MAKALAH KONSTRUKSI ALAT TES “ PENULISAN ITEM “
DISUSUN OLEH Kelompok II Griselda M.A Wodong Lusia Tamengkel Meliza E. Tamaheang Regina F. Moningkey Zubaeda Bidalo Calvin Kejeh
Universitas Negeri Manado Fakultas Ilmu Pendidikan Program Studi Psikologi
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan tuntunanya , kami bisa menyelesaikan makalah Konstruksi Alat tes dengan judul ‘Penulisan Item” dapat terselesaikan dengan baik . Makalah ini disusun untuk memenuhi proses perkuliahan konstruksi alat tes. Tentunya kami menyadari bahwa penulisan ini belum sempurna , untuk itu kami meminta kritik yang membangun untuk penyempurnaan makalah ini . Atas perhatian dan kerja samanya diucapkan banyak terima kasih.
Tomohon, Maret 2017 Kelompok 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang standar penilaian pendidikan dikatakan bahwa penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan untuk mengetahui perkembangan dan tingkat pencapaian hasil pembelajaran. Penilaian memerlukan data yang baik dan salah satu sumber data itu adalah dengan melakukan pengukuran. Pengukuran merupakan seperangkat langkah dalam rangka pemberian nilai terhadap hasil kegiatan pembelajaran. Kegiatan pengukuran atau penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik (Permendiknas, 2007). Menurut Idrakusumah (dalam Suherman, E, 1993), tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematika dan objektif untuk memperoleh data atau keterangan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan cepat dan tepat. Tes sebagai alat ukur, perlu dirancang secara khusus sesuai dengan tujuan peruntukkannya, dan perlu dipersiapkan dengan sebaik-baiknya sehingga sesuai dengan kaidah-kaidah penyusunannya. Tes yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar harus benar-benar didesain sesuai dengan kegunaannya. Tes yang digunakan untuk penentuan penempatan siswa dalam suatu jenjang atau jenis pendidikan tertentu akan berbeda dengan desain tes formatif yang digunakan untuk mencari umpan balik guna memperbaiki proses pembelajaran, baik bagi guru maupun bagi siswa. Penggunaan bentuk tes tertulis, sangat tergantung pada perilaku atau kompetensi yang akan diukur. Ada kompetensi yang lebih tepat diukur atau ditanyakan dengan mempergunakan tes tertulis dalam bentuk tes objektif. Ada pula kompetensi yang lebih tepat diukur dengan mempergunakan tes essay atau uraian. Jenis tes objektif memang baik dan efektif jika digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam tingkat pengetahuan, pemahaman, aplikasi dan analisis. Untuk mengukur kemampuan siswa dalam tingkat pengetahuan, pemahaman dan aplikasi, diperlukan jenis tes pilihan ganda. Menurut beberapa ahli pendidikan bentuk tes yang paling berguna dan luwes ialah bentuk butir tes pilihan ganda (Hill, 1977; Linderman dan Merenda, 1979; Gronlund,1982). B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud dengan bentuk item ? 2. Apa yang dimaksud dengan bentuk penyajian item ? 3. Apa yang dimaksud dengan sumber penulisan item ? 4. Apa yang dimaksud dengan jenis konstrak item ? 5. Bagaimana langkah dalam penulisan item ? 6. Apa saja kaidah penulisan item ? 7. Apa saja yang menjadi spesfikasi item?
BAB II PEMBAHASAN Penulisan Item terbagi atas ; Item, Penyajian, Sumber, Jenis, Langkah, dan Kaidah. Item = Pertanyaan-pertanyaan dengan pilihan gambar. Penyajian = Mengisi langsung Dibacakan diisikan. Sumber = Literatur Penelitian Alat ukur yang ada FGD Wawancara Observasi Buku. Jenis = Linear Bipolar ortogonal. Langkah = Konstrak Komponen Indikator Perilaku Item. Kaidah = Konstrak tersirat Melalui indikator kalimat baik Sesuai subjek Disetujui atau tidak Present tense Kalimat positif.
Konstrak adalah tingkat abstraksi yang tertinggi yang berguna untuk menginterpretasi data dan pengembangan teori (Wahyu Widhiarso, 2010)
Penulisan item merupakan esensi penyusunan skala. Item merupakan cerminan skala. Item mewakili apa yang hendak diungkap oleh skala. Item memotret skala dari berbagai sisi. Benar atau salahnya skala tergantung penulisan item. Item yang ditulis dengan kaidah yang benar mencerminkan skala. Penulisan item merupakan bagian validitas logis. Validitas yang wajib bagi semua alat ukur. Item diturunkan sesuai dengan kaidah mengungkap konstraknya. Semakin mendekati kaidah, semakin kuat item mengungkap konstrak tersebut. Semakin jauh dengan kaidah, semakin tidak mengungkap konstrak. Item bisa mengungkap hal yang lain.
2.1 Bentuk Item Vitamin A terdapat di dalam-dalam apa saja? Ada berbagai jawaban. Ada yang mengatakan bahwa vitamin A terdapat dalam wortel. Wortel merupakan makanan kesukaan kelinci. Vitamin A juga terdapat dalam cabe, tomat, jeruk maupun berbentuk kapsul. Apapun bentuknya, yang jelas terdapat vitamin A dalam makanan tersebut. Sama halnya item, item terdapat dalam berbagai bentuk. Bagaimanapun bentuk item, hal yang penting adalah item bisa mengungkap aspek yang hendak diungkap. Coba lihat di bawah ini
Pernyataan Jika ada diskusi, saya bersedia menjadi . STS TS N S SS Pertanyaan dengan pilihan Saya sudah lama tidak bertemu dengan teman-teman. a. Mengajak mereka untuk berkumpul b. Berharap ada yang mengajak berkumpul Di atas merupakan contoh item. Ketiga item memiliki bentuk masing-masing. Item pertama dengan bentuk pernyataan. Subjek tinggal memilih salah satu jawaban diantara opsi yang tersedia. Item kedua dengan bentuk pertanyaan dengan pilihan jawaban. Item kedua lebih spesifik dari yang pertama. Item kedua menyediakan berbagai pilihan jawaban konkret. Subjek diminta untuk melihat jawaban konkret tersebut. Item ketiga berbentuk gamabar. Subjek diminta untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek. Pada contoh di atas adalah Gambar Danau Gunung Tujuh.
2.2. Bentuk Penyajian Item Bagaimana cara kita menyediakan makanan pada orang lain ? Bagi orang yang sudah akrab dengan kita, kita minta dia ambil sendiri dan cuci sendiri piringnya (he...). Bagi orang yang belum akrab atau baru dikenal, kita menyajikan dengan tangan kita langsung. Nah, bagi kita yang memiliki bayi, pemberian makanan akan berbeda pula. Kita sendiri yang menyuapkan makanan kemulut bayi. Saat sang bayi sudah mulai besar (anak-anak), cara pemberian makanan pun berbeda. Salah satu caranya adalah dengan membujuknya. Sama halnya dengan penyajian item, ada berbagai cara. Cara tersebut adalah : Mengisi langsung. Subjek mengisi langsung skala tersebut. Ia sendiri menaruh jawaban di lembar yang disediakan. Subjeklah yang mengetahui apa yang terjadi pada dirinya. Cara ini diterapkan pada subjek yang bisa membaca dengan baik. Sebagian besar skala menggunakan bentuk penyajian seperti itu. Dibacakan. Pada situasi tertentu, ada subjek yang perlu dibacakan tentang isi skala. Hal ini terutama pada subjek yang tidak bisa membaca dengan baik. Misalnya : orang lanjut usia, orang buta huruf ataupun buta. Penyaji perlu membacakan isi (item) skala. Pastikan subjek benar-benar memahami makna dari pernyataan tersebut. Bahkan, penyaji perlu mengklarifikasi ulang item tersebut. Penyaji boleh membahasakan item dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh subjek. Diisi oleh orang lain. Ada situasi tertentu, di mana skala harus diisi oleh orang lain. Orang lain yang berhak mengisi adalah orang yang mengetahui kondisi subjek. Bahkan, pengisi disarankan beberapa orang lain. Hal ini untuk melihat reliabilitas jawaban subjek.
Misalnya : skala kemandirian anak. Orang terdekat anaklah yang mengisi skala tersebut. Orang tersebut bisa ayah, ibu, pengasuh maupun kakak. 2.3 Sumber Penulisan Item Jika dilihat lebih mendalam, buku hanya salah satu sumber penulisan item. Ada banyak sumber lain, apa saja sumber itu? Lihat bagian di bawah ini: 1) Literatur Literatur merupakan sumber yang sering digunakan dalam penyusunan skala. Literatur bisa ditemukan melalui buku teks. Literatur menjelaskan definisi suatu konstrak. Ia menjelaskan komponen yang menjelaskan konstrak. Jika kita teliti, kita dapat mengetahui jenis konstrak tersebut. Apakah konstrak linear, bipolar maupun ortogonal. Pengetahuan jenis konstrak bermanfaat dalam penulisan dan format penskalaan. Pengetahuan itu juga menjelaskan pengetahuan yang mempengaruhi konstrak tersebut, bahkan menjelaskan akibat yang timbul dari konstrak. 2) Penelitian Ilmu Sosial termasuk Psikologi memiliki perkembangan yang sangat pesat. Seiring berjalannya perkembangan masyarakat, ilmu Psikologi semakin berkembang. Konstrak yang ada di Psikologi pun semakin berkembang. Dulu, kita hanya mengenal kecerdasan kognitif (IQ), kemudian muncul kecerdasan emosi (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ). Perkembangan terkini muncullah, kecerdasan daya tahan mental (Adversity Quetiont). Konstrak ini berkembang atas dasar penelitian. Penelitian dituangkan dalam jurnal ilmiah. Pada Penyusunan skala Psikologi disarankan untuk membaca penelitian terkini. Hal ini memberikan gambaran terbaru pada konstrak yang diungkap. 3) Alat yang telah ada Ada banyak skala yang terkenal di Indonesia. Sebut saja RMIB, Kuder, Holand, MMPI, MBTI, EPPS, DISC, Papi Kostik. Skala tersebut bisa dijadikan batu pijak dalam penulisan item. Bagian Psikologi Klinis Fak. Psikologi UGM membuat skala kepribadian UGM. Skala kepribadian bertujuan mendeteksi kecenderungan gangguan jiwa yang dimiliki seseorang. MMPI merupakan sumber inspirasi dalam pembuatan komponen gangguan jiwa. Skala kepribadian UGM ini tidak 100% jenis gangguan dari MMPI. MMPI berasal dari budaya barat. Sementara, tidak semua gangguan jiwa itu cocok untuk Indonesia. Bagian Psikologi Klinis UGM membuat skala tersebut. Skala tersebut menyesuaikan dengan gangguan yang ada di Indonesia. 4) Focus Group FGD merupakan salah satu metode yang bagus dalam penulisan item. FGD melibatkan beberapa orang yang mengetahui tentang konstrak. Orang tersebut merumuskan tentang komponen yang membentuk konstrak. Bahkan, peserta FGD bisa menjelaskan indikator perilaku dari komponen. Peserta FGD bisa saling diskusi. Mereka dapat melengkapi kekurangan satu sama lain. Ia dapat menambah pada hal yang kurang ataupun memperjelas hal yang telah ada. Pada penyusunan kepribadian kedokteran, peneliti melakukan diskusi dengan dokter senior dan dosen kedokteran. Mereka merumuskan kepribadian yang cocok
bagi seorang dokter. Di sisi lain, pembuatan skala evaluasi mahasiswa terhadap dosen dapat mengajak mahasiswa untuk mengikuti FGD. 5) Wawancara Untuk sesuatu yang belum banyak terdapat di literatur, kita bisa melakukan wawancara dengan orang tertentu. Orang tersebut adalah orang yang mengetahui atau yang berpengalaman tentang konstrak. Misalnya, dosen kesehatan masyarakat dapat diwawancarai dalam pembuatan skala hidup sehat, Mahasiswa dengan IPK tertinggi dapat ditanyai tentang motivasi berprestasi atau Direktur sebuah perusahaan bisa menjadi sumber skala kepentingan. 6) Observasi Observasi bisa dijadikan dasar dalam penulisan item. Untuk perilaku tampak (jelas terlihat), observasi merupakan salah satu metode dalam penulisan item. Misalnya, kita bisa mengobservasi anak ADHD di kelas, kita bisa mengobservasi teman yang senang menolong, kita bisa mengobservasi aktivitas para aktivis kampus, dll. 7) Buku Pedoman Salah satu sumber penulisan item adalah panduan akademik program studi. Panduan memberikan apa saja yang dilakukan di program studi tersebut. Kegiatan menjadi salah satu landasan dalam penulisan item.
Literatur
wawancara
Alata Ukur
Komponen
Indikator Perilaku Item
Gambar 2.1. Tahapan Penulisan Item Skala Tipologi Kepribadian Jung & Myers-Briggs Di atas merupakan tahapan penyusunan item pada tesis penulis. Penulis membuat skala kepribadian dari tipologi Jung dan Myers-Briggs. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan langkah dalam penyusunan item. Peneliti membaca berbagai literatur yang berhubungan dengan teori tersebut. Peneliti mewawancarai beberapa teman yang mengetahui teori tersebut. Peneliti melihat item pada skala Myers Briggs Type Indicator dan Talent Explorer. MBTI merupakan skala kepribadian yang terkenal dari Tipologi Jung. Sementara,Talent Explorer digunakan di sebuah perusahaan dalam pengembangan SDM. Dari ketiga sumber tersebut, peneliti membuat komponen yang menyusun tipologi.
Komponen dibuat sebanyak lima komponen. Komponen tersebut ditransformasikan dalam indikator perilaku. Indikator perilaku menjadi batu pijak penulisan item.
Penelitian
FGD
Wawancara
Buku SKDI
Komponen Ind. Perilaku Item
Gambar2.2. Tahapan Penulisan Item Penyusunan Skala Kepribadian Kedokteran Gambar di atas menunjukkan penyusunan item skala kepribadian kedokteran. Ada berbagai sumber dalam pembuatan komponen. Sumber berupa hasil penelitian, focused group discussion, wawancara dan buku Standar Kompetensi Dokter Indonesia. Hasil penelitian didasarkan pada penelitian Lievens dkk (2002). Mereka menemukan bahwa ada tiga kepribadian yang berpengaruh terhadap prestasi belajar pada Pendidikan Kedokteran. Kepribadiaan tersebut conscientiousness, extraversion dan agreeableness. FGD merumuskan kepribadian yang cocok bagi seorang dokter. Wawancara dilakukan dengan masyarakat umum. Masyarakat menjelaskan dokter seperti apa yang mereka harapkan. Buku SKDI menjelaskan tentang 7 kompetensi dokter Indonesia. Hasil keempat metode tersebut dirangkum dalam komponen kepribadian dokter. Komponen dijelaskan lebih lanjut melalui indikator perilaku. Indikator perilaku menjadi batu pijak penulisan item.
2.4 JENIS KONSTRAK ITEM Penentuan jenis konstrak memiliki pengaruh besar pada format penskalaan, penentuan skor, indeks daya, validitas, reliabilitas, beda item sampai intepretasi.
KONSTRAK LINIER Konstrak ini merupakan konstrak satu arah., item yang ada di dalam konstrak merupakan satu kesatuan. Item mengungkap konstrak yang sama. Terdapat dua jenis item dalam konstrak ini, favorable dan unfavorable. - Favorable item yang mengarah pada konstak yang hendak diungkap. Pemberian skor seperti biasanya ‘semakin tinggi jenjang, semakin tinggi skornya’. - Unfavorable item merupakan negasi dari konstrak tersebut. Pemberian skor adalah kebalikannya’ semakin tinggi jenjang, semakin rendah skornya’.
Konstrak tidak memiliki jenis-jenis ( pembagian tertentu ) , skor akhir dari konstrak merupakan penjumlahan dari item tersebut. Sebagian besar konstrak berjenis ini. Contohnya
Depresi Resiliensi Sikap Ilmiah Kepuasan Kerja Kecerdasan Emosi Motivasi Berprestasi Komitmen Organisasi
KONSTRAK BIPOLAR Konstrak ini merupakan mengukur konstrak yang berlawanan. Besarnya suatu konstrak merupakan kecilnya konstrak yang lain. Contohnya ,nilai extrovert yang tinggi secara otomatis adalah nilai introvert yang rendah. Begitu juga sebaliknya. Kecilnya suatu konstrak merupakan besarnya konstrak yang lain. Komponen dalam skala Myers Briggs Type Indicator (MBTI) merupakan contoh konstrak bipolar. KONSTRAK Motivasi (McCland) Gaya Belajar PolaAsuh Minat (Holland) Minat (RMIB) Kepribadian (Hipokrates)
ASPEK Prestasi, Kekuasaan,Hubungan Audiotoris, Visual, Kinestetik Otoriter, Demokratis,Permisif Artistic, Enterprise,Sosial,Investigatif,Realistic,Konvensional Lapangan , Mekanik, Pelayanan Sosial, Literasi Musik, Komputasi, Praktis, Medis, dan lain-lain Plegmatis, Sanguin, Melankolis, Kolerik Achievement, Deference, Order, Exhibition, Autonomy ,Affiliation, Changes, Endurance, dan lain-lain
KONSTRAK ORTOGONAL Konstrak ini merupakan konstrak mengukur aspek yang berbeda satu sama lain, konstrak ini memilik ijenis-jenis yang hanya memiliki skor pada masing-masing jenis tersebut dan tidak memiliki skor total. Item dalam suatu skala mengungkap aspek tertentu, dan tidak mengungkap konstrak secara keseluruhan. Contoh, jenis A memiliki komponen yang sama dengan jenis B, jadi jenis A memiliki indikator yang sama dengan jenis . Bentuk item yang disarankan dalam konstrak ini adalah pertanyaan dengan pilihan jawaban, gambar maupun pernyataan juga dapat digunakan.
2.5 Langkah Penyusunan Item Gambar 2.3 merupakan konstrak beserta komponen. Konstrak beserta komponennya harus linear. Satu sama lain memiliki hubangan. Itu baik dilihat dari atas kebawah. Dari konstrak sampai dengan item. Begitu juga dari bawah ke atas. Item linear indikator perilaku komponen dan konstrak. Hal ini dapat diperoleh dengan analisis logis dan metode statistik. Untuk lebih lengkapnya di bahas di bab berikutya. Untuk lebih lanjut memahami konsep ini lihatlah lampiran penurunan konstrak. Konstrak merupakan konsep yang hendak diteliti. Konstrak merupakan esensi dari penelitian. Konstrak memiliki komponen penyusunan. Pertanyaan dari mana medapat komponen? Komoponen di dapat dari mana saja. Seperti yang telah dibahas dibagian sumber penulisan item. Komponen didapt melalui literatur, wawancara, observasi, buku panduan maupun gabungan dari sumber tersebut. Peneliti menyimpulkan komponen yang membentuk konstrak tersebut. Indikator perilaku diturunkan sendiri oleh peneliti. Begitu juga dengan item diturunkan oleh peneliti. Tentunya penurunan itu tidaklah selalu tepat. Maka dari itu peneliti harus melakukan review atas semuanya. Peneliti melakukan reviuw terhadap komponen, indikator perilaku maupun item tersebut . reviuw item di bahas dalam bab analisi item. Konstrak
Komponen
Komponen
Komponen
Dll
Konstrak
trak
Indik . 1
Indik. 2
Indik. 3
Dll
Itek 1
Item 2
Item 3
Dll
Gambar 2.3 Konstrak dan Turunannya Tabel 2.1 merupakan tabel penulisan item skala kepribadian agreeablenes . Konstrak agreeableness merupakan konstrak linear. Konstrak memiliki empat kompenen, yaitu: percaya langsung, perhatian dan rendah hati. Komponen tersebut kemudian dimanifestasikan pada indikator perilaku . indikator perilaku menjadi batu pijak penulisan item. Pada komponen percaya, terdapat dua indikator perilaku. Indikator tersebut diterjemahkan kedalam
dua bentuk item, yaitu : fovarable dan unfavorable. Orang yang merasa orang lain baik bisa dilihat bahwa ia berpikir orang-orang lain bisa bekerja sama dengan baik. Item ini mendukung konstrak yang hendak di ungkap. Persepsi indivisu banyak bertemu dengan orang bisa mencelakakan orang lain merupakan item favorable. Hal tersebut menandakan bahwa orang lain cenderung memiliki sifat jelek. Item tersebut tidak mengarah ke konstrak . Tabel 2.1 Penulisan Item Konstrak Linear ‘Agreableness’ Komponen
Indikator Perilaku
Percaya
Memmercayai bahwa orang lain memiliki sifat yang baik Melihat sisi positif orang lain
Item Favorable Rekan kerja saya adalah orang-orang yang bisa diajak kerja sama dengan baik Saya senang memuji orang lain, walaupun apa yang ia sampaikan tidaklah istimewa
Item Unfavorable Saya banyak bertemu dengan orang-orang yang suka mencelakakan orang lain. Saya seneng memberika kritik pada orang lain.
Tabel 2.2 merupakan tabel penulisan item kepribadian extrovert-introvert. Kostrak tersebut merupakan kostrak bipolar. Konstrak yang mengungkap hal yang berlawanan. Pada kostrak ini, terdapat dua jenis komponen untuk kostrak yang beretolak belakang tersebut. Berkelompok merupakan komponen extrovert. Begitu juga pada indikator perilaku, terdapat dua indikator perilaku yang berlawanan. Misalnya : bersemangat bersama orang lain memiliki lawan ( extrovert ) bersemangat sendirian ( introvert ). Tabel 2.2 Penulisan Item Kostrak Bipolar Extrovert-Interovert Komponen Extrovert : Berkelompok
Introvert : Sendirian
Indikator Perilaku Bersemangat bersama orang lain (E)
Bersemnagat melakukan sesuatu sendiriaan (I) Bisa aktab dengan mudah (E) Butuh waktu untuk akrab (I) Terispirasi melalui orang lain (E) Terinspirasi melalui pengamatan (I)
Item Salah satu kegiatan yang disenangi adalah pergi jalanjalan bersama teman (E) Melakukan hobi di suatu tempat (I) Disekiling saya terdapat orangorang yang belum dikenal . Merasa nyaman (E) Merasa kurang nyaman (I) Ada materi pelajaran yang belum dipahami. Bertanya dengan teman (E) Mempelajarinya melalui buku.
Tabel 2.3 merupakan tabel penulisan item kostrak minat. Komponrn minat ini didapat melalui deskripsi jurusan kuliah (buku pedoman ). Minat mengacu pada program studi yang ada di Indonesia. Penulois membagi minat menjadi 99 minat. Jenis konstrak minat merupakan jenis konstrak ortogonal. Konstrak mengungkap berbagai jenis aspek didalamnya. Semua item konstrak merupakan item favoraqble. Tidak ada item unfavorable. Skor akhir dari merupakan skor dari jenis tersebut. Maka dari itu akan ada minat medis, minat pertanian , minat pertambangan, minat arsitek, dan lain-lain. Tabel 2.3 Penulisan Item Kostrak Ortogonal ‘Minat’ Komponen Bercerita
Indikator Perilaku Senang bercerita sesuatu berhubungan dengan jenis minat tersebut
Jenis Medis
Peretanian
Pertambangan
arsitek Psikolnogis Politik
Sejarah
Belanegara
Seni Lukis Seni Musik Dan lain-lain
Item Saya senang berdiskusi ttentang sistem kekebalan tubuh manusia Saya senang saat ada yang berbagi pengetahuan tentang cara meningkatkan kualitas buah-buahan Saya senang bercerita tentang kekayaaan sumber daya mineral indonesia Saya seang saat ada yang berbagi pengalaman membuat desain bangunan Saya senang berdiskusi bagaimana Saya senang berdiskusi tentang perolehan suara partai di pemilu kelak Saya senang berceria sejarah perjuangan bangsa indonesia Saya senang berdiskusi menigkatkan rasa cinta tanah air pada generasi muda Saya senang mengobrol cara membuat lukisan tradisional Saya senang berbagi ppengalaman cara mengaransemen ulang lagu
Konstrak tetapmemiliki komponen dan indikator perilaku. Komponen dan indikator perilaku ini berlaku untuk semua jenis. Item menyesuaikan dengan jenis minat tersebut . komponen maupun indikator perilaku untuk medis, pertanian mapun seni lukis sama. Komponen perilaku sama-sama bercerita. Indikator perilaku juga sama’ senang bercerita sesuatu yang berhubungan dengan minatnya’, suasan aitem pun sama ‘senang’. Namun, objek item mengarah pada jenis tersebut. Minat medis memiliki sistem kekebalan tubuh. Minat pertanian memilik i objek kualitas buah-buahan. Seni lukis memiliki objek ‘ lukisan tradisional’.
Konstrak
jenis
item
Minat
ortogonal
favorable
Minat medis
linear
favorabe-unfavorable
Minat pertanian Minat pertambangan Minat arsitek Minat psikologi
Perhatikanlah baik-baik konstrak diatas . bagian pertama ‘ minat’ merupakan jenis konstrak ortogonal, konstrak yang mengungkap aspek yang berbeda. Konstrak tersebut merupakan minat saja. Terdapat banyak jenis minat dalam konstrak ortogonal. Konstrak ini item yang dibuat oleh favorable saja. Bentuk item yang idsarankan adalah pertanyaaqn dengan pilihan jawaban. Bagian kedua merupakan konstrak minat yang spesifik. Terdapat konstrak medis, minat pertaqnian, minat pertambangan, dan lain-lain. Saat meneliti konstrak spesifik, maka jenis konstraknya adalah konstrak linear. Item yng berupa item favorable maupun unfavorable. Hal ini menjawab pengalaman penulis terahadap dua mahasiswa diatas. Mahasiswa meneliti ‘ hubungan polah asuh perkembangan anak’ merupakan jenis ortogonal. Mhasiswa meneliti ‘ hubungan gaya belajar kinestetik-prestasi belajar’ dapat merupakan konstrak linear.
2.6 Kaidah Penulisan Item a) b) c) d)
Item mengungkap konstrak secara tersirat Item harus sesusai dengan indikator perilaku Kalimat yang baik Sesuia dengan subjek
e) Hindari item yang pasti disetujui atau tidak disetujui oleh orang-orang f) Disarankan menggunakan kalimat present tense g) Disarankan kata positif dari pada kata negatif
2.7 Spesifikasi Item Spesifikasi dapat diibaratkan dengan Gunung dan pendaki gunung. Sebelum seseorang mendaki gunung, ada hal-hal yang dilakukan oleh pendaki. Pendaki melakukan spesifikasi. Dalam artian , pendaki mempertimbangkan beberapa hal. Seperti cuaca, alat yang dibawa, berepa lama disana, dsb. Semuanya dilakukan demi pendakian yang efisien dan efektif. Sama halnya dengan pembuatan skala, sebelum skala final dibuat, peneliti perlu membuat spesifikasi skala tersebut. Dengan harapan, skala yang dibuat adalah skala yang efektif dan efisien. Skala yang mengungkap konstrak yang hendak diungkap. Skala mmempunyai waktu pengerjaan yang relatif singkat. Tabel merupakan spesifikasi item yang ada pada tesis penulis. Disetiap konstrak, mengungkapkan aspek yang berbeda-beda. Misalnya, konstrak A mengungkapkan cara mendapatkan energi, Konstrak B mengungkapkan cara memperoleh iformasi, konstrak C mengungkapkan cara mengambil keputusan, dan konstrak D mengungkapkan orientasi terhadap kehidupan. Skor akhir yang digunakan adalah skor masing-masing konstrak. Skors tersebut tidak bisa dijumlah secara total. Pada spesifikasi item, item yang dibuat sebanyak 240 item. Setiap konstruk menyumbang 25% (60 item). Item final yang diharapkan membentuk skala sebanyak 60 item. Item ini sudah direduksi sebanyak 75% item. Item final 60 dinilai sudah sudah memadai. Dalam artian, item tidak terlalu banyak atau tidak terlalu sedikit. Item sudah bisa mengungkapkan aspek yang diungkap. Dalam penelitian, penulis melakukan 4 kali pengambilan data, pengambilan pertama unutk konstruk A, kedua untuk konstruk B, dan lain-lain. Pengambilan sekaligus tidak boleh. Item yang terlalu banyak membuat subyek merasa terganggu. Terdapat 5 komponen dari konstrak A, komponen ini didapat melalui literarut, wawancara dan alat ukur. Peneliti menyimpulkan ada 5 komponen. Peneliti membuat 3 indikator perilaku dari setiap komponen. Sebanyak 4 item dibuat pada setiap komponen.total item akhir adalah 60 item. Item inilah yang diuji cobakan kepada sekelompok subjek. Target item final dari skala tersebut adalah sebanyak 15 item. Setiap indikator perilaku akan menyumbang tiga item. Untuk itu, item yang dibuat sebanyak 60 item. Jumlah item tersebut empat kali lebih banyak dari rencana. Ada banyak item yang mungkin gugur setelah uji coba item kelak. Akan ada perbedaan pada masing-masing konstrak. Perbedaan terdapat pada bobot item pembentuk skala. Contohnya, pada skala B, semua indikator perilaku memiliki bobot yang sama, yaitu 20%, sementara skala C berbeda. Ada indikator perilaku yang memiliki
bobot 20%, 15%, maupun 10%. Keadaan ini sangat memungkinkan dalam pemuatan skala. Dasar dari pembagian tersebut adalah penelitian. Jika penelitian mengatakan bahwakomposisi indikator satu memiliki proporsi lebih tinggi darilain. Disisi yang lain juga, pendapat ahli juga bisa mendjadi pertimbangan dalam pembuatan proporsi tersebut. Ada situasi tertentu dimana peneliti belum mengetahui secara spesifik komponen membentuk skala. Hal ini terutama saat belum ada teori yang betul-betul melandasi. Disisi yang lain, bisa disebabkan perkembangan konstrak tersebut. Berdasarkan penelitian ataupun analisis sederhana. Konstrak tersebut masih membungungkan komponen yang membentuk skala. Hal seperti ini bisa dilakukan dengan melakukan analisis faktor. Teknik yang digunakan berupa analisis faktor. Peneliti melihat faktor yang membentuk skala tersebut. Faktor ini memberikan informasi komponen membentuk skala. Item-item sama dikumpulkan pada suatu faktor tertentu. Penulis melakukan konsruksi terhadap skala sikap terhadap pelajaran ekonomi. Konstrak tersebut merupaka konstrak linear. Peneliti menggunakan teknik penskalaan semantif diferensial/ peneliti belum mengetahui berapa komponen yang membentuk skala tersebut. Penulis tidak membuat spesifikasi item seperti di atas. Dari teori sikap dan penskalaan semmmantif diferensial, peneliti menurunkan item. Penulis tidak menurunkan item dari komponen dan indikator perilaku. Peneliti mampu menurunkan sebanyak 17 item. Item tersebut diuji cobaan kepada sekelompok subjek. Penulis melakukan analisis faktor untuk melihat faktor pembentuk skala. Hasil menunjukan tiga faktor pembentuk skala. Gaktor ini dijadikan dasar dalam perakitan skala final. Setiap faktor memberikan sumbangan satu item. Item final skala sebanyak 3 item. -Item yang baik menunjukan skala yang baik-
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Penulisan item merupakan esensi penyusunan skala. Item merupakan cerminan skala. Item mewakili apa yang hendak diungkap oleh skala. Item memotret skala dari berbagai sisi. Benar atau salahnya skala tergantung penulisan item. Item yang ditulis dengan kaidah yang benar mencerminkan skala. Penulisan item merupakan bagian validitas logis. Validitas yang wajib bagi semua alat ukur. Item diturunkan sesuai dengan kaidah mengungkap konstraknya. Semakin mendekati kaidah, semakin kuat item mengungkap konstrak tersebut. Semakin jauh dengan kaidah, semakin tidak mengungkap konstrak. Item bisa mengungkap hal yang lain.
DAFTAR PUSTAKA Perriantalo Jelpa.2015. Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta : Pustaka Belajar