MAKALAH KOMUNIKASI INTERPERSONAL PENGARUH KEGAGALAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL YANG EFEKTIF TERHADAP KUALITAS HUBUNGAN Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Komunikasi Interpersonal Dosen Pengampu: Ibnu Haitam, M.Si.
Disusun oleh: Nanda Siti Adi Utami
13803244014
PENDIDIKAN AKUNTANSI C FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial, hal ini diindikasikan dengan kebiasaan perilaku yang dilakukan manusia yaitu berkomunikasi. Dalam kehidupan sehariharinya manusia selalu menunjukan bahwa mereka selalu membutuhkan bantuan orang lain. Manusia tidak bisa hidup sendiri dan cenderung berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya. Misalnya saja sebagai seorang masyarakat yang tinggal disebuah perumahan pasti akan berinteraksi dengan tetangga sekitarnya. Kegiatan komunikasi interpersonal merupakan kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh manusia sejak bangun tidur di pagi hari hingga tidur lagi di waktu malam. Sebagian besar waktu manusia dipergunakan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesamanya. Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari terdapat adanya perbedaan pendapat bahkan konflik terbuka yang disebabkan oleh kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting terutama sebagai penunjang kebutuhan untuk bersosialisasi. Selain itu komunikasi bertujuan untuk membangun dan memelihara hubungan yang harmonis. Dengan adanya komunikasi yang berkualitas dan efektif akan semakin mempererat hubungan, baik itu hubungan rumah tangga, pertemanan, persahabatan, keluarga maupun hubungan bisnis. Dengan membina komunikasi interpersonal yang baik maka hubungan yang terjalin akan semakin erat, serta kerjasama yang terbentuk akan semakin kuat. Selain itu komunikasi interpersonal juga bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Akan tetapi suatu hubungan tidak selamanya berjalan dengan baik, adakalanya suatu hubungan menghadapi suatu persoalan. Salah satu yang menyebabkan hal tersebut terjadi adalah kegagalan komunikasi yang terjalin diantara mereka yang berhubungan. Kegagalan komunikasi tersebut menyebabkan kualitas hubungan berkurang. Ketika kadar hubungan seseorang berkurang maka yang akan terjadi adalah pemutusan hubugan. Kegagalan komunikasi akan berdampak besar bagi mereka yang mengalaminya.
2
BAB II KAJIAN TEORI dan PEMBAHASAN A. Kajian Teori 1. Pengertian Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan antara pengirim (sender) dengan penerima (receiver) baik secara langsung (tatap
muka)
maupun
tidak
langsung
(melalui
media
tertentu)
yang
yang
menggambarkan
memungkinkan timbulnya umpan balik secara langsung.
2. Proses Komunikasi Interpersonal Proses terjadinya
Komunikasi
kegiatan
ialah
komunikasi.
langkah-langkah Secara
sederhana
proses
komunikasi
digambarkan sebagai proses yang menghubungkan pengirim dengan penerima pesan. Proses tersebut terdiri dari enam langkah-langkah yaitu : a. Keinginan berkomunikasi. Seorang komunikator mempunyai keinginan untuk berbagi gagasan dengan orang lain. b. Encoding oleh komunikator. Encoding merupakan tindakan memformulasikan isi pikiran atau gagasan ke dalam simbol-simbol, kata-kata dan sebagainya sehingga komunikator merasa yakin dengan pesan yang disusun dan cara penyampaiannya. c. Pengiriman pesan. Untuk mengirim pesan kepada orang yang dikehendaki, komunikator memilih saluran komunikasi seperti telepon, SMS, email, surat ataupun secara tatap muka. d. Penerimaan pesan. Pesan yang dikirim oleh komuniaktor telah diterima oleh komunikan. e. Decoding oleh komunikan. Decoding adalah proses memahami pesan. Apabila semua berjalan lancar, komunikan tersebut menterjemahkan pesan yang diterima dari komunikator dengan benar, memberi arti yang sama pada simbol-simbol sebagaimana yang diharapkan oleh komunikator. f. Umpan balik. Setelah menerima pesan dan memahaminya, komunikan memberikan respon atau umpan balik. Dengan umpan balik ini seorang komunikator dapat mengevaluasi efektivitas komunikasi.
3
Shirley Taylor (1999:6) mengambarkan langkah-langkah kunci dalam berkomunikasi interpersonal sebagai sebuah siklus. Proses komunikasi interpersonal dimulai oleh seorang sender (pengirim) mengkonsep pesan yang ingin disampaikan kepada seorang recipient (penerima).
3. Tujuan Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal merupakan merupakan suatu action oriented, ialah salah satu tindakan yang berorientasi pada tindakan tertentu. Beberapa tujuan komunikasi interpersonal yaitu : a. Mengungkapkan perhatian kepada orang lain Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah untuk mengungkapkan perhatian kepada orang lain. Dalam hal ini seseorang berkomunikasi dengan cara menyapa, tersenyum, melambaikan tangan, membungkukan badan, menanyakan kabar kesehatan, dan sebagainya. b. Menemukan diri sendiri Artinya
seseorang
melakukan
komuniksi
interpersonal
karena
ingin
mengetahui dan mengenali karakteristik diri pribadi berdasrkan informasi dari orang lain. Bila seseorang terlibat komunikasi nterpersonal dengan orang lain, maka terjadi proses belajar banyak sekali tentang diri maupun orang lain. c. Menemukan dunia luar Dengan komunikasi interpersonal diperoleh kesempatan untuk mendapatkan berbagai informasi dari orang lain termasuk informasi penting dan aktual. d. Memelihara dan membangun hubungan yang harmonis Sebagai mahluk sosial, salah satu kebutuhan setiap orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan baik dengan orang lain. Semakin banyak teman yang dapat diajak bekerjasama maka semakin lancarlah kehidupan sehari - hari. e. Mempengaruhi sikap dan tingkah laku Pada dasarnya komunikasi adalah sebuah fenomena sebuah pengalaman. Setiap pengalaman akan memberi makna pada situasi kehidupan manusia termasuk memberi nmakna tertentu pada terhadap kemungkinan terjadinya perubahan sikap.
4
f. Mencari kesenangan atau sekedar menghabiskan waktu Ada kalanya seseorang melakukan komunikasi interpersonal sekedar mencari kesenangan atau hiburan. Komunikasi interpersonal yang seprti ini mampu memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan suasana rileks, ringan dan menghibur dari semua kegiatan serius. g. Menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi Dengan komunikasi interpersonal dapat dilakukan pendekatan secara langsung, menjelaskan berbagai pesan yang rawan menimbulkan kesalahan interpretasi. h. Memberikan bantuan Tanpa disadari setiap orang ternyata sering bertindak konseler ataupun konseli dalam interaksi interpersonal sehari-hari. Seperti seorang yang curhat kepada temanya dan mahasiswa yang berdiksusi kepada seorang dosen.
4. Factor Pengaruh Kadar Hubungan Interpersonal Hubungan interpersonal antara satu orang dengan yang lainnya tidak selamanya baik.Kadang mengalami pasang naik dan kadang mengalami pasang surut. Perbedaan itu mulanya bersifat tersembunyi , artinya seseorang sebenarnya tidak sepaham dengan orang lain namun masih disimpan dalam perasaannya sendiri. Apabila ketidak sepahaman ini lama-lama disimpan maka lama-lama akan bersifat manifest (nyata) . Beberapa faktor yang mempengaruhi kadar hubungan interpersonal adalah sebagai berikut: a. Toleransi Dalam mengambil keputusan selalu saja ada perbedaan pendapat antara pidak satu dengan yang lain, untuk tu diperlukan sikap toleransi antara satu dengan yang lain agar kadar hubungan interpersonal semakin baik. b. Kesempatan yang seimbang Memperoleh keadilan dari interaksi akan menentukan kadar hubungan interpersonal. Ketika seseorang merasa memperoleh kesempatan yang seimbang
maka
akan
mendorong
orang
tersebut
mempertahankan
kebersamaan. Begitu pula sebaliknya apabila salah satu pihak merasa tertekan dan lama kelamaan akan melalukan pembatasan hal ini dapat mengancam kadar hubangan interpersonal.
5
c. Sikap menghargai orang lain Sikap ini menghendaki adanya pemahaman bahwa setiap orang itu memiliki martabat. Sikap yang baik untuk mendukung kadar hubungan interpersonal adalah sikap menghargai martabat orang lain. Oleh karena itu orang tidak boleh meremehkan orang lain. d. Sikap mendukung bukan sikap bertahan Mendukung berarti memberikan persetujuan terhadap orang lain. Sedangkan skap bertahan, berawal dari adanya perbedaan pendapat.Apabila dua orang saling bertahan, apalagi salah satu pihak terang-terangan menyerang pertahanan pihak lain, maka ada kemungkinan karakteristik hubungan menjadi renggang. e. Sikap terbuka Merupakan sikap untuk membuka diri, mengatakan tentang keadaan dirinya secara terbuka dan apa adanya agar mebghilangkan kesalahpahaman dan kecurangan. Keadaan sepertin inilah yang menciptakan hubungan interpersonal yang baik. f. Pemilikan bersama atas informasi Kepemilikan bersma atas informasi dapat dilihat dari aspek “keluasan” dan “kedalaman”. Keluasan menunjukkan variasi topik yang dibicarakan sedangan kedalaman menunjukkan keintiman apa yang dikomunikasikan bahkan menyangkut persoalan pribadi. g. Kepercayaan Kepercayaan adalah perasaan bahwa tidak ada bahaya dari orang lain dalam suatu hubungan. Kepercayaan berkaitan dengan prediksi , artinya kita dapat meramalkan bahwa seseorang tidak akan menghianati dan dapat bekerjasama dengan baik, maka kepercayaan kita pada orang tersebut lebih besar. h. Keakraban Keakraban merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang, kedekatan, dan kehangatan. Hubungan interpersonal akan terpelihara dengan baik apabila kedua belah pihak saling sepakat tentang tingkat keakraban yang diperlukan. i. Kesejajaran Kesejajaran merupakan posisi dimana kedua belah pihak posisinya sama. Tidak ada salah satu pihak yang lebih mendominasi terhadap pihak yang lain. Kesejajaran adalah perekat terpeliharanya hubungan interpersonal yang harmonis karena dalam kesejajaran itu akan dijunjung tinggi keadilan. 6
j. Kontrol Kontrol atau pengawasan ditujukan agar hubungan interpersonal terjaga dengan baik
bersepakat tentang bentuk bentuk kontrol.misalnya ketidak etisan
membaca sms pribadi pada ponsel orang lain. k. Respon Respon merupakan ketetapan pemberian tanggapan. Hukum alam mengatakan bahwa akalu ada aksi maka akan ada reaksi. Berarti menyepakati kalau ada pertanyaan pada akan ada jawaban. l. Suasana emosional Suasana emosional merupakankeserasian suasana emosional ketika komunikasi sedang berlangsung, ditunjukkan dengan ekspresi yang relevan. Misalnya sama apabila seseorang mengucapkan selamat kepada temannya yang lolos sbmptn, makan orang tersebut akan mambalasnya dengan komunikasi nonverbal yaitu dengan senyuman. Dari 12 faktor tersebut, masing-masing dapat memberikan pengaruh terhadap kadar hubungan interpersonal yang positif, artinya semakin baik kualitas faktor-faktor tersebut maka akan semakin baik pula kadar hubungan interpersonal. 5. Menilai Kadar Hubungan Interpersonal Sebagai makhluk sosial, setiap orang merasa perlu behubungan dengan orang lain. Dalam hidupnya seseorang berhubungan dengan banyak orang. Di antara orang-orang itu tentu saja berbeda kadar hubungan interpersonalnya, ada orang yang sekedar kenal, adan orang yang menjadi kenalan kita, dan ada orang yang menjadi teman kita. Dengan teman kita memiliki ikatan emosional. Kemudian orang-orang yang memperoleh ikatan emosional lebih besar kita sebut sebagai sahabat. Berikut kriteria untuk menilai kadar hubungan interpersonal: a. Mengenal profil diri. Artinya kadar hubungan inerpersonal dapat diukur dari seberapa jauh kita mengenal profil diri orang lain. b. Memperoleh informasi tentang orang lain (bahkan yang bersifat negatif). Orang yang memiliki kadar hubungan yang akrab akan mudah berbagi informasi. 7
c. Aturan-aturan dalam hubungan interpersonal lebih banyak dikembangkan oleh kedua pihak, atau seberapa jauh masing-masing pihak berperan berperan bersama dalam mengembangkan aturan sebagai aturan bersama. d. Mengutamakan kepentingan bersama. e. Keakraban, dikatakan akrab apabila keduanya saling mengenal cukup mendalam. f. Kebersamaan. Maksudnya kedua belah pihak saling melengkapi dan kerjasama. g. Kesalingbergantungan, ditandai oleh adanya pengakuan perasaan tidak hadirnya seorang teman menyebabkan suasana kurang nyaman. h. Mendatangkan kebahagiaan, bahwa kehadiaran seseorang di samping kita memiliki arti yang sangat penting dan menyebabkan kita merasa senang. i. Kuantitas dan kualitas. Kuantitas menunjukkan frekuensi, semakin tinggi frekuensi komunikasi, semakin baik kadar hubungannya. Dalam beberapa kasus, kualitas komunikasi dianggap lebih penting daripada kuantitas, kualitas menunjukkan makna dan tujuan komunikasi. B. Pembahasan “Pengaruh Kegagalan Komunikasi Interpersonal Terhadap Kualitas Hubungan” Seperti yang telah penulis paparkan sebelumnya bahwa manusia adalah makhluk sosial yang saling berketergantungan satu sama lain. Manusia tidak dapat hidup sendiri dan cenderung memerlukan bantuan orang lain. Hal ini dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari manusia yang menunjukan bahwa semua kegiatan manusia berhubungan dengan orang lain. Manusia bersosialisasi dengan sesamanya dengan cara berkomunikasi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Manusia melakukan komunikasi dengan tujuan untuk mencari informasi, mengungkapkan perhatian kepada orang lain, menemukan diri sendiri, menemukan dunia luar, memelihara dan membangun hubungan yang harmonis, mencari kesenangan atau sekedar menghabiskan waktu. Manusia berkomunikasi satu sama lain secara intrapersonal maupun secara interpersonal. Komunikasi intrapersonal merupakan komunikasi dengan diri sendiri, sedangkan komunikasi interpersonal adalah komunikasi dengan orang lain secara lebih intim. Komunikasi interpersonal melalui proses yang cukup panjang sebelum informasi dapat tersampaikan. 8
Komunikasi interpersonal sendiri sering kita lakukan dengan sahabat, pimpinan, orang tua, dan lain sebagainya. Komunikasi interpersonal yang baik adalah komunikasi yang efektif. Untuk mencapai komunikasi interpersonal yang baik tersebut perlu diperhatikan beberapa hal, diantaranya antara kedua orang yang berkomunikasi harus saling mengerti satu sama lain terhadap makna pesan. Apabila terjadi miss communication maka komunikasi tidak akan efektif dan bisa saja terjadi perselisihan diantara mereka yang melakukan komunikasi. Tidak selamanya komunikasi interpersonal yang terjadi berlangsung secara efektif, sehingga hal tersebut bisa saja mempengaruhi kadar hubungan diantara mereka yang saling berkomunikasi secara interpersonal. Apabila kegagalan komunikasi interpersonal terus berlangsung tanpa adanya langkah perbaikan maka bisa saja terjadi pemutusan hubungan. Pemutusan adalah tahap paling rendah dalam kadar suatu hubungan. Hal ini disebabkan kedua belah pihak sudah menyatakan putus hubungan, sudah tidak ada sedikitpun ikatan. Semakin lama dan semakin penting hubungan interpersonal tersebut, pemutusan hubungan terasa semakin menyakitkan. Kasus yang sering terjadi karena gagalnya komunikasi interpersonal adalah perceraian suami istri. Tidak selamanya komunikasi interpersonal yang terjadi diantara suami istri berjalan secara baik, terkadang mereka tidak bisa menyelesaikan masalah yang terjadi karena tidak adanya kemauan untuk mengalah satu sama lain, dari ketidakinginan suami istri tersebut untuk mengalah satu sama lain sikap saling tertutup pasangan suami istri yang membuat kadar hubungan tersebut menuju arah pemutusan, sehingga komunikasi yang efektif tidak bisa terjalin diantara suami istri tersebut. Selain Komunikasi interpersonal yang efektif perlu memperhatikan suasana emosional masing-masing, sehingga tidak ada informasi yang terlewatkan hanya karena sedang marah atau sedih. Berdasarkan berita yang dilansir penulis dari www.liputan6.com, ada sepasang suami istri di India yang hampir saja bercerai hanya karena masalah sepele yaitu karena masalah toilet. Sang istri merasa malu karena selama ini dirumahnya tidak tersedia toilet sehingga ketika akan malakukan kegiatan yang seharusnya dilakukan di toilet terpaksa harus dilakukan di halaman terbuka. Namun pada akhirnya mereka tidak jadi bercerai karena sang suami telah berjanji untuk membuatkannya toilet. Hal tersebut bisa saja tidak terjadi apabila ada komunikasi interpersonal yang efektif antara pasangan suami istri tersebut. Tidak seharusnya suatu hubungan dengan mudah
9
berakhir hanya karena masalah sepele yang seharusnya dapat diselesaikan melalui komunikasi interpersonal yang baik diantara pasangan suami istri tersebut. Tidak hanya karena masalah toilet yang dapat menjadi sebuah awal menurunnya kadar hungungan seseorang. Penurunan kadar hubungan juga dapat terjadi karena media sosial yang seharusnya dimanfaatkan sebagai media komunikasi untuk mendekatkan yang mereka yang jauh. Akan tetapi terkadang media sosial semacam facebook bisa menurunkan kadar hubungan seseorang dan membuat hubungan yang dekat menjadi jauh. Berdasarkan berita yang penulis kutip dari www.liputan6.com, sebuah penelitian membuktikan bahwa, seseorang yang kerap menggunakan media sosial, sekitar 32 persen di antaranya lebih cenderung berpikir untuk meninggalkan pasangannya. Para peneliti dari Boston University menemukan korelasi antara penggunaan media sosial, masalah perkawinan, dan perceraian. Peneliti
menyimpulkan
bahwa
Facebook
merupakan
salah
satu
penyebab
meningkatnya perceraian suami-istri. Penelitian yang dipimpin oleh James E. Katz di College of Communication ini membandingkan tingkat perceraian suami-istri di 43 negara antara tahun 2008 dan 2010. Penurunan kadar hubungan tersebut karena salah satu pasangan terlalu sibuk dengan kegiatannya di dunia maya khususnya facebook. Ketika seseorang sudah fokus terhadap sesuatu seperti facebook, maka orang tersebut hanya akan terfokus pada apa yang sedang ia kerjakan. Oleh sebab itu, yang akan terjadi adalah komunikasi satu arah yang bersumber dari salah satu pihak saja, tidak ada umpan balik dari lawan bicaranya. Tidak adanya keakraban diantara pasangan suami istri menjadikan kadar hubungan pasangan tersebut menjadi lemah dan pada akhirnya hanya akan terjadi keretakan hubungan dan menimbulkan pemutusan hubungan berupa peceraian. Selain terjadi diantara suami istri penurunan kadar hubungan juga bisa terjadi diantara pimpinan dan karyawan. Terkadang karyawan merasa enggan untuk berkomunikasi dengan atasan. Mereka lebih senang untuk berbicara keluhan mereka dengan sesama karyawan. Sehingga apa yang mereka rasakan tidak dapat tersampaikan kepada atasan. Apabila atasan tidak mengerti akan hal ini maka bisa terjadi kesenjangan hubungan antara pimpinan dan pegawainya. Komunikasi interpersonal juga berlangsung dengan sahabat. Sahabat adalah seseorang yang paling dipercaya. Sahabat adalah orang yang selalu ada untuk membantu dikala susah, menghibur di kala sedih dan ikut senang melihat sahabatnya 10
yang lain bahagia. Tanpa disadari komunikasi interpersonal yang terjalin secara lebih intim. Dalam komunikasi interpersonal antar sahabat ada aspek toleransi, keakraban, saling mendukung satu sama lain, serta mementingkan kepentingan bersama. Disinilah komunikasi interpersonal sangat diperlukan, dengan adanya komunikasi interpersonal yang efektif dan berkualitas maka hubungan persahabatan akan semakin erat. Perlu dijaga kuantitas serta kualitas komunikasi yang berlangsung. Apabila terjadi kegagalan komunikasi maka kualitas hubungan yang terjalin akan berkurang. Secara tidak langsung komunikasi interpersonal akan mempengaruhi kualitas hubungan seseorang. Harus ada keseimbangan antara kuantitas dan kualitas dalam berkomunikasi. Seringnya seseorang berkomunikasi belum tentu akan membuat kualitas hubungan yang terjalin lebih baik. Akan tetapi kuantitas berkomunikasi harus diimbangi dengan kualitasnya. Kualitas hubungan yang baik dipicu oleh kualitas komunikasi yang baik. Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang dilakukan secara dua arah, yaitu dimana komunikator dan komunikan bisa saling bertukar peran. Dengan komunikasi dua arah akan menekan adanya kesalahpahaman diantara mereka yang berkomunikasi. Selain komunikasi dua arah komunikasi yang baik adalah komunikasi yang efektif, yaitu komunikasi dimana kedua belah pihak yang melakukan komunikasi dapat langsung memahami apa informasi yang mereka dengar dalam satu kali penyampaian. Dalam komunikasi yang efektif harus ada sikap keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, serta kesetaraan. Terjadinya kegagalan dalam berkomunikasi akan membawa dampak yang cukup serius, apabila tidak segera ditangani maka tidak menutup kemungkinan terjadi pemutusan hubungan yang hanya akan membawa rasa tidak nyaman diantara kedua belah pihak. Bisa saja yang terjadi selanjutnya adalah perubahan perasaan, timbulnya rasa sakit hati bahkan rasa benci terhadap apa yang telah terjadi. Tidak hanya dalam perubahan perasaan akan tetapi juga perubahan sikap. Seseorang yang dahulu bersikap baik ketika terjadi suatu perselisihan bahkan pemutusan hubungan maka orang tersebut bisa berubah menjadi orang yang paling membenci kita. Kadar hubungan yang baik dapat dinilai dari kemampuan mengenal profil diri, artinya kadar hubungan interpersonal dapat diukur dari seberapa jauh kita mengenal profil diri orang lain. Selanjutnya adalah memperoleh informasi tentang orang lain bahkan yang bersifat negatif sekalipun, karena ketika seseorang telah merasa akrab dengan yang lainnya maka mereka akan mudah untuk berbagi informasi satu sama 11
lain tentang diri mereka. Kemudian aturan-aturan dalam hubungan interpersonal lebih banyak dikembangkan oleh kedua belah pihak, hal ini dinilai dari seberapa jauh masing-masing pihak berperan bersama-sama dalam mengembangkan aturan. Yang selanjutnya adalah mementingkan kepentingan bersama. Kadar hubungan interpersonal yang baik ditandai oleh keakraban para anggotanya. Disamping itu kebersamaan adalah hal yang penting dimana kedua belah pihak saling memahami, melengkapi dan bekerjasama. Anggota yang berkomunikasi mengalami saling ketergantungan satu sama lain. Kadar hubungan yang baik akan mendatangkan kebahagiaan. Hal-hal semacam ini diraih melalui kuantitas serta kualitas berkomunikasi yang baik diantara para anggotanya. Setiap orang pasti menginginkan yang terbaik untuk hubungan mereka. Setiap hubungan, baik itu hubungan professionalitas maupun hubungan yang bersifat lebih intim membutuhkan komunikasi yang baik. Dengan adanya komunikasi yang baik dan efektif maka akan semakin meningkatkan kualitas suatu hubungan dan akan mengurangi resiko penurunan kadar hubungan berupa pemutusan hubungan. Kesuksesan komunikasi interpersonal akan meningkatkan kualitas hubungan. Kunci utama hubungan yang berkualitas adalah komunikasi yang baik diantara mereka yang berhubungan, dan komunikasi yang baik adalah komunikasi yang efektif.
12
BAB III KESIMPULAN dan SARAN A. Kesimpulan Dari apa yang telah penulis paparkan sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan yaitu: 1. Komunikasi interpersonal adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan antara pengirim (sender) dengan penerima (receiver) baik secara langsung (tatap muka) maupun tidak langsung (melalui media tertentu) yang memungkinkan timbulnya umpan balik secara langsung. 2. Komunikasi Interpersonal yang baik adalah komunikasi interpersonal yang efektif 3. Komunikasi interpersonal harus menyeimbangkan antara kuantitas dan kualitas komunikasi 4. Kegagalan komunikasi interpersonal akan menurunkan kulitas hubungan ditandai dengan adanya penurunan kadar hubungan yang berujung pada pemutusan hubungan 5. Penurunan kadar hubungan secara tidak langsung dipengaruhi oleh komunikasi interpersonal yang berlangsung 6. Pemutusan hubungan hanya akan berujung pada perubahan perasaan dan sikap, walaupun tidak menutup kemungkinan tidak akan berubah
B. Saran Dari kesimpulan diatas penulis memberikan saran: 1. Untuk meningkatkan kadar hubungan maka mereka yang berhubungan harus memperhatikan keseimbangan antara kuantitas dan kualitas komunikasi 2. Suatu hubungan yang baik dan berkualitas harus mengedepankan komunikasi yang efektif diantara anggota yang berkomunikasi 3. Harus adanya saling keterbukaan dan pemahaman antara satu sama lain 4. Kakraban adalah hal penting yang tidak boleh ditinggalkan
13
Daftar Pustaka Aw, S. (2011). Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu. Febrida, M. (2013, Desember 27). Istri Mau Rujuk Sama Suami Asalkan Dibuatkan Toilet. Retrieved Juli 20, 2014, from liputan6.com: http://health.liputan6.com/read/785549/istri-mau-rujuk-sama-suami-asalkandibuatkan-toilet Ningrum, D. W. (2014, Juli 04). Pengguna Media Sosial Banyak yang Selingkuh. Retrieved Juli 20, 2014, from liputan6.com: http://tekno.liputan6.com/read/2072428/penggunamedia-sosial-banyak-yang-selingkuh
14