhi
proses
belajar
khususnya
dan
pendidikan umumnya. Hal ini sangat penting bagi pembentukan dasar latar belakang kulturil untuk seorang guru mengingat kedudukan dan fungsinya dalam masyarakat di mana ia mengabdi. c. Mengetahui sepenuhnya pengetahuan dan pemahaman tentang vak (bidang disiplin ilmu/studi) yang ia ajarkan. d. Memiliki secukupnya pengetahuan dan pengalaman tentang seni mengajar, hal ini hanya dapat diperoleh setelah memperlajari metodik dan didaktik teoritis maupun praktis umum maupun khusus, termasuk praktik mengajar secukupnya. Paling sedikit syarat-syarat umum tersebut harus dipenuhi dengan sebaikbaiknya oleh mereka yang akan terjun dalam kalangan pendidikan dan pengajaran. Biar bagaimana pun juga pekerjaan mengajar adalah suatu “
11
profession” , dan syarat-syarat umum tadi dengan segala pendidikan dan latihan yang diperlukan untuk memenuhinya, adalah akibat wajar yang lahir dari suatu “profesion status”. Oleh karena itu, atas dasar syarat-syarat umum tersebut, susunan rencana pelajaran untuk guru berpokok pada : Pendidikan professional (untuk memenuhi syarat a dan b ) Pendidikan umum (untuk memenuhi syarat b) Pendidikan spesialisasi ( untuk memenuhi syarat c ) Gagasan model ketiga ini ternyata amat selaras dengan dasar pemikiran yang berkembang di lingkungan UNESCO sebagaimana dikemukakan Goble (1977) dalam bukunya The Changing Role of The Teacher , yang mengidentifikasikan beberapa kecenderungan perubahan peranan guru, yaitu : a. Kecenderungan kearah diversifikasi fungsi-fungsi proses pembelajarab dan peningkatan tanggung jawab yang lebih besar dalam pengorganisasian isi dari proses belajar mengajar. b. Kecenderungan kea rah bergesernya titik berat dari pengajaran yang merupakan pengalihan/tranformasi pengetahuan oleh guru kepada proses belajar
oleh
siswa,
dengan
memanfaatkan
penggunaan sumber-sumber belajar
semaksimal
yang inovatif di
mungkin lingkungan
masyarakat. c. Kecenderungan kea rah individualisasi proses belajar dan berubahnya struktur hubungan anatar guru dan siswa. d. Kecenderungan ke arah pengguanaan teknologi pendidikan modern dan penguasaan atas pengetahuan dan keterampilan yang dieprlukan. e. Kecenderungan kearah diterimanya bentuk kerja sama yang ruang lingkupnya lebih luas bersama guru-guru yang mengajar di sekolah lain, dan berubahnya struktur hubungan antara para guru sendiri. f. Kecenderungan ke arah kebutuhan untuk membinan kerjasama yang lebih erat dengan orang tua dan orang lain di dalam masyarakat serta meningkatkan keterlibatan di dalam kehidupan masyarakat. g. Kecenderungan kea rah diterimanya partisipasi pelayan sekolah dan kegiatan ektrakurikuler.
12
h. Kecenderungan kea rah sikap yang menerima kenyataan bahwa otoritas tradisional dalam hubungannya dengan anak-anak telah berkurang terutama antara anak-anak yang lebih tua terhadap orang tuanya. 4. Guru yang berkewenangan Berganda sebagai pendidik professional dengan bidang keahlian lain selain kependidikan. Mengantisipasi kemungkinan terjadinya perkembangan dan perubahan tuntutan dan persyaratan kerja yang dinamis dalam alam globalisasi mendatang, maka tenaga guru harus siap secara luwes kemungkinan alih fungsi atau alih profesi (jika dikehendakinya). Ide dasarnya adalah untuk memberi peluang alternative bagi tenaga kependidikan untuk meraih taraf dan martabat hidup yang layak, tanpa berperensi mengurangi makna dan martabat profesi guru, sehingga para guru sudah siao menghadapi persaingan penawaran jasa pelayanan professional di masa mendatang.
2.3 Pendapat dari Para Ahli mengenai Tugas-Tugas Guru Berikut ini pendapat Suparlan (2006) tentang perbedaan antara peran pendidik, membimbing, mengajar, dan melatih. Perbedaan peran guru dalam mendidik, membimbing, mengajar, melatih (Suparlan, 2006) No. Aspek
1.
Isi
Mendidik
Moral
Membimbing
Mengajar
Melatih
Bahan
ajar
dan Norma dan tata berupa
ilmu
kepribadian
tertib
pengetahuan dan teknologi
Memberikan
2.
Proses
belajar mengikuti
kepada
dan bahan ajar yang siswa berupa
atau
ilmu mempraktikkan
ketentuan atau pengetahuan, tata tertib yang teknologi
13
dan kecakapan hidup
(life
skill)
Menyampaikan Memberikan
motivasi untuk atau mentransfer contoh
Keterampilan
keterampilan
dan atau menerapkan
Menjadi contoh
dan
teladan dalam hal moral dan kebaikan
telah
menjadi seni
dengan konsep
kesepakatan
menggunakan
bersama
strategi
telah
yang diberikan
dan kepada
metode
siswa
menjadi
mengajar sesuai
yang kecakapan yang dengan dapat digunakan
perbedaan
dalam kehidupan
individual siswa sehari-hari Strategi 3.
dan metode
Keteladan dan Motivasi pembiasaan
dan Ekspositori
pembinaan
dan
enkuiri
Praktik kerja, simulasi, dan magang
Menurut Mulyasa (2005) guru mendidik murid bertugas sebagai berikut: 1. Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan, dan pengalaman-pengalaman. 2. Membentuk kepribadian anak yang harmonis sesuai cita-cita dan dasar pancasila. 3. Sebagai perantara/fasilitator dalam belajar. Anak harus berusaha sendiri mendapatkan suatu pengertian/insight, sehingga timbul perubahan dalam pengetahuan, tingkah laku, dan sikap. 4. Guru sebagai pembimbing untuk membawa anak didik kea rah kedewasaan, tetapi pendidik tidak maha kuasa, tidak dapat membentuk anak sesuai dengan kehendaknya. 5. Guru sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat. 6. Sebagai penegak disiplin, menjadi contoh dalam segala hal. Tata tertib dapat berjalan bila guru dapat menajalani lebih dahulu. 7. Guru sebagai manajer dan . 8. Sebagai manajer bererti pendidik bertugas menegakkan ketentuan dan tata terrib yang telah disepakati bersama di sekolah, memberikan arahan atau rambu-rambu ketentuan agar tata tertib di sekolah dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh seluruh warga sekolah. 9. Sebagai berarti, guru bertugas melaksanakan istrasi sekolah, seperti mengisi buku presensii siswa, mengisi daftar nilai rapor. 14
Bahkan, secara istrative guru hendaknya juga memiliki rencana mengajar, program semester, dan program tahunan. Menurut Djamaroh (2005) guru berfungsi sebagai berikut : 1. Guru sebagai perencana kurikulum. 2. Guru menghadapi anak-anak setiap hari sehingga gurulah yang paling tau kebutuhan anak-anak dan masyarakat sekitar, maka dalam penyusunan kurikulum, kebutuhan ini tidak boleh ditinggalkan. Guru adalah perencana, pelaksana, dan pengembang kurikulum. 3. Guru sebagai pemimpin (guidance worker). 4. Guru mempunyai kesempatan dan tanggung jawab dalam banyak situasi untuk membimbing anak ke arah pemecahan masalah, membentuk keputusan, dan menghadapkan anak-anak pada problem. 5. Guru sebagai sponsor kegiatan anak. 6. Guru harus selalu aktif dalam segala aktifitas anak, misalnya dalam ektrakulikuler membentuk kelompok belajar dan sebagainya. Dalam pasal 40 ayat 2 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa guru sebagai pendidik dan tenaga kependidikan memiliki kewajiban sebagai berikut : 1. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis. 2. Mempunyai komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu pendidikan. 3. Member teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Tugas guru secara khusus dalam proses pembelajaran tatap muka sebagai berikut :
Tugas pengajar sebagai pengelola pembelajaran
1. Tugas manajerial Menyangkut
fungsi
istrasi(memimpin
eksternal.
Berhubungan dengan peserta didik.
Alat perlengkapan kelas (material).
Tindakan-tindakan professional.
15
kelas),baik
internal
maupun
1. Tugas edukasional Menyangkut fungsi mendidik, bersifat :
Motivasional
Pendisiplinan
Sanksi social (tindakan hukuman)
1. Tugas instruksional Menyangkut fungsi mengajar, bersifat :
Penyampaian materi
Pemberian tugas-tugas pada peserta didik
Mengawasi dan memeriksa tugas
Tugas pengajar sebagai pelaksana (Executive Teacher)
Secara umum tugas guru sebagai pengelola pembelajaran adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas yang kondusif bagi bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik. Lingkungan belajar yang kondusif adalah lingkungan yang bersifat menantang dan merangsang peserta untuk mau belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan. Sedangkan secara khusus, tugas guru sebagai pengelola proses pembelajaran sebagai berikut : 1. Menilai kemajuan program pembelajaran. 2. Mampu menyediakan kondisi yang memungkinkan peserta didik belajar sambil bekerja (learning by doing). 3. Mampu mengembbangkan kemampuan peserta didik dalam menggunakan alat-alat belajar. 4. Mengkoordinasi, mengarahkan, dan memaksimalkan kegiatan kelas. 5. Mengkomunikasikan semua informasi dari dan/atau ke peserta didik. 6. Membuat keputusan intruksional dalam situasi tertentu. 7. Bertindak sebagai manusia sumber. 8. Membimbing pengalaman peserta didik sehari-hari. 9. Mengarahkan peserta didik untuk mandiri (member kesempatan pada peserta didik untuk sedikit demi sedikit mengurangi ketergantungannya pada guru).
16
10. Mampu memimpin kegiatan belajar yang efektif dan efisien untuk mencapai hasil optimal. Guru dicitrakan memiliki peran ganda yang dikenal sebagai EMASLIMDEF (Edukator, Manager, , Leader, Inovator, Motivator, Dinamisator, Evaluator, dan Facilitator). Berikut lebih merupakan peran kepala sekolah, tetapi dalam skala mikro di kelas, peran itu dimiliki pula oleh guru (Suparlan, 2006). Tugas guru sebagai EMASLIMDEF menurut Suparlan (2006) Akronim
E
M
Tugas
Edukator
Manager
Fungsi ·
Mengembangkan kepribadian
·
Membimbing
·
Membina budi pekerti
·
Memberikan pengarahan
·
Mengawal pelaksanaan tugas dan fungsi tugas
berdasarkan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku
A
S
Supervisor
·
Membuat daftar presensi
·
Membuat daftar penilaian
·
Melaksanakan teknis istrasi sekolah
·
Memantau
·
Menilai
·
Memberikan bimbingan teknis
· L
Leader
Mengawal pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi tanpa harus mengikuti secara kaku ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku
I
Inovator
·
Melakukan kegiatan kreatif
·
Menemukan strategi, metode, cara-cara, atau
konsep-konsep yang baru dalam konsep pengajaran · M
Motivator
Memberikan dorongan pada siswa untuk
dapat belajar lebih giat ·
Memberikan tugas kepada siswa sesuai
17
dengan kemampuan dan perbedaan individual peserta didik · D
Dinamisator
Memberikan dorongan kepada siswa dengan
cara menciptakan lingkungan pembelajaran yang kodusif ·
E
Menyusun instrument penilaian
·
Evalutor
Melaksanakan penilaian dalam berbagai
bentuk dan jenis penilaian ·
F
Menilai pekerjaan siswa
·
Fasilitator
Memberikan bantuan teknis, arahan, atau
petunjuk kepada peserta didik.
Husin (1995) memaparkan peran guru dalam berbagai aspek yaitu sebagai berikut : Peran guru dalam pendidikan menurut Husin (1995) No. Tugas 1.
Pendidik
Tugas pokok ·
Mengembangkan kepribadian
·
Membina budi pekerti
·
Menyampaikan imu pengetahuan
·
Melatik keterampilan, memberikan panduan atau
petunjuk 2.
3.
Pengajar
Fasilitator
·
Paduan
antara
memberikan
pengetahuan,
bimbingan, dan keterampilan ·
Merancang pengajaran
·
Melaksanakan pembelajaran
·
Menilai aktivitas pembelajaran
·
Memotivasi siswa-siswi
·
Membantu siswa-siswi
·
Membimbing
siswa-siswi
dalam
proses
pembelajaran di dalam dan di luar kelas ·
Menggunakan strategi dan metode pembelajaran
18
yang sesuai ·
Menggunakan pertanyaan yang menggugah siswa
untuk belajar ·
Menyediakan bahan pengajaran
·
Mendorong siswa-siswi untuk mencari bahan ajar
·
Menggunakan ganjaran dan hukuman sebagai alat
pendidikan · ·
Mewujudkan disiplin Memberikan petunjuk atau bimbingan tentang
gaya pembelajaran siswa-siswi
4.
Pembimbing
·
Mencari kekuatan dan kelemahan siswa-siswo
·
Memberikan latihan
·
Memberikan penghargaan kepada siswa-siswi
·
Mengenal permasalahan yang dihadapi siswa dan
menemukan pemecahannya ·
Membantu siswa menemuka bakat dan minatnya
·
Mengenaliperbedaan individual siswa
· 5.
Pelayan
Memberikan
pelayanan
pembelajaran
yang
nyaman dan aman ·
Memberikan layanan sumber belajar
·
Menyusun program pengajaran dan pembelajaran
berdasarkan kurikulum yang berlaku 6.
Perancang
· ·
Menyusun rencana mengajar Menentukan strategi dan metode pembelajaran
sesuai dengan konsep PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan)
7.
Pengelola
·
Melaksanakan istrasi kelas
·
Melaksanakan presensi kelas
·
Memilih strategi dan metode pembelajaran yang
aktif 8.
Inovator
·
Menemukan strategi dan metode mengajar yang
19
efektif ·
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan
dalam menggunakan strategi dan metode mengajar ·
Mau mencoba dan menerapkan strategidan metode
pembelajaran yang baru · · 9.
Penilai
Menyusun tes dan instrument penilaian lain Melaksanakan penilaian terhadap siswa secara
objektif ·
Mengadakan pembelajaran remedial
·
Mengadakan pengayaan dan pembelajaran
Selain itu, Mulyasa (2005) menambahkan beberapa peran guru dalam pembelajaran, yaitusebagai berikut : 1) Sebagai model dan teladan (uswatun hasanah). Sebagai seorang yang harus “digugu dan ditiru”, tentu saja pribadi seorang guru selalu mendapat sorotan peserta didik dan orang sekitarnya. Beberapa hal di bawah ini pernah diperhatikan. 1. Sikap dasar 2. Bicara dan gaya bicara 3. Kebiasaan bekerja 4. Sikap melalui pengalaman dan kesalahan 5. Pakaian 6. Hubungan kemanusian 7. Proses berfikir 8. Perilaku neurotis 9. Keputusan 10. Kesehatan 11. Gaya hidup secara umum 2) Sebagai pembangkit pandangan Guru dituntut untuk memberikan dan memelihara pandangan tentang keagungan kepada peserta didiknya. 3) Sebagai pembawa cerita 4) Sebagai actor 20
Guru tidak hanya berkutat pada penyampaian materi, melainkan juga membentuk kepribadian manusia, sehingga guru harus mampu memahami respons-respons pendengarnya. Dengan begitu guru dapat mengerti sikap yang harus dilakukan. 5) Sebagai Emansipator Guru tidak membeda-bedakan latar belakang. Jenis kelamin, social budaya siswa-siswinya, sehingga tidak ada pilih kasih dalam proses pembelajaran. 6) Sebagai konservator Maksudnya guru harus menjaga tradisi kekayaan kebudayaan masa lampau dan mentransfer kepada peserta didik. 7) Sebagai kulminator Guru adalah orang yang mengarahkan proses pembelajaran dari pembelajaran dari awal hingga akhir (kulminasi). Dengan rancangannya peserta didik bisa mengetahui kemajuan belajarnya. Dengan memperhatikan dan melaksanakan peran dan fungsi guru secara simultan, peserta didik akan lebih terkondisi untuk siap menggapai masa depan yang cemerlang, sebab guru adalah barisan terdepan dalam membentuk karakter calon pemimpin bangsa.
21
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Saud , Udin Syaefudin.2013.Pengembangan Profesi Guru.Bandung:Alfabeta. https://alfabiru22.wordpress.com/2015/05/06/tugas-tugas-guru/ maret 2017 , 22:39.
22
Rabu,
08