Kelompok i1u4n

Sistem Pernafasan atau Respirasi adalah Sistem pada manusia yang berfungsi untuk mengambil oksigen dari udara luar dan mengeluarkan karbondioksida melalui paru-paru. Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur sekalipun karena sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom.1 Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam.1 Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.1 Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar.1 Sedangkan secara anatomi saluran respiratori atau tractus respiratorius dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu: saluran nafas atas (upper respiratory tract) dan saluran nafas bawah (lower respiratory tract).2 Saluran nafas atas terdiri dari cavitas nassi, sinus paranasal, pharynx (nasopharynx, oropharynx, laryngopharynx), dan terkadang termasuk larynx. Sedangkan saluran nafas bawah terdiri dari trachea, main bronchus, lobaris bronchus, segmental bronchus, subsegmental bronchus, bronchiole, terminal bronchiole, respiratory bronchiole, ductus alveolar, saccus alveolar, dan alveolus. 3 Keadaan flora normal pada saluran respiratori sangat dipengaruhi oleh keadaan mulut, sehingga sebagian besar flora normal mulut juga berada pada saluran nafas atas. Flora normal mulut berasal dari caries gigi dan penyakit periodontal. Flora mulut sebagian besar bersifat anaerob bertanggung jawab untuk banyak manifestasi pembentukan abses pada otak, wajah, dan infeksi paru.4 Mikroorganisme yang ada pada saluran pernapasan sebagian besar berada di saluran pernapasan bagian atas terutama pada mukosa hidung. Walaupun pada umumnya saluran pernapasan agak steril pada kondisi normal, mikroorganisme akan terus menerus masuk sewaktu bernafas. Flora normal pada saluran pernapasan bagian atas terutama bagian hidung antara lain adalah anggota Staphylococcus (S. epidermis atau S. aureus) yang menetap, dan anggota Streptococcus. Flora utama hidung terdiri dari corinebacteria, stafilococcus dan

streptococcus5. Dalam hulu kerongkongan hidung, dapat juga dijumpai bakteri Branhamella catarrhalis (suatu kokus gram negatif) dan Haemophilus influenzae (suatu batang gram negatif).6 Pharynx dan trachea sebagian besar mengandung bakteri yang berasal dari cavitas oral sebagai contoh (α-and β-hemolytic streptococci), selain itu bakteri anaerobes, staphylococci, neisseriae, dan diphtheroid juga dapat ditemukan sebagai flora normal. Bakteri Potensial patogen seperti Haemophilus, mycoplasmas, dan pneumococci mungkin juga dapat ditemukan pada pharynx. Organisme anaerobic juga sering dilaporkan ditemukan. Saluran respiratori atas sering dijadikan acuan tempat pertama kolonisasi dari bakteri patogen seperti Neisseria meningitides, C. diphtheriae, dan Bordetella pertussis. Sebaliknya , saluran nafas bawah (small bronchi dan alveoli) biasanya steril, karena ukuran partikel dari bakteri tidak dapat mencapai bagiannya dibawahnya. Jika bakteri dapat sampai ke saluran nafas bawah, mereka akan menginduksi mekanisme pertahanan diri, seperti alveolar macrophages, yang tidak ada pada pharynx.4 Dalam mukosa faring dan trakea, flora yang dapat ditemukan sama dengan pada hidung, namun juga ada S. pneumococcus, Streptococcus haemolyticus, dan anggota Mycoplasma. Pemusnahan flora normal faring dengan penisilin dosis tinggi dapat menyebabkan over growth: bakteria negatif Gram seperti Escherichia coli, Klebsiella, Proteus, Pseudomonas atau jamur. Selaput mukosa dan faring biasanya steril ketika lahir, tetapi dapat terkontaminasi saat keluar melalui jalan kelahiran. Dalam 4-12 jam setelah kelahiran, Sterptococcus viridians menetap sebagai flora paling utama selama kehidupan. Kontaminasi mikroorganisme ini dapat berasal dari saluran pernapasan ibu atau tenaga medis yang ada selama persalinan.7 Sedangkan keaadan pada saluran nafas bawah dibawah trachea, saat mikroorganisme memasuki mukosa trakea akan ada mekanisme fisik untuk mengeluarkannya seperti batuk. Namun pada kondisi normal, di bronkus hampir tidak ada mikroorganisme yang dapat ditemukan. Dan umumnya kondisi bronkiolus dan alveolus adalah steril.5 Selain itu, seluruh manusia adalah karier (pembawa) bagi mikroorganisme tertentu penyebab infeksi saluran pernapasan. Mikroorganisme tersebut dapat hidup di saluran pernapasan manusia sehat dan manusia ini dikatakan sebagai karier sehat (healthy carrier). Mikroorganisme yang ada pada karier sehat selain yang telah disebutkan di atas ada pula

Haemophillus influenza (penyebab influenza), Diplococcus pneumonia (penyebab radang paru), Neisseria meningitides (penyebab meningitis), dan Streptococcus pyogenes (penyebab faringitis).5 Secara menyeluruh keberadaan bakteri pada saluran respiratori dapat diurutkan berdasarkan tempatnya sebagai berikut: Lokasi

Flora normal

Distribusi secara umum

Eikenella corrodens Kingella sp. Kingella kingae Mycoplasma pneumoniae Peptococcus sp. Streptococcus mitis Streptococcus pyogenes Cardiobacterium sp. Staphylococcus aureus Staphylococcus epidermis Streptococcus sp. corinebacteria sp. stafilococcus sp. Branhamella catarrhalis Haemophilus influenzae Acinetobacter sp. Campylobacter sputorum Haemophilus sp. Moraxella sp. Moraxella catarrhalis Neisseria sp. Neisseria cinerea Neisseria lactamica Neisseria meningitidis Neisseria mucosa Neisseria sicca Selenomonas sputigena Streptobacillus sp.

Hidung (mukosa)

Nasofaring dan orofaring

Laryngofaring

Mycoplasma orale Streptococcus constellatus Streptococcus intermedius

Trachea

Citrobacter freundii Streptobacillus sp.

1. Guyton EH. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC; 2007 2. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi II. Jakarta: EGC; 2001 3. Snell, Richard S. Anatomi Klinik. ed. 6. Jakarta: EGC; 2006 4. Davis . Medical Microbiology. 4th edition. Galveston: University of Texas Medical Branch at Galveston; 1996. 5. Jawetz, Melnick and Adelberg’s. Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiology). Jakarta: Salemba Medika; 2005 6. Michael J. Pelczar and E.C.S Chan. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid 2. Jakarta: UIPress; 2008 7. Staf Pengajar Fakultas Kedokteran UI. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Bina Rupa Aksara; 1994