ENERGI KONVENSIONAL & NON-KONVENSIONAL MINYAK DAN GAS BUMI
DISUSUN OLEH
DEA ANGGRAENI
( 061340411641 )
KELAS
:
4 EGB
DOSEN PEMBIMBING
:
IDA FEBRIANA, S.Si.,M.T
PRODI TEKNIK ENERGI JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG 2015
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan jalannya sehingga penulis pada akhirnya dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis tak lupa pula menghantarkan Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan suri tauladan kita yang terbaik untuk selamanya. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah mendukung pembuatan makalah ini. Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah energi konvensional dan non-konvensional. Isi dan cakupan makalah ini menyangkut tentang minyak dan gas bumi dan pemanfaatannya. Penulis juga menyadari bahwa di dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan-kekurangan yang perlu untuk dibenahi. Oleh karena itu, kritik dan saran senantiasa diperlukan oleh penulis sebagai acuan agar penulis dapat membuat makalah yang lebih baik lagi pada waktu yang akan datang.
BAB 1 LATAR BELAKANG Saat ini kemajuan teknologi semakin meningkat khususnya dalam bidang energi minyak dan gas bumi. Saat ini masyarakat mulai memanfaatkan energi tersebut. walaupun masyarakat telah memanfaatkannya tapi masyarakat sampai saat ini kurang memahami secara lebih terperinci dengan apa yang mereka gunakan. Mereka tidak tau darimana asal energi minyak dan gas bumi tersebut dan terkesan tidak peduli dengan itu. Memang ada beberapa golongan yang peduli dengan energi terutama energi minyak dan gas bumi. Tapi keberadaan golongan tersebut sangat sedikit. Pada hakikatnya mereka berusaha mengajarkan pada masyarakat untuk mengenal, mencintai dan menjaga energi yang tidak dapat diperbaharui agar kelak energi tersebut masih dapat digunakan oleh generasi kita selanjutnya. Mereka berusaha mencari solusi untuk menemukan energi alternatif lain untuk menjaga itu semua. Oleh karena itu, kami membuat makalah ini agar kita semua mengetahui tentang pengertian dan jenis-jenis minyak dan gas bumi. Dengan dasar pengertian tersebut kami harap bahwa kita semua bisa menjaga energi itu dengan baik.
Rumusan masalah Apakah yang dimaksud dengan minyak dan gas bumi? Bagaimana asal mula minyak dan gas bumi? Apa saja komposisi minyak dan gas bumi? Bagaimanakah pemanfaatan minyak dan gas bumi? Bagaimana proses eksplorasi dari minyak dan gas bumi? Tujuan Untuk mengetahui pengertian minyak dan gas bumi. Untuk mengetahui asal mula minyak dan gas bumi. Untuk mengetahui komposisi minyak dan gas bumi. Untuk mengetahui pemanfaatan minyak dan gas bumi. Untuk mengetahui proses eksplorasi minyak dan gas bumi.
BAB 2 ISI
Minyak Bumi 1. Pengertian Minyak Bumi Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin: petrus, dijuluki juga sebagai emas hitam adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik lautan, tumbuhan dan hewan yang mati sekitar 150 juta tahun yang lalu. Sisa-sisa organisme tersebut mengendap di dasar lautan, kemudian ditutupi oleh lumpur. Lapisan lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu, dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik tersebut dan mengubahnya menjadi minyak dan gas. 2. Proses Pembentukan Minyak Bumi Minyak bumi terbentuk dari penguraian senyawa-senyawa organik dari jasad mikroorganisme jutaan tahun yang lalu di dasar laut atau di darat. Sisa-sisa tumbuhan dan hewan tersebut tertimbun oleh endapan pasir, lumpur, dan zat-zat lain selama jutaan tahun dan mendapat tekanan serta panas bumi secara alami. Bersamaan dengan proses tersebut, bakteri pengurai merombak senyawa-senyawa kompleks dalam jasad organik menjadi senyawasenyawa hidrokarbon. Minyak dan gas yang terbentuk meresap dalam batuan yang berpori seperti air dalam batu karang. Minyak dan gas dapat pula bermigrasi dari suatu daerah ke daerah lain, kemudian terkosentrasi jika terhalang oleh lapisan yang kedap. Walaupun minyak bumi dan gas alam terbentuk di dasar lautan, banyak sumber minyak bumi yang terdapat di daratan. Hal ini terjadi karena pergerakan kulit bumi, sehingga sebagian lautan menjadi daratan. Proses penguraian ini berlangsung sangat lamban sehingga untuk membentuk minyak bumi dibutuhkan waktu yang sangat lama. Itulah sebabnya minyak bumi termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui, sehingga dibutuhkan kebijaksanaan dalam eksplorasi dan pemakaiannya. Dewasa ini terdapat dua teori utama yang berkembang mengenai asal usul terjadinya minyak bumi, antara lain: a. Teori Biogenesis (Organik)
Gambar 1. Pembentukan Minyak Secara Organik (Sumber : kimia.epi.edu)
Macquir (Prancis, 1758) merupakan orang pertama yang pertama kali mengemukakan pendapat bahwa minyak bumi berasal dari tumbuh-tumbuhan. Kemudian M.W Lamanosow (Rusia, 1763) juga mengemukakan hal yang sama. Pendapat di atas juga
didukung oleh sarjana lain seperti, Nem Beery, Engler, Bruk, bearl, Hofer. Mereka mengatakan bahwa ”minyak dan gas bumi berasal dari organisme laut yang telah mati berjuta-juta tahun yang lalu dan membentuk sebuah lapisan dalam perut bumi.” b. Teori Abiogenesis (Anorganik) Barthelot (1866) mengemukakan di dalam minyak bumi terdapat logam alkali, yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tingi akan bersentuhan dengan CO2 membentuk asitilena. Alkali metal
H2O
CaCO3
CaC2
Temp. dan tekanan HC=CH Petroleum
Kemudian Mendeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumi tebentuk akibat adanya pengaruh kerja uap pada karbida-karbida logam di dalam bumi. +
H /H2O Fe3C + Mn3C Hydrocarbons Petroleum Yang lebih ekstrim lagi adalah pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan bersamaan dengan proses terbentuknya bumi. Pernyataan itu berdasar fakta ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di atmosfir beberapa planet lain. Adapun langkah – langkah proses pembentukan minyak bumi yaitu sebagai berikut : 1. Ganggang yang hidup di danau tawar (juga di laut) mengumpulkan energi dari matahari dengan fotosintesis.
Gambar 2. Pengumpulan Energi Matahari Oleh Ganggang (Sumber : http://rovicky.wordpress.com/2008/02/21/proses-pembentukan-minyak-bumi/)
2. Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan terendapkan di dasar cekungan sedimen dan membentuk batuan induk (source rock). Batuan induk adalah batuan yang mengandung karbon (High Total Organic Carbon). Batuan ini bisa batuan hasil pengendapan di danau, di delta, maupun di dasar laut. Proses pembentukan karbon dari ganggang menjadi batuan induk ini sangat spesifik. Itulah sebabnya tidak semua cekungan sedimen akan mengandung minyak atau gas bumi. Jika karbon ini teroksidasi maka akan terurai.
Gambar 3. Pembentukan Batuan Induk (Sumber : http://rovicky.wordpress.com/2008/02/21/proses-pembentukan-minyak-bumi/)
3. Batuan induk akan terkubur di bawah batuan-batuan lainnya yang berlangsung selama jutaan tahun. Proses pengendapan ini berlangsung terus menerus. Salah satu batuan yang menimbun batuan induk adalah batuan reservoir atau batuan sarang yang terdapat pori – pori di dalamnya. Daerah ini lama – kelamaan akan terus tertimbun sehingga akan semakin tenggelam ke bawah. Karena semakin masuk ke dalam maka suhunya akan semakin panas dan tekanannya semakin tinggi, dengan begitu akan terjadi proses pemasakan pada batuan yang akhirnya menjadi minyak. Minyak terbentuk pada suhu antara 50 sampai 180 derajat Celsius. Tetapi puncak atau kematangan terbagus akan tercapai bila suhunya mencapat 100 derajat Celsius. Ketika suhu terus bertambah maka suhu tinggi ini akan mengubah karbon yang ada menjadi gas.
Gambar 4. Pengendapan Batuan Induk (Sumber : http://rovicky.wordpress.com/2008/02/21/proses-pembentukan-minyak-bumi/)
4. Karbon yang ada akan terkena panas dan bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrokarbon lalu minyak mentah yang dihasilkan oleh batuan induk yang telah matang ini akan meresap ke dalam batuan berpori dan bermigrasi dari satu tempat ke tempat lain. Minyak akan tertangkap dan tertahan oleh sebuah jebakan geologi dan siap ditambang.
Gambar 5. Pembentukan Hidrokarbon Oleh Karbon dan Hidogen (Sumber : http://rovicky.wordpress.com/2008/02/21/proses-pembentukan-minyak-bumi/)
3. Komposisi Minyak Bumi Element
Percentage composition
Carbon
83.0-87.0
Hydrogen
10.0-14.0
Nitrogen
0.1-2.0
Sulphur
0.05-6.0
Oxygen
0.05-1.5
Minyak juga mengandung kadar nikel dan vanadium (≈ 1000 ppm). a) Struktur hidrokarbon yang ditemukan dalam minyak mentah: Alkana (parafin) : CnH2n + 2 , alkana ini memiliki rantai lurus dan bercabang, fraksi ini merupakan yang terbesar di dalam minyak mentah. b) Sikloalkana (napten) : C nH2n , Sikloalkana ada yang memiliki cincin 5 (lima) yaitu siklopentana ataupun cincin 6 (enam) yaitu sikloheksana. c) Aromatik : CnH2n-6 , Aromatik hanya terdapat dalam jumlah kecil, tetapi sangat diperlukan dalam bensin karena : - Memiliki harga anti knock yang tinggi - Stabilitas penyimpanan yang baik - Dan kegunaannya yang lain sebagai bahan bakar (fuels) Proporsi dari ketiga tipe hidrokarbon sangat tergantung pada sumber dari minyak bumi. Pada umumnya alkana merupakan hidrokarbon yang terbanyak tetapi kadang-kadang (disebut sebagai crude napthenic) mengandung sikloalkana sebagai komponen yang terbesar, sedangkan aromatik selalu merupakan komponen yang paling sedikit. 3.1 Zat-Zat Pengotor yang sering terdapat dalam minyak bumi:
3.1.1 Senyawa Sulfur Crude oil yang densitynya lebih tinggi mempunyai kandungan Sulfur yang lebih tinggu pula. Keberadaan Sulfur dalam minyak bumi sering banyak menimbulkan akibat, misalnya dalam gasoline dapat menyebabkan korosi (khususnya dalam keadaan dingin atau berair), karena terbentuknya asam yang dihasilkan dari oksida sulfur (sebagai hasil pembakaran gasoline) dan air. 3.1.2 Senyawa Oksigen Kandungan total oksigen dalam minyak bumi adalah kurang dari 2 % dan menaik dengan naiknya titik didih fraksi. Kandungan oksigen bisa menaik apabila produk itu lama berhubungan dengan udara. Oksigen dalam minyak bumi berada dalam bentuk ikatan sebagai asam karboksilat, keton, ester, eter, anhidrida, senyawa monosiklo dan disiklo dan phenol. Sebagai asam karboksilat berupa asam Naphthenat (asam alisiklik) dan asam alifatik. 3.1.3 Senyawa Nitrogen Umumnya kandungan nitrogen dalam minyak bumi sangat rendah, yaitu 0,1-0,9 %. Kandungan tertinggi terdapat pada tipe Asphalitik. Nitrogen mempunyai sifat racun terhadap katalis dan dapat membentuk gum / getah pada fuel oil. Kandungan nitrogen terbanyak terdapat pada fraksi titik didih tinggi. Nitrogen klas dasar yang mempunyai berat molekul yang relatif rendah dapat diekstrak dengan asam mineral encer, sedangkan yang mempunyai berat molekul yang tinggi tidak dapat diekstrak dengan asam mineral encer. 3.1.4 Konstituen Metalik Logam-logam seperti besi, tembaga, terutama nikel dan vanadium pada proses catalytic cracking mempengaruhi aktifitas katalis, sebab dapat menurunkan produk gasoline, menghasilkan banyak gas dan pembentukkan coke. Pada power generator temperatur tinggi, misalnya oil-fired gas turbine, adanya konstituen logam terutama vanadium dapat membentuk kerak pada rotor turbine. Abu yang dihasilkan dari pembakaran fuel yang mengandung natrium dan terutama vanadium dapat bereaksi dengan refactory furnace (bata tahan api), menyebabkan turunnya titik lebur campuran sehingga merusakkan refractory itu. 4. Proses Pengeboran Minyak Bumi Minyak dan gas bumi tidak didapatkan begitu saja dari dalam bumi, melainkan melalui proses yang cukup panjang dan rumit. 1. Proses Pencarian Minyak Bumi Dan Gas Bumi Dalam proses pencarian minyak dan gas bumi digunakan metode seismologi atau seismic. Seismologi dapat digunakan untuk mencari keberadaan cadangan minyak baik di darat maupun di laut. Bagian utama dari seismologi adalah pemicu getaran dan penerima sinyal. Pemicu getaran dapat berupa Compressed air-gun, Thumper Truck, dan bahan peledak. Dengan menggunakan gelombang akustik (acoustic waves) yang merambat ke lapisan tanah, gelombang ini direfleksikan dan ditangkap lagi oleh sensor. Data perambatan ini
akan diolah dan akan terlihat apakah lapisan-lapisan tanah yang berpotensi mengndung minyak dan gas bumi. 2. Proses Pengeboran Minyak Bumi Dan Gas Bumi Proses pengeboran minyak bumi dan gas bumi, terdiri dari beberapa tahap, yaitu: 1) Drilling dan well construction Proses ini disebut sebagai proses “pengeboran minyak”. Dalam proses ini menggunakan drilling rig. Drilling rig merupakan bagian dari peralatan yang dibawa ke rig (titik pengeboran), kemudian 5-7 hari drilling rig akan mengebor seukuran bola sepak dengan kedalaman sampai beberapa ribu kaki (sekitar 1 km) di bawah permukaan bumi. Dalam proses ini diperlukan perhatian khusus karena dapat terjadi blow out (tekanan yang tiba-tiba dan mengarah ke permukaan). Untuk mengimbangi tekanan yang ada, digunakan mud (lumpur) dengan specific gravity (berat jenis) tertentu, yang akan menciptakan tekanan hidrolik untuk menahan tekanan dari dalam tanah. 2) Well logging Ketika lubang telah dibuat, beberapa alat sensitif yang disebut logging tool (berbentuk pipa pejal berisi alat pengirim sensor dan penerima sinyal) mengirimkan sinyal elektronik yang memberikan catatan data detail mengenai batuan dan sifat cairan dalam formasi geologi. Proses ini disebut well logging. 3) Well testing Proses ini adalah proses dimana lapisan yang diperkirakan mengandung minyak dan gas bumi di tembak dengan eksplosif. Kemudian minyak akan bergerak menuju daerah dengan tekanan rendah (permukaan). Dari proses ini akan didapat data tentang tekanan, temperatur, specific gravity, berapa umur dari ladang minyak, dan berapa banyak minyak yang dapat dihasilkan. 4) Well completion Proses ini merupakan proses “penyaringan” terhadap pasir yang dihasilkan dari proses well testing. Pasir ini disaring karena dapat membahayakan pipa produksi (pipa dapat terkikis bahkan pecah). Selanjutnya minyak dan gas bumi akan dialirkan menuju tempat pengolahan. 5. Proses Pengolahan Minyak Dan Gas Bumi Secara umum dalam pengolahan minyak dan gas bumi terdapat beberapa proses penting, yaitu: 1) Destilasi Destilasi (Destilasi Fraksinasi) merupakan pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya. Mula-mula minyak mentah (crude oil) dipanaskan dalam aliran pipa dalam tanur (furnace) yang disebut menara destilasi sampai temperatur ± 370oC. minyak mentah yang telah dipanaskan tersebut dimasukkan ke dalam kolom fraksinasi bagian flash chamber (sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga temperature dan tekanan dalam kolom, dibantu dengan steam (uap air panas dan bertekanan tinggi).
Fraksi
Rentang Rantai Karbon
Gas ( Liquid Petroleum Gas)
C1- C5
Bensin (Gasoline)
C6 – C11
Minyak Tanah (Kerosine)
C12 – C20
Solar
C21 – C30
Minyak Berat
C31 – C40
Residu
Diatas C40
2) Cracking (Perengkahan) Cracking adalah penguraian molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang besar menjadi molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang kecil. Contoh cracking ini adalah pengolahan minyak solar atau minyak tanah menjadi bensin. Proses ini terutama ditujukan untuk memperbaiki kualitas dan perolehan fraksi gasoline (bensin). Terdapat 3 cara proses cracking, yaitu : 1. Cara panas (thermal cracking), yaitu dengan penggunaan suhu tinggi dan tekanan yang rendah. 2. Cara katalis (catalytic cracking), yaitu dengan penggunaan katalis. Katalis yang digunakan biasanya SiO2 atau Al2O3 bauksit. Reaksi dari perengkahan katalitik melalui mekanisme perengkahan ion karbonium. Mula-mula katalis karena bersifat asam menambahkan proton ke molekul olevin atau menarik ion hidrida dari alkana sehingga menyebabkan terbentuknya ion karbonium
3. Hidrocracking Hidrocracking merupakan kombinasi antara perengkahan dan hidrogenasi untuk menghasilkan senyawa yang jenuh. Reaksi tersebut dilakukan pada tekanan tinggi. Keuntungan lain dari Hidrocracking ini adalah bahwa belerang yang terkandung dalam minyak diubah menjadi hidrogen sulfida yang kemudian dipisahkan, 3) Reforming Reforming adalah perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon bercabang). Kedua jenis bensin ini memiliki rumus molekul yang sama bentuk strukturnya yang berbeda. Oleh karena itu, proses ini juga disebut isomerisasi. Reforming dilakukan dengan menggunakan katalis dan pemanasan. Reforming juga dapat merupakan pengubahan struktur molekul dari hidrokarbon parafin menjadi senyawa aromatik dengan bilangan oktan tinggi. Pada proses ini digunakan katalis molibdenum oksida dalam Al2O3 atau platina dalam lempung. 4) Treating Treating adalah pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan pengotorpengotornya. Cara-cara proses treating adalah sebagai berikut: (1) Copper sweetening dan doctor treating, yaitu proses penghilangan pengotor yang dapat menimbulkan bau yang tidak sedap. (2) Acid treatment, yaitu proses penghilangan lumpur dan perbaikan warna. (3) Dewaxing yaitu proses penghilangan wax (n parafin) dengan berat molekul tinggi dari fraksi minyak pelumas untuk menghasillkan minyak pelumas dengan pour point yang rendah. (4) Deasphalting yaitu penghilangan aspal dari fraksi yang digunakan untuk minyak pelumas (5) Desulfurizing (desulfurisasi), yaitu proses penghilangan unsur belerang. Desulfurisasi merupakan proses yang digunakan untuk menyingkirkan senyawa sulfur dari minyak bumi. Pada dasarnya terdapat 3 cara desulfurisasi, yaitu dengan : (1) Ekstraksi menggunakan pelarut (2) Dekomposisi senyawa sulfur (umumnya terkandung dalam minyak bumi dalam bentuk senyawa merkaptan, sulfida dan disulfida) secara katalitik dengan proses hidrogenasi selektif menjadi hidrogen sulfida (H2S) dan senyawa hidrokarbon asal dari senyawa belerang tersebut. Hidrogen sulfida yang dihasilkan dari dekomposisi senyawa sulfur tersebut kemudian dipisahkan dengan cara fraksinasi atau pencucian/pelucutan. (3) Bio-desulfurisasi. Bio-desulfurisasi merupakan penyingkiran sulfur secara selektif dari minyak bumi dengan memanfaatkan metabolisme mikroorganisme, yaitu dengan mengubah hidrogen sulfida menjadi sulfur elementer yang dikatalis oleh enzim hasil metabolisme mikroorganisme sulfur jenis tertentu, tanpa mengubah senyawa hidrokarbon dalam aliran proses. Reaksi yang terjadi adalah reaksi aerobik dan dilakukan dalam kondisi lingkungan teraerasi.
5) Blending Proses blending adalah penambahan bahan-bahan aditif kedalam fraksi minyak bumi dalam rangka untuk meningkatkan kualitas produk tersebut. Bensin yang memiliki berbagai persyaratan kualitas merupakan contoh hasil minyak bumi yang paling banyak digunakan di barbagai negara dengan berbagai variasi cuaca. Untuk memenuhi kualitas bensin yang baik, terdapat sekitar 22 bahan pencampur yang dapat ditambanhkan pada proses pengolahannya. Diantara bahan-bahan pencampur yang terkenal adalah tetra ethyl lead (TEL). TEL berfungsi menaikkan bilangan oktan bensin, tetapi dapat menimbulkan pencemaran udara. 6. Jenis-Jenis Sumur Pemboran Minyak Bumi Di dunia perminyakan umumnya dikenal tiga macam jenis sumur: 1. sumur eksplorasi (sering disebut juga wildcat) yaitu sumur yang dibor untuk mentukan apakah terdapat minyak atau gas di suatu tempat yang sama sekali baru.
2. Jika sumur eksplorasi menemukan minyak atau gas, maka beberapa sumur konfirmasi (confirmation well) akan dibor di beberapa tempat yang berbeda di sekitarnya untuk memastikan apakah kandungan hidrokarbonnya cukup untuk dikembangkan.
3. sumur pengembangan (development well) adalah sumur yang dibor di suatu lapangan minyak yang telah eksis. Tujuannya untuk mengambil hidrokarbon semaksimal mungkin dari lapangan tersebut.
7. Kegunaan Fraksi-Fraksi Minyak Bumi 1. Gas Kegunaan: Gas tabung, BBG, umpan proses petrokomia. 2. Gasolin (Bensin) Kegunaan : Bahan bakar motor, bahan bakar penerbangan bermesin piston, umpan proses petrokomia 3. Kerosin (Minyak Tanah) Kegunaan: Bahan bakar motor, bahan bakar penerbangan bermesin jet, bahan bakar rumah tangga, bahan bakar industri, umpan proses petrokimia 4. Solar Kegunaan: Bahan bakar motor, bahan bakar industry 5. Minyak Berat Kegunaan: Minyak pelumas, lilin, umpan proses petrokimia 6. Residu Kegunaan: Bahan bakar boiler (mesin pembangkit uap panas), aspal, bahan pelapis anti bocor. Untuk lebih jelasnya, kegunaan beberapa fraksi minyak bumi dijelaskan di bahwa ini: 1. Fraksi Gas Untuk fraksi gas yang telah didapatkan selanjutnya dialurkan ke tempat penyimpanan melalui saluran yang telah diberi kondensor.
Lalu diolah lagi di Unit Destilasi Bertekanan untuk menaikkan titik didihnya agar pemisahan dapat berlangsung dan menghasilkan: - LPG - Solvent - Mogas
2. Fraksi Gasolin Untuk meningkatkan nilai tambah fraksi nafta yang kadar oktannya masih rendah, sekitar 40-59 akan diproses lagi di Unit Reforming yang hasilnya berupa bensin dan residu. Untuk bensin nilai oktannya menjadi 85-90. Bensin ini bisa diblending lagi dengan TEL (tetra ethyl lead) sehinggga nilai oktannya mencapai 95, contoh bensin beroktan 95 adalah pertamax. 3. Kerosin dan Solar Khusus untuk fraksi ini bisa langsung digunakan. Untuk fraksi kerosin hasilnya berupa minyak tanah dan avtur dan untuk fraksi solar hasilnya adalah solar. 4. Minyak Berat dan Residu (long residu) Fraksi ini diolah lagi di unit destilasi vacuum untuk menurunkan titik didihnya sehingga menghasilkan fraksi light vacuum gasoil (LVG), medium vacuum gasoil (MVG), heavy vacuum gasoil (HVG) dan fraksi short residu. Fraksi MVG dan HVG akan diolah lagi di unit Polypropilin sehingga menghasilkan biji plastik. Sedangkan LVG akan dicampur dengan solar untuk menaikkan angka cetane. Untuk fraksi short residu sendiri nantinya akan diolah menjadi aspal Minyak mentah diukur dalam barrel = 42 US Gallon = 159 liter. 42 galon (1 barrel) minyak akan menghasilkan lebih dari 44 gallon produk minyak. Tambahan 2 gallon itu serupa dengan popcorn (jagung letup) yang bertambah besar setelah mengembang.Komposisi hasil pemisahan minyak bumi 8. Cadangan Minyak Bumi Minyak bumi diproduksi dan didistilasi menjadi berbagai jenis fraksi sebelum digunakan sebagai bahan bakar. Saat ini di Indonesia , minyak bumi menjadi sumber energi yang paling besar. Hampir setengah dari konsumsi energi nasional ditopang oleh suplai minyak bumi. Indonesia dahulu merupakan anggota OPEC sebagai salah satu pengekspor minyak bumi . Tetapi pada tahun 2008 , Indonesia resmi keluar dari OPEC karena produksi dalam tidak dapat mengurangi konsumsi dalam negeri. Rata-rata kebutuhan dalam negeri adalah sekitar 1,3 juta barel per hari . Permintaan ini tidak diiringi dengan produksi minyak yang hanya sebesar 879 ribu barel per hari. Indonesia saat ini masih memiliki cadangan minyak sebesar 7,73 miliar barel. Angka ini terdiri dari 4,039 miliar barel cadangan proven dan 3,692 miliar barel cadangan berpotensi. Selain ada upaya untuk mencari sumur produksi baru, para ahli perminyakan juga berusaha untuk meningkatkan teknologi untuk produksi minyak yang lebih maksimal. Cadangan minyak bumi terbesar di Indonesia terdapat di Sumatera bagian tengah dengan nilai 3,847 miliar barel cadangan.
Gambar 1 Sebaran Cadangan Minyak Bumi di Indonesia
sumber : ESDM 2011
9. Pemanfaatan Minyak Bumi Bensin Minyak Solar Minyak Pelumas Bitumen (Aspal)
Gas Bumi 1. Pengertian Gas alam adalah salah satu sumber daya energi dunia yang sangat penting untuk saat.Ini. Sebagian besar gas alam yang dijual di pasaran berupa sales gas (gas pipa) dan LNG (Liquified Natural Gas). Kebutuhan energi yang berasal dari gas alam terus meningkat dari tahun ke tahun.Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang termasuk dalam kategori cadangan gas alam yang terbesar di dunia.Gas alam di Indonesia kebanyakan digunakan untuk kebutuhan industri, rumah tangga, dan sektor transportasi. Gas bumi yaitu gas dengan komposisi utama campuran-campuran hidrokarbon yang terdapat di dalam reservoir alamiah di bawah permukaan bumi, baik dalam fasa gas maupun terlarut dalam minyak bumi.
Komposisi pada gas alam dapat bervariasi. Pada tabel 1 di bawah ini digambarkan secara umum komposisi pada gas alam murni sebelum dilakukan pengolahan.
Tabel 1. Komposisi gas alam murni
2. Asal Mula Gas Alam
Gas alam lebih mudah ditemukan dibanding minyak bumi. Pembentukan gas alam dapat dibagi menjadi dua jenis yakni proses biologis dan proses thermal. 2.1 Proses Biologis Pada proses awal, gas alam terbentuk dari hasil dekomposisi zat organik oleh mikroba anaerobik. Mikroba yang mampu hidup tanpa oksigen dan dapat bertahan pada lingkungan dengan kandungan sulfur yang tinggi. Pembentukan gas alam secara biologis ini biasanya terjadi pada rawa, teluk, dasar danau dan lingkungan air dengan sedikit oksigen. Proses ini mmembentuk gas alam pada kedalaman 760 sampai 4880 meter akan tetapi pada kedalaman dibawah 2900 meter, akan terbentuk wet gas (gas yang mengandung cairan hydrocarbon). Proses jenis ini menempati 20 persen keseluruhan cadangan gas dunia.
Proses Biologis 2.2 Proses Thermal Pada kedalaman 4880 meter, minyak bumi menjadi tidak stabil sehingga produk utama hydrocarbon menjadi gas metan. Gas ini terbentuk dari hasil cracking cairan hydrocarbon yang ada disekitarnya. Proses pembentukan minyak bumi juga terjadi pada kedalaman ini, akan tetapi proses pemecahannya menjadi metan lebih cepat terjadi.
Proses Termal Sebenarnya, pembentukan gas alam dari bahan inorganik juga dapat terjadi. Walaupun ditemukan pada jumlah yang tidak banyak, gas metan terbentuk dari batuan awal lapisan pembentuk bumi dan jenis meteorit yang mengandung bayak kabon (carbonaceous chondrite type). Gas mulia (He dan Ar) yang ditemukan bersama gas alam adalah produk hasil dari disintegrasi radioaktif alam. Helium berasal dari thorium dan keluarga uranium sedangkan argon berasal dari potassium. Gas-gas ini kemungkinan besar sama-sama terjebak oleh lingkungan pada gas alam.
3. Struktur tempat gas alam Seperti minyak bumi, gas alam bergerak dan terakumulasi pada beberapa titik. Titik inilah yang menjadi target penambangan gas alam. Ladang gas alam terbesar Eropa terdapat di Gronigen-Belanda (2270 x 10^9 m 3), US terdapat di Kansas (1986 x 10^9 m 3), Afrika terdapat Algeria (2520 x 10^9 m 3) dan di benua Asia terdapat di Arun-Indonesia (383 x 10^9 m 3).
Gronigen-Belanda
4. Proses Eksplorasi Gas Alam Proses untuk mengangkat gas alam dari dalam tanah dan hingga akhirnya siap untuk digunakan merupakan proses yang kompleks. Proses-proses tersebut meliput enam tahapan proses yaitu : eksplorasi , ekstraksi, produksi, transportasi/pengangkutan, storage/ penyimpanan, distribusi dan marketing/penjualan. Pada bagian ini akan dijelaskan Proses Eksplorasi lebih jauh. Eksplorasi merupakan proses bagaimana menemukan sumber gas alam hingga penentuan lokasi sumur pengeboran. Dewasa ini, metode untuk menentukan lokasi sumber gas alam dan minyak bumi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat melalui berbagai terobosan dan inovasi. Pada awal era industry, hanya ada satu cara untuk menemukan sumber migas yakni melalui pengamatan bukti-bukti yang terdapat dipermukaan di mana diperkirakan memilki kandungan migas. Bukti-bukti dapat berupa ‘rembesan’ minyak bumi atau gas. Namun sayangnya, karena jumlah proporsi rembesan-rembesan tersebut sangatlah sedikit maka metode ini menjadi sangat lama dan sulit untuk menemukan lokasi secara tepat. Seiring dengan meningkatnya permintaan akan migas sehingga memacu perkembangan teknlogi untuk menenemukan lokasi sumber-sumber migas secara lebih cepat dan efisien. Pada proses eksplorasi ini, geologis dan geofisika berperan sangat vital. Dengan ditunjang pengetahuan dan kemajuan teknologi seperti system komputerisasi maka pekerjaan ini menjadi semakin “mudah”. Sehingga mampu mengurangi potensi kegagalan. Tugas geologis dan geofisika adalah memetakan kondisi lapisan-lapisan bawah tanah kemudian mengintepertasikannya menjadi data-data untuk dianalisis. Data-data tersebut yang menjadi landasan untuk membuat dugaan-dugaan lokasi dan potensi migas yang ada. Eksplorasi dimulai dengan mengumpulkan data struktur permukaan bumi dan menentukan area di mana biasanya timbunan migas berada. Cara ini pertama laki ditemukan pada pertengahan abad-18, ‘kemiringan antiklinal’ menjadi informasi yang penting dimana jika kemiringan tersebut semakin banyak maka potensi hidrokarbon-nya semakin besar. ‘Kemiringan antiklinal’ sendiri adalah area dimana terbentuknya lipatan-lipatan yang
membentuk pola lengkungan/kubah yang mencirikan resevoar yang bagus. Melalui survey dan pemetaan karakterisktik wilayah permukaan dan sub-permukaan pada area tertentu, seoarang geologis akan memperkirakan lokasi area resevoar. Selain itu, geologis juga berusaha menentukan karakteristik khusus resevoar berupa kandungan fluida, porositas, permeabilitas, usia, dan urutan formasi batuan. Informasi karakteristik tersebut diperoleh dengan cara meneliti batuan-batuan disekitar lokasi. Data-data tersebut mejadi informasi penting dalam mendesain sumur pengeboran (well drilling) kelak. Sampai di sini tugas geologis selesai. Setelah geologis memperkirakan lokasi resevoar, tugas berikutnya adalah mengujinya untuk mendapat informasi mendetail tentang potensi area resevoar. Tes ini berguna untuk memetakan formasi lapisan tanah lebih akurat menggunakan alat-alat canggih yang dilakukan oleh ahli-ahli geofisika. Alat-alat dan Teknik yang digunakan pada proses tersebut meliputi : a. Seismograf Seimograf merupakan salah satu alat terpenting pada proses ini. Seismograf adalah alat yang mampu mencatat getaran-getaran yang terjadi pada permukaan bumi. Alat ini bekerja berdasarkan ilmu seimologi yaitu ilmu yang mempelajari bagaimana energi dalam bentuk gelombang getaran yang melalui lapisan kulit bumi dan interaksinya terhadap variasi formasi bawah tanah. Pada tahun 1885, L Palmiere mengembangkan seimograf pertama,. Penggunaan alat ini dalam industry petroleum baru dimulai tahun 1921. Konsep dasar dari seimologi cukup sederhana. Lapisan kerak bumi memilki komposisi yang berbeda-beda di setiap lapisannya, energi dalam bentuk gelombang seismic melewati lapisan-lapisan tersebut , kemudian terjadi interaksi pada tiap lapisan. Interaksi-interaksi tersebut dicatat oleh seimograf berupa data-data yang nantinya dibaca oleh ahli geofisika untuk kemudain diinterpertasikan dalam bentuk gambar-gambar/dipetakan. Proses ekplorasi seimologi ini dibagi menjadi dua berdasarkan lokasinya , yaitu: a.1. Seismologi onshore/ darat Tahapan : a.1.1 Membuat gelombang seismik Ada dua cara yang umum digunakan yakni, melalui ledakan dinamit atau menggunakan the seismic truck (non-eksplosif). Dinamit diledakan diarea subpermukaan lokasi uji, selanjutnya ledakan tersebut akan menghasilkan getaran-getaran. Teknik dinilai kurang ramah lingkungan karena seringkali merusak ekologi sekitar lokasi uji. Oleh karena itu, dikembangkan teknik lain tanpa ledakan/non-eksplosif. Teknik dikenal dengan the seismic truck, di mana sebuah truk yang membawa alat yang mampu memancarkan getaran ke lapisan tanah.
a.1.2
Recording Pada tahap ini, pantulan dari getaran-getaran yang dikirim ke lapisan bawah tanah tadi, ditangkap menggunakan alat yang disebut geophone. Alat ini diletakan di tanah untuk mempermudah penangkapan.
a.1.3
Pencatatan Data oleh Seismograf Hasil dari sinyal yang ditangkap oleh geophone ditransmisikan ke truk pencatat seismic yang didalamnya terdapat seismograf. Kumpulan sinyal-sinyal tadi dicatat oleh seismograf.
a.1.4
Data-data dari seismograf diintepertasikan menjadi gambar oleh ahli geofisika, geologis dan reservoir engineer dengan bantuan computer canggih.
a.2 Seismologi offshore / laut Pada dasarnya metode yang digunakan sama hanya dilakukan penyesuaian alat terhadap kondisi area. Fungsi geophone digantikan oleh hydrophone. Sementara, truk disubtitusi oleh kapal. Selain itu, teknik untuk membuat gelombang seismic tidak menggunakan ledakan dinamit karena dapat merusak ekositem dasar laut. Sebagai gantinya, menggunakan air gun yang besar, yang akan menghasilkan ledakan udara di dalam air, selanjutnya menghasilkan gelombang seismic. b. Magnetometers Magnometer adalah alat pengukur perbedaan sifat kemagnetan yang sangat kecil pada lapisan bumi. Alat ini juga digunakan untuk memetakan kondisi formasi lapisan bawah tanah. Jadi, dapat menjadi pembanding hasil data seismolog. c. Gravimeter Perbedaan formasi lapisan bumi dan tipe batuannya berdampak pada sedikit perbedaan gravitasi bumi di sekitar wilayah tersebut. Berdasarkan prinsip ini, maka cara lain untuk mengetahui kondisi formasi lapisan dan batuan dalam perut bumi juga dapat menggunakan alat yang sensitive terhadap perbedaan gravitasi yang sangat kecil , alat ini disebut gravimeter.
d. Exploratory wells Cara terbaik untuk mendapatkan informasi kondisi bawah tanah dan potensi hidrokarbon lebih akurat adalah menggunakan Exploratory well. Exploratory well adalah metode idnetifikasi kandungan dalam tanah dengan cara membuat lubang seperti sumur
hingga kedalam tertentu. Kemudian hasil galian berupa baruan atau fluida akan dianalisis oleh ahli geologi dan geofisika. Tingkat keakuratannya sangat terjamin, namun, kelemahannya dibutuhkan biaya yang besar dan waktu yang lama. Oleh karena itu, teknik ini hanya dilakukan pada daerah yang benar-benar memiliki potensi hidrokarbon dan untuk memastikan saja. e. Logging Logging merupakan proses berkenaan pengujian selama proses pengeboran maupun setelahnya untuk memonitor kinerja sumur pengeboran serta menggali informasi lebih dalam tentang kondisi formasi di bawah permukaan. Terdapat lebih dari 100 tipe logging tapi pada intinya terdiiri atas beberapa uji untuk mengetahui secara nyata komposisi dan karateristik lapisan batuan dimana sumur dibuat. Selain itu, berguna juga untuk memastikan bahwa peralatan yang digunakan selama pengeboran sudah tepat dan pengeboran tidak dilanjutkan bila muncul kondisi yang tidak menguntungkan. Proses ini merupakan bagian penting selama proses pengeboran. Ada banyak tipe logging test, beberapa diantaranya adalah standar, elektrik, akustik, radioaktif, densitas, induksi, caliper, dan logging nuklir. Dua jenis tes yang paling sering digunakan adalah standar logging dan electric logging. Standard logging terdiri atas pengujian dan pencatatan sifat fisik seperti : porositas dan kandungan fluida dari sumur. Caranya dengan meneliti kepingan-kepingan batuan hasil galian menggunakan mikroskop dengan perbesaran hingga 2000 X. Electric logging bertujuan untuk mengukur resistensi listrik lapisan batuan di sumur. Caranya dengan mengalirkan arus listrik melalui formasi batuan dan mengukur resistensinya. Maka diperolehlah data kandungan dan karekteristik fluida. Induction electric logging merupakan versi terbaru yang lebih mudah digunakan dan menghasilkan data yang mudah untuk ditafsirkan. Interpertasi/penafsiran data Setelah melakukan serangkain tahapan untuk memperoleh data, maka tahap berikutnya adalah ‘mengartikan’nya. Data-data yang diperoleh akan tidak berguna bila metode interpertasi yang digunakan tidak benar. Teknolgi komputasi sangat membantu dalam proses ini. Teknologi computer itu disebut CAEX (Computer Assisted Exploration ). Dengan menggunakan mikroprosesor canggih, computer ini mampu mengumpulkan dan mengolah data hingga menginterpertasikannya secara visual secara mudah. Berbagai sumber data yang diperoleh dari teknik-teknik sebelumnya seperti, gravimetric testing, loggin dsb dapat dikombinaskan membentuk visualisasi formasi bawah tanah. Berdasrkan visualisasi yang dihasilkan ada 3 jenis CAEX, yaitu : 2 D , 3 D, dan yang tebaru 4 D. Presentase keberhasilan dengan teknik 3 D sebesar 65-70 % sedangakn teknik 3 D sebesar 40-50 %. Sementara, teknik 2 D hanya 25-35 %. Tetapi teknik 3 D jauh lebih mahal dibandingkan teknik 2 D. Oleh karena itu, kombinasi keduanya merupakan pilihan terbaik. Pada tahap awal dengan skala pemetaan yang luas dan keberadaan deposit masih rendah digunakan teknik 2 D, sementara teknik 3 D
dilakukan hanya pada lokasi-lokasi dengan potensi hidrokarbon yang besar dengan kepastian keberadaannya lebih tinggi. 5. Jenis Sumur Gas Alam Gas alam mentah terutama berasal dari salah satu dari tiga jenis sumur : a. Sumur minyak mentah ; b. Sumur gas ; c. Sumur kondensat. Gas alam yang keluar dari sumur minyak mentah biasanya disebut associated gas. Gas ini ada sebagai gas di atas minyak mentah yang terbentuk didalam tanah, atau bisa saja larut dalam minyak mentah. Gas alam yang keluar dari sumur gas dan sumur kondensat, di mana ada sedikit atau bahkan tidak ada kandungan minyak mentah disebut non-associated gas. Sumur gas biasanya hanya memproduksi gas alam mentah, sedangkan sumur kondensat menghasilkan gas alam mentah bersama dengan hidrokarbon berat molekul rendah. Gas ini pada fase cair pada kondisi ambien contoh; pentana disebut sebagai gas alam kondensat (kadang-kadang juga disebut bensin alami atau hanya kondensat). Gas alam bisa disebut sweet gas ketika relatif bebas dari hidrogen sulfida, namun, gas yang mengandung hidrogen sulfida disebut sour gas. Gas alam mentah juga dapat berasal dari cadangan metana dalam pori-pori lapisan batubara, dan terutama teradsorpsi ke permukaan batubara itu sendiri. Gas tersebut disebut sebagai coalbed gas atau coalbed methane. Coalbed gas telah menjadi sumber energi penting di akhir akhir ini. 6. Kontaminan dalam Gas Alam Mentah Gas alam mentah utamanya terdiri dari metana (CH4), molekul hidrokarbon terpendek dan paling ringan juga sejumlah: a. Gas hidrokarbon yang lebih berat : etana (C2H6), propana (C3H8), butana normal (nC4H10), isobutana (i-C4H10), pentana dan bahkan hidrokarbon dengan berat molekul yang lebih tinggi. Ketika diproses dan dimurnikan menjadi produk jadi, semua ini secara kolektif disebut sebagai NGL (Cairan Gas Alam). b. Gas asam : karbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), methanethiol (CH3SH) dan ethanethiol (C2H5SH). c. Gas lain : nitrogen (N2) dan helium (He). d. Uap air. Juga sebagai larutan garam dan gas terlarut (asam). Gas alam mentah harus dimurnikan untuk memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh perusahaan pipa transmisi utama dan distribusi . Standar kualitas bervariasi dari pipa ke pipa
dan biasanya tergantung dari desain sistem pipa dan pangsa pasar yang dilayaninya. Secara umum, penetapan standar gas alam antara alain adalah: a. Nilai heating value (nilai kalori) harus berada dalam kisaran tertentu. Sebagai contoh, di Amerika Serikat, harus sekitar 1.035 +/- 5% BTU per kaki kubik gas pada 1 atmosfer dan 60 derajat Fahrenheit (41 MJ +/- 5% per meter kubik gas pada 1 atmosfer dan 15,6 derajat Celsius). b. Penyesuaian dew-point untuk mengurangi kandungan air dan hidrokarbon berat di gas alam sehingga tidak terjadi kondensasi selama proses transportasi dalam pipa. c. Kandungan hidrogen sulfida 0.25 grain H2S per 100 cubic feet gas atau sekitar 4 ppm. Spesifikasi untuk CO2 biasanya tidak lebih dari dua atau tiga persen per 100 cubic feet gas. 7. Proses pencairan gas alam di kilang LNG badak Proses pencairan gas alam di kilang LNG Badak menggunakan sistem pendingin multi komponen dari APCI. Secara umum, pengolahan LNG adalah sebagai berikut: Diagram Proses LNG
a) Bahan baku gas alam dari ladang dilewatkan melalui knock out drum untuk memisahkan kondensat cair sebelum memasuki kilang LNG. b) Karbon dioksida dipisahkan oleh penyerapan kimia dengan amine proses. c) Pemisahan air dengan molecular sieve. d) Propana, Butana, dan kondensat dipisahkan dari feed LNG dalam column fraksinasi. e) Pendinginan LNG dengan propane refrigeration. f) Pendinginan tahap akhir dan pencairan LNG dilakukan di Kriogenik Utama pada Heat Exchanger dengan menggunakan komponen pendingin multi sebagai media pendingin.
10. Transportasi dan Penyimpanan Gas Alam Sistem transportasi gas alam pada dasarnya meliputi:
Transportasi melalui pipa salur. Transportasi dalam bentuk Liquefield Natural Gas (LNG) dengan kapal tanker LNG untuk pengangkutan jarak jauh. Transportasi dalam bentuk Compressed Natural Gas (CNG), baik di daratan dengan road tanker maupun dengan kapal tanker CNG di laut, untuk jarak dekat dan menengah (antar pulau).
Untuk metode penyimpanan gas alam, dilakukan dengan ”Natural Gas Underground Storage”, yakni suatu ruangan raksasa di bawah tanah. Terdapat 3 tipe penyimpanan gas alam di bawah tanah, yaitu depleted fields, aquifers, dan salt caverns. Depleted fields merupakan tipe yang paling banyak digunakan karena berupa formasi geologis bawah tanah yang sudah tersedia secara al ami, sehingga hanya perlu dikembangkan saja. Dibandingkan dengan tipe yang lain, tipe ini merupakan tipe yang paling murah, mudah dikembangkan, mudah dioperasikan, dan mudah dipelihara. Tipe aquifers berupa rongga-rongga bawah tanah, tersusun dari batuan yang permeable, yang bertindak sebagai penyimpanan air alami. Pada situasi tertentu, formasi ini dapat direkondisikan dan digunakan sebagai fasilitas penyimpanan gas alam. Fasilitas penyimpanan dengan tipe ini adalah yang paling mahal dan paling jarang digunakan dibandingkan dengan tipe yang lain disebabkan oleh beberapa alasan, diantaranya harus dilakukan berbagai macam tes untuk memastikan karakteristik geologis dari formasi batuan . Kemudian, harus dibangun semua infrastruktur terkait dengan pengembangan fasilitas penyimpanan ini, dengan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, tipe ini biasanya hanya digunakan apabila tidak terdapat depleted reservoirs. Tipe salt caverns terbentuk akibat adanya deposit garam di bawah tanah. Ada dua bentuk deposit garam di bawah tanah, yaitu salt domes dan salt beds. Walaupun biaya pengembangan untuk tipe ini cukup mahal, tapi tipe ini merupakan tipe yang memiliki tingkat deliverability paling tinggi dan juga dapat diisi kembali lebih cepat dibanding tipe yang yang lain. 11. Penggunaan Gas Bumi
Saat ini penggunaan gas alam semakin meninggkat di tengah tengah krisisnya produksi minyak bumi. Gas alam bisa menjadi sumber energi alternatif untuk digunakan dalam berbagai keperluan, baik untuk perumahan, komersial maupun industri.Dari tahun ke tahun penggunaan gas alam selalu meningkat. Hal ini karena banyaknya keuntungan yang didapat dari penggunaan gas alam dibanding dengan sumber energi lain. Berikut adalah beberapa keuntungan dalam penggunaan gas alam : Ramah lingkungan dibandingkan minyak atau batubara. Hal ini terutama karena fakta bahwa gas alam hanya memiliki satu karbon sehingga menghasilkan emisi lebih sedikit. Dengan jumlah panas yang sama, gas alam memancarkan
karbon dioksida 30% lebih sedikit dari minyak yang terbakar dan 45% lebih sedikit karbon dioksida dari pembakaran batu bara. Murah (lebih murah daripada bensin) Oleh karena itu, biaya sangat efektif. Dapat disimpan dengan aman. Menghasilkan 60 sampai 90% lebih sedikit asap. Karena proses pembakaran yang bersih, tidak menghasilkan abu setelah melepaskan energi. Dalam penggunaan gas alam, tentunya memiliki beberapa kekurangan sehingga mempertimbangkan pengguna untuk memanfaatkannya. Berikut adalah beberapa kekurangan gas alam :
Salah satu kerugian dari gas alam yang sering dikreditkan sebagai keuntungan oleh para ahli, adalah bahwa sumber daya energi tak terbarukan. Ketersediaan Itu adalah terbatas. Kritik juga menunjukkan bahwa ekstraksi mereka menyisakan kawah besar di dalam bumi. Sangat volatile (sangat mudah terbakar) dan dapat berbahaya, jika ditangani sembarangan. Tidak berwarna, tidak berbau dan berasa yang membuat deteksi kebocoran yang sangat sulit. Di pipa gas, zat (berisi karbon monoksida) yang memiliki bau yang kuat ditambahkan untuk membantu mendeteksi kebocoran. Namun, zat ini dapat berbahaya dan menyebabkan kematian, pada kenyataannya, penggunaan gas alam adalah penyebab paling umum kematian karbon monoksida. Membangun dan mengelola pipa seperti banyak biaya.
Secara garis besar pemanfaatan gas alam dibagi atas 3 kelompok yaitu : a. Gas alam sebagai bahan bakar Gas alam sebagai bahan bakar yaitu digunakan sebagai bahan bakar untuk proses produksi listrik, kendaraan, dan industri komersial. Dalam contoh penggunaannya gas alam digunakan sebagai bahan bakar pembangkit contohnya adalah Pembangkit Listrik Tenaga gas dan uap, dan bahan bakar industri ringan, menengah dan berat, serta bahan bakar kendaraan bermotor (BBG/NGV).Gas alam terkompresi (Compressed natural gas, CNG) adalah alternatif bahan bakar selain bensin atau solar. Di Indonesia, dikenal dengan CNG sebagai bahan bakar gas (BBG). Bahan bakar ini dianggap lebih bersih bila dibandingkan dengan dua bahan bakar minyak karena emisi gas buangnya yang ramah lingkungan.CNG dibuat dengan melakukan kompresi metana (CH4) yang diekstrak dari gas alam.LPG (liquified petroleum gas), adalah campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam.Dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair.Komponennya didominasi propana (C 3H8) dan butana (C4H10). Elpiji juga mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya etana (C2H6) dan pentana (C5H12). Penggunaan Elpiji di Indonesia terutama adalah sebagai bahan bakar alat dapur (terutama kompor gas).Selain sebagai bahan
bakar alat dapur, Elpiji juga cukup banyak digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor walaupun mesin kendaraannya harus dimodifikasi terlebih dahulu. b. Gas alam sebagai bahan baku Antara lain bahan baku biasanya digunakan di pabrik pupuk, petrokimia, metanol, bahan baku plastik LDPE (low density polyethylene), LLDPE = linear low density polyethylene, HDPE (high density polyethylen), PE (poly ethylene), PVC (poly vinyl chloride), C3 dan C4-nya untuk LPG, CO2nya untuk soft drink, dry ice pengawet makanan, hujan buatan, industri besi tuang, pengelasan dan bahan pemadam api ringan. c. Gas alam sebagai komoditas energi untuk ekspor Gas alam yang paling besar digunakan untuk komoditas ekspor di dunia yaitu LNG (Liquified Natural Gas) atau gas alam cair. Gas alam cair Liquefied Natural Gas (LNG) adalah gas alam yang telah diproses untuk menghilangkan ketidakmurnian dan hidrokarbon berat dan kemudian dikondensasi menjadi cairan pada tekan atmosfer dengan mendinginkannya sekitar -160° Celcius. LNG ditransportasi menggunakan kendaraan yang dirancang khusus dan ditaruh dalam tangki yang juga dirancang khusus.LNG memiliki isi sekitar 1/640 dari gas alam pada Suhu dan Tekanan Standar, membuatnya lebih hemat untuk ditransportasi jarak jauh di mana jalur pipa tidak ada.Ketika memindahkan gas alam dengan jalur pipa tidak memungkinkan atau tidak ekonomis, dia dapat ditransportasi oleh kendaraan LNG.Dibandingkan dengan minyak mentah, pasar gas alam cair relative lebih kecil.
BAB III PE N UTU P A. Kesimpulan Minyak bumi dan gas alam diduga berasal dari jasad renik lautan, tumbuhan dan hewan yang mati sekitar 150 juta tahun yang lalu. Dugaan tersebut didasarkan pada kesamaan unsurunsur yang terdapat dalam bahan tersebut dengan unsur-unsur yang terdapat pada makhluk hidup. Bensin, atau Petrol (biasa disebut gasoline di Amerika Serikat dan Kanada) adalah cairan campuran yang berasal dari minyak bumi. Sebagian besar bensin tersusun dari hidrokarbon. Di banyak tempat di Sumatera, bensin disebut juga dengan minyak Minyak bumi selain bahan bakar juga sebagai bahan industri kimia yang penting dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari yang disebut petrokimia.. Dampak yang ditimbulkan dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna Pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, akan menghasilkan senyawa-senyawa kimia yang dalam bentuk gas dapat mencemari udara dan kadang-kadang mengasilkan partikelpertikel yang menimbulkan asap cukup tebal, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara. Pencemaran lain adalah gas karbon monoksida, Co, gas ini berbahaya pada tubuh manusia karena lebih mudah terikat pada hemoglobin darah, sehingga kemampuan darah mengikat oksigen menjadi menurun. B.
Saran Oleh karena minyak dan gas bumi itu proses pembentukannya lama, maka kita harus berhemat dalam pemanfaatannya, agar minyak dan gas bumi itu tidak cepat habis. Dan penggunaan bensin / bahan bakar haruslah yang tidak berdampak negatif terhadap lingkungan alam sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ashadi.
2012.
Komposisi
Minyak
http://ashadisasongko.staff.ipb.ac.id/2012/02/10/komposisi-minyak-bumi/
Bumi. (diakses
tanggal 11 September 2013) Haska. 2010. Komposisi Minyak Bumi. http://haska.org/2012/08/02/komposisi-minyakbumi-bag-ii/ (diakses tanggal 15 april 2015) Erlinawati. 2015. Modul Kuliah Energi Konvensional dan Nonkonvensional. Palembang: Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya http://www.fourseasonnews.com/2012/09/komposisi-minyak-bumi.html (diakses tanggal 15 april 2015)