BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanggung jawab perawat berarti keadaan yang dapat di percaya dan terpercaya. Menunujukan bahwa perawat profesional menampilkan kerja secra
hati-hati
,teliti
dan
kegiatan
perawat
dilaporkan
secara
jujur.Kepercayaan akan tumbuh apabila perawat memiliki kemampuan ,terampil,keahlian dan tidak memadai. Tanggung gugat dapat diartikan sebagai bentuk partisipasi perawat dalam membuat suatu keputusan dan belajar dari keputusan itu,perawat hendaknya memiliki tanggung gugat artinya bila ada pihak yang menggugat ia mengatakan siap dan berani menghadapinya. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan bertanggung jawab menurut kamus besar Indonesia ? 2. Apa yang dimaksud dengan tanggung gugat ? 3. Sebutkan Prinsip dari Tanggung Jawab ? 4. Sebutkan Prinsip dari tanggung gugat ? 5. Jelaskan
tanggung
jawab
dan
tanggung
keperawatan? C. Tujuan 1. Agar mengetahui pengertian dari tanggung jawab 2. Agar mengetahui pengertian dari tanggung guga
1
gugat
dalam
praktik
3. Agar mengetahui prinsip dari tanggung jawab 4. Agar mengetahui prinsip dari tanggung gugat 5. Agar mengetahui tanggung jawab dan tanggung gugat dalam praktik keperawatan
2
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat 1. Pengertian Tanggung Jawab atau Responsibility Responsibility adalah keharusan seseorang sebagai makhluk rasional dan bebas untuk tidak mengelak serta memberikan penjelasan mengenai perbuatannya, secara retrospektif atau prospektif (Bertens. 1993). Berdasarkan pengertian diatas tanggung jawab diartikan sebagai kesiapan memberikan jawaban atas tindakan-tindakan yang sudah dilakukan perawat pada masa lalu atau tindakan yang akan berakibat dimasa yang akan datang. Bertanggung jawab menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah berkewajiban
menanggung
,memikul
jawab,menanggung
segala
sesuatunya,atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya 2. Pengertian Tanggung Gugat Tanggung gugat dapat diartikan sebagai partisipasi seseorang dalam membuat
suatu
keputusan
dan
belajar
dengan
keputusan
itu
konsekuensi-konsekuensinya. B. Prinsip-prinsip tanggung jawab dan tanggung gugat 1. Prinsip tanggung jawab Prinsip tentang tanggung jawab merupakan perihal yang sangat penting, dalam kasus-kasus pelanggaran. Diperlukan kehati-hatian dalam
3
menganalisis siapa yang harus bertanggung jawab dan seberapa jauh tanggung jawab yang dapat dibebankan kepada pihak-pihak terkait. Secara umum, prinsip-prinsip tanggung jawab dalam hukum dapat dibedakan sebagai berikut: 1. Prinsip tanggung jawab berdasarkan unsur kesalahan Prinsip tanggung jawab berdasarkan unsur kesalahan (fault liability atau liability based on fault) adalah prinsip yang cukup aman berlaku dalam hukum pidana dan perdata. Dalam KUH Perdata, khususnya Pasal 1365, 1366, dan 1367, prinsip ini dipegang secara teguh. Prinsip ini
menyatakan,
seseorang
baru
dapat
dimintakan
pertanggungjawabannya secara hukum jika ada unsur kesalahan yang dilakukannya. Pasal 1365 KUH Perdata, yang dikenal sebagai pasal tentang perbuatan melawan hukum, mengharuskan terpenuhinya empat unsur pokok, yaitu: 1. adanya perbuatan;
2. adanya unsur kesalahan;
3. adanya kerugian yang diderita;
4. adanya hubungan kausalitas antara kesalahan dan kerugian. Kesalahan adalah unsur yang bertentangan dengan hukum. Pengertian hukum, tidak hanya bertentangan dengan undang-undang, tetapi juga bertentangan dengan kepatutan dan kesusilaan dalam masyarakat.
4
Secara common sense, asas tanggung jawab ini dapat diterima karena adalah adil bagi orang yang berbuat salah untuk mengganti kerugian
bagi
pihak
korban.
Mengenai
pembagian
beban
pembuktiannya, asas ini mengikuti ketentuan Pasal 163 Herziene Indonesische Reglement (HIR) atau Pasal 283 Rechtsreglement Buitengewesten (Rbg) dan Pasal 1865 KUH Perdata, dikatakan bahwa barangsiapa yang mengakui mempunyai suatu hak, harus membuktikan adanya hak atau peristiwa itu (actorie incumbit probatio). Ketentuan di atas sesuai dengan teori umum dalam hukum acara, yaitu asas audi et alterm partem atau asas kedudukan yang sama antara semua pihak yang berperkara. Perkara yang perlu diperjelas dalam prinsip ini adalah subjek pelaku kesalahan pada Pasal 1367 KUH Perdata. Dalam doktrin hukum dikenal asas vicarious liability dan corporate liability. Vicarious liability (atau disebut juga respondeat superior, let the answer), mengandung pengertian, majikan bertanggung jawab atas kerugian pihak lain yang ditimbulkan oleh orang-orang/ karyawan yang berada di bawah pengawasannya. Jika karyawan itu dipinjamkan ke pihak lain, maka tanggung jawabnya beralih pada si pemakai karyawan tadi. 2. Prinsip praduga untuk selalu bertanggung jawab Prinsip ini menyatakan, tergugat selalu dianggap bertanggung jawab (presumption of liability principle), sampai ia dapat membuktikan ia
5
tidak bersalah. Jadi, beban pembuktian ada pada si tergugat. Berkaitan dengan prinsip tanggung jawab ini, dalam doktrin hukum pengangkutan khususnya, dikenal empat variasi: a. pengangkut dapat membebaskan diri dari tanggung jawab kalau ia dapat membuktikan, kerugian ditimbulkan oleh hal-hal di luar kekuasaannya. b. pengangkut dapat membebaskan diri dari tanggung jawab jika ia dapat membuktikan, ia mengambil suatu tindakan yang diperlukan untuk menghindari timbulnya kerugian. c. pengangkut dapat membebaskan diri dari tanggung jawab jika ia dapat
membuktikan,
kerugian
yang
timbul
bukan
karena
kesalahannya. d. pengangkut tidak bertanggung jawab jika kerugian itu ditimbulkan oleh kesalahan/kelalaian penumpang atau karena kualitas/mutu barang yang diangkut tidak baik. 3. Prinsip praduga untuk tidak selalu bertanggung jawab Prinsip praduga untuk tidak selalu bertanggung jawab (presumption nonliability
principle)
hanya
dikenal
dalam
lingkup
tranksaksi
konsumen yang sangat terbatas. 4. Prinsip tanggung jawab mutlak Prinsip tanggung jawab mutlak (strict liability) sering diidentikkan dengan prinsip tanggung jawab absolut (absolute liability). Strict liability adalah prinsip tanggung jawab yang menetapkan kesalahan tidak
6
sebagai
faktor
yang
menentukan.
Namun,
ada
pengecualian-
pengecualian yang memungkinkan untuk dibebaskan dari tanggung jawab, misalnya keadaan force majeur. Absolute liability adalah prinsip tanggung jawab tanpa kesalahan dan tidak ada pengecualiannya. mengantisipasi jika sewaktu-waktu ada gugatan atas kesalahannya. 5. Prinsip tanggung jawab dengan pembatasan Prinsip tanggung jawab dengan pembatasan (limitation of liability principle) sangat disenangi oleh pelaku usaha untuk dicantumkan sebagai klausul eksonerasi dalam perjanjian standar yang dibuatnya. Seperti dalam perjanjian cuci cetak film misalnya, ditentukan bila film yang ingin dicuci/dicetak itu hilang atau rusak (termasuk akibat kesalahan petugas), maka konsumen hanya dibatasi ganti kerugiannya sebesar sepuluh kali harga satu rol film baru. 2. Prinsip tanggung gugat 1. Setiap tindakan yang menimbulkan kerugian terhadap diri orang lain berarti orang yang melakukan harus membayar kompensasi sebagai pertanggunggugatan kerugian(Pasal 1365 KUH Perdara) 2. Seseorang harus bertanggunggugat tidak hanya kerugian yang dilakukannya dengan sengaja,tetapi juga karna kelalaian atau kurang berhati-hati(Pasal 1366 KUH Perdata) 3. Seseorang harus memberikan pertanggunggugatan tidak hanya atas kerugian yang ditimbulkan dari tindakannya sendiri,tetapi juga atas
7
kerugian yang ditimbulkan dari tindakan orang lain yang berada dibawah pengawasannya(Pasal 1367 KUH Perdata) C. Tanggung jawab profesi Respon terhadap hak klien: 1. Kewajiban terhadap kode etik Contoh : Setiap tindakan keperawatan harus dilandasi dengan kode etik keperawatan 2. Kejujuran Contoh : Seorang pasien masuk rumah sakit dengan berbagai fraktur akibat kecelakaan,suaminya meninggal dunia ,pasien tersebut selalu menanyakan tentang keadaan suaminya.Dokter ahli bedah berpesan untuk belum memberitahukan kematian suaminya kepada klien dan kepala ruangan menyampaikan instruksi dari dokter harus diikuti.Perawat dalam hal ini dihadapakan dalam konflik kejujuran. 3. Kerahasiaan Contoh : Seorang perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya kecuali jika di perlukan oleh yang berwenang sesuai ketentuan hukum yang berlaku,jadi setiap perawat setelah melakukan tindakan terhadap pasien tidak boleh menceritakan kepada siapapun dan juga apabila ingin melakukan tindakan perawat dapat menutup tirai/sampiran agar privasi pasien terjaga .
8
4. Advocacy Contoh : Perawat membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan
dan
berupaya
melindungi
hak
pasien
dari
pelanggaran . 5. Akontabilitas Contoh:
Perawat
bertanggung
,profesi,klien,sesama
jawab teman
pada sejawat
diri
sendiri
,karyawan,dan
masyarakat.Jika perawat salah memberi dosis obat kepada klien perawat dapat digugat oleh klien yang menerima obat,dokter yang memberi tugas delegatif,dan masyarakat yang menuntut kemampuan profesional D. Tanggung jawab dan tanggung gugat dalam praktik keperawatan 1. Tanggung jawab dalam praktik keperawatan Tanggung jawab perawat telah termuat dalam kode etik yang telah disusun dan disahkan oleh organisasi atau wadah yang membina profesi keperawatan . Wadah yang membina profesi keperawatan di Indonesia adalah Dewan pimpinan pusat musyawarah nasional PPNI di jakarta pada tanggal 29 November 1989. Hingga saat ini ,rumusan itu masih relevan dan berlaku serta menjadi acuan keperawatan. Tanggung jawab perawat sebagaimana dapat dirumuskan dalam kode etik keperawatan Indonesia tersebut terdiri dari 5 bab dan 16 pasal.
9
a. Pengertian tanggung jawab perawat Tanggung jawab perawat berarti keadaan yang dapat dipercaya dan terpercaya. Menunujukan bahwa perawat profesional menampilkan kerja secara hati-hati,teliti dan kegiatan perawat dilaporkan secara jujur.Kepercayaan akan tumbuh apabila perawat memiliki kemampuan ,terampil,keahlian dan tidak memadai. Responsibility adalah penerapan ketentuan hukum terhadap tugas-tugas yang berhubungan dengan peran tertentu dari perawat, agar tetap kompeten dalam pengetahuan. Sikap dan bekerja sesuai kode etik (ANA. 1985). Menurut pengertian tersebut agar memiliki tanggung jawab maka perawat diberikan ketentuan hukum dengan maksud agar pelayanan perawatannya tetap sesuai standar. Berikut beberapa cara perawat mengkomunikasikan rasa tanggung jawabnya : 1. Menyampaikan perhatian dan rasa hormat pada klien . Contoh : “Mohon maaf bu demi kenyamanan ibu dan keselamatan ibu saya akan mengganti balutan atau mengganti spreinya”. 2. Bila perawat terpaksa menunda pelayanan ,maka perawat bersedia memberikan penjelasan dengan ramah kepada kliennya Misalnya : “Mohon maaf pak saya memprioritaskan dulu klien yang gawat dan darurat sehingga harus meninggalkan bapak sejenak “
10
3. Menunjukan kepada klien sikap menghargai yang ditunjukan dengan perilaku perawat. Misalnya:Mengucapkansalam,tersenyum,membungkuk,bersalaman dsb 4. Berbicara dengan klien yang berorientasi pada perasaan bukan pada kepentingan atau keinginan perawt Misalnya : “Coba ibu jelaskan bagaimana perasaan ibu saat ini “ Sedangkan apabila perawat berorientasi pada kepentingan perawat : “Apakah bapak tidak paham bahwa pekerjaan saya itu banyak,dari pagi sampai siang,mohon pengertiannya pak ,jangan mau dilayani terus. 5. Tidak mendiskusikan klien lain di depan pasien dengan maksud menghinamisalnya”pasien yang ini mungkin harapan sembuhnya lebih kecil dibanding pasien tadi. 6. Menerima sikap kritis klien dan mencoba memahami klien dalam sudut pandang klien . Misalnya perawt tetap bersikap bijaksana saat klien menyatakan bahwa obatnya tidak cocok atau diagnosanya mungkin salah. b. Jenis –jenis tanggung jawab perawat Tanggung jawab (Responsibility) perawat dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Responsibility to God (tanggung jawab utama terhadap Tuhannya)
11
Tanggung jawab perawat terhadap Tuhannya saat merawat klien. Dalam sudut pandang etika Normatif, tanggung jawab perawat yang paling utama adalah tanggung jawab di hadapan Tuhannya. Sesungguhnya penglihatan, pendengaran dan hati akan dimintai pertanggung jawabannya di hadapan Tuhan. 2. Responsibility to Client and Society (tanggung jawab terhadap klien dan masyarakat) Tanggung Jawab Perawat terhadap Klien. Dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga, atau komunitas, perawat sangat memerlukan etika keperawatan yang merupakan filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasar terhadap pelaksanaan praktik keperawatan, dimana inti dari falsafah tersebut adalah hak dan martabat manusia. Untuk memelihara
dan
meningkatkan
kepercayaan
masyarakat,
diperlukan peraturan tentang hubungan antara perawat dengan masyarakat, yaitu sebagai berikut : 1)Perawat,
dalam
melaksanakan
pengabdiannya,
senantiasa
berpedoman pada tanggung jawab yang bersumber dari adanya kebutuhan
terhadap
keperawatan
individu,
keluarga,
dan
masyarakat. 2)
Perawat, keperawatan,
12
dalam
melaksanakan
memelihara
suasana
pengabdian lingkungan
dibidang yang
menghormati nilai-nilai budaya, adapt istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga, dan masyarakat. 3) Perawat, dalam melaksanakan kewajibannya terhadap individu, keluarga, dan masyarakat, senantiasa diladasi rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur keperawatan. 4) Perawat menjalin hubungan kerjasama dengan individu, keluarga,
dan
masyarakat,
khususnya
dalam
mengambil
prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan, serta upaya kesejahteraan pada umumnya sebagai bagian dari tugas dan kewajiban bagi kepentingan masyarakat. 3. Tanggung Jawab Perawat terhadap Tugas 1) Perawat memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan
individu, keluarga, dan masyarakat. 2) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya sehubungan dengan tugas yang diprcayakan kepadanya, kecuali jika diperlukan oleh pihak yang berwenang sesuai denagan ketentuan hukum yang berlaku. 3) Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan keperawatan yang dimilikinya untuk tujuan yang bertentangan dengan norma-norma kemanusian.
13
4) Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya, senantiasa berusaha dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik, agama yang dianut, dan kedudukan sosial. 5) Perawat mengutamakan perlindungan dan keselamatan pasien atau klien dalam melaksaakan tugas keerawatannya, serta matang dalam mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau mengalih-tugaskan tanggung jawab yang ada hubungannya dengan kaperawatan. 4. Responsibility to Colleague and Supervisor (tanggung jawab terhadap rekan sejawat dan atasan) Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lain adalah sebagai berikut : 1) Perawat memelihara hubungan baik antar sesama perawat dan tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh. 2) Perawat menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan, dan pengalamannya kepada sesama perawat, serta menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesi dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam bidang keperawatan. 5. Tanggung Jawab Perawat terhadap Profesi
14
1) Perawat berupaya meningkatkan kemampuan profesionalnya secara
sendiri-sendiri
dan
bersama-sama
dengan
jalan
menambah ilmu pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan keperawatan. 2) Perawat menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan menunjukan perilaku dan sifat-sifat pribadi yang luhur. 3) Perawat berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan pelayanan keperawatan, serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan. 4) Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi profesi keperawatan sebagai sarana pengabdiannya. 6. Tanggung Jawab Perawat terhadap Negara 1)
Perawat
melaksanakan
ketentuan-ketentuan
sebagai
kebijaksanaan yang telah digariskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan. 2) Perawat berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada masyarakat 2. Tanggung gugat dalam praktik keperawatan a. Pengertian tanggung gugat perawat Tanggung gugat merupakan istilah yang baru berkembang untuk meminata
pertanggungjawaban
seseorang
karna
kelalaiannya
menimbulkan kerugian bagi pihak lain.Tanggung gugat dapat diartikan
15
sebagai bentuk partisipasi perawat dalam membuat suatu keputusan dan belajar dengan keputusan itu konsekuensi-konsekuensinya. Perawat hendaknya memiliki tanggung gugat artinya bila ada pihak yang menggugat ia menyatakan siap dan berani menghadapinya .Terutama
yang
berkaitan
dengan
kegiatan-kegiatan
profesinya.Perawat harus mampu untuk menjelaskan kegiatan atau tindakan yang dilakukannnya. b. Jenis atau macam macam tanggung gugat perawat 1. Contractual Liability Tanggung gugat jenis ini muncul karena adanya inggar janji,yaitu tidak dilaksanakannya suatu kewajiban atau tidak dipenuhinya sesuatu hak pihak lain sebagai akibat adanya hubungan kontarak tual 2. Liability in Tort Tanggung gugat jenis ini merupakan tanggung gugat yang tidak di dasarkan atas adanya kontak tual obligation, tetapi atas perbuatan melawan hukum. 3. Strict Liability Tanggung gugat jenis ini sering disebut tanggung gugat tanpa kesalahan
mengingat
seseorang
harus
bertanggung
meskipun tidak melakukan kesalahan apa-apa. 4. Vicarious Liability
16
jawab
Tanggung gugat jenis ini timbul akibat kesalahan yang dibuat oleh bawahannya. E. Peran perawat dalam tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap pelayanan kesehatan 1. Perawat bertanggung jawabdan bertanggung gugat terhadap setiap tindakan dan pengambilan keputusan keperawatan 2. Perawat
mempertahankan
kompetensinya
dalam
melaksanakan
pelayanan keperawatan 3. Perawat melatih diri dalam menetapkan informasi dan menggunakan kompetensi individunya serta kualivikasi sebagai kriteria untuk menerima konsultasi
tanggung
jawab
dan
memberikan
delegasi
tindakan
keperawatan kepada tenaga lain . 4. Perawat berpatisifasi aktif dalam upaya profesi untuk melaksanakan dan meningkatkan standar profesi
17
BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Tanggung Jawab Bertanggung jawab menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah berkewajiban
menanggung
,memikul
jawab,menanggung
segala
sesuatunya,atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya. B. Pengertian Tanggung Gugat Akontabiliti / Tanggung Gugat dapat diartikan sebagai bentuk artisipasi seseorang dalam membuat suatu keputusan dan belajar dengan keputusan itu konsekuensi-konsekuensinya C. Prinsip Tanggung Jawab 1. Prinsip tanggung jawab berdasarkan unsur kesalahan Prinsip tanggung jawab berdasarkan unsur kesalahan (fault liability atau liability based on fault) adalah prinsip yang cukup aman berlaku dalam hukum pidana dan perdata. Dalam KUH Perdata, khususnya Pasal 1365, 1366, dan 1367, prinsip ini dipegang secara teguh. Prinsip ini
menyatakan,
seseorang
baru
dapat
dimintakan
pertanggungjawabannya secara hukum jika ada unsur kesalahan yang dilakukannya. Pasal 1365 KUH Perdata, yang dikenal sebagai pasal tentang perbuatan melawan hukum, mengharuskan terpenuhinya empat unsur pokok, yaitu:
18
adanya perbuatan;
adanya unsur kesalahan;
adanya kerugian yang diderita;
adanya hubungan kausalitas antara kesalahan dan kerugian.
Kesalahan adalah unsur yang bertentangan dengan hukum. Pengertian hukum, tidak hanya bertentangan dengan undang-undang, tetapi juga bertentangan dengan kepatutan dan kesusilaan dalam masyarakat. Secara common sense, asas tanggung jawab ini dapat diterima karena adalah adil bagi orang yang berbuat salah untuk mengganti kerugian
bagi
pihak
korban.
Mengenai
pembagian
beban
pembuktiannya, asas ini mengikuti ketentuan Pasal 163 Herziene Indonesische Reglement (HIR) atau Pasal 283 Rechtsreglement Buitengewesten (Rbg) dan Pasal 1865 KUH Perdata, dikatakan bahwa barangsiapa yang mengakui mempunyai suatu hak, harus membuktikan adanya hak atau peristiwa itu (actorie incumbit probatio). Ketentuan di atas sesuai dengan teori umum dalam hukum acara, yaitu asas audi et alterm partem atau asas kedudukan yang sama antara semua pihak yang berperkara. Perkara yang perlu diperjelas dalam prinsip ini adalah subjek pelaku kesalahan pada Pasal 1367 KUH Perdata. Dalam doktrin hukum dikenal asas vicarious liability dan corporate liability.
19
Vicarious liability (atau disebut juga respondeat superior, let the answer), mengandung pengertian, majikan bertanggung jawab atas kerugian pihak lain yang ditimbulkan oleh orang-orang/ karyawan yang berada di bawah pengawasannya. Jika karyawan itu dipinjamkan ke pihak lain, maka tanggung jawabnya beralih pada si pemakai karyawan tadi. 2. Prinsip praduga untuk selalu bertanggung jawab Prinsip ini menyatakan, tergugat selalu dianggap bertanggung jawab (presumption of liability principle), sampai ia dapat membuktikan ia tidak bersalah. Jadi, beban pembuktian ada pada si tergugat. Berkaitan dengan prinsip tanggung jawab ini, dalam doktrin hukum pengangkutan khususnya, dikenal empat variasi: a. pengangkut dapat membebaskan diri dari tanggung jawab kalau ia dapat membuktikan, kerugian ditimbulkan oleh hal-hal di luar kekuasaannya. b. pengangkut dapat membebaskan diri dari tanggung jawab jika ia dapat membuktikan, ia mengambil suatu tindakan yang diperlukan untuk menghindari timbulnya kerugian. c. pengangkut dapat membebaskan diri dari tanggung jawab jika ia dapat membuktikan, kerugian yang timbul bukan karena kesalahannya. d. pengangkut tidak bertanggung jawab jika kerugian itu ditimbulkan oleh kesalahan/kelalaian penumpang atau karena kualitas/mutu barang yang diangkut tidak baik.
20
3. Prinsip praduga untuk tidak selalu bertanggung jawab Prinsip praduga untuk tidak selalu bertanggung jawab (presumption nonliability principle) hanya dikenal dalam lingkup tranksaksi konsumen yang sangat terbatas. 4. Prinsip tanggung jawab mutlak Prinsip tanggung jawab mutlak (strict liability) sering diidentikkan dengan prinsip tanggung jawab absolut (absolute liability). Strict liability adalah prinsip tanggung jawab yang menetapkan kesalahan tidak sebagai
faktor
yang
menentukan.
Namun,
ada
pengecualian-
pengecualian yang memungkinkan untuk dibebaskan dari tanggung jawab, misalnya keadaan force majeur. Absolute liability adalah prinsip tanggung jawab tanpa kesalahan dan tidak ada pengecualiannya. mengantisipasi jika sewaktu-waktu ada gugatan atas kesalahannya. 5. Prinsip tanggung jawab dengan pembatasan Prinsip tanggung jawab dengan pembatasan (limitation of liability principle) sangat disenangi oleh pelaku usaha untuk dicantumkan sebagai klausul eksonerasi dalam perjanjian standar yang dibuatnya. Seperti dalam perjanjian cuci cetak film misalnya, ditentukan bila film yang ingin dicuci/dicetak itu hilang atau rusak (termasuk akibat kesalahan petugas), maka konsumen hanya dibatasi ganti kerugiannya sebesar sepuluh kali harga satu rol film baru.
21
D. Prinsip tanggung gugat 1. Setiap tindakan yang menimbulkan kerugian terhadap diri orang lain berarti orang yang melakukan harus membayar kompensasi sebagai pertanggunggugatan kerugian(Pasal 1365 KUH Perdata) 2. Seseorang
harus
bertanggunggugat
tidak
hanya
kerugian
yang
dilakukannya dengan sengaja,tetapi juga karna kelalaian atau kurang berhati-hati(Pasal 1366 KUH Perdata) 3. Seseorang harus memberikan pertanggunggugatan tidak hanya atas kerugian yang ditimbulkan dari tindakannya sendiri,tetapi juga atas kerugian yang ditimbulkan dari tindakan orang lain yang berada dibawah pengawasannya(Pasal 1367 KUH Perdata) E. Tanggung jawab dan tanggung gugat dalam praktik keperawatan 1. Tanggung jawab dalam praktik keperawatan Tanggung jawab perawat telah termuat dalam kode etik yang telah disusun dan disahkan oleh organisasi atau wadah yang membina profesi keperawatan . Wadah yang membina profesi keperawatan di Indonesia adalah Dewan pimpinan pusat musyawarah nasional PPNI di jakarta pada tanggal 29 November 1989. Hingga saat ini ,rumusan itu masih relevan dan berlaku serta menjadi acuan keperawatan. Tanggung jawab perawat sebagaimana dapat dirumuskan dalam kode etik keperawatan Indonesia tersebut terdiri dari 5 bab dan 16 pasal. a. Pengertian tanggung jawab perawat
22
Tanggung jawab perawat berarti keadaan yang dapat dipercaya dan
terpercaya.
Menunujukan
bahwa
perawat
profesional
menampilkan kerja secara hati-hati,teliti dan kegiatan perawat dilaporkan secara jujur.Kepercayaan akan tumbuh apabila perawat memiliki kemampuan ,terampil,keahlian dan tidak memadai. Responsibility adalah penerapan ketentuan hukum terhadap tugas-tugas yang berhubungan dengan peran tertentu dari perawat, agar tetap kompeten dalam pengetahuan. Sikap dan bekerja sesuai kode etik (ANA. 1985). Menurut pengertian tersebut agar memiliki tanggung jawab maka perawat diberikan ketentuan hukum dengan maksud agar pelayanan perawatannya tetap sesuai standar. b. Jenis –jenis tanggung jawab perawat Tanggung jawab (Responsibility) perawat dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Responsibility to God (tanggung jawab utama terhadap Tuhannya) Tanggung jawab perawat terhadap Tuhannya saat merawat klien. Dalam sudut pandang etika Normatif, tanggung jawab perawat yang paling utama adalah tanggung jawab di hadapan Tuhannya. Sesungguhnya penglihatan, pendengaran dan hati akan dimintai pertanggung jawabannya di hadapan Tuhan. 2. Responsibility to Client and Society (tanggung jawab terhadap klien dan masyarakat)
23
Tanggung Jawab Perawat terhadap Klien. Dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga, atau komunitas, perawat sangat memerlukan etika keperawatan yang merupakan filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasar terhadap pelaksanaan praktik keperawatan, dimana inti dari falsafah tersebut adalah hak dan martabat manusia. Untuk memelihara
dan
meningkatkan
kepercayaan
masyarakat,
diperlukan peraturan tentang hubungan antara perawat dengan masyarakat, yaitu sebagai berikut : 1)Perawat,
dalam
melaksanakan
pengabdiannya,
senantiasa
berpedoman pada tanggung jawab yang bersumber dari adanya kebutuhan
terhadap
keperawatan
individu,
keluarga,
dan
masyarakat. 2)
Perawat,
dalam
keperawatan,
melaksanakan
memelihara
pengabdian
suasana
dibidang
lingkungan
yang
menghormati nilai-nilai budaya, adapt istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga, dan masyarakat. 3) Perawat, dalam melaksanakan kewajibannya terhadap individu, keluarga, dan masyarakat, senantiasa diladasi rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur keperawatan. 4) Perawat menjalin hubungan kerjasama dengan individu, keluarga,
dan
masyarakat,
khususnya
dalam
mengambil
prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan, serta upaya
24
kesejahteraan pada umumnya sebagai bagian dari tugas dan kewajiban bagi kepentingan masyarakat. 3. Tanggung Jawab Perawat terhadap Tugas 1) Perawat memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu, keluarga, dan masyarakat. 2) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya sehubungan dengan tugas yang diprcayakan kepadanya, kecuali jika diperlukan oleh pihak yang berwenang sesuai denagan ketentuan hukum yang berlaku. 3)
Perawat
tidak
akan
menggunakan
pengetahuan
dan
keterampilan keperawatan yang dimilikinya untuk tujuan yang bertentangan dengan norma-norma kemanusian. 4) Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya, senantiasa berusaha dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik, agama yang dianut, dan kedudukan sosial. 5) Perawat mengutamakan perlindungan dan keselamatan pasien atau klien dalam melaksaakan tugas keerawatannya, serta matang dalam mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau mengalih-tugaskan tanggung jawab yang ada hubungannya dengan kaperawatan.
25
4. Responsibility to Colleague and Supervisor (tanggung jawab terhadap rekan sejawat dan atasan) Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lain adalah sebagai berikut : 1) Perawat memelihara hubungan baik antar sesama perawat dan tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh. 2) Perawat menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan, dan pengalamannya kepada sesama perawat, serta menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesi dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam bidang keperawatan. 5. Tanggung Jawab Perawat terhadap Profesi 1) Perawat berupaya meningkatkan kemampuan profesionalnya secara
sendiri-sendiri
dan
bersama-sama
dengan
jalan
menambah ilmu pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan keperawatan. 2) Perawat menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan menunjukan perilaku dan sifat-sifat pribadi yang luhur. 3) Perawat berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan pelayanan keperawatan, serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan.
26
4) Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi profesi keperawatan sebagai sarana pengabdiannya. 6. Tanggung Jawab Perawat terhadap Negara 1)
Perawat
melaksanakan
ketentuan-ketentuan
sebagai
kebijaksanaan yang telah digariskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan. 2) Perawat berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada masyarakat 2. Tanggung gugat dalam praktik keperawatan a. Pengertian tanggung gugat perawat Tanggung gugat merupakan istilah yang baru berkembang untuk meminata
pertanggungjawaban
seseorang
karna
kelalaiannya
menimbulkan kerugian bagi pihak lain.Tanggung gugat dapat diartikan sebagai bentuk partisipasi perawat dalam membuat suatu keputusan dan belajar dengan keputusan itu konsekuensi-konsekuensinya. Perawat hendaknya memiliki tanggung gugat artinya bila ada pihak yang menggugat ia menyatakan siap dan berani menghadapinya .Terutama
yang
berkaitan
dengan
kegiatan-kegiatan
profesinya.Perawat harus mampu untuk menjelaskan kegiatan atau tindakan yang dilakukannnya. b.Jenis atau macam macam tanggung gugat perawat 1. Contractual Liability
27
Tanggung gugat jenis ini muncul karena adanya inggar janji,yaitu tidak dilaksanakannya suatu kewajiban atau tidak dipenuhinya sesuatu hak pihak lain sebagai akibat adanya hubungan kontarak tual 2. Liability in Tort Tanggung gugat jenis ini merupakan tanggung gugat yang tidak di dasarkan atas adanya kontak tual obligation, tetapi atas perbuatan melawan hukum. 3. Strict Liability Tanggung gugat jenis ini sering disebut tanggung gugat tanpa kesalahan mengingat seseorang harus bertanggung jawab meskipun tidak melakukan kesalahan apa-apa. 4. Vicarious Liability Tanggung gugat jenis ini timbul akibat kesalahan yang dibuat oleh bawahannya.
28
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Perawat memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat dalam melakukan praktik keperwatannya.Tanggung jawab perawat berarti keadaan yang dapat dipercaya dan terpercaya .Tanggung jawab perawat diidentifikasi menjadi beberapa jenis tanggung jawab terhadap klien baik individu,keluarga maupun masyarakat,tanggung jawab terhadap tugas dan kewajibannya ,tanggung jawab terhadap sesam perawat dan tenaga kesehatan lain ,serta tanggung jawab terhadap pemerintah. Tanggung gugat diartikan sebagai bentuk artisipasi perawat dalam membuat suatu keputusan dan belajar dengan keputusan itu konsekuensikonsekuensinya. perawat hendak memiliki tanggung gugat artinya bila ada pihak yang mengguat ia menyatakan siap dan berani menghadapinya. Tanggung gugat juga memiliki beberapa macam atau jenis dan terdapat pula prinsip tanggung gugat. B. Saran Dari kesimpulan yang ada maka kita sebagai mahasiswa harus terus meningkatkan
kompetensi
keperawatan
yang
dirinya,salah
satunya
berkelanjutan,sehingga
kita
melalui
pendidikan
tidak
mengalami
ketertinggalan dari keperawatan di Indonesia.Selain itu,sebagai mahasiswa
29
kita sebaiknya mempelajari bagaimana tanggung jawab dan tanggung gugat yang ada.
30