CEDERA PADA OLAHRAGA PENCAK SILAT Acara : Rapat Ranting Gunung Gajah, 8 Maret 2016
PSHT CABANG KABUPATEN LAHAT RANTING GUNUNG GAJAH Alamat : SMP N. 1 Gunung Gajah Lahat
CEDERA PADA OLAHRAGA PENCAK SILAT 1 PSHT RANTING GUNUNG GAJAH Ketua : Djoko Samboedro, S.I.P,MM
CEDERA PADA OLAHRAGA PENCAK SILAT DIKUTIP DARI : Rasydi Sumetry, S.Pd M.Pd http://rasydisumetry.blogspot.co.id/2011/06/cedera-pada-olahraga-pencak-silat.html Siapa sih yang suka dengan yang namanya cedera, apalagi bagi mereka yang berkecimpung di bidang olahraga. Hal itu juga berlaku pada para atlit Pencak Silat. Cedera merupakan risiko maupun momok yang sangat menakutkan bagi para atlit Pencak Silat. Tidak hanya rasa sakit yang diderita, tapi juga kehilangan sejumlah kesempatan untuk tampil, baik dalam lingkup daerah maupun di tingkat nasional. Apalagi olahraga Pencak silat merupakan olahraga yang langsung mengalami kontak langsung dengna tubuh lawan. Secara spesifik, ada 6 jenis cedera yang kerap kali dialami oleh atlit Pencak Silat. Berikut adalah keenam jenis cedera tersebut: 1. Keseleo (Sprains) Keseleo adalah jenis cedera yang paling sering dialami oleh para atlit di saat berlatih. Keseleo yang dialami mulai dari bagian pergelangan kaki, kaki bagian bawah, hingga lutut merupakan bagian-bagian yang paling sering terjadi di olahraga Pencak Silat, terutama bagian pergelangan dan medial collateral ligament (semacam pengikat sendi tulang). Untuk menghindari keseleo, diperlukan pemanasan yang cukup dan stretching yang tepat bisa mencegah terjadinya cedera tersebut.
dr Danny Kurniawan dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kedokteran Olahraga, Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI/RSCM. “Saat ada jaringan terluka, tubuh secara otomatis akan mengeluarkan cairan pada lokasi cedera untuk mempercepat proses penyembuhan. Jika dipijat, cairan yang keluar akan semakin banyak dan dapat menyebabkan bengkak.” jika diberi tekanan pada tempat keseleo akan membuat kerusakan semakin parah. dr Danny mengatakan bahwa, kalau dipijit cedera tidak akan kempes namun justru akan bertambah bengkak.
http://lombokcreative.com/saat-keseleojangan-dipijit/#sthash.3Q0C5ebW.dpuf
2 PSHT RANTING GUNUNG GAJAH Ketua : Djoko Samboedro, S.I.P,MM
2. Dislokasi (Strains) adalah suatu kondisi di mana posisi tulang pada tubuh tidak berada tempat yang tepat. Dislocated Elbow atau dalam Indonesia disebut Dislokasi Siku terjadi ketika sendi di siku menjadi terlepas TINDAKAN
“ TEKNIK MITCH
“ TEKNIK MITCH” DISLOKASI SIKU
“ TEKNIK MITCH” DISLOKASI BAHU 1. Segera.Jangan menunda penanganan medis, segera hubungi rumah sakit atau pelayanan medis terdekat. 2. Jangan memindahkan apapun. Jika kamu bukan ahlinya, jangan lakukan apapun, cukup buat korban merasa tenang dan nyaman. Hanya petugas medis/ dokter yang ahli boleh menangani luka semacam ini. Jangan berusaha mengembalikan posisi tulang yang meleset seperti yang biasa kamu lihat di film-film. 3. Kompres dengan es. Hal ini akan mengurangi kemungkinan membengkak, mengurangi rasa sakit dan mengatasi pendarahan internal. Lakukan selama menunggu bantuan ahli datang.
3 PSHT RANTING GUNUNG GAJAH Ketua : Djoko Samboedro, S.I.P,MM
3. Otot Tertarik atau Kram (Strains) Kram adalah nyeri akibat spasme otot (kejang/kaku otot) yang pada umumnya sering terjadi di daerah kaki yang timbul karena otot berkontraksi terlalu keras. Daerah yang paling sering kram adalah otot betis di bawah, belakang lutut, dan juga jari kaki. Namun, tak jarang juga kram otot dialami pada daerah leher, ketika salah menggelengkan kepala (otot leher menjadi tertarik/menegang). Orang jawa sering menyebutnya dengan “tengeng-en”. Nyeri kram dapat berlangsung beberapa detik hingga menit dengan keparahan bervariasi. Gejala (Symptoms) : Nyeri di paha Belakang Yang berlangsung Tiba-Tiba, ketika beraktivitas. Otot Terasa robek atau ketarik. Bengkak Dan Terasa lunak Dalam, Kaki bagian Belakang Lebam atau berubah Warna. Otot melemah, atau tidak Mampu Mengangkat beban.
Pada umumnya penyebab kram tidak diketahui (idiopatik). Sementara ahli berpendapat bahwa kram terjadi ketika otot yang sudah dalam posisi mengkerut dirangsang untuk kontraksi
a. Cari tempat duduk / tempat bersandar b. Lepaskan alas kaki / sepatu c. Angkat telapak kaki yg sakit ke atas pangkuan, atau angkat kaki dan luruskan Jangan membungkuk, karena posisi membungkuk bisa menekan daerah perut d. Perhatikan arah tekanan otot ketika terjadi serangan kram : bila kram menyebabkan jemari kaki dalam keadaan menguncup ke bawah, gunakan tangan anda untuk secara perlahan menekan jemari kaki kearah atas hingga membuka/normal kembali. e. Pijat bagian otot yang menyempit, gosok-gosok, remas atau tekan-tekan. Bila kram telah reda, pijat telapak kaki agar aliran darah kembali lancar dan regangkan jari-jari kaki. f. Peregangan yang berulang-ulang membantu untuk membawa darah yang kaya oksigen ke otot yang tegang untuk penyembuhan. g. Serangan kram akan menyebabkan kontraksi yang membuat otot memendek, terapi ke arah berlawanan dengan serangan kram akan membantu membuat otot kembali memanjang, namun harus dilakukan dengan perlahan karena gerakan secara paksa/terlalu keras dan tiba-tiba dapat berisiko merobek serabut otot itu. Kuncinya adalah selalu melakukan PELEMASAN OTOT (stretching) setelah melakukan pemanasan,
4 PSHT RANTING GUNUNG GAJAH Ketua : Djoko Samboedro, S.I.P,MM
4. Patah atau Retak Tulang (Fractures)
Cedera seperti ini dialami apabila atlit mengalami benturan dengan atlit lain dengan kerass. Cedera fractures tidak hanya terjadi pada bagian kaki macam tulang, tulang kering, atau tulang telapak kaki, tapi juga kerap terjadi pada lengan, bahu, hingga pergelangan tangan. Untuk menghindari cedera macam ini, penggunaan pelindung sangat dianjurkan untuk meminimalisir patah atau retak tulang. Banyak kasus terjadi disaat pesilat melakukan tendangan sabit langsung di tangkis oleh pesilat lain sehingga terjadi patah pada tulang pergelangan tangannya.
5. Cedera Pada Lutut (Knee Injuries)
PRINSIF PERTOLONGAN PERTAMA
RICE Ada beberapa jenis cedera lutut yang umum dan sering dialami oleh pesilat, yaitu cedera pada medial collateral ligament, meniscus, dan anterior cruciate ligament, baik itu sobek pada jaringan, maupun putusnya jaringan tersebut. hal ini terjadi salahnya melakukan angkatan atau bantingan sehingga terjadi kesalahan penahanan pada lutut, melakukan penahan secara tidak sengaja pada lutut di saat terjadinya sapuan oleh lawan. Latihan kekuatan (strength training) yang tepat bisa mengurangi risiko terjadinya cedera lutut.
5 PSHT RANTING GUNUNG GAJAH Ketua : Djoko Samboedro, S.I.P,MM
6. Cedera Pada Kepala (Head Injury)
Cedera ini termasuk juga cedera pada gigi, hidung, mata, dan cedera otak. Namun yang paling sering dialami atlit Pencak Silat adalah cedera akibat salah serang yang di lakukan oleh pesilat lain seperti serangan pukulan yang terlalu ke atas atau serangan tendangan yang langsung tidak terkendali mengenai rahang atau mata pesilat lebih lanjutnya dapat membuat retak kepala pesilat. Menurut tingkat keparahan dan ada tidaknya pingsan, gegar otak dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis: Tingkat 1: Gegar otak ringan. Tidak mengalami pingsan, serta gejala-gejala yang dirasakan hanya berlangsung kurang dari 15 menit. Tingkat 2: Gegar otak sedang. Tidak mengalami pingsan namun gejala yang dirasakan lebih dari 15 menit. Tingkat 3: Gegar otak berat. Mengalami pingsan. TANDA - TANDA GEGAR OTAK : 1. Mengantuk berat atau sulit dibangunkan. Penderita harus dibangunkan tiap 2 jam selama periode tidur. 2. Disorientasi, kacau, perubahan tingkah laku 3. Nyeri kepala yang hebat, muntah, demam. 4. Rasa lemah atau rasa baal pada lengan atau tungkai, kelumpuhan, penglihatan kabur. 5. Kejang, pingsan. 6. Keluar darah/cairan dari hidung atau telinga 7. Salah satu pupil lebih besar dari yang lain, gerakan-gerakan aneh bola mata, melihat dobel, atau gangguan penglihatan lain 8. Denyut nadi yang sangat lambat atau sangat cepat atau pola nafas yang tidak biasa CARA MENGENALI TANDA GEGAR OTAK : CEK SEGERA !!!!! STATUS FUNGSI VITAL : a. Airway (jalan napas) dibersihkan dari benda asing, lendir atau darah, b. Breathing (pernapasan) dapat ditemukan adanya pernapasan Cheyne-Stokes, Biot / hiperventilasi, atau pernapasan ataksik yang menggambarkan makin buruknya tingkat kesadaran. c. Circulation (nadi dan tekanan darah). Pemantauan dilakukan untuk menduga adanya shock, terutama bila terdapat juga trauma di tempat lain, misalnya trauma thorax, trauma abdomen, fraktur ekstremitas. Selain itu peninggian tekanan darah yang disertai dengan melambatnya frekuensi nadi dapat merupakan gejala awal peninggian tekanan intrakranial, yang biasanya dalam fase akut disebabkan oleh hematoma epidural. 6 PSHT RANTING GUNUNG GAJAH Ketua : Djoko Samboedro, S.I.P,MM
d. Status kesadaran pasien Cara penilaian kesadaran yang luas digunakan ialah dengan Skala Koma Glasgow; cara Yang dinilai adalah respon membuka mata, respon verbal dan respon motorik. GLASGOW COMA SCALE B. Respon Verbal Terbaik (5)
A. Respon Mata (4)
Respon Motorik Terbaik (6)
4. Mata membuka spontan
5. Terorientasi baik
6. Mematuhi perintah
3. Mata membuka dengan
4. Bingung / disorientasi
5. Melokalisasi rasa nyeri
3. Kata-kata tidak tepat
4. Menghindari nyeri
2. Suara-suara yang tidak
3. Fleksi terhadap nyeri
perintah verbal 2. Mata membuka dengan
bisa dipahami
rangsang nyeri A. Mata tidak membuka
1. Tidak ada respon verbal
2. Ekstensi terhadap nyeri 1. Tidak ada respon motorik
Glasgow Coma Scale bernilai antara 3 dan 15, 3 adalah yang paling buruk dan 15 adalah yang terbaik. sorces : http://sanirachman.blogspot.com/2009/10/cedera-kepala_29.html#ixzz429CrU97l Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial
e. Status neurologis Pemeriksaan neurologik pada kasus trauma kapitis terutama ditujukan untuk mendeteksi adanya tanda-tanda fokal yang dapat menunjukkan adanya kelainan fokal, dalam hal ini perdarahan intrakranial. Tanda fokal tersebut ialah : anisokori, paresis / paralisis, dan refleks patologis..
PUPIL MATA : ANISOKOR
PENANGANAN YANG TIDAK TEPAT AKAN MEMPERBURUK CEDERA DAN MEMPERLAMBAT PROSES PENYEMBUHAN.
CARA YANG LEBIH EFEKTIF DALAM MENGATASI CEDERA ADALAH DENGAN MEMAHAMI BEBERAPA JENIS CEDERA DAN MENGENALI BAGAIMANA TUBUH KITA MEMBERIKAN RESPON TERHADAP CEDERA TERSEBUT. JUGA, AKAN DAPAT UNTUK MEMAHAMI TUBUH KITA, SEHINGGA DAPAT MENGETAHUI APA YANG HARUS DILAKUKAN UNTUK MENCEGAH TERJADINYA CEDERA, BAGAIMANA MENDETEKSI SUATU CEDERA AGAR TIDAK TERJADI PARAH, BAGAIMANA MENGOBATINYA DAN KAPAN MEMINTA PENGOBATAN SECARA PROFESIONAL (MEMERIKSAKAN DIRI KE RUMAH SAKIT).
7 PSHT RANTING GUNUNG GAJAH Ketua : Djoko Samboedro, S.I.P,MM
PENANGGANAN CEDERA OLAHRAGA 1. LAKUKAN “ RICER “ a.
Rest, istirahatkan bagian tubuh yang mengalami cedera agar cedera tidak semakin parah. Jika merasakan nyeri pada saat bergerak itu berarti tubuh mengirimkan sinyal untuk mengurangi gerkan di bagian tubuh yang cedera. Kurangi pembebanan tubuh di bagian yang cedera misalkan dengan menggunakan kruk. Istirahatkan sendiri minimal 48-72 jam. Untuk kondisi cedera ringan pada saat bertanding dan dapat melanjutkan permainan, harus dicek terlebih dahulu oleh tim medis dokter atau fisioterapis dan diberikan seperti tapping/kinesiotape/decker.
b.
Ice, kompres dengan menggunakan es/dingin sesegera mungkin, kompres bias menggunakan es batu ditumbuk dimasukkan ke dalam plastik kemudian dibebat maupun menggunakan ice bag, atau kompres dengan handuk yang sudah direndam air dingin. Tujuannya adalah mengurangi nyeri dan bengkak pada fase inflamasi, supaya pembuluh darah yang melebar menjadi lebih menutup. Apilkasikan es dengan durasi 10-15 menit saja. Bila lebih dari 20-30 menit justru akan mengakibatkan kerusakan jaringan. Ulangi kompres setelah 30 menit. Pada 24-72 jam bisa sehari melakukan 6-7 kali kompres es.
c.
Compression, gunakan bebat menggunakan perban elastis, atau adhesive elastic bandage, kinesiotaping dan taping untuk mengurangi bengkak dan pendarahan. Dibebat jangan terlalu kencang. Lepas bebat pada saat akan tidur kecuali kinesiotaping dapat digunakan hingga dua hari.
d.
Elevation, angkat bagian yang cedera lebih tinggi dari jantung. Misalnya ketika terkena sprain ankle maka ganjal ankle pada saat duduk/ tidur dengan menggunakan bantal supaya mengurangi pembengkakan.
e.
Reverral, segera rujuk ke dokter/fisioterapis apabila mencurigai cedera termasuk parah dan mengganggu aktivitas. Cedera akan mendapatkan pemeriksaan dan diagnosa, treatment dan program fisioterapi.
2. Jauhi HARM a. Heat, menggunakan panas saat penanganan pertama cedera akan meningkatkan pembengkakan karena panas akan membuat pembuluh darah semakin melebar, seperti pemberian balsam, jahe, minyak kocok, saina, berendam di bathtub dan shower panas. b.
Alcohol, meminum alkohol atau merendam bagian yang cedera dengan alkoholakan meningkatkan pembengkakan serta memperlambat penyembuhan.
c.
Running, berlatih dalam 48-72 jam saat cedera akan memperburuk kondisi. Seseorang dinyatakan aman bermain kembali setelah dilakukan pemeriksaan dan diagnosa dari dokter/ fisioterapis.
d.
Massage (pijatan) pada saat cedera akan meninggalkan aliran darah sehingga akan membuat semakin bengkak, dan dapat terjadi kerusakan pada jaringan yang cedera. Misalnya ligamennya terluka lalu diberikan massage maka luka sobeknya akan semakin melebar dan pada saat kembali ke lapangan akan menjadi kendor dan terganggu stabilitasnya sehingga memudahkan terjadinya cedera ulang. 8
PSHT RANTING GUNUNG GAJAH Ketua : Djoko Samboedro, S.I.P,MM
MARS PSHT Setia Hati Terate Pembina Persaudaraan Semboyan Kami Bersama Bersatu Teguh Jaya Mengabdi Nusa dan Bangsa Dengan Tulus Ikhlas Menjunjung Tinggi PancasiLa Demi Indonesia Raya Jayalah Setia Hati Terate Sepanjanglah Masa Jayalah Setia Hati Terate Sepanjanglah Masa
9 PSHT RANTING GUNUNG GAJAH Ketua : Djoko Samboedro, S.I.P,MM