BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Orofacial pain mencakup sejumlah masalah klinis yang melibatkan otot pengunyahan atau sendi temporomandibular. Masalah yang diperoleh dapat mencakup ketidak nyamanan pada sendi temporomandibular, kejang otot di leher, kepala dan rahang, migrain, cluster atau sering sakit kepala, atau sakit dengan wajah, gigi atau rahang. Pada skenario, nyeri yangdirasakan oleh pasien dirasakan sebagai dull pain (pegal/kemeng) yang kontinyu dan kadangkadang berdenyut. Definisi
nyeri
adalah
persepsi
somatik
berupa
ketidak
nyamanan
yang
mengindikasikan adanya kerusakan jaringan atau potensi/ancaman terhadap kerusakan jaringan . Nyeri merupakan perasaan tidak nyaman, baik ringan maupun berat, yang hanya dapat dirasakan oleh individu tersebut tanpa dapat dirasakan oleh orang lain, mencakup pola pikir, aktivitas seseorang secara langsung, dan perubahan hidup seseorang. Nyeri merupakan tanda dan gejala penting yang dapat menunjukkan telah terjadinya gangguan fisiologikal
1.2 Rumusan Masalah 1. Apa itu Nyeri? 2. Bagaimana Mekanisme Nyeri? 3. Apa saja jenis Nyeri? 4. Apa Saja Nyeri Pada Daerah Orofacial? 5. Bagaimana Aspek Klinik Dari Orofacial? 6. Bagaimana Katagori Klafikasi Nyeri Orofasial?
1|PAIN OROFACIAL
1.3 Tujuan 1. Mahasiswa harus tau apa itu Nyeri 2. Mahasiswa Harus Tau Bagaimana Mekanisme Nyeri 3. Mahasiswa harus tau apa saja jenis nyeri 4. Mahasiswa harus tau Apa Saja Nyeri Pada DaerahOrofacial 5. Mahasiswa harus tau Bagaimana Aspek Klinik Dari Orofacial 6. Mahasiswa harus tau Bagaimana Katagori Klafikasi Nyeri Orofasial
2|PAIN OROFACIAL
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Nyeri Nyeri merupakan sensasi yang terlokalisasi berupa ketidaknyamanan, kesedihan dan penderitaan yang dihasilkan oleh stimulasi pada akhiran saraf tertentu. Nyeri terjadi sebagai mekanisme perlindungan sehingga menyebabkan penderita menghilangkan sumber nyeri atau menarik diri menjauhi sumber. Definisi menurut Dorland Medical Dictionary mengidentifikasikan nyeri sebagai sensasi lokal yang terjadi sebagai hasil stimulasi. Nyeri diperantarai melalui struktur neural yang diciptakan dengan tujuan bahwa nyeri mengindikasikan adanya mekanisme perlindungan terhadap kerusakan. Dalam beberapa tahun terakhir, perbedaan konsep nyeri telah berkembang. Definisi menurut Dorland medical dictionary hanya menjelaskan satu jenis nyeri yaitu nyeri yang terjadi sebagai hasil stimulus berbahaya pada struktur kutan oleh agen lingkungan yang mempengaruhi nosiseptor eksteroseptor. Walaupun nyeri merupakan hasil stimulus berbahaya, nyeri juga dapat terjadi karena stimulus yang tidak berbahaya atau terjadi tiba-tiba tanpa stimulus. Sumber stimulasi tidak selalu bersumber di luar tubuh. Revisi konsep konstitusi nyeri dinyatakan dalam usulan definisi oleh subcomittee On taxonomy of the international association for the study pain sebagai sensasi yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang berhubungan dengan kejadian atau potensial kerusakan jaringan yang dinyatakan sebagai jejas. Berdasarkan definisi subcomittee On taxonomy of the international 3|PAIN OROFACIAL
association for the study pain, nyeri dipahami sebagai kehadiran status fisiologi yang subjektif dibandingkan dengan aktivitas yang disebabkan stimulasi yang berbahaya
2.2 Mekanisme Kerja Nyeri Mekanisme nyeri dari rangsang nosiseptor aferen primer ke pengalaman subjektif dibagi menjadi empat langkah: transduksi, transmisi, modulasi, dan persepsi.
Jalur Input Nyeri (Okeson, 2005) 1. TRANSDUKSI Transduksi merupakan aktivasi nosiseptor aferen primer. Nosiseptor aferen primer
dapat diaktifkan oleh stimulus termal, mekanik, kimia yang berbahaya dan suhu dingin yang berbahaya. Nosiseptor aferen primer juga dapat diaktifkan oleh substansi kimia endogen algesic yaitu, mediator inflamasi.
4|PAIN OROFACIAL
Transduksi terjadi ketika stimulus berbahaya bereaksi pada ujung saraf bebas reseptor nyeri yang terletak dalam berbagai macam jaringan, mengarah ke aktivitas elektrik depolarisasi dan menghasilkan impuls saraf potensial aksi. Potensial aksi dimulai dengan perubahan tiba-tiba keadaan istirahat normal potensial membran negatif menjadi potensial membran positif lalu diakhiri dengan perubahan kembali menjadi potensial negatif. Potensial aksi bergerak sepanjang membran sel hingga mencapai akhir akson. Keadaan istirahat pada membran sel disebut polarisasi yang cenderung agak negatif. Polarisasi dipertahankan oleh keseimbangan antara ion natrium pada bagian luar dan ion kalium pada bagian dalam. Ketika membran menjadi depolarisasi, terjadi permiabilitas mendadak terhadap ion natrium mencapai bagian dalam akson, melalui saluran khusus dalam membran sel yang disebut saluran natrium. Pada waktu yang sama saluran khusus sensitif pada kalium membuka, mengijinkan aliran keluar kalium. Setelah membran menjadi lebih permiabel terhadap ion natrium, saluran natrium mulai menutup dan saluran kalium membuka lebih dari biasanya. Karena difusi cepat ion kalium kembali pada sel mempertahankan kembali keadaan istirahat potensial membran negatif, disebut repolarisasi membran.
2. TRANSMISI Proses kedua disebut transmisi yang mengarah pada aktivitas neural yang membawa input nosiseptif ke dalam sistem saraf pusat untuk proses selanjutnya Terdapat tiga komponen dasar sistem transmisi yaitu: 1. Saraf sensoris perifer yaitu neuron aferen primer (neuron orde 1), saraf ini membawa input nosiseptif dari organ sensoris menuju serabut spinal. Potensial aksi muncul pada saat ujung saraf bebas mentransmisikan sinyal nyeri menuju sistem saraf pusat melalui serabut saraf aferen primer. Badan sel pada neuron 5|PAIN OROFACIAL
aferen primer yang menghantarkan impuls menuju sistem saraf pusat terdapat dalam ganglion saraf yang merupakan bagian sistem nyeri perifer. Serabut saraf aferen melalui ganglion saraf kemudian memasuki sistem saraf pusat melalui sinaps dengan neuron orde kedua. 2.
Neuron orde kedua yang membawa input ke pusat yang lebih tinggi. Neuron aferen orde kedua dalam tanduk dorsal spinalis dan tanduk dorsal medula menyilang menuju sisi kontralateral dan naik menuju talamus melalui jalur spinotalamik pada saraf servikal dan trigeminotalamik pada saraf trigeminal.
3. Interaksi antara neuron, talamus, korteks, dan sistem limbik serta input nosiseptif yang mencapai pusat. Akson dari traktus spinotalamik dan trigeminotalamik bersinaps dengan neuron orde ketiga dalam talamus. Lalu neuron orde ketiga memproyeksikan impuls ke area yang berbeda dalam serebral korteks sensoris dan sistem limbik otak. Impuls ini menyebabkan dimensi motivasi dan emosional nyeri. 3. MODULASI
Proses ketiga meliputi pengalaman subjektif nyeri yang disebut modulasi. Modulasi mengacu pada aktivitas neural sentral yang melemahkan dan mengkontrol sinyal nyeri yang datang. Aktivitas dalam sistem modulasi nyeri yaitu mengurangi aktivitas jalur transmisi nyeri yang merupakan respons dari stimulus yang berbahaya. Sinyal nosiseptif yang menuju ke atas (asenden) bersinaps di dalam otak tengah mengaktifkan pelepasan norepinephrine dan serotonin, 2 neurotransmitter utama yang terlibat dalam jalur inhibitor yang menuju ke bawah (desenden). Sistem opioid endogen untuk modulasi nyeri juga dapat terjadi. Peptida opioid endogen mengurangi
6|PAIN OROFACIAL
transmisi nosiseptif dengan mencegah pelepasan neurotransmitter eksitator substansi P dari terminal saraf aferen primer.
4. PERSEPSI NYERI Proses terakhir meliputi pengalaman subjektif yang disebut persepsi nyeri. Jika input nosiseptif mencapai korteks persepsi terjadi secara cepat menginisiasi interaksi kompleks antara neuron dan pusat otak. Persepsi merupakan hasil akhir proses nyeri yang terjadi ketika pesan nyeri mencapai pusat yang lebih tinggi, penderitaan dan perilaku yang berhubungan dengan nyeri dimulai. Persepsi nyeri memiliki dua komponen yaitu dimensi sensor-diskriminator dan dimensi
afektif.
Dimensi
afektif
nyeri
memberikan
perasaan
yang
tidak
menyenangkan dan emosi yang bersamaan implikasi yang berhubungan dengan nyeri
2.3 Jenis Nyeri Jenis nyeri dapat dinyatakan dalam beberapa hal, seperti: berdasarkan mekanisme nyeri, berdasarkan kemunculan nyeri dan berdasarkan klasifikasi nyeri wajah. Berdasarkan Mekanisme Nyeri Nyeri dapat diklasifikasikan dalam 3 jenis yaitu : 1. Nyeri fisiologis, terjadinya nyeri oleh karena stimulasi singkat yang tidak merusak jaringan, misalnya pukulan ringan akan menimbulkan nyeri yang ringan. Ciri khas nyeri sederhana adalah terdapatnya korelasi positif antara kuatnya stimuli dan persepsi nyeri, seperti semakin kuat stimuli maka semakin berat nyeri yang dialami. 2. Nyeri inflamasi, terjadinya nyeri oleh karena stimuli yang sangat kuat sehingga merusak jaringan. Jaringan yang dirusak mengalami inflamasi dan menyebabkan fungsi 7|PAIN OROFACIAL
berbagai komponen nosiseptif berubah. Jaringan yang mengalami inflamasi mengeluarkan berbagai mediator inflamasi, seperti: bradikinin, leukotrin, prostaglandin, purin dan sitokin yang dapat mengaktivasi atau mensensitisasi nosiseptor secara langsung maupun tidak langsung. Aktivasi nosiseptor menyebabkan nyeri, sedangkan sensitisasi nosiseptor menyebabkan hiperalgesia. Meskipun nyeri merupakan salah satu gejala utama dari proses inflamasi, tetapi sebagian besar pasien tidak mengeluhkan nyeri terus menerus. Kebanyakan pasien mengeluhkan nyeri bila jaringan atau organ yang berlesimendapat stimuli, misalnya: sakit gigi semakin berat bila terkena air es atau saat makan, sendi yang sakit semakin hebat bila digerakkan. 3. Nyeri neuropatik adalah nyeri yang didahului dan disebabkan adanya disfungsi primer ataupun lesi pada sistem saraf yang diakibatkan: trauma, kompresi, keracunan toksin atau gangguan metabolik. Akibat lesi, maka terjadi perubahan khususnya pada Serabut Saraf Aferen (SSA) atau fungsi neuron sensorik yang dalam keadaan normal dipertahankan secara aktif oleh keseimbangan antara neuron dengan lingkungannya, sehingga menimbulkan gangguan keseimbangan. Gangguan keseimbangan tersebut dapat melalui perubahan molekuler sehingga aktivasi SSA (mekanisme perifer) menjadi abnormal yang selanjutnya menyebabkan gangguan fungsi sentral (mekanisme sentral).
2.4 Nyeri Pada daerah Orofacial. 1. Sindrom Disfungsi Nyeri
Sindroma disfungsi nyeri sendi temporomandibula (temporomandibular t paindysfunction syndrome} atau yang lazim disebut dengan istilah sindroma disfungsi nyeri miofasial (myofascial paindysfunction syndromel MPD). Disfungsi sendi temporomandibular disebabkan oleh banyak faktor, antara lain disebabkan oleh beban pengunyahan pada gigi yang terlalu besar, pengecilan otot rahang, dan ketegangan dari otot-otot pendukung sendi temporomandibula. Juga disebabkan oleh, sikap tubuh yang salah, kebiasaan oral yang buruk, kerusakan fascia yang disebabkan oleh trauma 8|PAIN OROFACIAL
atau penyakit. Fascia adalah jaringan fibrosa yang membentuk pembungkus otot dan berbagai organ tubuh. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa rasa sakit, bunyi kliking saat membuka mulut, dan kesulitan saat akan membuka mulut dengan lebar.
2. Sakit Kepala Sakit Kepala merupakan masalah kesehatan yang paling sering terjadi. Beberapa orang sering mengalami sakit kepala, sedangkan yang lainnya hampir tidak pernah merasakan sakit kepala. Sakit kepala menahun dan sakit kepala kambuhan bisa terasa sangat nyeri dan mengganggu, tetapi jarang mencerminkan keadaan kesehatan yang serius. Suatu perubahan dalam pola atau sumber sakit kepala (misalnya dari jarang menjadi sering, sebelumnya ringan sekarang menjadi berat) bisa merupakan pertanda yang serius dan memerlukan tindakan medis segera. Sebagian besar sakit kepala merupakan ketegangan otot, migren atau nyeri kepala tanpa penyebab yang jelas. Sakit kepala banyak yang berhubungan dengan kelainan di mata,hidung, tenggorokan, gigi dan telinga. Tekanan darah tinggi bisa menyebabkan perasaan berdenyut di kepala, tetapi tekanan darah tinggi jarang menyebabkan sakit kepala menahun. Biasanya dokter bisa menentukan penyebab sakit kepala dari riwayat kesehatan penderita dan hasil pemeriksaan fisik. Kadang dilakukan pemeriksaan darah untuk menentukan penyebabnya. Pungsi lumbal (pengambilan sejumlah kecil cairan dari kolumna spinalis untuk diperiksa dibawah mikroskop) dilakukan jika diduga penyebabnya adalah suatu infeksi (misalnya meningitis).
9|PAIN OROFACIAL
Hanya sebagian kecil sakit kepala yang disebabkan oleh tumor otak, cedera otak atau berkurangnya oksigen ke otak. Jika diduga suatu tumor, stroke atau kelainan otak lainnya, maka dilakukan pemeriksaan CT scan atau MRI. 3. NEURALGIA
Definisi Neuralgia Trigeminal Secara harfiah, Neuralgia Trigeminal berarti nyeri pada nervus Trigeminus, yang menghantarkan rasa nyeri menuju ke wajah. Neuralgia Trigeminal adalah suatu keadaan yang memengaruhi N. V, nervus kranialis terbesar. Dicirikan dengan suatu nyeri yang muncul mendadak, berat, seperti sengatan listrik, atau nyeri yang menusuk-nusuk, biasanya pada satu sisi rahang atau pipi. Pada beberapa penderita, mata, telinga atau langitlangit mulut dapat pula terserang. Pada kebanyakan penderita, nyeri berkurang saat malam hari, atau pada saat penderita berbaring. KLASIFIKASI Neuralgia Trigeminal (NT) dapat dibedakan menjadi: 1. NT Tipikal, 2. NT Atipikal, 3. NT karena Sklerosis Multipel, 4. NT Sekunder, 5. NT Paska Trauma, dan 6. Failed Neuralgia Trigeminal. Bentuk-bentuk neuralgia ini harus dibedakan dari nyeri wajah idiopatik (atipikal) serta kelainan lain yang menyebabkan nyeri kranio-fasial.
Etiologi (Penyebab) Neuralgia Trigeminal 10 | P A I N O R O F A C I A L
Mekanisme patofisiologis yang mendasari NT belum begitu pasti, walau sudah sangat banyak penelitian dilakukan. Kesimpulan Wilkins, semua teori tentang mekanisme harus konsisten dengan: 1. Sifat nyeri yang paroksismal, dengan interval bebas nyeri yang lama. 2. Umumnya ada stimulus „trigger‟ yang dibawa melalui aferen berdiameter besar (bukan serabut nyeri) dan sering melalui divisi saraf kelima diluar divisi untuk nyeri. 3. Kenyataan bahwa suatu lesi kecil atau parsial pada ganglion gasserian dan/ atau akar-akar saraf sering menghilangkan nyeri. 4 Terjadinya NT pada pasien yang mempunyai kelainan demielinasi sentral (terjadi pada 1% pasien dengan sklerosis multipel) 4. Nyeri Pulpa Dan Dentin Gigi karies merupakan salah satu penyebab terjadinya radang pulpa dan periapikal yang paling banyak. Biasanya saseorang baru menyadari adanya kerusakan gigi apabila sudah timbul rasa nyeri. Nyeri akan timbul bila rangsang dapat mencapai ujung sel odontoblast yang ada di batas dentin dengan email. Lapisan sel-sel odontoblast yang paling tepi menjorok masuk ke jaringan dentin, daerah tersebut disebut 'komplex pulpa dentin'. Daerah ini merupakan daerah pertahanan pulpa gigi yang paling depan.
Berbagai teori terjadinya nyeri dentin yang masih dikenal sampai saat ini adalah 'teori direct inervation', 'teori odontoblastic receptor' dan 'teori hydrodinamic'. Apabila rangsangan sudah mencapai pulpa, nyeri dentin dapat berlanjut menjadi nyeri pulpa. Kemudian terjadi reaksi pada sistem aliran darah mikro, sistem persarafan mikro dan sistem seluler jaringan pulpa. Proses ini 11 | P A I N O R O F A C I A L
menyebabkan udema pada pulpa karena terganggunya keseimbangan antara aliran darah yang masuk dengan yang keluar. Faktor penyebabnya adalah dinding pulpa yang keras dan kaku. Peristiwa ini mengakibatkan sistem persarafan pulpa terjepit, dan menimbulkan rasa nyeri hebat, yang dapat mengganggu aktifitas seseorang. Meskipun pusat gangguan tersebut sangat kecil dan bila diukur hanya mempunyai berat kira-kira 0.006 gram .
2.5
Aspek Klinik Dari Nyeri Orofacial Nyeri orofasial memiliki rentang kondisi yang luas dengan manifestasi yang berbeda. Adabeberapa usaha untuk memberikan klasifikasi yang komprehensif. Namun, materi ini memfokuskan pada beberapa yang paling umum dan paling membingungkan dari kondisi ini. Karena kompleksitas mereka, ditambah makna emosional dan makna psychososial region orofacial, diagnostik kerja dan strategi manajemen akan sering memerlukan pendekatan interdisipliner substansial antara profesi medis, dokter gigi, psikolog dan spesialis nyeri orofacial. Nyeri gigi merupakan suatu gejala nyeri yang dapat timbul ketika terkena bermacam macam rangsangan, antara lain: rangsang termis yang ditandai dengan perubahan suhu, minum minuman yang panas atau dingin; mekanis terjadi melalui masuknya makanan yang manis dan lengket, ataupun juga elektris yaitu rasa nyeri pada saat gigi dikenai tindakan perawatan seperti dibor. Selain adanya rangsangan, nyeri juga dapat timbul secara spontan.Keluhan nyeri yang dikemukakan oleh setiap individu bersifat subyektif yaitu ngilu, nyeri yang kadang timbul dan berdenyut. Nyeri merupakan reaksi fisiologis yang ditimbulkan oleh rangsang yang mencapai nilai ambang rasa nyeri pada reseptor nyeri. Mekanisme nyeri gigi berawal dari rangsang
12 | P A I N O R O F A C I A L
berbahaya yang diubah impuls nyeri sampai persepsi nyeri gigi. Rangsang diterima oleh email disampaikan ke reseptor di dentin, kemudian rangsang diubah menjadi impuls yang kemudian disampaikan ke pulpa dan akhirnya sampai di pusat nyeri, tempat nyeri dipersepsi. Definisi nyeri yang ditetapkan oleh International Association for The Study of Pain adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan, berhubungan dengan kerusakan jaringan yang telah terjadi atau yang akan terjadi atau digambarkan dengan katakata yang berhubungan dengan kerusakan jaringan. Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh; rasa nyeri timbul bila terdapat kerusakan jaringan dan ini akan menyebabkan penderita bereaksi dengan cara memindahkan stimulus nyeri. Nyeri adalah pengalaman sensoris kompleks yang sering berkaitan dengan kerusakan jaringan. Nyeri dianggap sebagai suatu istilah yang berhubungan dengan sensasi yang dibedakan dalam kualitas, lokasi durasi dan intensitas rangsangnya. Nyeri merupakan pengalaman kompleks yang meliputi tidak hanya komponen sensorik, tetapi juga melibatkan reaksi motorik atau respons yang ditimbulkan oleh rangsang yang menimbulkan nyeri, yaitu rangsang berbahaya. Penderita yang telah kehilangan rasa sakitnya, misalnya setelah mengalami kecelakaan pada medula spinalis, tak akan mempunyai rasa nyeri. Nyeri gigi merupakan respons yang ditimbulkan oleh rangsang pada reseptor nyeri di gigi yang akan diubah menjadi impuls nyeri dan dihantarkan melalui struktur serabut saraf. Jaringan yang hanya mengandung reseptor nyeri atau nosiseptor memiliki sensitifitas atau kepekaan terhadap nyeri dengan tingkat kepekaan yang berbeda. Dentin dan pulpa termasuk jaringan yang peka terhadap nyeri. Nyeri gigi terjadi bila terjadi rangsangan pada nosiseptor. 13 | P A I N O R O F A C I A L
Nyeri gigi merupakan reaksi fisiologis dan atau patologis yang timbul oleh rangsangan pada reseptor nyeri dan impulsnya dihantarkan melalui struktur serabut saraf. Para ahli mengemukakan bahwa rasa nyeri sukar atau tidak dapat didefinisikan dengan tepat karena sifat nyeri tersebut bersifat subyektif, misalnya seorang individu mengatakan nyeri pada rangsangan dengan intensitas kecil, tetapi individu yang lain harus diberikan rangsangan dengan intensitas yang lebih besar untuk dapat merasakan nyeri.
Berdasarkan timbulnya nyeri terdapat dua rasa nyeri utama yaitu rasa nyeri cepat (akut) dan lambat (kronis). Nyeri akut timbul kira-kira 0,1 detik setelah diberikan stimulus\ nyeri, sedangkan nyeri kronis timbul 1 detik atau lebih dan kemudian bertambah secara perlahan selama beberapa detik kadangkala beberapa menit. Nyeri gigi ditimbulkan oleh rangsang yang diterima melalui struktur gigi yaitu email, kemudian diteruskan ke dentin, sampai ke hubungan pulpa-dentin, yang mengandung reseptor nyeri dan akhirnya ke pulpa. Reseptor nyeri tersebut merupakan nosiseptor yang berasal dari saraf maksilaris dan mandibularis dan merupakan cabang saraf trigeminal. Rangsang yang diterima akan diubah menjadi impuls dan dihantarkan menuju susunan saraf pusat rangsang dapat berupa rangsang kimia, listrik, mekanis maupun termal. Email adalah jaringan yang pertama kali menerima stimulus rangsangan. Email merupakan jaringan yang sama sekali tidak peka dan rangsang yang sampai pada daerah tersebut tidak berubah. Rangsang pada email diteruskan ke dentin bagian luar, kemudian kanalikuli dentin sampai ke reseptor. Rangsang pada serabut saraf berujung bebas tersebut menimbulkan impuls nyeri yang akan menyebar ke seluruh serabut saraf. Cabang saraf maksilaris yang menghantarkan impuls nyeri gigi rahang atas: 14 | P A I N O R O F A C I A L
1. Saraf alveolaris superior anterior, menghantarakan impuls nyeri dari nyeri gigi anterior. 2. Saraf alveolaris superior media, menghantarkan impuls nyeri gigi dari gigi premolar dan akar mesiobukal molar pertama. 3. Saraf alveolar superior posterior, menghantarkan impuls nyeri dari gigi molar kecuali akar mesiobukal molar pertama.
Cabang saraf mandibularis yang menghantarkan impuls nyeri dari gigi rahang bawah yaitu saraf alveolaris inferior melalui cabang dentalis yang menghantarkan impuls dari seluruh gigi-gigi rahang bawah. Serabut saraf lebih banyak bercabang pada kamar pulpa dibandingkan saluran akar, dengan perbandingan 1:3. Percabangan serabut saraf semakin meningkat pada ujung tanduk pulpa. Reseptor sensorik yang terdapat pada gigi adalah jenisnosiseptor, yaitu ujung saraf bebas bermielin dan tidak bermielin. Reseptor ini terletak di predentin, hubungan pulpa-dentin dan subodontoblas. Serabut saraf sensorik yang masuk kedalam pulpa merupakan sistem serabut saraf trigeminal yaitu berasal dari ganglion trigeminalis (ganglion semilunaris Gasseri). Serabut saraf ini dibungkus oleh suatu selubung yang terdiri dari kumpulan sel Schwann yang berfungsi sebagai nerolema. Sel Schwann terdiri dari mielin yang merupakan campuran lipid dan protein. Serabut saraf bermielin ini masuk ke pulpa melalui foramen apikal. Serabut saraf bermielin yang besar terdapat di daerah kamar pulpa akan bercabang menjadi serabut saraf yang lebih kecil dan menyebar ke arah koronal dan perifer gigi. Serabut saraf kemudian bercabang di daerah subodontoblas dan membentuk suatu sistem saraf yang menyerupai suatu anyaman yang disebut plexus of Raschkow. Pada daerah ini, serabut saraf akan melepaskan selubung mielinnya dan berjalanmelalui Zone of Weil. Serabut saraf tersebut akan 15 | P A I N O R O F A C I A L
berjalan mengelilingi prosesus odontoblasdan berakhir sebagai reseptor pada predentin. Impuls nyeri gigi dihantarkan ke sistem sarafpusat melalui dua jenis serabut saraf, yaitu serabut saraf tipe A-_ yang bermielin halus dengan diameter 2-5 μm, menghantarkan impuls nyeri dengan kecepatan 12-30 m / det danserabut saraf tipe A bermielin yang berdiameter 5-12 μm menghantarkan impuls nyeri dengankecepatan 30-70 m/det. Serabut saraf lainnya yaitu serabut saraf tipe C yang tidak bermielindengan diameter 0,4-1,2 μm. Serabut saraf tipe C menghantarkan impuls nyeri dengan kecepatan 0,5-2 m/det. Kedua serabut saraf ini berakhir pada nukleus spinalis saraf trigeminal. Impuls nyeri yang mengenai ujung saraf pulpa gigi dihantarkan ke saraf maksilaris dan mandibularis dari saraf trigeminal. Serabut saraf ini berjalan dari ganglion Gasseri ke nukleus sensorik dari saraf trigeminal yang terletak pada medulla oblongata danmeluas ke segmen servikal traktus spinalis. Serabut saraf juga berjalan melalui lemniskus trigeminalis ke nukleus postero-sentral dari talamus. Talamus merupakan pusat dari seluruhimpuls nyeri kasar yang selanjutnya diproyeksikan datang ke korteks serebri. Impuls nyerikasar ini akan diteruskan melalui neuron penghubung korteks serebri. Di tempat ini nyeri sudah dapat dikenali dengan jelas baik lokasi maupun diskriminasinya serta kualitas nyeri.
2.6
Kategori Klasifikasi Nyeri orofasial Diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya: 1. Rasa sakit yang dikarenakan oleh penyakit local Misalnya: a. Gigi dan rahang b. Sendi temporomandibular dan otot-otot yang berhubungan dengannya c. Hidung dan sinus paranasal d. Kelenjar ludah e. Pembuluh darah; giant-sel arteri
16 | P A I N O R O F A C I A L
f. Mukosa g. Lymph node Pada kelompok ini rasa sakit berhubungan dengan gejala-gejala lain dan mempunyai sifat khusus, dengan kelainan local yang terlihat jelas baik secara klonosmaupun radiografis, sehingga dapat dilakukan penentuan diagnosa. Perawatan keadaan local dapat menghilangkan sakit tersebut.
2. Sakit yang berasal dari batang saraf dan arah perjalanan sentralnya Kelompok ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yang dapat dibedakan denganada atau tidak adanya tanda-tanda fisik yang tidak normal pada sistem saraf sentral. Jadi, bila rasa sakit berasal dari keadaan yang termasuk kelompok ini, maka untukmenentukan diagnosa perlu dilakukan pemeriksaan neurologi dengan perhatian khusus terhadap saraf kranial. Penyebab kelompok ini adalah: Kelompok I. Tidak ada tanda-tanda fisik yang tidak normal pada sistem saraf sentral a. Neuralgia trigeminal dan glosoparingeal idiopatik b. Sindrom migrain c. Sakit pada wajah atipikal Kelompok II. Ada tanda-tanda fisik yang tidak normal pada sistem saraf sentral Gangguan pada saraf baik karena tekanan, infiltrasi atau penyakit degenerasi dari sistem saraf sentral baik ekstra maupun intracranial 3. Sakit yang berasal dari luar wajah Rasa sakit dapat berasal dari Mata, Jantung, Tulang spinal, Oesopagus. Mata secara alami merupakan bagian dari wajah, normalnya pasien tidak mengeluh tentang
17 | P A I N O R O F A C I A L
rasa sakit dari penyakit mata atau telinga, tetapi mengeluh tentang rasa sakit dari organ yang terserang. Sebaliknya, sakit dari struktur lain biasanya meluas ke telinga (terutama dari gigi geraham besar bawah dan sendi temporomandibular). Keadaan seperti ini ditandai dengan kelainan lokal yang berhubungan engan rasa sakit, tetapi selain itu juga terlohat tanda yang samar ari penyakityang terdapat di luar wajah yang menimbulkan rasa sakit tersebut
18 | P A I N O R O F A C I A L
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Nyeri merupakan sensasi yang terlokalisasi berupa ketidaknyamanan, kesedihan dan penderitaan yang dihasilkan oleh stimulasi pada akhiran saraf tertentu. Nyeri terjadi sebagai mekanisme perlindungan sehingga menyebabkan penderita menghilangkan sumber nyeri atau menarik diri menjauhi sumber. Definisi menurut Dorland Medical Dictionary mengidentifikasikan nyeri sebagai sensasi lokal yang terjadi sebagai hasil stimulasi. Nyeri diperantarai melalui struktur neural yang diciptakan dengan tujuan bahwa nyeri mengindikasikan adanya mekanisme perlindungan terhadap kerusakan. Sedangkan Nyeri Orofacial adalah
nyeri -
manifestasi di daerah oral-fasial, walau fokusnya bukan di oralfasial. daerah pemicu (trigger zone) di oralfasial, walau manifestasinya bukan di oralfasial. Klasifikasi Nyeri Nyeri dapat merupakan ‘nyeri akut’ ataupun ‘nyeri kronik’. • Nyeri akut, biasanya berkaitan dengan kerusakan jaringan akut yang berlangsung dalam hitungan beberapa detik sampai beberapa hari. •Nyeri kronik, di definisikan sebagai nyeri yang menetap, timbul setelah proses akut membaik, yang menetap dalam waktu beberapa bulan atau lebih. Faktor pemicu ( reseptor nyeri) terdapat di : - Otot-otot pengunyahan - Persendian gigi. - Jaringan sekitar gigi.
19 | P A I N O R O F A C I A L
3.2 Saran Bahwasanya makalah yang dibuat oleh penulis mungkin terdapat kesalahan,untuk itu sebaiknya untuk lebih memperjelasnya dapat membaca buku dari sumber yang dapat dilihat pada daftar pustaka dan juga dapat di cari dari sumber lain seperti browsing di internet,dll.
20 | P A I N O R O F A C I A L
DAFTAR PUSTAKA
Higler,s boies. 1997. Buku ajar Prnyakit THT. Jakarta:egc Lucent,franke. Gadu Har-el. 2011. Ilmu THT.Jakarta:EGC http://www.idoub.com/doc/51283859/MAKALAH-OROFACIAL-PAIN-KLP-5-fix http://www.idoub.com/doc/40691951/orofacial-pain-final
21 | P A I N O R O F A C I A L