Sedimentasi Kimiawi Bahan asal batuan batuan sedimen kimiawi adalah uraian hasil pelapukan batuan beku yang larut dalam air. Kebanyakan terjadi Karena pengikisan air yang kaya akan garam (evaporit) dan konsentrasi-konsentrasi pengendapan. Pada umumnya batuan sendimen kimiawi tersusun atas garam-garam yang larut dalam air laut, seperti : NaCl, KCl, MgSO4, CaCo4, CaCO3, dan lain sebagainya. Contoh batuan sendimen kimiawi adalah: a. Oolit Batuan yang terdiri dari atsa kumpulan butiran-butiran kecil berdiameter antara 0,5 – 10 mm,yang terjadi karena pengendapan,meliputi seluruh inti, hingga penampangnya Nampak sebagai bangunan yang konsentris. Sendimen ini terjadi pada air yang bergerak cepat. Macam – macam oolit: Oolit gamping Oolit besi Oolit yang bersifat pesilit. b. Batu gamping (limestone) Macam- macam batu gamping (kapur) dapat di jelaskan sebagai berikut: Limestone: batu kapur yang utama terdiri dari kalsit (CaCO3) yang berbentuk Kristal, yang menunjukan bahwa asalnya dari pengendapan kimia. Chalk: batuan kapur yang terdiri atas frakmen-frakmen binatang berkerangka kapur dan tumbuh-tumbuhan. Mergel (Marl): batuan kapur yang terdiri atas campuran CaCO3 dengan tanah liat dan pasir. Dolomit: batuan kapur yang terjadi dari batu kapur yang lebih keras dan rumus kimianya CaMg (CO3)2.
Travertin: endapan kapur di daratan, yang terjadi pada mata air yang mengandung banyak gamping. c. Garam dapur Dengan rumus kimia NaCl, berasal dari laut. Untuk terbentuknya endapan garam haruslah terdapat di daerah yang beriklim kering dan terdapat pada cekungan yang terpisah dari laut bebas. Alterasi kimia dan pecahan kimia batuan yang tersingkap didukung oleh kontak dengan agen kimia di atmosfer, tanah, dan aliran sungai, umumnya dipengaruhi oleh reaksi kimia yang berhubungan dengan air. Air merupakan agen yang signifikan dalam pelapukan kimia, dan efektif ketika iklim hangat dan lembab(Link,1982). Hampir dari setiap mineral pembentukan batuan memiliki tingkat kelarutan pada air, karena air merupakan pelarut yang baik pada berbagai tempat. Sehingga pelapukan kimia dapat disederhanakan sebagai fungsi jumlah air hujan dan komposisi kimia terhadap larutan batuan yang tersingkap. Tipe pelapukan kimiawi antara lain: a. Disolusi Merupakan alterasi batuan dengan mengubah dan memindahkan mineral yang mudah larut. Mineral seperti halit, gipsum dan kalsit adalah mineral yang mudah larut dalam air yang berkomposisi asam. Ketika mineral bereaksi dengan air, ion-ion seperti Ca dan Na tersingkirkan. Ionion tersebut terbawa sebagai beban yang terlarut oleh aliran sungai yang mengalir menuju danau atau laut. Ketika danau atau laut terevaporasi, mineral-mineral terlarut tadi terpresipitasi atau terkristalisasi menjadi mineral yang solid. Contohnya halit, kalsit, gipsum. Mineral ini terbentuk dari proses evaporasi dari air laut yang disebut evaporit. Mineral juga dapat terbentuk dari mata air panas seperti travertin.
Batuan Sedimen Evaporit
Batuan evaporit atau sedimen evaporit terbentuk sebagai hasil proses penguapan (evaporation) air laut. Proses penguapan air laut menjadi uap mengakibatkan tertinggalnya bahan kimia yang pada akhirnya akan menghablur apabila hampir semua kandungan air manjadi uap. Proses pembentukan garam dilakukan dengan cara ini. i. Batuan garam (Rock salt) yang berupa halite (NaCl). ii. Batuan gipsum (Rock gypsum) yang berupa
gypsum
(CaSO4.2H20) iii. Travertine yang terdiri dari calcium carbonate (CaCO3), merupakan
batuan
karbonat.
Batuan
travertin
umumnya
terbentuk dalam gua batugamping dan juga di kawasan air panas (hot springs). b. Hidrolisis Merupakan proses dimana feldspar dan beberapa mineral yang mengandung alumunium-silikat terlapukan menjadi mineral lempung. Contohnya potasium-feldspar membentuk mineral kaolinit. Pembentukan Pasir Pelapukan kimia merupakan faktor penting dalam pembentukan pasir secara keseluruhan, karena proses ini terjadi secara efisien di lingkungan yang lembab maupun panas. Sedangkan pelapukan fisik hanya mendominasi di tempat-tempat yang dingin dan / atau kering. Pelapukan batuan dasar yang menghasilkan pasir biasanya terjadi di bawah tanah. Tanah yang menutupi batuan dasar membuat lingkungan sekitar batuan menjadi lembab, yang kemudian mempercepat proses disintegrasi batuan.
Granit adalah jenis batuan yang umum dan merupakan contoh yang bagus dari proses pembentukan pasir. Granit sebelum melapuk, terdiri dari mineral-mineral berikut: I.
Sodium Plagioclase feldspar (Na feldspar)
II.
Potassium feldspar (K feldspar)
III.
Kuarsa
IV.
Mineral aksesori: biotite, amphibole, atau muskovit
Apa yang terjadi jika granit melapuk? I.
Na feldspar dan K feldspar mengalami proses hidrolisis untuk membentuk mineral lempung kaolin, serta ion-ion Na+ dan K+.
II.
Biotit dan / atau amphibole mengalami proses hidrolisis dan oksidasi, membentuk mineral lempung dan oksida besi.
III.
Kuarsa (dan muskovit jika ada) menjadi mineral residual, karena resisten terhadap pelapukan.
IV.
Fragmen
batuan
yang
lapuk
kemudian menjadi bagian dari unsur tanah. V.
Butiran mineral kuarsa kemudian tererosi
dan
menjadi
bagian
sedimen pasir, diangkut oleh arus sungai atau angin untuk kemudian
diendapkan
membentuk sand dune, channel bar,point bar dan sandy beach. VI.
Lempung akhirnya tererosi dan menjadi muatan suspensi dalam arus air sungai, sampai kemudian terendapkan di lingkungan arus yang tenang.
VII.
Ion-ion terlarut akan diangkut oleh sungai, sampai akhirnya akan menjadi bagian dari larutan garam di lingkungan air laut.
c. Oksidasi Merupakan proses dimana mineral yang mengandung besi mengalami terlapukan menjadi besi oksida. Mineral silikat yang mengandung besi yang juga mengandung kandungan alumunium (piroksen, amfibol, biotit) mengalami oksidasi dan hidrogen membentuk oksidan besi dan lempung. Mineral alumino-silikat yang mengandung menjadi tanah merah lempungan. Proses sedimentasi kimiawi Proses sedimentasi secara kimiawi terjadi saat pori-pori yang berisi fluida menembus atau mengisi pori-pori batuan. Hal ini juga berhubungan dnegan reaksi mineral pada batuan tersebut terhadap cairan yang masuk tersebut. Berikut ini merupakan beberapa proses kimiawi dari diagenesis batuan sedimen klastik: a)
Dissolution (pelarutan), mineral melarut dan membentuk porositas sekunder.
b)
Cementation (sementasi), pengendpan mineral yang merupakan semen dari batuan, semen tersebut diendapkan pada saat proses primer maupun sekunder.
c)
Authigenesis, munulnya mineral baru yang tumbuh pada pori-pori batuan
d)
Recrystallization, perubahan struktur kristal, namun kompsisi mineralnya tetap sama. Mineral yang biasa terkristalisasi adalah kalsit.
e)
Replacement, melarutnya satu mineral yang kemudian terdapat mineral lain yang terbentuk dan menggantikan mineral tersebut
f)
Compaction (kompaksi)
g)
Bioturbation (bioturbasi), proses sedimentasi oleh hewan (makhluk hidup)