PENGANTAR Pantun adalah salah satu karya sastra daerah yang banyak digemari masyarakat. Sebab, isi pantun lebih banyak berupa nasihat dan ajaran moral, walau ada juga jenis pantun lain yang sekadar hiburan seperti pantun jenaka. Sebagai bahan ajaran moral, kami sajikan sejumlah contoh pantun yang bisa menjadi bahan ajar dan bahan didik buat anak-anak, terutama anak-anak sekolah SD, SMP dan SMA. Karena itu, dalam buku ini terhimpun pantun-pantun yang lebih banyak ditujukan untuk mendidik dan mengajar anak sekolah tentang moral dan kebaikan hidup. Mudah-mudahan, buku kecil ini akan bermanfaatkan bagi siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Bagi anak-anak, karena menjadi sumber ilmu dan pelajaran morak, sedangkan bagi orangtua akan menjadi tambahan pengetahuan untuk mendidik anak-anak. Semoga. 1
Pantun Anak sekolah 1 Ke laut kita berlayar Mencari paus dan ikan hiu Jadi anak harus rajin belajar Demi meraih cita-citamu Burung hantu berbulu biru Terbang tinggi dikejar ular Jika kita ingin banyak ilmu Rajinlah kita dalam belajar Bandung kota kembang Jakarta ibu kota Indonesia Ayo menabung kita ke bank Sebagai bekal di usia tua Buah nanas buah mengkudu Buah duku dimakan kutu Jangan malas membaca buku Karena buku sumber ilmu Buah nangka buah semangka Paling enak si buah naga Patuhilah nasihat orang tua 2
Jika tidak ingin jadi anak durhaka Tugu muda di Semarang Di Jakarta bernama Monas Rajin belajar sejak sekarang Biar tidak tinggal di kelas Burung merak giginya ompong Gigi ompong tidak bisa makan Jadi anak janganlah bohong Karena bohong dibenci Tuhan Beli buah di Pulau Sumatera Naik becak kapan sampainya Patuhilah nasihat orang tua Kelak menjadi anak yang berguna Malam dingin gelap gulita Tak ada cahaya tak melihat wajah Boleh kita rajin bekerja Asal jangan lupa beribadah Yogyakarta kota pelajar Surabaya kota pahlawan Anak yang suka rajin belajar Pasti punya banyak pengetahuan
3
Ada bintang ada bulan Ada daun ada kayu Jangan suka bermalas-malasan Tapi rajin-rajinlah membantu ibu Gajah besar berwarna abu-abu Lari ketakutan dikejar ular Jika ingin punya banyak ilmu Maka harus rajin dalam belajar Gudeg dari Yogyakarta Empek-empek dari Palembang Tutur kata harus dijaga Bertingkah-laku jangan sembarangan Burung dara terbang ke angkasa Burung penguin menyelam di lautan Patuhlah kita terhadap nasihat orang tua Karena itu adalah suatu kewajiban Burung bangau terbang bersama-sama Terbang ke utara membawa pesan Punya teman baru boleh-boleh saja Asalkan teman lama jangan ditinggalkan
4
Di pasar ada penjual parang Di sebelahnya si penjual bawang Belajarlah hingga ke negeri orang Sebagai bekal di masa mendatang Anak-anak membeli bubur Bubur merah enak rasanya Jadilah kamu anak yang jujur Karena jujur mahal harganya Naik sepeda bersama bagong Karena bagong malas berlari Jadi anak jangan suka berbohong Sekali berbohong tidak dipercaya lagi Angsa putih mandi di kali Setelah mandi terbanglah tinggi Jadilah anak yang baik hati Suka menolong dan suka memberi Pagi hari hujannya deras Saat siang hujan berhenti Sejak kecil suka bekerja keras Di masa depan nanti banyak rezeki
5
Ikan teri dimakan buaya Terinya satu buayanya seribu Belajarlah demi meraih cita-cita Membuat bangga ayah dan ibu Ada bakmi berkuah pedas Ditambah cabe dan merica Jadilah anak yang cerdas Kelak berguna bagi nusa dan bangsa Merah putih bendera Indonesia Bendera Amerika ada gambar bintangnya Bertemanlah dengan siapa saja Jangan membeda-bedakan miskin atau kaya Kura-kura masuk ke kelas Si kepiting berputa-putar di halaman Berbuat sesuatu harus tulus dan ikhlas Jangan pernah mengharapkan imbalan Aladin terbang naik sajadah Berkelana mengelilingi dunia Rajin-rajinlah engkau beribadah Karena itu kewajiban manusia
6
Tuan Raja sedang marah Tuan putri sedang mengajar Kalau sekolah jangan marah Hilangkan marah sekolah di al azhar Sutera ini sutera gulungan Sutera biru pemalut kaca Surat ini surat kiriman Kalau rindu boleh dibaca Dingin-dingin enaknya minum teh Teh disedu rasanya manis Dengan orang tua jangan bersedih Kalau bersedih ibu menangis. Makan nasi uduk ikan tongkol Sambil duduk pegang jempol Punya hati jangan dongkol Buat pikiran jadi tumpul Ada burung bermain-main Terpeleset jatuh ke kali Jangan belajar sambil bermain Nilai jelek nangis sendiri
7
Buah jeruk buah delima Buah rambutan biji selasih Tulisan jelek jangan dihina Cukup sekian dan terima kasih Tiga empat angka dan tanggal Tanggal merah kena lingkar Lima waktu jangan ditinggal Kalau tinggal surga diingkar Dalamnya laut ada berlian Dalamnya gunung batu merah Dalamnya miskin tak bisa makan Dalamnya hati beri sedekah Masak babat jangan ditambat Menanak nasi jangan dijilid Mari seringlah kita sholat Sholat tenang tempat di masjid Jika kulit bermasalah Mungkin karna ulat Jatuh berulang tak masalah Jangan menyerah tetap semangat
8
Semua membuat pantun Pantun ada empat bait Jangan buang sampah sembarangan Sampah itu jadi penyaki Istirahat makan manggis Manggis merah rasa manis Olahraga setiap kamis Lari bersama ketawa cengingis Kaki seribu kakinya banyak Badannya lonjong warnanya merah Buah apa bijinya banyak Jika dibelah warnanya merah Orang buta kejebur sumur Dalam sumur tak berenang Jika kita sering jujur Saat besar tentulah senang Pagi-pagi pergi ke sawah Ke sawah naik sepeda tua Jika ingin jadi anak sholehah Berbaktilah pada orang tua
9
Ada anak namanya Hening Baik Akhlak juga hatinya Jika bohong terlalu sering Sifat dengki jujur obatnya Mangga masak ada empat Dikali dua jadi delapan Jagalah bumi tetap sehat Untuk generasi masa depan Kaki seribu kakinya banyak Badannya lonjong warnanya merah Buah apa bijinya banyak Jika dibelah warnanya merah Orang buta kejebur sumur Dalam sumur tak berenang Jika kita sering jujur Saat besar tentulah senang Pagi-pagi pergi ke sawah Ke sawah naik sepeda tua Jika ingin jadi anak sholehah Berbaktilah pada orang tua
10
Ada anak namanya Hening Baik Akhlak juga hatinya Jika bohong terlalu sering Sifat dengki jujur obatnya Mangga masak ada empat Dikali dua jadi delapan Jagalah bumi tetap sehat Untuk generasi masa depan Dari Seram ke Pulau Buru Dalam kota beli papaya Anak baik menghormati guru Berbakti jua pada orangtua Ke kota Medan membeli ulos Beli ulos penuh bergambar Anak sekolah jangan membolos Jika membolos tak jadi pintar Buah duku dari Palembang Pulau Bali mashur mangganya Baca buku janganlah jarang Sebab buku jendela dunia
11
Pohon jati kuat kayunya Pohon nyiur tinggi batangnya Murid sejati banyak ilmunya Bekal mengabdi nusa bangsa Air laut asin rasanya Kelapa muda manis airnya Jika ingin hidup bahagia Sejak muda tekun bekerja Masuk toko membeli kain Kain batik buatan Tasik Jika engkau banyak bermain Kepada ilmu tidak tertarik Tanam padi di tengah sawah Sawah subur selalu basah Pagi hari pergi sekolah Sore hari ke madrasah Tanah tandus penuh batu Tanah subur selalu gembur Jika orang banyak berilmu Sehat makmur sepanjang umur
12
Tinta hitam untuk menulis Pensil warna untuk melukis Ilmu itu tak pernah habis Turun temurun ke ahli waris Hujan angin bercampur badai Hujam reda pergi ke pantai Di sekolah jangan berkelahi Kalau berkelahi tak jadi pandai Anak bambu bernama rebung Rebung dibeli di pasar pagi Anak sekolah suka menabung Semua keperluan bisa dibeli Tamasya ke kota Bogor Jangan lupa ke Kebun Raya Meski kau sudah tersohor Jangan lupakan ayah bunda Gajah perang melawan gajah Seekor pelanduk mati di tengah Jika kau tiada masuk sekolah Ayah bunda pastilah resah
13
Kain tenun dari Sumbawa Kain batik dari Pekalongan Jika ingin jadi mahasiswa Sekolah Dasar jangan diabaikan Merah warna buah tomat Membuat sayur terasa nikmat Beta ingin mencari sahabat Agar hidup punya manfaat Tinggi batang pohon jambu Tumbuh di sisi pohon mangga Engkau dan aku adalah satu Bersahabat dalam suka duka Pohon ceri subur tumbuhnya Petik buahnya masukkan kantong Saling memberi saling menerima Saling bantu tolong menolong Pergi ke Medan membeli ulos Singgah di kedai membeli gulai Jangan ajak aku membolos Dorong aku jadi anak pandai
14
Jika ke kota beli kain kaca Beli pita dua seuntai Rajin menulis rajin membaca Itu pertanda anak yang pandai Di sana gunung di sini gunung Di tengah-tengah gunung Rajabasa Ke sana bingung ke situ bingung Lebih baik ke sekolah saja Kau mandi aku pun mandi Kau renang aku pun renang Jika kawan mampu mandiri Beta pasti merasa senang Bulu cenderawasih berkilauan Burung merak sering menari Walau kawan anak perantauan Sidah jadi saudara sendiri Pergi ke pasar membeli mangga Belinya di Pematang Siantar Kalau ingin orang tua bangga Jadilah anak yang pintar
15
Pergi ke pasar membeli tomat Tidak lupa membeli tas baru Kalau ingin ilmumu bermanfaat Hormatilah bapak ibu guru Tanam padi di tengah sawah Sawah subur selalu basah Pagi hari pergi sekolah Sore hari membantu ayah Pohon jati kuat kayunya Pohon nyiur tinggi batangnya Murid rajin banyak ilmunya Murid malas banyak bohongnya Ada jarum dan juga peniti Jangan ditusuk pastilah sakit Sesama teman jangan berkelahi Tak ada guna badanpun sakit Ke Pekanbaru membeli ulos Beli ulos penuh bergambar Anak sekolah jangan membolos Jika membolos tak jadi pintar
16
Ada sisir monyet berkaca Ada kuda mirip keledai Rajin menulis rajin membaca Itu pertanda anak yang pandai Buah duku dari Palembang Pulau Bali mashur mangganya Baca buku janganlah jarang Sebab buku jendela dunia Kain tenun dari Sumbawa Kain batik dari Pekalongan Jika ingin jadi mahasiswa Sekolah Dasar jangan abaikan Tinggi batang pohon jambu Tumbuh di sisi pohon mangga Engkau dan aku adalah satu Bersahabat dalam suka duka Merah warna buah tomat Membuat sayur terasa nikmat Beta ingin mencari sahabat Agar hidup punya manfaat
17
Gajah perang melawan gajah Seekor pelanduk mati di tengah Jika kau tiada masuk sekolah Ayah bunda pastilah resah Pohon ceri subur tumbuhnya Petik buahnya masukkan kantong Saling memberi saling menerima Saling bantu tolong menolong Bangau terbang iring-iringan Terbang jauh satu kepakan Firman Tuhan adalah pegangan Jangan pernah dilupakan Tari piring tari saman Tari lilin apinya berpijar Friman Tuhan adalah pedoman Rajin-rajinlah ananda belajar Mentari pagi sinarnya hangat Berangkat kerja ke Pulau Rengat Belajar haruslah semangat Jangan tersalah pada niat
18
Kancil menulis di daun lontar Ketika mentari telah bersinar Belajar bukan sekedar pintar Tapi menjadi pribadi benar Memancing ikan diberi umpan Agar datang si ikan toman Ilmu ibarat kemudi sampan Agar hidup di garis tujuan Apa gunanya tumbuhan temu Ramuan jamu dengan lengkuas Bila hati dipenuhi ilmu Jiwanya besar pikirannya luas Ikan nila berpindah kolam Mencari kawan namanya tiram Jika ilmu semakin dalam Jiwa berani hatinya tentram Sungguh indah syair setanggi Merangkai kata bagai hiasan Ilmu itu harus tinggi Jangan dunia sebagai batasan
19
Apa namanya kepala kereta Namanya masinis bukan nakhoda Apa tujuan ilmu kita Tujuannya mengenal Sang Pencipta Kolam penuh ikan sepat Untuk dimasak di daun talas Jika ingin ilmu bermanfaat Cari guru yang tulus ikhlas Elang terbang ke atas awan Turun bangau badannya kumal Bukan banyaknya pengetahuan Ilmu adalah banyaknya amal
20
Pantun Nasehat Terik mentari enak berenang Sambil makan buah kelapa Berbuat baik menolong orang Pasti akan dapat banyak pahala Mengerjakan kerja janganlah malas Lahir dan batin janganlah culas Jernihkan hati hendaklah ikhlas Jadilah seperti air di dalam gelas Jika anda menjadi besar Tutur dan kata janganlah kasar Janganlah seperti orang yang sasar Banyaklah orang menjadi gusar Anak ayam turun sepuluh Mati satu tinggal sembilan Tuntutlah ilmu sungguh-sungguh Supaya engkau tak ketinggalan Anak ayam turun sembilan Mati satu tinggal delapan Ilmu boleh sedikit ketinggalan Tapi jangan sampai putus harapan 21
Anak ayam turun delapan Mati satu tinggal lah tujuh Hidup harus penuh harapan Jadikan itu jalan yang dituju pergi merantau membawa bekal naiklah kuda dengan cemeti tiada manusia yang hidup kekal pastilah kelak akan mati Berenang di dalam telaga masuk angin mintalah dipijat orang dijamin masuk surga asal kan rajin beribadah Tiada boleh memetik jati Papan di Jawa dibelah-belah Tiada boleh sesuka hati Kita di bawah perintah Allah Nasihat ayahanda ananda fikirkan Keliru setan ananda jagakan Orang berakal ananda hampirkan Orang jahat ananda jauhkan
22
Menjemur padi terhujan basah beli di pasar ditukar benang Walau hancur badan dikandung tanah Budi yang baik selalu dikenang Anak ayam belajar berkokok Meniru suara ayam jantan Anak kecil jangan merokok Kalau merokok pasti penyakitan Dari Seram ke Pulau Buru Dalam kota beli papaya Anak baik menghormati guru Berbakti jua pada orangtua Ke kota Medan berbaju polos Baju polos tiada bergambar Anak sekolah jangan membolos Jika membolos tak jadi pintar Buah duku dari Palembang Pulau Bali mashur mangganya Baca buku janganlah jarang Sebab buku jendela dunia
23
Pohon jati kuat kayunya Pohon nyiur tinggi batangnya Murid sejati banyak ilmunya Bekal mengabdi nusa bangsa Air laut asin rasanya Kelapa muda manis airnya Jika ingin hidup bahagia Sejak muda tekun bekerja Masuk toko membeli kain Kain batik buatan Tasik Jika engkau banyak bermain Kepada ilmu tidak tertarik Tanam padi di tengah sawah Sawah subur selalu basah Pagi hari pergi sekolah Sore hari membantu ayah Tanah tandus penuh batu Tanah subur selalu gembur Jika orang banyak berilmu Sehat makmur sepanjang umur
24
Tinta hitam untuk menulis Pensil warna untuk melukis Ilmu itu tak pernah habis Turun temurun ke ahli waris Hujan angin bercampur badai Hujam reda pergi ke pantai Di sekolah jangan berkelahi Kalau berkelahi tak jadi pandai Anak bambu bernama rebung Rebung dibeli di pasar pagi Anak sekolah suka menabung Semua keperluan bisa dibeli Tamasya ke kota Bogor Jangan lupa ke Kebun Raya Meski kau sudah tersohor Jangan lupakan ayah bunda Gajah perang melawan gajah Seekor pelanduk mati di tengah Jika kau tiada masuk sekolah Ayah bunda pastilah resah
25
Kain tenun dari Sumbawa Kain batik dari Pekalongan Jika ingin jadi mahasiswa Sekolah Dasar jangan diabaikan Merah warna buah tomat Membuat sayur terasa nikmat Beta ingin mencari sahabat Agar hidup punya manfaat Tinggi batang pohon jambu Tumbuh di sisi pohon mangga Engkau dan aku adalah satu Bersahabat dalam suka duka Pohon ceri subur tumbuhnya Petik buahnya masukkan kantong Saling memberi saling menerima Saling bantu tolong menolong Pergi ke Medan membeli ulos Singgah di kedai membeli gulai Jangan ajak aku membolos Dorong aku jadi anak pandai
26
Jika ke kota beli kain kaca Beli pita dua seuntai Rajin menulis rajin membaca Itu pertanda anak yang pandai Di sana gunung di sini gunung Di tengah-tengah gunung Rajabasa Ke sana bingung ke situ bingung Lebih baik ke sekolah saja Kau mandi aku pun mandi Kau renang aku pun renang Jika kawan mampu mandiri Beta pasti merasa senang Bulu cenderawasih berkilauan Burung merak sering menari Walau kawan anak perantauan Sudah jadi saudara sendiri Ada ubi ada talas Ada budi ada balas Sebab pulut santan binasa Sebab mulut badan merana
27
Anak ayam turun sepuluh Mati satu tinggal sembilan Tuntulah ilmu dengan sungguh-sungguh Supaya engkau tidak ketinggalan Anak ayam turun sembilan Mati satu tinggal delapan Ilmu boleh sedikit ketinggalan Tapi jangan sampai putus harapan Anak ayam turun delapan Mati satu tinggal lah tujuh Hidup harus penuh harapan jadikan itu jalan yang dituju Jika pergi ke padang datar Jangan lupa pulang berlabuh Jika kita kepingin pintar Belajarlah dengan sungguh-sungguh Jika ingin mendulang cadas Jangan lupa palu baja Jika murid tumbuh cerdas Guru pun ikut bahagia
28
Jika kamu pergi ke dusun Jangan lupa bawa beras Belajarlah dengan tekun Agar kita naik kelas Jika kita makan petai jangan lupa makan kerupuk Jika kita ingin pandai Rajin-rajin baca buku Ke hutan mencari rusa Hendaklah membawa tali Wahai anak-anak bangsa Cepat bangun lekas mandi Andai ini hari rugi Tentu mujur esok lusa Jangan lupa gosok gigi Sebab kamu anak bangsa Hendaklah melempar jangkar Kalau ada perahu singgah Kalau anak bangsa pintar Negeri ini akan bangga
29
Masak angsa dikuali Bukan saja di perigi Hendaklah kamu mengabdi Di pangkuan ibu pertiwi Pergilah ke tepi kali Jangan lupa bawa guci Bangkitlah anak pertiwi Bangunlah negerimu ini Jika kita pegang kuas Melukislah pada kertas Jika anak bangsa cerdas Bangsa pun berkualitas Jika hendak kamu melamar Jangan banyak tulis dihapus Jika siswa rajin belajar Sudah tentu pasti lulus Anak ayam belajar berkokok Meniru suara ayam jantan Anak kecil jangan merokok Kalau merokok pasti penyakitan
30
Dari Seram ke Pulau Buru Dalam kota beli papaya Anak baik menghormati guru Berbakti jua pada orangtua Ke kota Medan membeli ulos Beli ulos penuh bergambar Anak sekolah jangan membolos Jika membolos tak jadi pintar Buah duku dari Palembang Pulau Bali mashur mangganya Baca buku janganlah jarang Sebab buku jendela dunia Pohon jati kuat kayunya Pohon nyiur tinggi batangnya Murid sejati banyak ilmunya Bekal mengabdi nusa bangsa Air laut asin rasanya Kelapa muda manis airnya Jika ingin hidup bahagia Sejak muda tekun bekerja
31
Masuk toko membeli kain Kain batik buatan Tasik Jika engkau banyak bermain Kepada ilmu tidak tertarik Tanam padi di tengah sawah Sawah subur selalu basah Pagi hari pergi sekolah Sore hari ke madrasah Tanah tandus penuh batu Tanah subur selalu gembur Jika orang banyak berilmu Sehat makmur sepanjang umur Tinta hitam untuk menulis Pensil warna untuk melukis Ilmu itu tak pernah habis Turun temurun ke ahli waris Hujan angin bercampur badai Hujam reda pergi ke pantai Di sekolah jangan berkelahi Kalau berkelahi tak jadi pandai
32
Anak bambu bernama rebung Rebung dibeli di pasar pagi Anak sekolah suka menabung Semua keperluan bisa dibeli Tamasya ke kota Bogor Jangan lupa ke Kebun Raya Meski kau sudah tersohor Jangan lupakan ayah bunda Gajah perang melawan gajah Seekor pelanduk mati di tengah Jika kau tiada masuk sekolah Ayah bunda pastilah resah Kain tenun dari Sumbawa Kain batik dari Pekalongan Jika ingin jadi mahasiswa Sekolah Dasar jangan diabaikan Merah warna buah tomat Membuat sayur terasa nikmat Beta ingin mencari sahabat Agar hidup punya manfaat
33
Tinggi batang pohon jambu Tumbuh di sisi pohon mangga Engkau dan aku adalah satu Bersahabat dalam suka duka Pohon ceri subur tumbuhnya Petik buahnya masukkan kantong Saling memberi saling menerima Saling bantu tolong menolong Pergi ke Medan membeli ulos Singgah di kedai membeli gulai Jangan ajak aku membolos Dorong aku jadi anak pandai Jika ke kota beli kain kaca Beli pita dua seuntai Rajin menulis rajin membaca Itu pertanda anak yang pandai Di sana gunung di sini gunung Di tengah-tengah gunung Rajabasa Ke sana bingung ke situ bingung Lebih baik ke sekolah saja
34
Kau mandi aku pun mandi Kau renang aku pun renang Jika kawan mampu mandiri Beta pasti merasa senang Bulu cenderawasih berkilauan Burung merak sering menari Walau kawan anak perantauan Sidah jadi saudara sendiri
35
Pantun Ulang Tahun ada harimau sedangbidik sang pemburu harta karun Buat sobat ku yang terbaik Kuucapkan Selamat ultang tahun Terbuat dari apa itu bangku Terbuatnya itu dari kayu Kukatakan kepada temanku ”Happy birthday to U” Di gudang makan soto Moga panjang umur bro Beli buah di pasar Babat, beli sofa di Tawangmangu. Selamat ultah ya sobat, tetap sehat dan sukses selalu. Paling enak emang makan Apalagi makannya sate kerang Hanya ini yang dapat kuucapkan Selamat ulang tahun pada sobatku seorang
36
Ada berang berang mata sipit Lagi mandi di hari rabu Maaf sayang tiada duit Buat beli kado HUT kamu Nonton wayang, sambil makan pepaya. O kawan, selama ulang tahun ya. Batu karang kok berjubah Buat kawan selamat ultah Bandar Malaka indah bandarnya Sungguh elok bila dipandang Semakin matang kawan usianya Makin eloklah pribadi dipandang
37
Pantun Perpisahan Kalau tidak karen tugas Tidaklah rusak padi di sawah Kalau bukan karena tugas Tidaklah kita akan berpisah Tanjung sauh di pulau Bintan Tmepat berlabu orang penyengat Berpisah jauh bercerai badan Sahabat hadai tetap kuingat Gunung Bintan lekuk di tengah Putihnya melur di ujung dahan Atas kerja sama dan bantuannya Puji syukur terima kasih kuucapkan Bunga kamboja putih berseri Putihnya melur di ujung dahan Atas kerja samanya dan bantuan diberi Puji syukur dan terima kasih diucapkan
38
Kalau menjemur papan panjang Baik disusu tegak berdiri Kalaulah ada umur panjang Semoga kita berjumpa lagi Hari ini menjual jagung Hari esok menjual jelai Hari ini berkampung Hari esok kita bercerai Dari mana hendak ke mana Tinggi rumput hingga ke padi Hari mana bulan yang mana Dapat kita bertemu lagi Kelap-kelip kusangka api Kalaulah api mana puntungnya Hilang ghaib kusangka mati Kalau mati mana kuburnya Batang selasih permainan budak Berdaun sehelai dimakan kuda Bercerai kasih bertalak tidak Seribu tahun kembali juga
39
Orang Aceh sedang sembayang Hari jumat tengah hari Pergilah kasih pergilah kawan Pandai-pandai menjaga diri Berhembus bayu angin semilir Sejuknya sampai ke ujung pohon Sambutlah salam pesan terakhir Kusampaikan lewat untaian pantun Hendak menebang nibung berduri Dibuat pagar tepi perigi Pantun dikarang melepas diri Entahkan bila berjumpa lagi Orang Mentigi mengail tenggiri Tenggiri dijual dalam pekan Kami yang pergi memohon diri Silap dan salah mohon dimaafkan Dari Tungkal pergi Siantan Singgah berlabuh di Kuala Maras Selamat tinggal handai tolan Kita berpisah karena tugas
40
Pantun Kebersihan Sekolah Sungguh cantik ikan louhan Hidup nyaman di kolam taman ayo kawan jaga kebersihan kebersihan itu bagian dari iman Kancil suka bunga selasih Bunga mawar bunganya berduri Jika sekolah kita bersih Hati kitapun ikut berseri Memang indah bunga selasih Selasih bunga tanpa getah Lingkungan asri juga bersih Belajarnya nyaman hatinya betah Siapa suka naik motor Makan dulu tempe penyet Orang-orang yang suka kotor Itu memang temannya monyet Anak buaya sakit mata Anak monyet bermain cinta Ayo hijaukan lingkungan kita Udara segar pikiranpun tertata 41
Kerupuk gurih kacang gurih Simpan semua di daun lontar Di rumah bersih, sekolah bersih Badan sehat otaknya pintar Kancil ditangkap dalam kurungan Sakit badannya terkena kuman Yang buang sampah sembarangan Pasti jomblo sepanjang zaman Burung nuri hinggap di dahan Mematuk ikan dalam nampan Yang suka menjaga kebersihan Orangnya pasti akan tampan
Pantun Lingkungan Hidup 1 42
Ke jakarta naik kereta Duduk manis baca koran Bersihkan lingkungan kita Dari sampah dan kotoran Laut tempat berenang ikan Tempatnya luas juga aman Lingkungan sekolah kita hijaukan Tambah asri membuat nyaman Hati-hati pada tikungan Karena banyak yang kecelakaan Jika kita peduli lingkungan Menanam bunga ayo galakan Burung parkit berwarna merah Merah warnanya sangat merona Bumi ini adalah anugerah Jika tak terjaga jadi bencana
Badan letih lesu lunglai Makan dulu nasinya matang 43
Jika sampah menyumbat sungai Ketika hujan banjirnya datang Monyet siapa pergi ke kantor Asyik tangannya bermain kerang Kalau lingkungan kita kotor Berbagai kuman senang bersarang Silih asah silih asih Kalau capek istirahat Kalau lingkungan kita bersih Pemandangan indah badannya sehat
Pantun Kebersihan Kelas 44
Tali tambang ada di salon Mengikat atap dari ijuk Tanam kembang tanam pohon Pohon rindang membuat sejuk Cendrawasih memakai pita Anak kera pakai terompah Jangan lupa kelas kita Bersihkan juga dari sampah Larinya cheetah tak terkejar Tapi jatuh ke selokan Kelas adalah tempat belajar Jaga kerapihan dan kebersihan Ikan kerapu memanglah ikan Amat lezat untuk makanan Lantai disapu dinding dibersihkan Boleh juga ditambah wewangian Ikan kerapu ikan langut Jualnya di pasar pagi Semua sampah sudah dipungut Jangan sampai kotor lagi Bratayuda adalah peperangan 45
Dalam cerita wayang golek Yang suka buang sampah sembarangan pasti dia mukanya jelek Belajar baca harus dieja yang belajar si belalang Yang hanya duduk saja Pasti pantatnya belang-belang Terbanglah si betet raja Mengejar burung perkutut Yang tidak mau kerja Pasti dia sukanya kentut goyang-goyang kursi-kursi kursi bagus masih baru Ayo kita bersih-bersih Sama-sama lebih seru Hati-hati dengan duri Kalau tertusuk bisa berdarah Bunga dan tanaman semakin asri Sekolah kita semakin indah Ikan patin dibuat pindang Dijual paman di tengah pasar 46
Tanam pohon yang bisa rindang Tanam bunga yang mudah mekar Petang hari matahari terbenam Perahu jauh terlihat karam Kalau semua sudah ditanam Jangan lupa kita siram Negeri Cina banyak tembikar Sudah tua tidak lapuk Agar bunga bisa mekar Jangan lupa kita pupuk
Pantun Kelas/Sekolah 47
Lezat sayuran asparagus Masak sebentar di atas api Dinding kelas semakin bagus Bila dicat dengan rapi Kacang goreng rasanya gurih Kue tape diberi ragi Kalau dinding sudah bersih Jangan ada coretan lagi Si pitung jago golok Musuh roboh satu tebasan Kalau dinding sudah elok Bolehlah kita beri hiasan Berburu ke tanah rata Dapat kancil sejumlah lima Kelas ini milik kita Ayo jaga bersama-sama
Pantun Kebersihan 48
Buah talas buang kedondong Jangan malas dong...! Buah mangga buah selasih Ayo kita bersih-bersih Buah mangga buah nipah Ayo kita punguti sampah Naik motor ke Kota Cepu Kelas kotor mari disapu Minum sekoteng lima belas Orang ganteng jangan malas Burung gelatik bersahaja Cewek cantik suka bekerja Ada kereta jatuh ke kali Kelas kita cantik sekali
Pantun Lingkungan Hidup 49
Api membara karena dikipas Panas menyengat hewan melata Tambang dicari hutan dilibas Hasilnya dibagi tidak merata Kalau ingin melanglang buana Jangan memandang fatamorgana Lingkungan rusak dimana-mana Kesadaran manusia hanya wacana Kapal berlayar tanpa muatan Diiringi musik orkes simponi Bumi merana kehabisan hutan Tanam pohon hanya seremoni Pasang tenda memakai pasak Tenda dibangun untuk pajangan Pemerintah sadari lingkungan rusak Tanam pohon buru penghargaan Hobinya bikin mainan sawah Buat ngusir hama tanaman Mobilnya sih mahal dan mewah, Buang sampahnya kok sembarangan. Andaikan ada orang dirindukan Tentulah kawan baik tersayang 50
Jika pantai bebas pencemaran Tangkapan ikan takkan berkurang Air mengalir dari hilir Melalui sungai, terus ke laut Sering juga menyebabkan banjir Kalau selokannya masih semraut Banjir dan macet menjadi pemandangan Semuanya terjadi karena kesalahan Yang buang sampahnya pada sembarangan Dan kalau jalan suka langgar aturan Biarkan air mengalir terus ke parit Parit dan gotnyanya mari bersihkan Kalao pake air harus selalu irit Sebab berlebihan bisa jadi temennya setan Beli buah ditoko Bedus Jangan lupa membeli belati Jika tanah menjadi tandus Bagaikan hidup tiada arti
Pantun Nasehat Orangtua 51
Anak elang jatuh ke rawa Ditolong oleh menjangan rusa Kasih dan sayang orang tua Selalu ada sepanjang masa Hari rabu memetik kelapa Airnya segar hilang dahaga Hormati Ibu juga Bapak Agar kelak masuk surga Dari apa kue lemang Dari ketan yang dipanggang Waktu kecil kita ditimang Ayah Ibu harus disayang Bapak tani menanam tebu Pembeli datang bertanya harga Wahai ananda hormati Ibu Karena Ibu jalan ke surga Empek-empek ditambah cuka Tak terbanding enaknya rasa Coba lihat anak durhaka Di dunia hidupnya tersiksa Orang dahulu hidup di goa Biawak hidup di dalam rawa 52
Turuti perintah orang tua Tiap sholat tak lupa berdoa Mana mungkin ada buaya Coba lihat dengan cermat Mana mungkin hidup bahagia Jika pada orang tua tiada hormat
Pantun Nasehat 53
Ngengat mengejar kura-kura Bertemu mereka di pelimbahan Semangat bagai api membara Tiada padam oleh godaan Laut dalam tempat berenang Tempat ikan bermain-main Sehari seutas benang Setahun menjadi sehelai kain Lebah dipimpin seekor ratu Mencari bunga dekat kencur Air lembut menetes di batu Lama-lama batupun hancur Sepah tebu rasanya hambar Bila dibakar pasti berkobar Jika engkau terus bersabar Ilmumu pasti akan lebar Jangan tertipu dunia semu Tinggal di dunia hanya sepagi Jika engkau orang berilmu Derajatmu pasti meninggi Dari mana datangnya wahyu 54
Kepada Nabi wahyu turun Dari mana datangnya ilmu Dari belajar dengan tekun
Pantun Berteman 55
Pergilah ke tengah taman Menikmati bunga menawan Carilah olehmu teman Yang dapat dijadikan pedoman Amat ternama bunga selasih Bunga indah selalu berseri Jika hatimu selalu bersih Engkau akan dikelilingi kasih Berburu ke bukit kapur Bawa senjata panah sangkur Jaga diri jangan angkuh Niscaya hidup penuh syukur Kulit harimau elok disamak Untuk tidur dengan nyenyak Jaga diri dari tamak Niscaya temanmu akan banyak Pasar baru ramai marak Tangan bertepuk mulut bersorak Jaga diri dari congkak Agar hidup tak luluh lantak Air tertampung dalam tangki 56
Siram bunga agar tak mati Jaga diri dari iri dengki Niscaya sentosa relung hati Tanam keladi tanam talas Bawah matahari cahaya panas Jaga diri dari malas Niscaya punya banyak emas Jalan-jalan ke Kota Medan Pulangnya bawa burung bayang Jaga diri dari godaan Niscaya diri bertemu kejayaan Mari nanda memanjat kelapa Hari panas sangat dahaga Adat baik bertutur sapa Sopan santun harus dijaga Cahaya terang sang matahari Lebih terang dari pelita Pandai-pandai membawa diri Orang sayang hiduppun bahagia Kacang tanah rasanya gurih Tapi pedas si buah pala 57
Bantu teman jangan berpamrih Kepada Allah mengharap pahala Dari mana kain batik Dari pasar Tanjung Pinang Jaga lisan berkata baik Niscaya orang menjadi senang Perih sekali tertancap ilalang Sangat sakit susah hilang Tajamnya kata bagai pedang Sekali terluka tetap terkenang Pergi ke Padang berjalan kaki Jangan letih dipaksakan Luka pedang dapat diobati Luka hati susah disembuhkan Emas perak tersimpan di rongga Banyak yang suka mutiara Berbuat baik kepada tetangga Niscaya diri banyak saudara Di manakah hidupnya ikan-ikan Di laut dalam mereka berenang 58
Salahnya orang dimaafkan Jiwa besar hatimu lapang
Pantun Ibadah 59
Bertemu teman mesti menyapa Jika hujat terjadi kilat Coba lihat jam berapa Jam tujuh sekolah ahad Jangan membuang air beras Pada bunga kita siramkan Ayo mandi lekas-lekas Sekolah Minggu menanti kita Ayam diintai oleh rubah Jamu pahit sedang diseduh Jika kadim sedang khotbah Simak ia jangan ribut Pohon rindang banyak dahan Jangan dahan dipatahkan Hadapkan hati kepada Tuhan Ayah dan Ibu engkau doakan
Pantun Bermain Di Eropa hujan salju 60
Memang cuacanya sudah lain Pulang sekolah ganti baju Makan dahulu barulah main Pasar baru tempatnya kain Pergi ke sana beli satu Silakan ananda pergi main Jangan sampai lupa waktu Ikan mabuk terkena tuba Ambil ketika tuba mendera Jika petang sudah tiba Pulang ke rumah dengan segera Membeli bawal dapat tenggiri Karena pikiran tidak tertib Segera mandi bersihkan diri Lalu bikin PR sendiri Tali kekang terikat kendur Kudanya lari entah ke mana Bila malam segera tidur Bergadang itu tiada guna
Pantun Bersyukur Berkicau merdu burung tekukur 61
Kepakan sayap terbang kabur Selalulah belajar bersyukur Niscaya rezeki tambah subur Tekukur turun memakan sepat Anak kera membawa lepat Jika syukur menjadi sifat Segenap bahagia ananda dapat Memetik padi bersisa masih Sisa dipatuk si burung nuri Syukur itu berterimakasih kepada Tuhan Maha Pemberi Jika padi dimakan tekukur Jangan lempar dengan lumpur Jika Nanda tiada bersyukur Artinya hidup dalam kufur Burung tekukur berlaksa-laksa Merdu sekali bunyi kicaunya Orang jujur mendapat imbal Di akhirat dan di dunia
Pantun Kejujuran Hidup itu mesti jujur 62
Agar badan mendapat mujur Bukan saja mujur di dunia Moga mujur di akhirat kelak Jauhkan darimu dari dusta Karena dusta dibenci oleh Yang Esa Tinggalkanlah jangan kau teruskan Semoga engkau mendapat maaf. Meski apapun kan terjadi Kejujuran tetap terpatri Ia tak boleh lepas Harus menyatu bagaikan nafas Jika kau jujur selalu Tiada takut dalam hatimu Karena engkau dalam kebenaran Maka ketentraman bersemayam. Tunggu kabar tunggu berita Kepada orang ditanyakan Jangan bohong haramkan dusta Apa yang benar engkau katakan Hutan bakau menjadi taman Agar pantai tiada hancur 63
Jika engkau ingin berteman jauhkan dusta besarkan jujur Makan di lepau naik pedati Potong nilam pakai pisau Jika engkau jujur hati Hidup tentram jauhlah risau Syahadat itu yang pertama Mesti diresap sejiwa raga Jujur itu landasan agama Teguh dipegang sekuat tenaga Puteri suka bunga petunia Tanamnya di taman luas lega Jangan mengharap pahala dunia Jujur kita untuk ke surga Terhampar luas bukit hijau Hijau karena warna rumput Dusta itu bagaikan ranjau Membuat engkau jadi penakut Sampan perahu mengejar kayak Dari hulu tak kena-kena Dusta itu bagaikan riak 64
Membuat hati gundah gulana Matahari bercahaya silau Anak negeri pergi merantau Dusta itu bagaikan pisau Membuat pikiran selalu risau
Pantun nasehat Orangtua Ibu merenda adik main layang 65
Anak Melayu bermain gada Wahai nanda yang kusayang Dengarkan olehmu nasehat ayahanda Air tajin menyiram talas Membeli bumbu duitnya di laci Hiduplah rajin jangan malas Orang malas banyak yang benci Tuan raja belajar menari Ditemani para hulubalang Hidup rajin bagaikan mentari Kelak hidupmu akan cemerlang Kucing hutan belang di kaki Dipungut oleh anak petani Rajin itu mengundang rezeki Membuat mudah hidup ini Kereta berjalan di atas roda Raja menghela memberi tanda Dengarkanlah wahai ananda Cukup-lah nasehat dari ayahanda Bahtera berlayar ke Selat Sunda Gelombangnya besar senantiasa 66
Turuti-lah nasehat ibunda Kelak hidupmu makmur sentosa
Pantun Jenaka Burung camar di tepi pantai 67
Ikan teri dimakan paus Si Rani memang pandai Tapi sayang masih keluar ingus Bunga mawar bunga melati Janganlah ditanam didalam pot Dea memang menarik hati Sayang pipinya sudah kempot Buah nanas buah rambutan Buah mangga buah kedondong Si Anas memang tampan Tapi sayang giginya ompong Jalan-jalan ke kota Batik Jalannya naik sepeda Si Intan memang Cantik Sayang giginya tinggal dua Buah mangga buah manggis Buah nanas buah kedondong Nisa memang anak yang manis Tapi sayang giginya ompong
Pantun Nasib Suaranya membahana bergemuruh. 68
Jeritan dari kehidupan nan keruh. Jangan putus asa jangan menyerah. Hidup ini bisa berubah. Mari tanamkan harapan. Dalam doa dan kerja. Bintang masih berkelipan. Matahari masih bercahaya. Kerja adalah ibadah. Jika niat tidak tersalah. Maka hati jangan berbelah. Berikan hanya untuk Allah. Moga-moga kelak nanti. Hidup cemerlang menghampiri. Pada diri dan keluarga. Maka jangan hatimu resah. Daripada gundah gulana. Pantun nasib menghibur kita. Coba baca sebentar saja. Melepas penat juga lelah. Suara guntur bergemuruh Matahari bersinar terik 69
Begini nasib seorang buruh Habislah hidupnya di pabrik Tolong bawakan daku elap Emas bercahaya sangat mengkilap Berangkat masihlah gelap Pulang ke rumah smua terlelap Air tuba warnanya keruh Hanya dilihat bertopang dagu Apa yang ditunggu seorang buruh Gaji bulanan untuk seminggu Malaka kerajaan samudra pasai Tempat pedagang yang teruji Mengapa wajah kusut masai Karna bingung membagi gaji Belum titik barulah koma Belum habis semua tinta Gaji belumlah diterima Angsuran bulanan sudah meminta Gula jawa gula merah Untuk membuat kue pala Di tempat kerja si bos marah 70
Istri di rumah marah pula Cantik sekali gadis langsing Wajah lembut terlihat bening Bagaimana hati tidak rungsing Anak merengek ibunya pening Cari ikan dengan tajur Tajur hilang masuk lumpur Hendak hati ingin tidur Istri ribut minta uang dapur Mari menanam kucai bawang Jangan duduk santai bersila Pusing bagaimana menambah uang Duduk termenung seperti gila Badan tua sudah renta Siapa pula hendak menyapa hendak menangis tak ada air mata Hendak mengadu pada siapa Parang sakti dari baja Si pandai dapat piala Sudah buruh tak ada kerja 71
Tak ada kerja pening kepala
72