Jonathan Jagad 15082558 Universitas Mercu Buana Yogyakarta Kampus II Tugas Psikodiagnostik I : Kognitif 2 Contoh tes Intelegensi berdasarkan teori tokoh psikologi Tes CFIT (Culture Fair Intelligence Test) Raymond Bernard Cattel Tes ini dikembangkan oleh R.B Cattel pada tahun 1920. Jenis psikotes ini pernah mengalami beberapa kali revisi dan penelitian guna validasi. Pada tahun 1949, skala yang digunakan CFIT mulai perubahan, Sejak itu skala tes yang ada dipakai hingga sekarang. CFIT merupakan satu dari sekian tes intelektual yang ada, selain tes tersebut ada tes-tes serupa TIU (Tes Intelegensi Umum), TKP (Tes Kemampuan Dasar), AA (Army Alpha), Adkudag (istrasi dan Keuangan) juga IST (Tes Intelegensi) Secara sederhana, sebagai bagian dari tes psikologi secara umum, tes ini akan membantu seseorang mengetahui kemampuan orang lain atau dirinya sendiri. Kemampuan yang dimaksud disesuaikan dengan kebutuhan tes yang ada. Tes CFIT akan meningkatkan kecerdasan dan intelektual seseorang. Ada 3 jenis CFIT atau yang sering disebut dengan tiga skala. Ketiganya ialah CFIT skala 1 untuk keterbelakangan mental, CFIT skala 2 untuk usia antara 8 – 13 tahun dan CFIT skala 3 untuk dewasa/ remaja. Sementara itu Subtes wajib dikerjakan dalam waktu tertentu, yakni subtes 1 tentang series dalam 3 menit, subtes 2 tentang classification, dalam 4 menit, subtes 3 matrices dalam 3 menit, serta subtes 4 tentang condition dalam 2.5 menit. Pada soal berikut ini, Anda diminta untuk menjawab dua gambar atau bentuk yang paling mendekati dari 5 gambar pada kotak yang saling berbeda Contoh Soal CFIT
Jawaban : B dan E Garis yang lebih pendek mayoritas ada di garis yang lebih panjang. Pada garis B dan E garis yang lebih pendek berada di bawah garis yang lebih panjang
Tes SPM (Standard Progressive Matices) Charles E. Spearman (Teori faktor “g”) Pengertian Standard Progressive Matrixes, merupakan salah satu tes inteligensi yang dikenal luas di Indonesia. SPM merupakan tes non verbal yang menyajikan soal-soal dengan menggunakan gambar-gambar yang berupa figur dan desain abstrak, hingga diharapkan tidak tercemari oleh faktor budaya. Tes ini tidak menghasilkan IQ, melainkan skor yang dapat dibandingkan dengan norma untuk menunjukkan tingkat kemampuan mental seorang anak. Tes Standard Progressive Matrices (SPM). Tes ini pertama kali diciptakan oleh John. C Raven tahun 1938 dan pertama kali digunakan untuk Angkatan Bersenjata Inggris dalam Perang Dunia II. Jenis tes ini dikelompokkan sebagai tes non verbal artinya materi soalnya tidak diberikan dalam bentuk tulisan ataupun bacaan melainkan dalam bentuk gambar-gambar. Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan dalam hal pengertian dan melihat hubungan bagian bagian gambar yang disajikan serta mengembangkan pola berpikir yang sistematis. Tes ini dianggap sebagai culture fair test (adil untuk semua budaya) karena mampu meminimalkan pengaruh budaya tertentu. Materi tes berupa gambar dengan sebagian yang terpotong, tujuannya subjek mencari potongan gambar yang cocok dari alternatif gambar yang disediakan. Penyajian tes dapat dilakukan secara klasikal atau individual yang hasilnya berupa persentil dan grade dari inteligensi. Tes ini terdiri dari 60 soal yang dikelompokkan dalam lima seri yaitu: A, B, C, D, dan E, setiap seri terdiri dari 12 item. Total waktu yang dibutuhkan tidak terbatas, tetapi biasanya disediakan waktu 30 menit. Tes ini biasa digunakan pada anak SD maupun SMP. Tujuan Tes ini bertujuan untuk mengungkap kemampuan memahami figur yang tidak berarti dengan mengobservasi dan berpikir jernih pada saat mengerjakan tes, kemudian melihat hubungan antara figur-figur yang ada yang pada gilirannya mampu mengembangkan penalaran. Disamping itu untuk mengukur kemampuan seseorang untuk membentuk hubungan persepsi. Tes SPM disusun berdasarkan teori faktor ”g” yang dikemukakan oleh Spearman yang bertujuan untuk mengungkap kemampuan intelektual (inteligensi umum) individu. Aspek-aspek yang diungkap dalam tes ini adalah: 1. Kemampuan penalaran ruang yaitu kemampuan seseorang dalam memahami konsep ruang (spasial). 2. Kemampuan menganalisis, mengintegrasikan, mencari dan memahami sistem hubungan diantara bagian-bagian. 3. Kemampuan dalam hal ketepatan yaitu kemampuan seseorang dalam menghitung. Contoh soal, Instruksi : Ada sepotong kain tetapi ada bagian yang hilang- coba pilih dari 6 pilihan di bawah mana yang cocok untuk mengisi bgaian yang hilang!
Jawaban : Gambar no. 4