NUTRISI PADA OBESITAS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini masalah kegemukan (obesitas) merupakan masalah global yang melanda masyarakat dunia baik di negara maju maupun negara berkembang termasuk Indonesia. Perubahan gaya hidup termasuk kecenderungan mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak tinggi merupakan faktor yang mendukung terjadinya kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas. Kontrol asupan makanan merupakan salah satu pilar utama dalam manajemen pasien
overweight dan obese. Pentingnya peran kontrol
makanan harus disadari oleh setiap individu yang mengalami kegemukan. Pendekatan khas dari menyuruh pasien menjalani diet khusus kurang bermanfaat kecuali nasehat tersebut hanya diperlukan untuk jangka waktu yang singkat. Perubahan dan modifikasi perilaku jangka panjang dalam halmemilih makanan dan kebiasan makan lebih dibutuhkan dibandingkan dengan pembatasan sementara dari makanan tertentu. Saat ini, 1,6 miliar orang dewasa di seluruh dunia mengalami berat badan berlebih (overweight), dan sekurang-kurangnya 400 juta diantaranya mengalami obesitas. Pada tahun 2015, diperkirakan 2,3 miliar orang dewasa akan mengalami overweight dan 700 juta di antaranya obesitas. Di Indonesia, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi nasional obesitas umum pada penduduk berusia ≥ 15 tahun adalah 10,3% (laki-laki 13,9%, perempuan 23,8%). Sedangkan prevalensi berat badan berlebih anak-anak usia 6-14 tahun pada laki-laki 9,5% dan pada perempuan 6,4%. Angka ini hampir sama dengan estimasi WHO sebesar 10% pada anak usia 5-17 tahun.
1
Obesitas merupakan keadaan yang perlu ditangani dengan professional. Manajemen pengobatan obesitas sebaiknya terkait nutisi dan bertujuan untuk mempromosikan diit yang lebih sehat melalaui asupan energi moderat dan aktifitas fisik yang makin tinggi. B. Tujuan Umum : Nutrisionis mampu melakukan terapi gizi medis pada obesitas. C. Tujuan Khusus : 1. Mengetahui pengertian obesitas. 2. Mengetahui klasifikasi obesitas. 3. Mengetahui patofisiologi obesitas. 4. Mengetahui dampak obesitas. 5. Mengetahui cara mencegah obesitas. 6. Mengetahui diagnosis gizi, terapi gizi medis pada obesitas dan penatalaksanaan nutrisi obesitas. 7. Mengetahui interaksi obat dan makanan pada penderita obesitas.
2
BAB II ISI
A. PENGERTIAN OBESITAS Obesitas adalah suatu keadaan penumpukkan lemak tubuh yang berlebih, sehingga berat badan seseorang jauh di atas normal dan dapat membahayakan kesehatan ; sedangkan overweight ( kelebihan berat badan ) adalah suatu keadaan dimana berat badan seseorang melebihi normal. Obesitas atau kegemukan terjadi karena ketidakseimbangan antara energi yang masuk dan energi yang keluar, sehingga terjadi peningkatan rasio lemak dan lean body tissue yang terlokalisasi atau merata seluruh tubuh. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibanding pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami obesitas. Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah kisaran berat badannya dianggap mengalami obesitas. B. Klasifikasi Obesitas Lemak simpanan dibawah kulit terutama berada disekitar pinggul, paha, dinding perut, punggung dan pangkal lengan. Selain dibawah kulit, lemak simpanan juga berada didalam rongga dada. Lemak simpanan pada rongga perut dan di bawah kulit terus bertambah selama kelebihan energi berlangsung. Pertambahan lemak pada rongga perut dan dibawah kulit dapat mengubah bentuk tubuh seseorang. Jumlah lemak yang normal pada wanita adalah sekitar 15 – 28% dari berat badanya dan untuk pria jumlah lemak yang normal adalah 10 – 18% dari berat badannya. Presentasi lemak 3
simpanan dibawah kulit pada wanita adalah 9% dan pada pria adalah 4,4%, prosentase lemak simpanan dirongga perut dan dada pada wanita adalah 2,3% dan 1,55 pada wanita. Cara menentukan tebal lemak tubuh bisa dengan cara mengukur tebal lipat kulit atau menentukan status gizi, namun cara ini sangat sulit bagi pemula. Ada cara yang bisa digunakan selain dari mengukur lipat kulit yaitu dengan cara Brocca, tetapi kurang akurat. Rumus Brocca : BB = [TB (cm)-100] x 100% Bila hasilnya : 90-110% = Berat badan normal 110-120% = Kelebihan berat badan (Overweight) > 120%
= Kegemukan (Obesitas)
Klasifikasi obesitas juga bisa dilihat berdasarkan penilaian dari indeks massa tubuh. Menurut international obesity task force ( IOTF ), klasifikasi obesitas dibedakan menjadi :
4
Tabel 1. Klasifikasi Berat Badan Lebih Dan Obesitas Berdasarkan IMT, Lingkar Perut dan Risiko Penyakit Terkait, Menurut Kriteria Asia Pasifik menurut WHO / WPR / IASO / IOTF dalam The Asia Pasifik Perspective, Redefining Obesity and Its Treatment.
Klasifikasi Berat kurang
IMT ( kg/m ) badan
Normal Berat badan lebih Berisiko Obesitas 1 Obesitas 2
< 18,5 18,5-22,9 ≥ 23,0 23-24,9 25-29 ≥ 30,0
Resiko Ko-Morbiditas Lingkar Perut < 90 cm ( ♂ ) ≥ 90 cm ( ♂ ) < 80 cm ( ♀ ) ≥ 80 cm ( ♀ ) Rendah ( risiko meningkat pada masalah klinis lain ) Sedang Meningkat Meningkat Moderat Berat
Sedang Meningkat Moderat Moderat Berat Sangat berat
1. Klasifikasi Obesitas Berdasarkan Bentuk Tubuh a. Obesitas Tipe Buah Apel Pada pria obesitas umumnya menyimpan lemak di bawah kulit dinding perut dan di rongga perut sehingga gemuk diperut dan mempunyai bentuk tubuh seperti buah apel (apple type). Karena lemak banyak berkumpul dirongga perut, obesitas tipe buah apel disebut juga obesitas sentral, karena banyak terdapat pada laki-laki disebut juga sebagai obesitas tipe android. b. Obesitas Tipe Buah Pear Kelebihan lemak pada wanita disimpan dibawah kulit bagian daerah pinggul dan paha, sehingga tubuh berbentuk seperti buah pear (pear type). Karena lemak berkumpul dipinggir tubuh yaitu dipinggul dan paha, obesitas tipe buah pear disebut juga sebagai obesitas perifer dan karena
5
banyak terdapat pada wanita disebut juga sebagai obesitas tipe perempuan atau obesitas tipe gynoid. 2. Klasifikasi Obesitas Berdasarkan Keadaan Sel Lemak a. Obesitas Tipe Hyperplastik Obesitas terjadi karena jumlah sel lemak yang lebih banyak dibandingkan keadaan normal, tetapi ukuran sel-selnya tidak bertambah besar. Obesitas ini biasa terjadi pada masa anak-anak. b. Obesitas Tipe Hypertropik Obesitas terjadi karena ukuran sel lemak menjadi lebih besar dibandingkan keadaan normal,tetapi jumlah sel tidak bertambah banyak dari normal. Obesitas tipe ini terjadi pada usia dewasa, Upaya untuk menurunkan berat badan lebih mudah dibandingkan tipe hyperplastik. c. Obesitas Tipe Hyperplastik Dan Hypertropik Obesitas terjadi karena jumlah dan ukuran sel lemak melebihi normal. Pembentukan sel lemak baru terjadi segera setelah derajat hypertropi mencapai maksimal dengan perantaraan suatu sinyal yang dikeluarkan oleh sel lemak yang mengalami hypertropik, obesitas ini dimulai pada anak-anak dan berlangsung terus sampai dewasa, upaya untuk menurunkan berat badan paling sulit dan resiko tinggi untuk terjadi komplikasi penyakit. C. Patofisiologi Energi yang masuk tidak sesuai dengan energi yang keluar ( dipengaruhi oleh sedentary life, yaitu gaya hidup dengan aktivitas fisik yang sedikit tetapi asupan makanan cukup banyak ) sehingga menyebabkan penumpukan lemak dalam sel lemak. Konsumsi energi yang berlebihan, pengeluaran energi yang kurang, ataupun keduanya, mencetuskan akumulasi lemak dalam sel lemak sehingga terjadi hipertropi sel lemak / adiposity, 6
terjadi perangsangan diferensiasi preadiposit menjadi adiposity dan terjadi hyperplasia jaringan lemak, sehingga timbul obesitas. Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor-faktor sebagai berikut : 1. Faktor genetik Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang. 2. Faktor lingkungan Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus obesitas, tetapi lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti. Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya). Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya. 3. Faktor Psikis
Apa yang ada di dalam pikiran seseorang bisa mempengaruhi kebiasaan makannya.Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan. Makan berlebihan dapat terjadi sebagai respon terhadap keadaan kesepian, berduka, atau depresi, rangsangan dari luar seperti iklan makanan.
7
Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif. Gangguan ini merupakan masalah yang serius pada banyak wanita muda yang menderita obesitas, dan bisa menimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan sosial. Ada dua pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab obesitas yaitu makan dalam jumlah sangat banyak (binge) dan makan di malam hari (sindroma makan pada malam hari). Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres dan kekecewaan. Binge mirip dengan bulimia nervosa, dimana seseorang makan dalam jumlah sangat banyak, bedanya pada binge hal ini tidak diikuti dengan memuntahkan kembali apa yang telah dimakan. Sebagai akibatnya kalori yang dikonsumsi sangat banyak. Pada sindroma makan pada malam hari, adalah berkurangnya nafsu makan di pagi hari dan diikuti dengan makan yang berlebihan, agitasi dan insomnia pada malam hari. 4. Faktor Makanan Jika seseorang mengkonsumsi makanan dengan kandungan energi sesuai yang dibutuhkan tubuh, maka tidak ada energi yang disimpan. Sebaliknya jika mengkonsumsi makanan dengan energi melebihi yang dibutuhkan tubuh, maka kelebihan energi akan disimpan. Sebagai cadangan energi terutama sebagai lemak seperti telah diuraikan diatas. Maraknya iklan berbagai makanan siap saji di media cetak maupun elektronok, seperti hamburger, hot dog, pizza dan fried chicken, menyebabkan makanan siap saji sangat populer dan digemari, padahal makanan siap saji cenderung mengandung lemak tinggi sehingga banyak mengandung kalori. Selain itu makanan yang tinggi lemak rasanya sangat lezat, sehingga mengakibatkan dikonsumsi secara berlebihan. 8
Makanan faktor terpenting penyebab obesitas Bouchard ( 1991 ) : a) Penyebab utama 95 % karena gangguan pola makan : makan dalam jumlah yang banyak, sering ngemil terutama terjadi di sore dan malam hari sekitar jam 18.00-24.00 saat nonoton tv, rakus makanan tertentu : kacang, coklat, es krim, bakso yang ternyata kaya karbohidrat dan lemak. b) Tak seimbangnya bahan makanan bergeser ke arah lemak hampir 50 % dan dari tepung ke bahan yang mudah diserap yaitu gula. 5. Faktor Hormon Menurunya hormon tyroid dalam tubuh akibat menurunya fungsi kelenjar tyroid akan mempengaruhi metabolisme dimana kemampuan menggunakan energi akan berkurang. 6. Faktor kesehatan Beberapa penyakit bisa menyebabkan obesitas, diantaranya: a) Hipotiroidisme b) Sindroma Cushing c) Sindroma Prader-Willi
d) Beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan seseorang banyak makan. 7.
Faktor perkembangan Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya) menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita obesitas, terutama yang menjadi gemuk pada masa kanak-kanak, bisa memiliki sel lemak sampai 5 kali lebih banyak 9
dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal. Jumlah sel-sel lemak tidak dapat dikurangi, karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah lemak di dalam setiap sel. 8. Aktivitas fisik Kurangnya aktivitas fisik merupakan salah satu penyebab utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah masyarakat yang makmur. Orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung mengkonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang, akan mengalami obesitas. 9. Pemakaian Obat-obatan Efek samping beberapa obat dapat menyebabkan meningkatnya berat badan, misalnya obat kontrasepsi. D.
Dampak Obesitas Obesitas bukan hanya tidak enak dipandang mata tetapi merupakan
dilema kesehatan yang mengerikan. Obesitas secara langsung berbahaya bagi kesehatan seseorang. Overweight dan obesitas dapat dimulai pada usia berapapun. Beberapa periode usia menunjukkan kemungkinan yang besar terhadap terjadinya Overweight dan obesitas. Overweight dan obesitas sejak usia belia cenderung lebih berat dan berisiko tinggi menjadi obesitas di masa dewasa. Karena itu, pencegahan Overweight dan obesitas pada masa anak sangat penting. Obesitas tiga kali lebih banyak dijumpai pada wanita, keadaan ini disebabkan
metabolisme
pada
wanita
lebih
rendah
apalagi
pada
10
pascamenopouse. Obesitas dapat menyebabkan gangguan proses reproduksi pada wanita, salah satunya adalah sindroma ovarium polikistik (SPOK). Obesitas
meningkatkan
resiko
terjadinya
sejumlah
penyakit
menahun seperti: 1.
Jantung Koroner Salah satu penyebab jantung koroner adalah kebiasaan makan makanan berlemak tinggi terutama lemak jenuh. Agar lemak mudah masuk dalam peredaran darah dan diserap tubuh maka lemak harus diubah oleh enzim lipase menjadi gliserol. Sebagian sisa lemak akan disimpan di hati dan di metabolisme menjadi kolesterol pembentukan asam empedu yang berfungsi sebagai pencerna lemak. Semakin banyak konsumsi lemak, berarti semakin meningkat pula kadar kolesterol dalam darah. Penumpukan
kolesterol
tersebut
dapat
menyebabkan
(arteriosklerosis) atau penebalan pada pembuluh nadi koroner (arteria koronaria). Kondisi ini mengakibatkan kelenturan pembuluh nadi menjadi berkurang. Serangan jantung koroner pun akan lebih mudah terjadi ketika pembuluh nadi koroner mengalami penyumbatan. Ketika itu pula aliran darah yang membawa oksigen ke jaringan dinding jantung pun terhenti. Selain mengurangi konsumsi makanan berlemak jenuh tinggi, peningkatan konsumsi makanan berserat setiap hari ternyata mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah yang berarti pula menurunkan risiko serangan penyakit mematikan ini. Dari hasil penelitian para ilmuwan dari National Heart, Lung and Blood Institut di Bethesda, Maryland, Amerika dikatakan bahwa setiap penurunan1% kolesterol dalam darah akan menurunkan risiko serangan jantung koroner sebesar 2%.
11
Serat makanan yang efektif menurunkan kolesterol adalah serat yang larut dalam air. Jenis serat ini mudah difermentasikan oleh bakteri kolon (laktobacillus) menjadi asam lemak rantai pendek (short-chain faity acid) dan gas (flatus). Asam lemak rantai pendek tersebut mampu mengikat asam empedu didalam usus.
Berkurangnya
asam
empedu
akan
memperlambat
penyerapan lemak. Hal ini berarti pula akan menurunkan kadar kolesterol darah. Selanjutnya, kelebihan asam empedu di pencernaan akan dibuang bersama – sama fases. Untuk memudahkan pengeluaran fases perlu dibantu dengan konsumsi serat tidak larut air. James Anderson dari Universitas kentucky, Amerika Serikat, membuktikan bahwa pemberian 90g oatmeal atau kacang-kacangan setiap hari pada penderita kolesterol tinggi, mampu menurunkan kolesterol darah hingga 20%. Penurunan lemak darah itu berasal dari pengurangan konsumsi lemak selama diet sebanyak 5% dan 15% sisanya merupakan angka penurunan kolesterol karena penambahan serat larut air dalam menu diet. Data tersebut juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Van Horn dari American Heart Association. Menurut
Horn
dengan
mengkonsumsi
60g
makanan
mengandung serat larut air seperti oatmeal atau kacang – kacangan tiap hari, dapat menurunkan kolesterol darah sebanyak 5,6 – 6,5 mg. 2. Kencing Manis ( Diabetes Mellitus ) Penyakit diabetes mellitus ( DM ) terjadi karena hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas tidak memadai lagi jumlahnya untuk proses metabolisme karbohidrat secara normal. Akibatnya, sebagian besar glukosa yang dikonsumsi tidak dapat
12
diubah menjadi glikogen. Akibatnya, gula darah bertambah tinggi ( hiperglikemia ). Sedangkan sebagian dari kelebihan glukosa dalam darah tersebut akan dibuang melalui urin ( glikosuria ). Gejala – gejala yang dirasakan penderita penyakit ini adalah sering merasa haus dan cepat lelah yang disertai penurunan berat badan meskipun nafsu makan tidak berubah. Hasil penelitian epidemiologi, menunjukkan adanya kaitan antara konsumsi serat makanan dengan penyakit diabetes mellitus ( DM ). Prevalensi penyakit ini lebih rendah dan jarang terjadi pada negara yang masyarakatnya punya kebiasaan makan makanan berserat tinggi. 3. Kanker Kanker ( jenis kanker tertentu, misalnya kanker prostat dan kanker usus besar ). Obesitas dihubungkan dengan jenis kanker tertentu, dan beberapa ahli percaya bahwa kontrol berat badan yang efektif bagi anak-anak dan dewasa dapat mengurangi
kejadian
kanker
30-40
%.
Obesitas
dapat
meningkatkan risiko kanker dalam hubungannya dengan kadar hormon yang tinggi yang disebut growth factor, yang mana dapat merangsang pertumbuhan sel yang menyebabkan kanker. 4. Tidur Apneu Dibawah bagian diafragma didalam dinding dada bisa menekan
paru-paru,
sehingga
menimbulkan
gangguan
pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan, akan tetapi gangguan pada pernafasan menyebabkan berkurangnya kadar oksigen dalam darah dan terjadi saat tidur kemudian menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu ( tidur apneu ). 13
5. Sindroma Metabolik ( Sindroma X ) Sindroma metabolik terdiri dari obesitas yang ditandai dengan penumpukan lemak pada daerah perut, gangguan kolesterol, hipertensi, dan resistensi insulin. Tampaknya faktor genetik berperanan, walaupun obesitas dan makan yang cepat memegang peranan penting di dalam perkembangan sindroma ini. Sindroma metabolik secara signifikan dihubungkan dengan penyakit jantung dan angka kematian yang lebih tinggi. 6. Masalah Persendian Kalau pria semakin gemuk maka beban tulang akan semakin berat. Karena menyangga beban di luar porsi, maka akan muncul gangguan sendi. Yang sering kita dengar adalah penyakit rematik walaupun tidak semua gangguan sendi adalah rematik. Keadaan ini tentu saja akan membuat hubungan intim dengan pasangan terasa tidak nyaman bahkan keterbatasan dalam gerakan tertentu akan sangat berpengaruh pada tingkat pencapaian orgasme seseorang. 7. Gangguan Hormonal Semakin gemuk, jumlah testosteron yang mengalir ke otak dan darah akan semakin menurun. Ini menyebabkan nafsu seks akan turun dan ereksi tidak bisa optimal. Dampaknya, membuat penderita tidak percaya diri, ragu akan potensi diri. Produksi testosteron pada lelaki gemuk atau kurus sama banyak. Tapi pada lelaki gemuk, pembagian hormon itu akan lebih luas dan banyak, sehingga jatah ke penis pun jadi berkurang.
14
8. Penyakit Jantung dan Stroke Mereka dengan IMT paling sedikit 30 mempunyai 50100% peningkatan risiko kematian dibandingkan mereka dengan IMT 20-25. Obesitas tipe buah apel mempunyai risiko hampir 3 kali untuk menderita penyakit jantung dibandingkan dengan berat badan normal. Meningkatnya lemak pada daerah perut secara spesifik dihubungkan dengan kekakuan pembuluh darah aorta, yaitu pembuluh darah arteri utama yang memberikan darah ke organ-organ tubuh. E. Langkah-Langkah Untuk Mencegah Terjadinya Obesitas Untuk mencegah terjadinya obesitas langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : a) Kendalikan diri terhadap makan yang tidak mendesak ( makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang. b) Isi waktu luang tidak dengan ngemil dan mengurangi suka iseng ( mencoba berbagai macam makanan dan warung makan ). c) Berolahraga yang terukur dan teratur ( jenis dan porsi yng sesuai ). d) Mengatsi stres yang menjadi latar belakang ngemil ( diantaranya dengan selalu rajin berdoa, serahkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa )
15
F. Diagnosis gizi Sebelum memberikan diagnosis gizi untuk obesitas, bila dilihat beberapa parameter sebagai berikut :
Parameter
Riwayat makan
Biokimia
Antropometri
Pemeriksaan fisik klinis Riwayat personal pasien
Uraian Riwayat mengkonsumsi makanan : pola makan yang berlebihan ( frekuensi makan, ukuran porsi, jenis pemilihan makanan ), metoda penyiapan makanan ( digoreng, ditumis, ditambah mentega atau margarin sebagai penyedap ), gravies ( kaldu daging yang dikentalkan), tinggi lemak, fast food, saus, dan minuman ringan ( terrmasuk alkohol ). Pemeriksaan darah ( Hb, gula darah, trigliserida, kolesterol, asam urat ) Berat badan ( riwayat dan tanda-tanda obesitas ), IMT, LILA, lingkar otot lengan atas, tebal lipat lemak bawah kulit, lingkar pinggang, lingkar panggul, ukur lingkar abdominal, normal ♀ < 80 cm, ♂ < 90 cm. Keadaan umum pasien : nyeri pada abdomen. Pemeriksaan klinis : pengukuran tekanan darah, suhu tubuh, nadi / denyut jantung, pernapasan. Riwayat obesitas yang dialami oleh pasien dan keluarga, aktifitas dan frekuensi olahraga yang kurang, perasaan yang mempengaruhi makan ( kesepian, membosankan, ansietas atau depresi terhadap lapar ).
Kode (kemungkinan) Diagnosis gizi
NI-2.2 NI-5.6.2
NC-2.2
NC-3.3
NC-2.2
NB-1.3 NB-2.1
G. Terapi Gizi Medis Penurunan Berat Badan Dalam program pengelolaan penderita overweight dan obesitas maka beberapa pola makan rendah kalori moderat gizi seimbang sudah terbukti berhasil dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Disamping itu perlu dipertahankan pola makan sehat sesudah mencapai penurunan berat badan yang diinginkan. Diet rendah kalori moderat gizi 16
seimbang dapat membentuk dasar kebiasaan makan yang baik untuk dilanjutkan dalam jangka waktu yang tidak terbatas dan membantu mempertahankan berat badan yang sesuai. Diet jenis iini sangat masuk akal, akan tetapi tingkat keberhasilannya rendah. Penderita obesitas banyak yang gagal menurunkan berat badan dengan pendekatan konservatif karena mereka tidak patuh menjalankan diet tersebut dalam waktu yang cukup. Penurunan berat badan dengan program diet komersil yang menawarkan penurunan berat badan dengan tepat. Berhubung tingkat keberhasilan diet rendah kalori sedang gizi seimbang rendah, makan disusun berbagai macam diet-diet lainnya. Hampir semua manipulasi diet yang disusun ditujukan untuk penurunan berat badan. Sebagian besar dari pendekatan yang dilakukan didasarkan pada konsep gizi yang keliru dan beberapa malah berbahaya. Beberapa diet manipulasi zat gizi utama sumber energi seperti diet tinggi karbohidrat rendah lemak, tinggi protein rendah karbohidrat, tinggi lemak rendah karbohodrat, dan lain sebagainya. American Heart Association mengidentifikasikan gamabaran fad diet yaitu : makanan ajaib yang dapat membakar lemak, jumlah yang besar dari satu makanan atau berbagai jenis makanan, menu yang kaku, kombinasi makanan khusus, menjanjikan penurunan berat badan yang cepat, tidak ada anjuran aktifitas fisik, dan tidak ada peringatan untuk mereka dengan kondisi kesehatan tertentu. Beberapa dari diet tersebut akan dibahas berikut ini. 1. Diet Rendah Karbohidrat Diet ini berdasarkan suatu konsep yang keliru dimana karbohidrat per se menyebabkan penambahan berat badan. Diet ini merangsang terjadinya ketosis dan diuresis dan pada akhirnya menyebabkan dehidrasi. Disamping itu beberapa diet tipe ini misalnya diet Atkin mengandung zat gizi yang tidak seimbang dan tinggi lemak serta kolesterol. 17
Dasar pemikiran utama diet rendah karbohidrat tinggi protein ini adalah penyebab kegemukan berasal dari konsumsi karbohidrat, bukan karena jumlah total asupan energi sehari. Selain itu konsumsi karbohidrat yang rendah akan meningkatkan kadar gula darah sehingga menstimulasi sekresi insulin yang akan menghambat pelepasan serotonin oleh otak. Rendahnya kadar serotonin akan mempengaruhi rasa kenyang. Disamping itu, tinggi karbohidrat mengakibatkan hiperinsulinemia, timbulnya resistensi insulin, dan peningkatan kadar trigliserida darah. Resistensi insulin akan mengurangi kemampuan insulin untuk mengubah glukosa menjadi energi namun memungkinkan glukosa untuk disimpan sebagai lemak. Ketosis adalah salah satu efek samping diet rendah karbohidrat. Ketosis terjadi sebagai indikator mobilisasi lemak tubuh yang juga mengakibatkan menurunnya kadar glukosa darah serta menekan nafsu makan. Kejadian tersebut akan memungkinkan penurunan berat badan, berkurangnya lemak tubuh, mempertahankan massa bebas lemak ( free fat mass ), perbaikan komplikasi penyakit seperti diabetes, penyakit jantung, dan hipertensi. Penganjur diet ini menyatakan bahwa diet rendah karbohidrat akan membantu menjaga kesehatan jangka panjang, mengatur berat badan tanpa rasa lapar, dan baik dilaksanakan seumur hidup. a. dr Atkin’ New Diet Revolution 1) From Atkins RC, dr Atkin’ New Diet Revolution ( New York : Avon Books, 1998 ) 2) Dr Atkin dalam mengelola penurunan berat badan pasiennya
menganjurkan
pembatasan
konsumsi
karbohidratkurang dari 10 % total kalori dan 40 % energi dari lemak terutama pada fase awal berdiet. b. The stillman diet 18
c. From Stillman IM, Baker S. Doctor’s Quick Weight Loss Diet ( New York : Dell, 1997, Out Of Print ). Diet ini merupakan contoh diet ketogenik yang sangat ketat, sehingga tidak dianjurkan untuk jangka waktu yang lama. 2. Diet Rendah Lemak Tinggi Karbohidrat Diet rendah lemak banyak dianjurkan oleh badan kesehatan sedunia seperti United States Department Of Agriculture ( USDA ), Word Health Organisation ( WHO ), International Obesity Task Force ( IOTF ), termasuk juga Departemen Kesehatn RI. Terapi gizi medis pada Dietary Approach To Stop Hypertension ( DASH ) Diet dan Adult Treatment ( ATP ) III juga mengikuti pola diet rendah lemak. Kesimbangan
energi
negatif
menurunkan
berat
badan
merupakan dasar pemikiran utama diet rendah lemak. Pembatasan energi sebanyak 500-1000 kalori per hari dari kebutuhan energi sehari diatur dengan membatsi terutama jumlah lemak agar terjadi penurunan berat badan. Peningkatan pengeluaran energi ( energy expendeture ) melalui olahraga juga sangat dianjurkan. Diet rendah lemak juga diharapkan dapat memberi pilihan makanan sebanyak mungkin sehiungga tercapai pemenuhan kebutuhan gizi. Dengan memberi pilihan berbagai macam bahan makanan diharapkan kepatuhan pasien sehingga secara bertahap tercapai penurunan berat badan. a) Pritikin Diet b) Pritikin Diet R, Rubenstein J ( ed ), The New Pritikin Program ( New York : Pocket Books, 1991 ) And The Pritikin Principle ( New York : Time Life, 2000 ). Diet ini secara fundamental merupakan diet vegetarian yang mengandung cukup zat gizi. Untuk beberapa orang, kadar lemak makanan yang rendah
19
menyebabkan hidangan tidak termakan ( unpalatable ) dan menyebabkan tingkat kepatuhan berdiet rendah. c) Ornish Diet From Ornish D, Dr Dean Ornish’s Programs For Reserving Hearth Disease : The Only System Scientifically Proven To Reserve Hearth Disease Without Drugs Or Surgery ( New York : Lvy Books, 1996 ). Diet pembatasan lemak < 10 % energi secara signifikan lebih rendah dari diet yang dianjurkan American
Hearth
Association,
dan
kandungan
karbohidrat yang tinggi dapat meningkatkan trigliserida dan menurunkan kadar konsentrasi kolesterol HDL. d) T-Factor Diet From Katahn M, The T-Factor Diet ( New York : Bantam Books, 1994 ). Diet ini mengandung cukup zat gizi mengikuti Pedoman Makan Sehat. Penganjur diet ini menyatakan bahwa diet tersebut mengandung komponen khusus demi kemanjurannya, tetapi secara ilmiah tidak dapt dibuktikan. e) Rice Diet Report From Moscovitz J, The Rice Diet Report ( 1986 ). Kandungan diet ini defisien dalam protein, kalsium, zat besi dan seng.
20
3. Diet Dengan Pembatasan Kalori Yang Sangat Ketat Kandungan energi sehari diet jenis ini berkisar antara 500-750 kalori per hari. Seperti diet rendah karbohidrat maka diet tipe ini bersifat ketogenik dan dapat menyebabkan dehidrasi jika asupan cairan tidak cukup. Penggunaan jangka panjang diet tipe ini dapat menyebabkan defisiensi vitamin A, roboflavin, zat besi, kalsium, protein, niasin, dan tiamin. Scarsdale Diet ( 1995 ) mengandung 1000 kalori/ hari dan rendah dalam karbohidrat. Richard Simmons Diet ( 1998 ) mengandung 900 kalori/ hari. H. Penatalaksanaan Nutrisi 1. Tujuan Diet Tujuan dari penatalaksanaan nutrisi pada obesitas yaitu : a. Untuk menurunkan lemak tubuh untuk mencapai berat badan ideal. b. Mengembangkan kebiasaan makan yang lebih sehat. c. Mencegah kehilangan massa otot selama penurunan berat badan. d. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal sesuai dengan usia, jenis kelamin, dan aktifitas fisik. e. Mencapai IMT normal yaitu 18,5-25 kg/m2. f. Mengurangi
asupan
energi,
sehingga
tercapai
penurunan berat badan sebanyak ½ - 1 kg/minggu. Pastikan bahwa yang berkurang adalah sel lemak dengan mengukur tebal lemak lipatan kulit dan lingkar pinggang.
21
2. Syarat-syarat Diet Hal-hal yang perlu diperhatikan didalam pengaturan diet pada obesitas adalah sebagai berikut : a. Energi diberikan rendah untuk menurunkan barat badan. Pengurangan
dilakukan
secara
bertahap
dengan
mempertimbangkan kebiasaan makan dari segi kualitas maupun kuantitas. 1 kg lemak tubuh sama dengan sekitar 7000 kalori. Untuk menurunkan berat badan sebanyak ½ 1 kg / minggu, asupan energi dikurangi sebanyak 500-1000 kalori / hari dari kebutuhan normal. Perhitungan kebutuhan energi normal berdasarkan berat badan ideal. b. Protein diberikan tinggi, yaitu 1-1,5 g/kg/BB/hari atau 1520% dari kebutuhan energi total. c. Lemak diberikan sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total. Usahakan sumber lemak berasal dari makanan yang mengandung lemak jenuh ganda yang kadarnya tinggi. d. Karbohidrat diberikan rendah, yaitu 55-65 % dari kebutuhan energi total. Gunakan lebih banyak sumber karbohidrat kompleks untuk memberi rasa kenyang dan mencegah konstipasi. Sebagai alternatif, bisa gunakan gula buatan sebagai pengganti gula sederhana. e. Vitamin dan mineral diberikan cukup sesuai dengan kebutuhan. f. Dianjurkan untuk 3 x makan utama dan 2-3 x makanan selingan. g. Cairan diberikan cukup, yaitu 8-9 gelas / hari. Banyak minum, cairan tingkatkan rasa kenyang. 22
h. Menghindari makanan yang tinggi lemak seperti gorengan ( deep fry ), daging berlemak termasuk sosis, es krim, margarin, mentega, keju, susu, kulit hewani, fast food, dan kue-kue manis ( tart, dodol, caramel ). i. Menghindari makanan sumber kolesterol, seperti : jeroan, otak, kuning telur. j. Banyak serat makanan, lama mengunyah, cepat kenyang. k. Waktu/ lamanya makan minimal 20 menit. l. Makan perlahan-lahan dan kunyah dengan baik. m. Pilih dan konsumsi makanan secukupnya. 3. Bahan Makanan Yang Dianjurkan : a. Sumber karbohidrat yaitu karbohidrat kompleks seperti nasi, jagung, ubi, singkong, talas, kentang, sereal. b. Sumber protein hewani yaitu daging tidak berlemak, ayam tanpa kulit, ikan, telur, daging asap, susu dan keju rendah lemak. c. Sumber protein nabati yaitu tahu, tempe, susu kedelai, kacang-kacangan yang diolah tanpa digoreng atau dengan santan kental. d. Sayuran yaitu sayuran yang banyak mengandung serat dan diolah tanpa santan kental berupa sayuran rebus, tumis, dengan santan encer atau lalapan. e. Buah-buahan
yaitu
semua
macam
buah-buahan
terutama yang banyak mengandung serat.
23
f. Lemak yaitu minyak tak jenuh tunggal atau ganda, seperti minyak kelapa sawit, minyak kedelai, dan minyak
jagung
yang
tidak
digunakan
untuk
menggoreng. 4. Bahan Makanan Yang Tidak Dianjurkan a. Sumber karbohidrat yaitu sumber karbohidrat sederhana seperti gula pasir, gula merah, sirup, kue yang manis dan gurih. b. Sumber protein hewani yaitu daging berlemak, daging kambing, daging yang diolah dengan santan kental, digoreng, jeroan, susu full cream, susu kental manis. c. Sumber protein nabati yaitu kacang-kacangan yang diolah dengan cara menggoreng atau dengan santan kental. d. Sayuran yaitu sayuran yang sedikit mengandung serat dan yang dimasak dengan santan kental. e. Buah-buahan yaitu durian, avokad, manisan buah-buahan, buah yang diolah dengan gula dan susu full cream atau susu kental manis. f. Lemak yaitu minyak kelapa, kelapa dan santan. 5. Ada beberapa tips dalam pengaturan makan pada obesitas yaitu : a. Buat tencana menu dan daftar belanja. Beli makanan yang rendah kalori saat lapar. b. Jangan lewatkan waktu makan. Makan dan kunyah perlahanlahan. Bersihkan meja dari makanan. c. Minta tolong keluarga dan teman. 24
d. Sisakan makanan dalam piring, pilih piring yang relatif kecil. e. Simpan makanan hanya di dapur. f. Cicipi makanan hanya sekali saja. g. Biarkan orang lain bersihkan piringnya. I. Standart Diet Rendah Energi Standar Diet Rendah Energi diberikan kepada pasien yang kegemukan dengan IMT lebih dari 25 kg/m2. Sesuai keadaan pasien dapat diberikan Standar Diet Rendah Energi I ( 1300 Kalori ) atau Diet Rendah Energi II ( 1500 kalori ).
25
Tabel 3. Standart Diet Rendah Energi Bahan makanan
Diet Rendah Energi I
Diet Rendah Energi II
Karbohidrat
2½
3½
Hewani *
1
2
Hewani ☺
3
4
Nabati
2
2
Sayuran A
Sekehendak
Sekehendak
Sayuran B
2½
3
Buah
4
3
Susu tanpa lemak
1
1
Gula pasir
1
1
Minyak
2
2
Energi ( kalori )
1259
1518
Protein ( g )
58
76
Lemak ( g )
30
34
Karbohidrat ( g )
197
227
Nilai gizi
Keterangan : ☺ proteun rendah lemak ( 2 g )
* protein lemak sedang ( 5 g )
# protein lemak tinggi ( 13g )
26
STANDAR DIET RENDAH ENERGI I 1300 KALORI Protein ( 57,5 g )
Lemak ( 27 g )
Karbohidrat ( 196 g )
Total kebutuhan bahan makanan sehari Karbohidrat Ikan/ayam tanpa kulit Telur Tahu/tempe Sayuran A Sayuran B Buah Susu tanpa lemak Gula pasir Minyak Bahan
2½ penukar karbohidrat 4 penukar hewani ☺ 1 penukar hewani * 2 penukar nabati sekehendak 2½ penukar sayuran 4 penukar buah 1 penukar susu 1 penukar gula 2 penukar minyak Berat
URT
Penukar
Contoh Menu
PAGI Nasi Telur
50 g 50 g
1/3 gls 1 btr
½ karbohidrat 1 hewani *
Sayuran B
50 g
½ gls
½ sayuran
110 g 20 g 13 g
2 bh 4 sdm 1 sdm
1 buah 1 susu 1 gula
Jeruk susu
100 g 80 g 50 g 100 g 190 g 5g
¾ gls 2 ptg sdg 2 ptg sdg 1 gls 1 ptg bsr 1 sdt
1 karbohidrat 2 hewani ☺ 1 nabati 1 sayuran 1 buah 1 minyak
Nasi Ikan panggang Tempe bacem Sayur assem melon
110 g
1 ptg bsr
1 buah
Pepaya
100 g 80 g 110 g 100 g 50 g 5g
¾ gls 2 ptg sdg 1 bj bsr 1 gls 1 bh 1 sdt
1 karbohidrat 2 hewani ☺ 1 nabati 1 sayuran 1 buah 1 minyak
Nasi Ayam kecap Pepes tahu Acar ketimun + wortel pisang
SNACK PAGI Buah Susu tanpa lemak Gula pasir SIANG Nasi Ikan Tempe Sayuran B Buah Minyak SNACK SORE Buah MALAM Nasi Ayam tanpa kulit Tahu Sayuran B Buah Minyak
Nasi Telur ceplok air Sup kembang kol + wortel
Keterangan :☺Protein rendah lemak (2 g) * Protein lemak sedang (5 g ) # Protein tinggi lemak (13 g)
27
STANDAR DIET RENDAH ENERGI II 1500 KALORI Protein ( 76 g )
Lemak ( 34 g )
Karbohidrat ( 227 g )
Total kebutuhan bahan makanan sehari Karbohidrat Ikan/ayam tanpa kulit Daging Tahu/kacang merah Sayuran A Sayuran B Buah Susu tanpa lemak Gula pasir Kelapa/margarine Bahan PAGI Nasi Ayam tanpa kulit Sayuran B SNACK PAGI Buah SIANG Nasi Ikan Tempe Sayuran B Buah Kelapa parut SNACK SORE Susu tanpa lemak Gula pasir MALAM Nasi Daging
3½ penukar karbohidrat 4 penukar hewani ☺ 2 penukar hewani * 2 penukar nabati sekehendak 3 penukar sayuran 3 penukar buah 1 penukar susu 1 penukar gula 2 penukar minyak Berat
URT
Penukar
Contoh Menu
100 g 80 g 100 g
¾ gls 2 ptg sdg 1 gls
1 karbohidrat 2 hewani ☺ 1 sayuran
Nasi Ayam semur Lalapan sayuran
110 g
2 bh
1 buah
Jeruk
150 g 80 g 110 g 100 g 150 g 15 g
1 gls 2 ptg sdg 1 ptg bsr 1 gls 1 ptg bsr 2 ½ sdm
1 karbohidrat 2 hewani ☺ 1 nabati 1 sayuran 1 buah 1 minyak
Nasi Ikan panggang Tempe bacem Sayur assem melon
20 g 13 g
4 sdm 1 sdm
1 susu 1 gula
Susu
100 g 70 g
¾ gls 1 bh bsr
1 karbohidrat 2 hewani *
Kacang merah
20 g
1 sdt
1 nabati
Sayuran B Buah Margarine
100 g 110 g 5g
1 gls 1 ptg bsr 1 sdt
1 sayuran 1 buah 1 minyak
Nasi Steak daging Sup kacang merah + Tomat Pepaya
Keterangan : ☺Protein rendah lemak (2 g) * Protein lemak sedang (5 g ) # Protein tinggi lemak (13 g)
28
J. Interaksi Obat Dan Makanan Interaksi obat dan makanan terjadi apabila makanan yang dimakan mempengaruhi bahan dalam obat yang diminum, sehingga obat tidak bisa bekerja sebagaimana nestinya. Interaksi dapat menyebabkan efek yang bebeda-beda, dari mulai peningkatan atau penurunan efektivitas obat sampai efek
samping.
Makanan
juga
dapat
menunda,
mengurangi,
atau
meningkatkan penyerapan obat, oleh karenanya perlu diperhatikan penggunaan obat dan makanan pada penderita obessitas. Tabel interaksi obat dan makanan penderita obesitas Obat Obat-obatan nafsu makan
Interaksi/ Efek Samping Contohnya pada serotonergik agonis, penekan fenfluramine, serotonin, adrenergik, agensibutramine, menyebabkan pasien menjadi excitability, distress saluran cerna.
Dexadrineluran
Meningkatkan kadar glukosa darah, mulut kering, ganguan pengecap, pusing, diare, anoreksia, kehilangan berat badan yang ekstrim, gangguan saluran cerna dan gangguan pertumbuhan anak.
29
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN 1.
Obesitas adalah suatu keadaan penumpukkan lemak tubuh yang berlebih, sehingga berat badan seseorang jauh di atas normal dan dapat membahayakan kesehatan.
2.
Obesitas dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu : a. Klasifikasi Obesitas Berdasarkan Bentuk Tubuh :
1) Obesitas Tipe Buah Apel 2) Obesitas Tipe Buah Pear b.
Klasifikasi Obesitas Berdasarkan Keadaan Sel Lemak 1) Obesitas Tipe Hyperplastik 2) Obesitas Tipe Hypertropik 3) Obesitas Tipe Hyperplastik dan Hypertropik
3. Patofisiologi pada obesitas yaitu konsumsi energi yang berlebihan, pengeluaran energi yang kurang, ataupun keduanya, mencetuskan akumulasi lemak dalam sel lemak sehingga terjadi hipertropi sel lemak / adiposity, terjadi perangsangan diferensiasi preadiposit menjadi adiposity dan terjadi hyperplasia jaringan lemak, sehingga timbul obesitas. 4.
Dampak obesitas antara lain yaitu penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, kanker, tidur apneu, sindroma metabolik/sindroma X,
30
masalah persendian, gangguan hormonal, penyakit jantung dan stroke. 5.
Diet Rendah Energi diberikan kepada pasien yang kegemukan dengan IMT lebih dari 25 kg/m2. Sesuai keadaan pasien dapat diberikan Standar Diet Rendah Energi I ( 1300 Kalori ) atau Diet Rendah Energi II ( 1500 kalori ).
6.
Pada pasien obesitas obat-obatan penekan nafsu makan dapat menyebabkan pasien menjadi excitability, distress saluran cerna, sedangkan obat Dexadrineluran dapat meningkatkan kadar glukosa darah, mulut kering, ganguan pengecap, pusing, diare, anoreksia, kehilangan berat badan yang ekstrim, gangguan saluran cerna dan gangguan pertumbuhan anak.
B. SARAN 1.
Bagi pasien agar mengontrol pola konsumsi supaya terhindar dari makanan yang dapat memicu terjadinya obesitas seperti junk food ( gorengan, mi instan )
2.
Pasien obesitas sebaiknya melakukkan aktivitas fisik minimal 30 menit sehari tanpa henti seperti berjalan kaki, bersepeda, atau lari ringan untuk meningkatkan suhu tubuh sehingga bisa membakar lemak.
3.
Bagi instansi untuk menambah pengetahuan tentang tatalaksana nutrisi pada pasien obesitas.
4.
Bagi peneliti lain sebagai panduan dalam pembuatan makalah pada obesitas
31
32