PASANGGIRI APRESIASI BAHASA, SASTRA, DAN SENI DAERAH BAGI SISWA SD/MI, SMP/MTs DAN SMA/SMK /MA SE-KOTA DEPOK TAHUN PELAJARAN 2018/2019
PROGRAM KEGIATAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN KESENIAN DAERAH PENGEMBANGAN PEMAHAMAN APRESIASI BAHASA DAN SASTRA DAERAH BAGI SISWA SD/MI, SMP/MTS, DAN SMA/SMK/MA SE-KOTA DEPOK TAHUN PELAJARAN 2018/2019
PEMERINTAH KOTA DEPOK DINAS PENDIDIKAN KOTA DEPOK
PASANGGIRI APRESIASI BAHASA, SASTRA, DAN SENI DAERAH BAGI SISWA SD/MI, SMP/MTS, DAN SMA/SMK/MA SE- KOTA DEPOK I. Latar Belakang Karya sastra dan kesenian daerah hakekatnya merupakan manifestasi kehidupan jiwa bangsa yang berbudaya, dan sangat tinggi nilainya. Belajar sastra dan kesenian daerah selain untuk meningkatkan kemampuan siswa-siswi dalam mengapresiasi sastra dan kesenian daerah, juga belajar menghargai nilai-nilai kemanusiaan serta nilai-nilai kehidupan. Karena itu karya sastra dan kesenian daerah perlu digali dan digarap untuk diresapi dan dinikmati isinya. Dalam dunia pendidikan, sastra dan kesenian daerah sebenarnya memiliki kemampuan luar biasa untuk mengasah logika dan retrika berpikir. Hanya saja, dalam kebanyakan kasus, kemampuan sastra dan kesenian daerah ini belum sepenuhnya disadari masyarakat. Melalui pembelajaran bahasa, sastra, akasara dan kesenian daerah diharapkan mampu menciptakan sumber daya manusia yang mempunyai kecakapan menyikapi perubahan masa kini dan masa mendatang. Pembelajaran sastra dan kesenian daerah juga diarahkan agar siswa-siswi memperoleh pengalaman berprestasi dan berekspresi. Maka fungsi utama sastra dan kesenian daerah sebagai penghalus budi, peningkatan kepekaan, rasa kemanusiaan, dan kepedulian sosial, serta penyaluran gagasan dan imajinasi secara kreatif dapat tercapai dan tersalurkan. Dalam sastra dan kesenian daerah terkandung pengalaman manusia, yaitu meliputi pengalaman penginderaan, perasaan hati, khayalan, dan perenungan, yang secara terpadu diwujudkan dalam penggunaan bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Melalui sastra dan kesenian daerah siswa-siswi diajak untuk memahami, menikmati, dan menghayati karya sastra daerah. Karya sastra dan kesenian daerah memberikan khasanah sejarah ilmu pengetahuan yang beraneka macam ragamnya. Penghayatan hasil karya sastra dan kesenian daerah akan memberi keseimbangan antara kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern di satu pihak dan pembangunan jiwa di lain pihak. Kedua hal ini sampai masa kini masih dirasakan belum dapat saling isi mengisi, padahal keseimbangan atau keselarasan antara kedua masalah ini besar sekali peranannya bagi pembangunan dan pembinaan lahir dan batin. Melalui sastra dan seni daerah juga diperoleh nilai-nilai, tata hidup dan sarana kebudayaan sebagai sarana komunikasi masa lalu, masa kini, dan masa depan. Sebagai wujud aplikasi dari hasil pembelajaran di sekolah, maka Dinas Pendidikan Kota Depok menggangap perlu untuk mengadakan suatu pertunjukan dalam bentuk perlombaan (pasanggiri) hasil pembelajaran bahasa, sastra, aksara dan kesenian daerah baik pada jenjang SD/MI, SMP/MTS, maupun SMA/SMK/MA.
II. Landasan Hukum 1. Undang-undang RI no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Undang-undang RI No 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah 3. Peraturan Daerah (PERDA) Propinsi Jawa Barat no 5 tahun 2003 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra dan Aksara Daerah 4. Peraturan Daerah (PERDA) Propinsi Jawa Barat no 6 Tahun 2003 tentang Pemeliharaan Kesenian Daerah 5. Surat keputusan Gubernur No 910/Kep 59 Dal Prog/2007 tentang DPA SKPD Kegiatan Peningkatan Mutu Pendidikan Kesenian Daerah 6. Misi Dinas Pendidikan Jawa Barat tentang pengembangan Manusia yang beriman dan bertaqwa, mandiri dan bermartabat serta menjungjung nilai-nilai luhur budaya masyarakat Jawa Barat (silih asih, silih asah, silih asuh, cageur, bageur, bener, pinter, tur singer) dan berwawasan kebangsaan. 7. Rencana kerja Dinas Pendidikan Kota Depok tahun anggaran 2019 8. Program MGMP Bahasa Daerah Dinas Pendidikan Kota Depok tentang Peningkatan Mutu Pendidikan dalam Pengembangan dan Pembinaan Apresiasi Bahasa Daerah bagi Siswa-Siswi SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/SMK/MA III. Maksud dan Tujuan 1. Maksudnya Adalah meningkatkan mutu pembelajaran bahasa, sastra maupun kegiatan pembinaan kesenian daerah sebagai salah satu penunjang pelestarian nilai-nilai luhur budaya daerah di lingkungan persekolahan. 2. Tujuannya 1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para siswa di SD/MI, SMP/MTS dan SMA/SMK/MA melalui kegiatan (lomba) Apresiasi Sastra, Bahasa, Aksara dan Seni Daerah. 2. Membina sikap para siswa dan warga belajar dalam kecintaan terhadap seni daerah yang mengandung nilai-nilai luhur (kepribadian). 3. Mengembangkan dan memasyarakatkan model pembelajaran seni daerah sebagai upaya memotivasi belajar siswa dalam pembinaan mental dan spritual dan pembinaan karakter. 4. Melaksanakan Kurikulum Bahasa Daerah yang berkaitan dengan seni sastra daerah yang tumbuh kembang di Jawa Barat. 5. Meningkatkan upaya pemeliharaan kesenian daerah yang menjadi modal pembinaan sikap generasi muda di persekolahan dan sebagai kebanggaan masyarakat Jawa Barat. 6. Ikut berperan serta dalam memelihara dan melestarikan budaya bangsa.
IV. Sasaran Kegiatan Sasaran kegiatan perlombaan ini dapat dibedakan dalam dua kategori: a) Sasaran personil peserta kegiatan : 1. Siswa/siswi SD/MI se-Kota Depok. 2. Siswa/siswi SMP/MTS se-Kota Depok. 3. Siswa/siswi SMA/SMK/MA se-Kota Depok. b) Sasaran materi yang menjadi bahan lomba dan kegiatan kesenian : 1. Lomba Maca Sajak (baca puisi) tingkat SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/SMK/MA se-Kota Depok. 2. Lomba Ngadongéng (bercerita) dalam Bahasa Sunda tingkat SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/SMK/MA se-Kota Depok. 3. Lomba Tembang Pupuh tingkat SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/SMK/MA se-Kota Depok. 4. Lomba Kawih Sunda tingkat SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/SMK/MA seKota Depok. 5. Lomba Maca jeung Nulis Aksara Sunda tingkat SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/SMK/MA se-Kota Depok. 6. Lomba Maca Biantara tingkat SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/SMK/MA seKota Depok.
PEDOMAN PELAKSANAAN PERLOMBAAN APRESIASI BAHASA, SASTRA, DAN SENI DAERAH TINGKAT SD/MI, SMP/MTS, SMA/SMK/MA TAHUN PELAJARAN 2018/2019 SE-KOTA DEPOK A. PESERTA Peserta perlombaan dalam Apresiasi Bahasa, Sastra, Aksara dan Seni Daerah tahun pelajaran 2018/2019 diikuti oleh siswa/siswi tingkat SD/MI, SMP/MTS dan SMA/SMK/MA yang mewakili sekolah masing-masing, setelah diadakan lomba antar UPT (SD/MI Juara 1 dan 2), teman atau antar kelas (SMP/MTs. dan SMA/SMK/MA) di sekolah masing-masing. Peserta pasanggiri yang pernah meraih juara 1 di tingkat Kota Depok, diperkenankan untuk kembali mengikuti pasanggiri di bidang yang sama, dengan syarat belum pernah menjadi juara (3 besar) dalam pasanggiri tingkat provinsi. 1) Jumlah Peserta Jumlah seluruh peserta yang menjadi perwakilan dari setiap sekolah: a. Peserta untuk lomba Maca Sajak (baca puisi) sebanyak 2 orang (1 putra dan 1 putri) b. Peserta untuk lomba Ngadongeng (mendongeng) sebanyak 2 orang (1 putra dan 1 putri) c. Peserta untuk lomba Tembang Pupuh sebanyak 2 orang (1 putra dan 1 putri) d. Peserta untuk lomba Kawih sebanyak 2 orang (1 putra dan 1 putri) e. Peserta untuk lomba Maca jeung Nulis Aksara Sunda sebanyak 2 orang (1 putra dan 1 putri) f. Peserta untuk lomba Maca Biantara sebanyak 2 orang (1 putra dan 1 putri) 3. Ketentuan Peserta Setiap peserta yang mengikuti lomba Maca Sajak, Ngadongéng, Tembang Pupuh, Kawih Murangkalih, dan Maca jeung Nulis Aksara Sunda dan Maca Biantara adalah siswa/siswi kelas IV dan V (untuk SD/MI), VII dan VIII (untuk SMP/MTS), dan kelas X dan XI (untuk SMA/SMK/MA) dari masing-masing sekolah harus menyerahkan biodata dari sekolah masing-masing yang diketahui oleh kepala sekolah yang bersangkutan. B. MATERI LOMBA
a. Lomba Maca Sajak (baca puisi) tingkat SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/SMK/MA se-Kota Depok.
b. Lomba Ngadongéng (bercerita) dalam Bahasa Sunda tingkat SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/SMK/MA se-Kota Depok. c. Lomba Tembang Pupuh tingkat SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/SMK/MA se-Kota Depok. d. Lomba Kawih Sunda tingkat SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/SMK/MA se-Kota Depok. e. Lomba Maca jeung Nulis Aksara Sunda tingkat SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/SMK/MA se-Kota Depok. f. Lomba Maca Biantara tingkat SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/SMK/MA seKota Depok.
C. WAKTU DAN TEKNIS PERLOMBAAN 1. Waktu Pelaksanaan Kegiatan ini akan dilaksanakan pada Hari /Tanggal : Sabtu, 6 April 2019 Pukul : 08.00 WIB. – selesai 2. Technical Meeting Kegiatan Technical Meeting akan dilaksanakan pada: Hari/Tanggal : Kamis, 4 April 2019 Pukul : 13.30 WIB. – selesai 3. Tempat Pelaksanaan Lomba dan Technical Meeting SD ISLAM AL-AZHAR 46 DEPOK JL.Boulevard Grand Depok City Kel. Kalimulya Kec.Cilodong Kota Depok
: Aas Sutisna, Telp. 081285709446 Gugun Dedi Guntara, Telp. 085220950184 Anita Rohani, Telp. 085624581004 Usep Kusnadi, Telp. +6285853566320
4. Teknis Perlombaan Pelaksanaan perlombaan tidak melalui babak penyisihan, tetapi langsung pada babak final. a. Dewan juri akan memilih masing-masing 6 (enam) orang finalis putra dan putri pada setiap lomba untuk menjadi Juara I, II, dan III, Harapan I, II dan III untuk tiap tingkat SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/SMK/MA.
5. Teknis Pelaksanaan Setiap Jenis Lomba
A. Lomba Maca Sajak (membaca puisi) 1. Ketentuan Lomba Maca Sajak (membaca puisi) a. Setiap peserta lomba Maca Sajak adalah siswa-siswi yang telah menjadi juara di sekolah masing-masing. b. Setiap peserta membacakan sajak yang telah ditentukan oleh panitia (tidak ada pembacaan sajak pilihan), serta tidak mengubah bentuk sajak tersebut. c. Setiap peserta memakai pakaian yang disesuaikan dengan kebutuhan (bebas). Pakaian tidak mempengaruhi penilaian. 2. Materi Lomba Maca Sajak (membaca puisi) Materi sajak telah ditentukan oleh panitia. Setiap jenjang disediakan 2 judul sajak untuk dipilih peserta, keduanya berlaku untuk putra dan putri. Materi lomba Maca Sajak terlampir. 3. Kriteria Penilaian Lomba Maca Sajak a. Penguasaan Materi Sajak: 1) Lapal (kejelasan artikulasi) 2) Lentong (intonasi) 3) Suara (keras/pelan) b. Penguasaan Penampilan: 1) Penjiwaan isi 2) Ekspresi 3) Kreasi
B. Lomba Ngadongéng (bercerita) 1. Ketentuan Lomba Ngadongéng a. Setiap peserta lomba Ngadongéng adalah siswa/siswi yang telah menjadi juara di sekolah masing-masing. b. Setiap peserta membawakan dongéng atau cerita rakyat dengan durasi waktu 5 – 10 menit. c. Saat membawakan dongeng, setiap peserta tidak diperbolehkan membawa atau membaca naskah. d. Setiap peserta memakai pakaian yang disesuaikan dengan kebutuhan (bebas). Pakaian tidak mempengaruhi penilaian. d. Setiap peserta menyerahkan naskah masing-masing sebanyak 3 rangkap untuk diserahkan kepada Dewan Juri. 2. Materi Lomba Ngadongéng (bercerita) Materi lomba Ngadongéng untuk SD/MI, SMP/MTs., SMA/SMK/MA diserahkan kepada setiap peserta untuk mengambil dari daerahnya masing-masing atau genre dongeng Sunda lainnya.
3. Kriteria Penilaian Kriteria penilaian yang digunakan sebagai acuan penilaian untuk lomba Ngadongéng meliputi: a. Aspek bahasa: 4) Pilihan kata/diksi, gaya bahasa, dan undak-usuk bahasa Sunda. 5) Struktur bahasa (bentukan kata maupun kalimat) yang benar sesuai dengan kaidah tata bahasa Sunda. 6) Intonasi/lentong (lagu kalimat) dan pelafalan. b. Penguasaan Penampilan: 1) Penguasaan isi 2) Penghayatan dan penjiwaan (imaji) 3) Organisasi dan sistematika penyampaian isi c. Penampilan/Ekspresi 1) Gesture (mimik dan gerak) 2) Kreasi dan gaya bicara C. Lomba Tembang Pupuh 1. Ketentuan Lomba Pupuh a. Setiap peserta lomba Pupuh adalah siswa/siswi yang telah menjadi juara di sekolah masing-masing. b. Rumpaka (syair) pupuh disiapkan oleh panitia, namun setiap peserta boleh membawakan rumpaka (syair) sendiri dengan tidak mengubah bentuk lagu pupuh yang telah ditentukan. c. Peserta lomba untuk setiap kategori (putra dan putri) dari sekolah yang sama tampil bersama dengan melantunkan lagu pupuh bergantian dan menyambung secara harmonis. d. Setiap peserta bisa membawa sendiri waditra (alat musik pengiring) dan pangrawit (pengiring). e. Setiap peserta memakai pakaian seragam sekolah (batik). 2.
Materi Lomba Tembang Pupuh Materi lomba Pupuh terlampir.
3. Kriteria Penilaian Lomba Pupuh a. Penguasaan Materi Lagu Meliputi: melodi lagu, lirik lagu, dan iringan lagu b. Penguasaan Penampilan Meliputi: penjiwaan isi, ekspresi, dan kreasi. 4. Fasilitas Disediakan fasilitas, di antaranya: a. Sound system secukupnya;
b. Ruangan, kursi, meja, dan panggung yang memadai.
D. Lomba Kawih 1. Ketentuan Lomba Kawih a. Setiap peserta lomba Kawih adalah siswa/siswi yang telah menjadi juara di sekolah masing-masing. b. Materi lagu kawih telah ditentukan dan disiapkan oleh panitia. c. Peserta lomba untuk setiap kategori tampil bersama (putra dan putri) dengan melantunkan lagu kawih bergantian dan menyambung secara harmonis. d. Setiap peserta bisa membawa sendiri waditra (alat musik pengiring) dan pangrawit (pengiring). e. Setiap peserta memakai pakaian seragam sekolah (batik). 2. Materi Lomba Kawih Materi lomba Kawih terlampir. 3. Kriteria Penilaian Lomba Kawih a. Penguasaan Materi Lagu Meliputi: melodi lagu, lirik lagu, dan iringan lagu b. Penguasaan Penampilan Meliputi: penjiwaan isi, ekspresi, dan kreasi. 4. Fasilitas Disediakan fasilitas, di antaranya: a. Sound system secukupnya; b. Ruangan, kursi, meja, dan panggung yang memadai.
E. Lomba Maca jeung Nulis Aksara Sunda 1. Ketentuan Lomba Maca jeung Nulis Aksara Sunda a. Setiap peserta lomba Maca jeung Nulis Aksara Sunda adalah siswa/siswi yang telah menjadi juara di sekolah masing-masing. b. Materi Aksara Sunda telah ditentukan dan disiapkan oleh panitia. c. Peserta lomba untuk setiap kategori tampil tampil bersama-sama dalam satu ruangan sesuai dengan jenjangnya. d. Setiap peserta memakai pakaian seragam sekolah (batik). 2. Materi Lomba Maca jeung Nulis Aksara Sunda Materi lomba Maca jeung Nulis Aksara Sunda terlampir. 3. Kriteria Penilaian Lomba Maca jeung Nulis Aksara Sunda a. Penguasaan Menulis Meliputi: benar dalam penulisan, keindahan aksara, dan kerapian b. Penguasaan Membaca
Meliputi: benar dan lancar dalam membaca. 4. Fasilitas Disediakan fasilitas, di antaranya: a. Kertas; b. Ruangan, kursi, meja, dan panggung yang memadai.
F. Lomba Maca Biantara 1. Ketentuan Lomba Maca Biantara 1. Setiap peserta lomba Maca Biantara adalah siswa/siswi yang telah menjadi juara di sekolah masing-masing. 2. Setiap peserta membacakan biantara dengan durasi waktu 5 – 10 menit. 3. Saat membacakan biantara, setiap peserta diperbolehkan membawa atau membaca naskah. 4. Setiap peserta memakai pakaian yang disesuaikan dengan kebutuhan (bebas). Pakaian tidak mempengaruhi penilaian. 5. Setiap peserta menyerahkan naskah biantara masing-masing sebanyak 3 rangkap untuk diserahkan kepada Dewan Juri. 2. Materi Lomba Maca Biantara Materi lomba Maca Biantara untuk SD/MI, SMP/MTs., SMA/SMK/MA dibuat oleh peserta/pendamping menyesuaikan dengan tema masing-masing jenjang. 3. Kriteria Penilaian Kriteria penilaian yang digunakan sebagai acuan penilaian untuk lomba Maca Biantara meliputi: a. Aspek bahasa: 1) Pilihan kata/diksi, gaya bahasa, dan undak-usuk bahasa Sunda. 2) Struktur bahasa (bentukan kata maupun kalimat) yang benar sesuai dengan kaidah tata bahasa Sunda. 3) Intonasi/lentong (lagu kalimat) dan pelafalan. b. Penguasaan Penampilan: 1) Penguasaan isi 2) Penghayatan dan penjiwaan (imaji) 3) Organisasi dan sistematika penyampaian isi c. Penampilan/Ekspresi 1) Gesture (mimik dan gerak) 2) Krreasi dan gaya bicara
V. Dewan Juri Dewan juri untuk pelaksanaan perlombaan ini adalah praktisi dari organisasi keSundaan, organisasi kesenian yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Kota Depok dan Tim MGMP Basa Sunda Kota Depok.
LAMPIRAN MATERI LOMBA MACA SAJAK PASANGGIRI BASA SUNDA TINGKAT KOTA DEPOK a.
Jenjang 1. SD : a. Silih Tulungan karya Taufik Ampera b. Nini Antéh karya Taufik Ampera c. Budak Pahatu karya Yus Rusyana d. Budak Pahatulalis Karya Taufik Ampera 2. SMP a. Di Hiji Leuweung Geledegan karya Surachman R.M b. Lalaki Di Tegal Jurit karya Rachmat M. Sas. Karana c. Aki Jeung Balon karya Ami Raksanagara d. Kean Santang Karya Yus Rusyana 3. SMA a. Janté Arkidam karya Ajip Rosidi b. Grand Prix karya Godi Suwarna c. Cadas Pangéran karya d. Tanah Sunda Karya Ayip Rosidi
LAMPIRAN MATERI PASANGGIRI SAJAK TAHUN 2018-2019 1. SAJAK SD A. Silihtulungan Karya Taufik Ampera Nyiruan dina pancuran titeuleum méh baé paéh Titiran nenjo Nyiruan kanyaah mapaés haté. Geuwat metik dangdaunan diragragkeun kana cai ngarayap éta Nyiruan teu tulus nemahan pati. Titiran ku paninggaran diintip-intip dipanah Nyiruan mulang tarima nyeureud bitis paninggaran. Paninggaran ngagurubug teu tulus manah Titiran geus lésot kabéh bangbaluh lantaran silih tulungan. B. Nini Antéh Karya Taufik Ampera Di langit bulan nembongan cahayana hurung ngempur ngadamaran alam dunya. Di bulan Nini keur anteng ngentrung ninun kaén poléng awak Nini mani bongkok balas terus baé ninun meureun geus rebuan taun. Di bulan Nini bumetah dibaturan Candramawat buluna nu tilu warna watekna matak diasih. C. BUDAK PAHATULALIS Karya Taufik Ampera Dua budak pahatu lalis adi lanceuk awéwé lalaki kasarung di leuweung ganggong adina ceurik ngalengis mana jalan geusan balik.
13
Budak lalaki ngala kupa leungeunna parigel metik buah kupa dialungkeun dipulungan ku adina. Tina rungkun buni kacida luar-léor oray sanca gep ngegél awak adina nu keur anteng murak kupa. Jrut turun budak lalaki ana rét ka sakuriling Si Nyai ka mana geuning reuwas kacida teuing. Manuk Cukrik disada semu nalangsa “Cukrik, cukrik turih ku pucuk eurih” pucuk eurih bakal matih Si Nyai bakal kapanggih. Geberan ku hihid aing hihid aing kabuyutan mawa bayu kahuripan. “Geber-geber hihid aing hihid aing kabuyutan titinggal nini awaking”. Usik ngulisik raga tangtungan paripurna hirup waras ku saktina rasa asih. D. Budak Pahatu BUDAK PAHATU Karya Yus Rusyana Manuk kapinis ku naon teu hihiberan? Henteu Elu, kuring keur reureuh Hayang senang-senang di jero sayang Manuk kapinis ti mana basa tadi hihiberan? Jauh Elu, nyaba ka itu ka gunung Manuk kapinis neangan naon ka gunung? Dahareun Elu, ngarah awak teu teunangan Manuk kapinis naha di gunung papanggih jeung indung kuring? Henteu Elu, henteu papanggih
14
Budak pahatu teh indit Leumpang mapay erel kareta Diharudum samping butut Bari teu kendat nyambat indungna 2. SAJAK SMP A. DI HIJI LEUWEUNG GELEDEGAN KARYA : SURACHMAN R. M. Aya tulang nyangsang na dahan, deudeuh Sésa raga arucutan Langlayangan teu kapuruk teu karucu Di hiji leuweung geledegan Tangkorékna diranggeum areuy, deudeuh Topi waja bangkarak tadah cihujan Bedil, sekin ngarumpuyuk lumpuh Di hiji leuweung geledegan Ka mana pasukan tambur Ilaharna jajap ka basisir kubur Teu muni rampak témbak kahormatan Di hiji leuweung geledegan Jeung lahanna di taman pahlawan, deudeuh Aya nu ngali nu ngandih Béh ngaranna dina daftar kapanggih Diémbohan catetan ilang raratan B. Lalaki Di Tegal Jurit Karya Rachmat M. Sas. Karana Wanci layung hurung konéng Manéhna datang leungeunna euweuh sapotong Bedil nyoléngkrangna tonggong Pélor ngabérés handapeun cangkéng Hiji lalaki bajuna héjo kapulas taneuh Di pangperangan taya waktu pikeun nyeseuh Sakiceup waktu ngingintip lengahna musuh Mun manéhna masih kénéh embungeun paéh Lebah pager imah manéhna ngarandeg heula Uteukna nyarita mépés kanyeri nu baris tumiba “Ema, kuring untung bisa mulang sedeng mitra réa nu palastra di hiji taneuh nu direbut ditebus getih.” Panto hareup ngagerét aya nu muka Hiji wanoja nu geus aya umurna Ngagoak lumpat ngarangkul anu ngajanteng Cimata indung maseuhan buuk anakna
15
Hiji lalaki bajuna héjo kapulas taneuh Wanci layung hurung konéng Manéhna datang dipapag cimata indung Sedeng’na beungeutna taya kagambar rasa tugenah C. Aki jeung Balon Aki Jeung Balon Ami Raksanagara Beurat teuing lengkah aki ngukur jalan kota bandung geus biasa ku aki mah dilengkahan dibaturan ku sobat ngaran rancatan anu rantuy digantungan barang-barang kaulinan kakapalan kukudaan tarompet heunteu tinggaleun geus biasa unggal poe ka unggal budak nawarkeun ujang, eulis yeuh tingali barang aki geura galeuh keur ameng engke di bumi Aki! aki! Abdi mah da hoyong balon Deudeuh teuing kasep di aki mah henteu aya Niupna ge aki mah geus teu kawasa Ripuh teuing da kedah nganggo tanaga Ari aki sakieu nya kakolotan Mending oge kasep ieu yeuh kokoloceran Lamun angin muterna teh aduh jeung tarik pisan Resep teuing engke ameng lulumpatan Aki! Ka dieu! Ketang da abdi mah moal meuli Ulah kitu kasep bet abong ka aki-aki Ceuk sepuh mah kasep ngaheureuyan teh pamali Hiji dua lengkahna teuing ku beurat Aya hate milu lewang paur umurna bret pegat Teuing dimana si aki tetep nya matuh Bodo dina iuh tanjung atawa dipayung layung Ngan nu nyata kulitna asak ku poe Aki, mun ngajoprak sisi jalan saha teuing nu nulungan Aki, mun ngajoprak di jambatan dimana nya pamatuhan Aki, mun umur pegat dijalan saha anu ngarawatan Aki! aki! Rek kamana lamun panon poe sare
16
3. SAJAK SMA/SMK A. Jante Arkidam Ajip Rosidi Panonna beureum siki saga Leungeunna seukeut lalancip gobang Niplasan badan palapah gedang Arkidam, Janté Arkidam Di pangaduan di kalangan ronggéng Ngan hiji jagoan Arkidam, Janté Arkidam Ti peuting angkeub ku mendung Janté raja alam peteng Matek aji panarawangan Manjing ka liang sasoroting sinar Jariji beusi pakgadé miley ku ramona Ti peuting ngadalingding wangi Janté raja dina tayuban Ngagakgak seuri ngibingan ronggéng “Mantri pulisi ngalieuk ka dieu! Bantingkeun kartu bantingkeun dadu! Wadana, ulah nundutan di dinya! Urang ngibing jeung kula – Janté Arkidam!” Silihteuteup Wadana jeung Mantri pulisi: Janté, Janté Arkidam! Ngabongkar pakgadé peuting tadi Ayeuna makalangan di nu tayuban!” “Enya, kaula Janté Arkidam Sing saha nu wani maju rék ditigas Leungeun kula lalancip pedang!” Ngahéphép sapanglalajoan Neuteup ka Janté nu matana ngembang wéra “Ku naon neuteup ka kula? Teruskeun ngibing, peuting nyérélék béak.” Ramé deui kalangan, ramé deui pangaduan Janté masih ngibing nyolémpang saléndang Nguyup arak sloki ka salapan likur Waktu beurang datang, janté ngagolér Diburu ku Mantri pulisi: “Janté, Janté Arkidam, Nusa Kambangan!”
17
Ngagisik hayang sidik Janté mencrong Mantri pulisi: “Ki Mantri, tindakan andika léléwa bikang Ngabokong jalma keur tibra!” Arkidam ditalikung leungeunna dua Sorot matana ngentab seuneuan Saméméh béak poé kahiji Janté minggat nitih cahya Kaluar ti panjara Saméméh cunduk peuting kahiji Mantri pulisi nyungseb di dasar walungan Teu nyawaan “Saha jago nu nungtut béla? Datang mun kaula nyaring!” B. Grand Prix Godi Suwarna Nincak gas sataker kebek mobil sport ngagerung mangprung rék ngundag jorélat waktu da startna kapandeurian. Jalan lempeng, jalan nanjak, pungkal péngkol kénca katuhueun jungkrang. Sakiceup demi sakiceup tihang bulan tihang taun diliwatan. Ti saban-saban simpangan mobil deungeun milu nyemprung di sirkuit pada-pada teu hayang kapandeurian. “I can’t get no satisfaction!” sora kasét gumuruh nyasaak langit, ngendag-ngendag dungus mangsa. Gumuruh manglaksa mobil haseup knalpot ngeput jagat. Anjeun kudu nabrak deungeun tinimbang ditabrak batur. Nu nyakakak, nu jumerit, mecut niat hayang gancang nyiap waktu nu can témbong kelemengna. “Boa sapéngkolan deui!” omong anjeun sabot setir guwar-giwer. “boa di itu péngkolan!” ceuk nu séjén bari hantem silih sénggol. Dina hiji mangsa: anjog anjeun jeung nu séjén méh bareng ka garis finish; persis di jero kubur tuluy nanpa paiala tetengger batu! C. Cadas Pangéran Ginggeung Nusa Jawa ku gidirna Mas Galak Curukna ngagurat ti Anyer ka Banyuwangi Saciduh kudu metu ngembat jalan kebat Ngagurat warna getih ti Anyer ka Banyuwangi Nantrat carita dijungkiringkeun dina cadas Di dieu aya satria tandang Di dieu aya lalanang Papay raratan anu dicaritakeun deui Carita seungit seumatkeuneun dina dada lalaki Di dieu aya kajadian amarah rongkah anu kapegung Di dieu melotna linggis kadugalan ku teuasna cadas galih Tingburinyanyna ketit tina pedang kakawasaaan budi Jeung keris kalemesan budi Kekerot deandels nyabak gobang
18
Ayem pangéran nyabak landéan Kaula baris nandéan Mureleng jendral-jendral singa lapar Kami nu geus tandang di ranca getih di front-front buana Kami nu geus nguyup getih di berezina Teu suka dipapalangan Kami gobang keur nyacar urat-urat nu bedang Ayem putra geusan ulun Kaula suarianagara Nu geus ngalalana ka congar rasa Leuwih hadé mandi getih nguyup getih Manan migawé nu teu sapuk jeung lelembutan D. Tanah Sunda Ayip Rosidi Héjo pagunungan Paul lautan Héjo Paul Langit ‘na haté kuring Masing di mana kuring nangtung Masing ka mana kuring leumpang Tanah lémbok tempat bumetah Angin nyéot nyiuman tarang Masing di mana anjeun nunjuk Masing iraha anjeun cumeluk kuring’mo mungpang kuring rék datang Neueulkeun tarang neueulkeun jantung Kuring tungtung teuteupan Kuring tungtung Teuteupan Tungtung bedil Ngincer dada Kuring geus nyaksian getih ngabayabah Getih maranéhanana nu mikacinta anjeun Kuring geus nyaksian panon carelong tanggah Jasad nu ruksak ngalungsar ‘na dada anjeun Héjo pagunungan paul lautan Taya kamarasan ngan katugenahan Héjo pagunungan paul lautan Taya katengtreman ngan ancaman Ngan lantaran kuring cinta Ngan lantaran kuring trésna Langit hibar lembur musnah Jalan lecek ngabulungbung ka kota Kembang beureum buah biru 19
Kembang wéra kembang jayanti Tanah tempat kuring sideku Ngurugan mun kuring tepi ka pati MATERI LOMBA PUPUH PASANGGIRI BASA SUNDA TINGKAT KOTA DEPOK A.
Materi SD Putra: MIJIL
Bebas wirahma Aduh gusti anu maha suci sim abdi rumaos pangna abdi dumugi ka késrék réh ka sepuh parantos ngusir takabur sareng dir téga nundung sepuh
Sekar tandak Aduh Gusti nu Kawasa jisim abdi ageung dosa pangna abdi gering nangtung réh ka sepuh wantun nundung Pedah sepuh taya harkat kokoro sareng masakat ku sim abdi teu diaku ditokér sarta disatru
Pédah sepuh hina sareng miskin sangsara kokoro ku sim abdi dihina ditokér moal boa manahna ngerik lir digerih hinis manahna mo lipur Putri:
WIRANGRONG
Bebas wirahma Barudak mangka ngalarti ulah rék kadalon-dalon enggon-enggon nungtut élmu mangka getol mangka tigin pibekeleun saréréa modal bakti ka nagara Nagara jeung lemah cai perlu pangjaring pangrojong pamumulé panyarungsum malar tetep jaya sakti nagara tetep merdeka sampurna mukti wibawa B.
Sekar tandak He barudak mangka ngarti, ulah rék kadalon-dalon Nungtut élmu jeung pangarti, masing rajin soson-soson Pibekeleun hirup tandang, modal bakti ka nagara Lemah cai anu urang, perlu dijaga dibéla Indonésia nu merdeka, perlu pangrojong pangjaring Pamumulé nu sampurna, pangraksa beurang jeung peuting Malar nagri jaya sakti, pinareng unggah darajat Kaagungan lemah cai, wajib dijaga dirumat
Materi SMP Putra: PANGKUR
Bebas wirahma Bapa Doblang pada terang kumis baplang nuruban biwir nu jeding pipi kemong irung mancung panon buringas hérang goréng omong gawang-geuweung harung gampung pantang mayar kana hutang licik sarta sok curaling
20
Sekar tandak Euleuh itu Bapa Doblang notorogan boro baé kumis baplang puas nyorang weureu gadung beuteung bebeng lieur lanjung humaregung matak ogé hirup urang entong bedang bedegong curaling bisi kawas bapa doblang wawalesna ti suksruk jeung suwing
Putri: MAGATRU
Bebas wirahma Coba teguh naon nu sukuna tilu panon opat henteu galib leumpang rumanggieung laun éstuning ku matak watir dongko bari aha-oho
Sekar tandak Sukuna pakupis tilu panonna opat harérang leumpangna semu nu lesu ngaléngkah teu bisa gancang
Hulu nutug buntutna ngacung ka luhur buluna carentik rintit matana mangpuluh-puluh rasa haseum semu amis rajeg narangtung di kebon Aya sumur di awang-awang ngagantung caina hérang tur amis eusi daging bodas alus nyokotna éstu babari boh dicokél boh dikerok C.
Buntutna ngacung ka langit buluna carentik rintit matana mangpuluh-puluh tangginas anu rék neguh Sumurna di awang-awang caina amis tur hérang dagingna bodas ngagenyas mesékna kudu dikupas
SMK/K Putra: DANGDANGGULA
Bebas wirahma Lambang RI jero ngandung harti lamun bener diamalkeunana persatuan tangtu témbong teu cukup ku disebut atawana apal na biwir Bhinéka Tunggal Ika maksudna gumulung kabéh sélér-sélér bangsa béda-béda tatapi asal sagetih béda tapi saasal
Sekar tandak Hiji basa hiji bangsa basa bangsa Indonésia hiji bangsa hiji nusa nusa tunggal nusantara sélér-sélér suku bangsa ti wewengkon mana-mana saka suka saka duka wujud Bangsa Indonésia
Putri: SINOM
Bebas wirahma Harta pada naréangan harti pada nyararungsi sabab duanana guna harti bisa méré bukti harta pon kitu deui bisa ngabul nu dimaksud nedunan sakahayang tapi harta gampang leungit mungguh harti mangpaat dunya ahérat
21
Sekar tandak Harta pada naréangan harti pada narambahan harta harti sarwa guna pada bisa méré bukti bisa hasil sapaneja sok nyumponan cita-cita harta harti sok mangpaat dapon diraksa taliti
Materi Lomba Maca jeung Nulis Aksara Sunda Materi aksara Sunda yang disalin dan dibaca oleh peserta lomba, disediakan oleh panitia.
22
23
24
25
MATERI KAWIH 1. SD: Nataan Pupuh atau Jasa Guru 2. SMP: Jalan Layang atau Jabodétabek 3. SMA/K: Internétan atau Cita-cita Jalan Layang Jalan layang jalan layang Jalan di luhur ngembat panjang Tinggeleyeng pasuliwer kendaraan Malar gancang muru pangjugjugan Jalan layang jalan layang Jalan di luhur ngembat panjang Motor mobil ngalaju antay-antayan Tartib lancar nepi ka tujuan Jalan layang liliwatan Meulah kota diatur unggal jalur Jalan layang peupeuntasan pareng nyemprung asa lelenyapan Jalan layang liliwatan Meulah kota diatur unggal jalur Jalan layang peupeuntasan pareng nyemprung asa lelenyapan JABODETABÉK Jakarta Bogor Dépok Tangerang Bekasi Jakarta Bogor Dépok Tangerang Bekasi Jabodetabék dayeuh maneuh tatar Sunda Jabodetabék panyangga ka ibukota Jakarta Bogor Dépok Tangerang Bekasi Jakarta Bogor Dépok Tangerang Bekasi Jabodetabék ngadeg nanjung sauyunan Jabodetabék nanjung ngudag kamajuan Kota asri héy kota industri Pangwangunan mekar motékar Kota asri héy kota industri Pangwangunan keur karaharjan Seni jeung tradisina Basa jeung budayana Alam lingkunganana Kota métropolitan Jabodetabék
26
MACA BIANTARA Tema: 1.
SD/MI: Pentingna Ngajaga Kaséhatan
2.
SMP/MTs: Ngamumulé Basa jeung Budaya Sunda
3. SMA/SMK/MA: Bahaya Narkoba dina Kahirupan Rumaja
27