Lagu Puja Gusti,Ingkeun ieu kalbu sina ngalagu ngawihkeun kangen ka Anjeun Tiap renghap sadami-sadami dihejah asma Anjeun hiji-hiji Ya Rohman, Ya Rohim Ya Basyir, Ya Hakim Ya Wahid, Ya Majid Ya syahid, Ya Rosyid Dina Angin di Pucuk-pucuk daun Kakuping lirih galindeng dawuh Abdi tanggah neuteup pamenteu gaib Dina ramat cahaya burit Ya Gofar, Ya Qohhar Ya Jalil, Ya Karim Ya Zahir, Ya Batin Ya Awwal, Ya Ahir Dina kangen abdi sumujud Jero kangen abdi nyaluuh Bari ngedeng bari diuk Biwir ngunyem panon kucup.ٍٍ
Waktu menghadiri acara halal bi halal di Göttingen, saya tertarik sekali dengan acara hiburan yang salah satunya adalah drama dari anak-anak. Langsung terpikir di benak saya untuk membuat juga acara yang sama untuk halal bi halal di Frankfurt yang kebetulan akan diadakan seminggu kemudian. Sesampainya di rumah, saya langsung mengubek-ubek buku-buku cerita Jehan. Cari-cari bahan yang kira-kira bagus untuk dijadikan drama untuk anak-anak. Tadinya terpikir untuk meminta naskah drama dari kawan yang di Göttingen itu. Tapi kurang srek karena ceritanya (berjudul Donröschen) menurutku 'kurang islami'. Akhirnya setelah cari-cari, ketemu buku Sahabat Nabiku berjudul Uang untuk Allah, penulis Ali Muakhir & Adha Sughandi, penerbit DAR! Mizan Anak. Kisahnya dibuat singkat serta percakapannyapun singkat-singkat. Langsung aja saya ketik ulang. Setelah selesai, langsung saya propose ke suami. Suami setuju, tapi rupanya menurut suami cerita dari buku kecil itu masih belum komplit--berdasarkan buku ceritanya hanya sampai adegan ketika Ali bin Abi Thalib bertemu dengan Musafir yang meminta-minta, lantas Ali bin Abi Thalib langsung memberikan semua uangnya. Padahal menurut suami saya yang diberikan kepada musafir itu hanya 1/3-nya dan selebihnya diberikan kepada anak yatim dan seorang tawanan. Kisah ini diangkat oleh Allah dalam Al-Qur'an surah Al-Insaan: 8 - 9. Setelah berhasil mengumpulkan beberapa anak dan latihan sekali di KJRI dan sebelum tampil akhirnya alhamdulillah berhasil juga acara ini berlangsung. *** IKHLAS BERSEDEKAH (Naskah Drama Ringan untuk Anak-anak)
Pada suatu hari Ketika Ali bin Abi Thalib Baru keluar dari mesjid Beliau dihadang seseorang
Fulan : “Apa tuan bernama Ali bin Abi Thalib?”
Ali
: “Iya, ada apa?”
Fulan : “Maaf, ini uang milik ayah Tuan” Ali
: “Milik ayah saya?”
Fulan : “Iya, dulu ayah tuan pernah bekerja untuk saya. Ini bayarannya” Ali
:”Alhamdulillah, terima kasih banyak” Kemudian Ali bin Abi Thalib
Dengan gembira Segera kembali ke rumahnya Menemui istrinya, Fatimah Ali
: “Assalamu „alaikum”
Fatimah: “Wa‟alaikumussalam” Fatimah: “Tuan membawa apa?” Ali
: “Membawa uang dari ayah sebanyak 3 Euro”
Ali bin Abi Thalib segera bercerita Beliau menceritakan kepada Fatimah Tentang pertemuannya dengan seseorang Yang memberinya uang
Fatimah : “Alhamdulillah…kalau begitu, kita bisa membeli makanan”
Saat itu, di rumah Ali bin Abi Thalib Memang tidak ada makanan sedikit pun. Dengan gembira Ali pun pergi ke pasar Ali : “Saya akan beli roti buaya”
Setibanya di pasar Seorang fakir-miskin Sedang meminta-minta mengharapkan kemurahan hati Orang-orang yang datang ke pasar Si miskin : “Tuan-tuan yang beriman! Adakah yang ingin memberikan uangnya untuk Allah?” “Saya musafir yang kehabisan bekal”
Tanpa berkata apa-apa Ali langsung memberikan uangnya 1 Euro kepada si pengemis. Lalu, pergilah beliau membeli dua potong roti. Sepotong 1 Euro. Kemudian pulang ke rumah. Ali
: “Assalamu „alaikum”
Fatimah: “Wa‟alaikum-salam” Fatimah: “Tuan membawa apa?” Ali
: “Membawa 2 potong roti”
Ali bin Abi Thalib segera bercerita Beliau menceritakan kepada Fatimah Tentang seorang pengemis yang diberinya uang 1 Euro. Fatimah : “Alhamdulillah… masih ada untuk kita beli makanan”
Baru saja roti itu dihidangkan di atas meja Tiba-tiba datang seorang anak yatim mengetuk pintu. Anak Yatim : “Tuan, bagilah saya sesuatu” Ali
: “Berikanlah dia sepotong”
Fatimah : “Alhamdulillah… masih ada sepotong lagi untuk kita” Beberapa menit kemudian
Muncul seorang laki-laki Yang mengaku sebagai tawanan perang Si Tawanan : “Tuan, saya sudah tiga hari tidak makan” Ali
: “Berikanlah dia yang sepotong itu”
Fatimah : “Alhamdulillah… kita masih bisa bersedekah.” “Masih banyak orang yang lebih susah dari kita” ENDE
PARA PEMAIN PERAN : Fulan : Ifan, Ali : Naufal, Fatima: Jehan , Penjual : Salam, Miskin: Tio, Yatim : Laura Tawanan: Fadhillah KETERANGAN: Kisah di atas diilhami oleh sebuah riwayat yang menerangkan sebab turunnya ayat 8 dan 9 surah al-Insan: Artinya: "Mereka memberikan makanan dengan senang hati kepada orang miskin, anak yatim dan orang tawanan. [Seraya berkata:] Sesungguhnya kami memberi makanan kepada kalian semata-mata karena mengharapkan keridhoan Allah. Kami tidak menghendaki balasan apapun dari kalian dan tidak pula mengharapkan terima kasih". Semoga kita termasuk orang-orang yang dapat berbuat demikian.
Amiin.