A. Definisi Persuasif dan Pesan Persuasif Persuasif adalah suatu usaha yang dengar sadar dilakukan oleh individu atau organisasi untuk memodifikasi atau mengubah pendapat, sikap, kepercayaan, atau perilaku individu maupun organisasi lain. Persuasi yang efektif adalah kemampuan untuk menyampaikan suatu pesan di dalam suatu cara yang membuat audiens (pembaca atau pendengar) merasa mempunyai pilihan dan membuat mereka setuju. Menurut Vik & Gilsdorf dalam Haryani, 2001 : 141, pesan persuasif adalah pesan yang dimaksudkan untuk mengubah pendapat, sikap, kepercayaan atau perilaku individu maupun organisasi. B. Jenis-Jenis Pesan Persuasif Pesan persuasif dibedakan berdasarkan tujuan : Pesan persuasif untuk tindakan Pesan persuasif untuk tujan melakukan sesuatu dibedakan menjadi dua, yaitu untuk internal perusahaan dan eksternal perusahaan. Pesan persuasif untuk tindakan internal perusahaan pada umumnya lebih mudah diorganisasikan karena komunikator dan audiens sudah saling mengenal dan kejadian bersifat rutin atau berulang-ulang. Contohnya, permintaan untk mengubah kebijakan, permintaan untuk mengeluarkan uang, dan permintaan promosi jabatan. Pesan persuasif untuk eksternal perusahaan biasanya lebih sulit dan diorganisasikan
menggunakan
pendekatan
tidak
langsung.
Misalnya,
permohonan donasi, bantuan, dan kerjasama. Pesan persuasif untuk klaim dan penyesuaian Penekanan pesan untuk klaim dan penyesuaian tindakan pada dasarnya terletak pada keluhan atau aduan, tetapi harus mengisyaratkan adanya persuasif agar penerima bersedia melakukan tindakan tertentu. Fakta-fakta yang menyimpang diuraikan dengan jelas dan disajikan kemudahan bagi penerima untuk melakukan penelusuran. Apabila penerima melakukan
tindakan yang diharapkan, maka penerima juga memperoleh manfaat. Pesan persuasif dalam penjualan Pesan persuasif yang berkaitan dengan tujuan penjualan bisa dengan menjaring
konsumen
baru,
membangkitkan
minat
calon
konsumen,
menanamkan nama perusahaan ke dalam ingatan konsumen, menarik calon konsumen agar bersedia berkunjung, dan membangkitkan minat untuk menggunakan produk yang ditawarkan. Pesan diorganisasikan dengan
pendekatan AIDA dan dimulai dengan nada yang akrab, tidak mencerminkan sikap serba tahu, dan menunjukkan bahwa perusahaan tidak memiliki sikp yang bertentangan. C. Cara dalam penyusunan pesan dengan teknik persuasif a. Fear appeal Metode penyusunan atau penyampaian pesan dengan menimbulkan rasa ketakutan kepada khalayak b. Emotional appeal Cara penyusunan atau penyampaian pesan dengan usaha menggugah emosional khalayak. Bentuk lain dari emotional appeal adalah propaganda. c. Reward appeal Cara penyusunan atau penyampaian pesan dengan menawarkan janji-janji kepada khalayak. d. Motivational appeal Merupakan teknik penyusunan pesan yang dibuat bukan karena janji-janji, tetapi disusun untuk menumbuhkan internal psikologis khalayak sehingga mereka dapat mengikuti pesan-pesan itu. e. Humorious appeal Yaitu teknik penyusunan pesan yang disertai dengan humor, sehingga dalam penerimaan pesan , khalayak tidak merasa jenuh. Selain lima metode penyusunan pesan seperti di atas, juga terdapat teknik penyusunan pesan satu sisi (one-sided issue) dan dua sisi (two-sided issue). Metode penyusunan pesan satu sisi (one-sided issue), berdasarkan hasil eksperimen oleh Hovland, Lumsdain dan Sheffild, bahwa metode satu sisi hanya cocok untuk khalayak yang kurang berpendidikan serta mereka sudah mengenal informasi itu lebih awal dan fungsinya hanya untuk memperkokoh
(reinforcement) informasi yang telah ada. Metode penyusunan pesan dua sisi (two-sided issue), yaitu dengan memaparkan baik buruknya suatu masalah, lebih sesuai untuk mereka yang sudah berpendidikan tinggi, mengetahui informasi yang bersifat oposisi atau ide yang dipersoalkan kontroversial sehingga menimbulkan sikap pro dan kontra.
D. Perencanaan Pesan-Pesan Persuasif Mark Burnett dalam Bovee & Thill (2007:384) bisnis yang berhasil bersandar pada pesan-pesan persuasif dalam komunikasi internal maupun eksternal. Pesan-pesan persuasif cukup bertujuan untuk memotivasi audiens untuk melakukan sesuatu, maka dari itu komunikator harus mengetahui kredibilitas menyusun kerangka argumentasi,
memilih daya penarik, dan memperkuat posisi ketika mengembangkan pesan-pesan yang disampaikan. Berikut adalah proses perencanaan pesan-pesan persuasif : 1. Analisis audiens Penyampaian pesan-pesan persuasif terbaik adalah dengan menghubungkan suatu pesan dengan minat dan hasrat audiens. 2. Pertimbangan perbedaan budaya Pemahaman terhadap perbedaan budaya akan mambantu komunikator dalam memuaskan audiens, selain itu juga akan membantu bagaimana audiens memandang komunikator. 3. Memilih pendekatan organisasional Dalam menyampaikan pesan-pesan persuasif, komunikator dapat menggunakan pendekatan tidak langsung (indirect approach). Namun, jika audiens bersifat objektif atau audiens lebih suka mendengar pesan-pesan yang disampaikan secara segera, pedekatan organisasional yang tepat adalah pendekatan langsung (direct approach) E. Mengembangkan Pesan-Pesan Persuasif Persuasif yang efektif mencakup empat komponen penting, yaitu : Menetapkan kredibilitas Kredibilitas Anda ditentukan oleh sejauh mana tingkat kepercayaan dan reliabilitas Anda. Tanpa kredibilitas, upaya Anda untuk melakukan persuasi akan nampak sebagai bentuk tipuan. Salah satu cara untuk menumbuhkan
kredibilitas seseorang adalah melalui fakta. Kerangka Argumentasi Pesan persuasif biasanya disusun dengan pendekatan tidak langsung atau induktif, yaitu AIDA (Attention Interest Desire Action). → Attention (Perhatian), Pada bagian awal diuraikan ide pokok yang menarik perhatian dan bermanfaat bagi audiens → Interest (Minat), Ide pokok yang relevan dengan audiens digambarkan dengan baik untuk membangkitkan minta audiens → Desire (Keinginan), Ide pendukung dikembangkan agar audiens berhasil membutuhkan atau bersedia mengambil tindakan seperti yang diinginkan komunikator → Action (Tindakan), Bagian akhir pesan dipergunakan untuk mendesak
audiens agar melakukan tindakan sesuai komunikator Memilih Daya Pemikat Kebanyakan pesan-pesan persuasif menggunakan daya pemikat dengan logika (logica appeals) dan daya pemikat yang emosional (emotional appeals) untuk melakukan persuasi audiens,
→ Pemikat emosional Untuk melakukan persuasi audiens, Anda dapat memanfaatkan emosi yang dilandasi dengan suatu argumentasi atau dalam bentuk simpati kepada audiens selama pemikat emosional sangat kuat. → Pemikat Logika Ketika Anda memakai pemikat logika, gunakan salah satu dari tiga jenis alasan berikut ini. - Analogi Menggunakan suatu alasan dari bukti-bukti spesifik menuju bukti-
bukti spesifik pula. Induksi Memberikan alasan dari bukti-bukti spesifik menuju kesimpulan
-
umum. Deduksi Pemberian alasan dari yang bersifat umum untuk kesimpulan yang spesifik.