Cara Penggunaan Total Station Cara mnggunakan total station Menghidupkan Alat 1. Tekan Tombol power ( selama kurang lebih 2 detik ) akan ditampilkan zerro set, dilayar akan ditampilkan nilai konstanta prisma yang aktif (PSM) dengan koreksi atmosfir (PPM) yang akan dipakai selama pengukuran. 2. Periksalah indikator baterai yang terdapat dilayar bagian kanan bawah, tanda batas strip 3 buah menunjukkan baterainya masih penuh. Putar teropong untuk setting pembacaan vertikal sehingga muncul tampilan sudut vertikal dan horizontal pada saat itu. 3. Tampilan / Display Tampilan layar pada Total Station (Tipe Topcon GTS 235 N) adalah dengan dot Matriz Liquit Cristal Display (LCD) yang terdiri dari 4 baris dengan 20 karakter pergaris, secara umum 3 baris diatas menunjukkan / menampilkan data ukuran dan 1 baris paling bawah menunjukkan fungsi yang berubah – ubah sesuai dengan mode pengukurannya.
Istilah dan kode yang muncul dalam tampilan V : Sudut Vertikal. HR : Sudut Horizontal Kanan. HL : Sudut Horizontal Kiri. HD : Jarak Horizontal. VD : Jarak Vertikal. SD : Jarak Miring N : North ( Utara ) E : East ( Timur ) Z : Zenith / Elevasi ? : EDM sedang tidak aktif / menyala. M : Satuan Meter. F? : Satuan Feet ( kaki ). F ? : Satuan Feet dan Inchi.
Tombol dan Pengoperasian Fungsi Total Station (Tipe Topcon GTS 235 N) Tombol dan Fungsinya : : Tombol untuk pengukuran koordinat. / /? : Tombol untuk pengukuran jarak. ANG : Tombol untuk pengukuran sudut. MENU : Tombol untuk pilihan yang ditampilkan. ESC :Tombol untuk keluar dari suatu program ke tampilan sebelumnya POWER :Tombol untuk menghidupkan dan mematikan Total Station. F1 – F4 : Tombol / fungsi soft key digunakan untuk menjalankan perintah sesuai dengan menu tampilan yang diatasnya. CATATAN : Azimuth adalah : Sudut yang dihitung dari arah utara sampai titik tertentu. 1. Mencari Koordinat azimuth a12 = Arc tan X2-X1 : Y2-Y1 2. Hub. Koordinat dan Jarak d12= v(X2-X1)kuadrat+ v(Y2-Y1) kuadrat (bingung nulis angka kuadrat di blog g muncul2 hehe) 3. Hub. Koordinat , Jarak, Azimuth X2= X1+d12 sin a12 Y2= Y1+d12 cos a12 Apabila sudah diketahui koordinat Titik 1( BM1) dan 2 (BM2) dan azimutnya . Langsung saja memasukkan koordinatnya dan azimutnya Misal OCC (BM1), BACKSIGHT (BM2) kemudian Masukkan azimutnya. Apabila belum diketahui azimutnya kita dapat menghitungnya dengan rumus diatas tapi disini mencoba langsung tanpa menghitung terlebih dahulu. Karena di dalam TS sudah dilengkapi dengan mikro komputer yang mengolah data menjadi data koordinat. Berikut ini Langkah – langkahnya. 1. Memberi Nama File Tekan Tombol Menu, Tampilan Layar Menu Pilih Layout (F2), F1:Data collect F2:Layout F3:Memori MGR P? Pilih Input (F1), Select A FILE masukkan nama (misal dengan nama coba) Tampilan Layar FN: Coba
Input list skip enter Pilih ESC. 2. Mencari Arah Utara Arahkan teropong ke arah utara {menggunakan bantuan Kompas (bawaan Topcon} untuk menyetelnya dengan cara menggeser dan mengatur skrup penggerak yang ada. Bila sudah tepat Tekan Oset (F1) Tampilan Layar V : 109 00’ 04’’ HR:231 36’ 24’’ 0Set Hold Hset P1 H ANGEL 0SET, >OK ? …(No) (Yes) pilih Yes (F3) Pilih ESC. 3. Mencari koordinat awal(HR) Arahkan teleskop ke arah lensa,kemudian catat HR Nya. Tampilan Layar V : 123 00’ 06’’ HR: 256 30’ 50’’ 0Set Hold Hset P1 4. Kembali ke nama file tersebut, Pilih Layout (F2), Tekan Tombol Menu, Tampilan Layar Menu F1:Data collect F2:Layout F3:Memori MGR P? Pilih File dengan nama Coba .(F4) Tampilan Layar Select A FILE FN: Coba Input list skp enter Kembali ke layout,Pilih OCC (F1). Tampilan Layar Layout F1:OCC PT Input F2:Backsight F3:Layout P? Tekan input (F1),(Masukkan Koordinat E N Z caranya tekan input (F1) Masukkan angka koordinat misal 5000 kemudian enter (F4). Cttn:(koordinat disini hanya bersifat contoh)
Tampilan Layar PT# :____________ Input list skp enter E : …..5000.000 m N : …..5000.000 m Z : ….. 100.000 m Input —- PT# Enter Instrument Height (Tinggi Alat) Misal tinggi alat 1.5 m Tekan Enter (F4). Tampilan Layar Instrument Height Input Ins. HT : 1.500 m Input — — Enter Kembali ke layout, Pilih Backsight (F2). Tampilan Layar Layout F1:OCC PT Input F2:Backsight F3:Layout P Tekan Ne / Az (F3). Tekan AZ (F3) AZ= Azimuth Tampilan Layar OCC PT PT # : ___________ Input List Ne/Az Ent E ….. m N : …. m Input __ AZ enter Masukkan HR yang dicatat tadi. Tekan Input (F1).Tekan Yes (F3). Tampilan Layar BACKSIGHT HR : 256 .3050 Input __ PT# Enter Tampilan Layar BACKSIGHT HB : 256 30”50’ Input __ PT# Enter 5.Memberi Nomor Tembakan.Kembali ke Layout,Pilih New Point (F2). Tampilan Layar Layout F1 : Seleck A FILE F2 : New Point F3 : Grid Faktor P
New Point, Pilih Side Shot (F1). Tampilan Layar F1 : Side shot F2 : Resection Pilih File Coba Tekan Enter (F4). Tampilan Layar Seleck A FILE FN : Coba Input List ___ Enter Tekan Input (F1). masukkan Angka 1.(Angka 1 merupakan tembakan pertama). Tampilan Layar Side Shot PT # : Input srch ___ Enter Reflector Height (Tinggi Prisma Rambu Ukur).Misal Kita isikan 1.5 m. Tekan Yes (F3). Reflector Height Akan ditampilkan E, N, Z nya, Untuk menyimpannya Tekan Yes (F3). Tampilan Layar InputR.HT : 1.500 m >Sight? (Yes)(No) E : 5145.65 N : 5879.71 Z : 105.43 >REC (Yes)(No) Siap untuk tembakan Side Shot Selanjutnya.
Komposisi peralatan dan kelengkapan yang di perlukan untuk pengukuran : • Main Unit Station (TS) Nikon DTM or NPL Series dan Tripod • Prisma untuk polygon 2 buah 1 buah untuk backsight (BS) + Tripod 1 buah untuk Foresight (FS) + Tripod • Prisma untuk detail minimal 1 buah + Pole • Meteran kecil untuk mengukur tinggi alat dan prisma • Compas dan GPS untuk mencari azimuth set – Up Instruments Sebelum melakukan pengukuran kita harus melakukan Set UP alat terlebih dahulu, adapun langkahnya adalah sebagai berikut : • Dirikan alat TS di titik STN (titik tempat berdiri alat misalnya titik 2) • Lakukan centering pada tripod dengan mengatur nivo tabung dan nivo mata sapi sampai seimbang atau berada ditengah • Dirikan prisma polygon masing-masing pada titik 1 (untuk BS) dan titik 3 (untuk
FS) • Setelah selesai Total Station siap untuk digunakan dalam pengukuran NOTE : ulangi langkah diatas saat pindah ke Station berikutnya. Setting Instruments Ada beberapa setting yang perlu dilakukan sewaktu kita akan melakukan pengukuran: • Setting Job Setting ini di perlukan sewaktu kita akan setting seperti : skala factor, temperatur, dan pressure, sudut, jarak dan sebagainya. Setelah kita buat JOB, akan ada pilihan untuk masuk ke menu setting. Untuk masuk ke menu setting tekan tombol MSR2, setting prematur yang sesuai dengan menekan tombol navigator kanan / kiri, untuk pindah baris tekan navigasi kebawah atau tombol ENT. Berikut parameter yang perlu untuk disetting : Scale parameter yang perlu untuk di setting : 1.000000 T-P corr (temperatur dan pressure) : ON (koreksi temperatur dan tekanan aktif) OFF (temperatur dan tekanan tidak aktif) Sea level : ON C &R corr : 0.132 Angle : DEG Distance : Meter Temp : C Press : mmHg VA Zero : Zenith AZ Zero : North Order : NEZ / ENZ HA : Azimuth
Setting ini cukup dilakukan sekali karena akan tetap tersimpan meskipun alat dimatikan. Setting ini juga bisa dilakukan dari MENU (tombol menu) – setting (nomer 3).
Data yang di hasilkan dari alat ukur tersebut (TS) berbentuk angka. Dengan format Extention “TXT”,”RAW”, dan “Koordinat P,E,N,Z,D atau P,N,E,Z,D”
Cara Penggunaan GPS Langkah langkah untuk mengetahui kordinat geografis dengan eTrex:
1. Nyalakan eTrex, anda akan melihat tampilan pembuka sebagai berikut di layarnya:
2. Akan muncul informasi di layar, bahwa eTrex sedang mencari letak satelit:
3. Setelah eTrex dapat menemukan satelit yang diperlukan, maka akan muncul kordinat geografis dari lokasi:
Info: berdasarkan gambar diatas, posisi berada pada ketinggian 80 meter diatas permukaan laut, dan titik geografisnya adalah LS 060 22’ 40.8’’, BT 1060 53’ 51.3’’ GPS
Panduan Pengoperasian GPS GARMIN 76CSX, 60CSX dan eTrex Hcx Posted by www.teknologisurvey.com ⋅ April 12, 2012 ⋅ 14 Komentar
PANDUAN PENGOPERASIAN GPS GARMIN 76CSX, 60CSX dan eTrex Hcx I. U M U M A. Fungsi – Fungsi Tombol Garmin GPS Navigasi seri 76 dan seri 60 Garmin GPS Navigasi seri 76; 60 dan eTrex Hcx adalah salah satu Receiver GPS tipe navigasi, yang dilengkapi dengan Kompas Digital dan Altimeter digital. Alat ini punya kemampuan sebagai berikut : 1 Dapat menentukan posisi (koordinat) dalam format geografi (lintang & bujur), koordinat pada proyeksi peta (UTM) 2 Dapat menentukan ketinggian suatu tempat, dengan bantuan Altimeter 3 Dapat menentukan waktu, kecepatan, dan arah dengan bantuan Compas 4 Dapat menyimpan koordinat sebanyak 1000 titik (waypoint) 5 Dapat menyimpan jalur track secara otomatis sebanyak 20 Tracks a). Fungsi tombol pada keypad receiver Garmin GPS 76CSX :). Fungsi tombol pada keypad receiver Garmin GPS 60CSX c). Fungsi tombol pada keypad receiver Garmin GPS eTrex Hcx
Secara umum, fungsi tombol pada keypad Receiver Garmin GPS seri 76, 60 dan eTrex adalah sebagai berikut : 1 Tombol ON/OFF. Tombol ini berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan Receiver atau untuk mengatur terang/gelap layar. 2 Tombol Zoom In dan tombol Zoom Out. Tombol ini berfungsi pada tampilan halaman (page) peta (map) untuk memperbesar atau memperkecil tampilan peta dilayar. 3 Tombol FIND. Tombol Find berfungsi untuk menampilkan menu Find, berguna untuk navigasi mencari suatu titik yang telah diketahui koordinatnya (waypoint). 4 Tombol MARK.Tombol Mark berfungsi untuk menyimpan posisi saat pengukuran ke dalam waypoint. 5 Tombol QUIT. Tombol Quit berfungsi untuk keluar dari suatu tampilan menu atau kembali ke halaman sebelumnya. 6 Tombol ROCKER. Tombol Rocker berfungsi untuk memilih menu atau menggerakkan kursor pada tampilan di layer. 7 Tombol PAGE. Tombol Page berfungsi untuk pindah dari tampilan halaman (page) 1 ke halaman berikutnya. 8 Tombol MENU. Tombol Menu berfungsi untuk menampilkan option masing-masing tampilan halaman atau kalau ditekan 2 kali akan menampilkan halaman menu utama. 9. Tombol ENTER. Beberapa fungsi tombol ini adalah sebagai berikut : • Untuk memilih MENU/SUB MENU. • Untuk memasukkan data (misalnya memasukkan koordinat ke waypoint). a). Bagian Belakang GPS_76Csx :). Bagian Belakang GPS_60Csx c). Bagian Belakang GPS_eTrex Secara umum, dibagian belakang Receiver Garmin GPS terdapat : 1 Port untuk koneksi kabel ke antena luar. 2 Port untuk koneksi kabel ke batterai luar. 3 Port untuk koneksi kabel USB ke computer. 4 Kunci penutup batterai. 5 Tempat batterai. B. Tampilan Informasi Layar (PAGE) Receiver Garmin GPS Navigasi menampilkan informasi ke pengguna dalam bentuk halaman per halaman (page) informasi di layer monitor. Umumnya ada lima (5) tampilan halaman informasi yang terdiri dari Satelite Page, Trip Komputer Page, Map Page, Com Page, Main Menu Page. Untuk alat GPS yang dilengkapi dengan altimeter, terdapat 1 halaman muka lagi yaitu Altimeter Page. Untuk pindah dari tampilan halaman satu ke halaman lainnya dapat melakukan dengan menekan tombol PAGE atau QUIT. 1. Satellite Page. .
Menampilkan informasi jumlah satelit yang diterima dalam bentuk diagram batang dan sky plot, posisi atau koordinat Geografi (lintang dan bujur) serta ketelitian koordinat. a). GPS-eTrex :). GPS-60Csx c). GPS-76Csx Pada halaman satelit ini punya beberapa pilihan (option), yang dapat ditampilkan dengan menekan tombol Menu. 2. Trip Komputer Page. Menampilkan informasi data untuk navigasi seperti kecepatan, arah, jarak,waktu, posisi, ketinggian dan lain-lain. Informasi data yang ditampilkan dapat dipilih sesuai kebutuhan, dengan cara menekan tombol menu, dan memilih sub menu Change data Fields 3. Map Page Menampilkan peta dan informasi navigasi (sesuai kebutuhan). Pada tampilan halaman peta ini beberapa hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut : • Zoom IN/OUT (memperbesar atau memperkecil) tampilan skala peta. • Menampilkan titik waypoint. • Menampilkan hasil pengukuran Track (seperti jalan, dll). • Mengukur jarak antara 2 titik di peta, dll. a). GPS-eTrex :). GPS-60Csx c).GPS-76Csx Pada halaman Peta (map) ini punya beberapa pilihan (option) yang dapat ditampilkan dengan menekan tombol Menu. Map Page Option diatas digunakan untuk mengatur tampilan informasi peta, sebagai contoh untuk menampilkan informasi Speed, Heading, dan lokasi pada tampilan peta dapat dilakukan sebagai berikut : • Pada tampilan peta, tekan tombol menu 1 kali • Selanjutnya menggunakan tombol Rocker pilih Data Fields, kemudian tekan tombol Enter. • Kemudian menggunakan tombol Rocker pilih 3 Data Fields, maka dilayar peta akan muncul kotak informasi Speed, Heading, dan lokasi. • Untuk mengganti informasi pada masing-masing kotak data, gunakan menu Change Data Field. 4. Com Page Menampilkan informasi navigasi, pada dasarnya sama dengan Map Page : • Speed (kecepatan). • Dist To Next (jarak ke titik yang dituju). • To Course (arah/azimuth ke titik yang dituju). • Off Course, koreksi ke arah garis tujuan di lapangan (kiri atau kanan). • Track (arah perjalanan/pergerakan receiver).
Untuk mengganti/merubah tampilan kotak informasi dapat menggunakan Com Page Option berikut : 5. Main Menu. Main Menu adalah Menu untuk mengatur parameter receiver (datum, format koordinat), satuan panjang/sudut/waktu yang diinginkan, atau informasi mengenai GPS, tinggi muka laut, waypoint, beberapa program bantu seperti kalkulator, kalender, stopwatch, games dan lain-lain.
cara Menggunakan/Mengoperasikan Theodolite PENGENALAN THEODOLITE Theodolite/theodolit merupakan suatu alat instrument teknik sipil bangunan yang dirancang untuk pengukuran sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut horizontal dan sudut tegak yang dinamakan dengan sudut vertical. Dimana sudut – sudut tersebut berperan dalam penentuan jarak mendatar dan jarak tegak diantara dua buah titik lapangan.
KONSTRUKSI THEODOLITE
Konstruksi instrument theodolite ini secara mendasar dibagimenjadi 3 bagian, lihat gambar di bawah ini :
Keterangan : 1. Bagian Bawah, terdiri dari pelat dasar dengan tiga sekrup penyetel yang menyanggah suatu tabung sumbu dan pelat mendatar berbentuk lingkaran. Pada tepi lingkaran ini dibuat pengunci limbus. 2. Bagian Tengah, terdiri dari suatu sumbu yang dimasukkan ke dalam tabung dan diletakkan pada bagian bawah. Sumbu ini adalah sumbu tegak lurus kesatu. Diatas sumbu kesatu diletakkan lagi suatu plat yang berbentuk lingkaran yang berbentuk lingkaran yang mempunyai jari – jari plat pada bagian bawah. Pada dua tempat di tepi lingkaran dibuat alat pembaca nonius. Di atas plat nonius ini ditempatkan 2 kaki yang menjadi penyanggah sumbu mendatar atau sumbu kedua dan sutu nivo tabung diletakkan untuk membuat sumbu kesatu tegak lurus. Lingkaran dibuat dari kaca dengan garis – garis pembagian skala dan angka digoreskan di permukaannya. Garis – garis tersebut sangat tipis dan lebih jelas tajam bila dibandingkan hasil goresan pada logam. Lingkaran dibagi dalam derajat sexagesimal yaitu suatu lingkaran penuh dibagi dalam 360° atau dalam grades senticimal yaitu satu lingkaran penuh dibagi dalam 400 g.
3. Bagian Atas, terdiri dari sumbu kedua yang diletakkan diatas kaki penyanggah sumbu kedua. Pada sumbu kedua diletakkan suatu teropong yang mempunyai diafragma dan dengan demikian mempunyai garis bidik. Pada sumbu ini pula diletakkan plat yang berbentuk lingkaran tegak sama seperti plat lingkaran mendatar.
SISTEM SUMBU / POROS PADA THEODOLITE
SYARAT – SYARAT THEODOLITE
Syarat – syarat utama yang harus dipenuhi alat theodolite sehingga siap dipergunakan untuk pengukuran yang benar adalah sbb : 1.Sumbu kesatu benar – benar tegak / vertical. 2.Sumbu Kedua haarus benar – benar mendatar. 3.Garis bidik harus tegak lurus sumbu kedua / mendatar. 4.Tidak adanya salah indeks pada lingkaran kesatu.
CARA PENGOPERASIAN / PENGGUNAAN THEODOLITE
1)Penyiapan Alat Theodolite Cara kerja penyiapan alat theodolita antara lain : 1.Kendurkan sekrup pengunci perpanjangan 2.Tinggikan setinggi dada 3.Kencangkan sekrup pengunci perpanjangan 4.Buat kaki statif berbentuk segitiga sama sisi 5.Kuatkan (injak) pedal kaki statif 6.Atur kembali ketinggian statif sehingga tribar plat mendatar 7.Letakkan theodolite di tribar plat 8.Kencangkan sekrup pengunci centering ke theodolite 9.Atur (levelkan) nivo kotak sehingga sumbu kesatu benar-benar tegak / vertical dengan menggerakkan secara beraturan sekrup pendatar / kiap di tiga sisi alat ukur tersebut. 10.Atur (levelkan) nivo tabung sehingga sumbu kedua benar-benar mendatar dengan menggerakkan secara beraturan sekrup pendatar / kiap di tiga sisi alat ukur tersebut. 11.Posisikan theodolite dengan mengendurkan sekrup pengunci centering kemudian geser kekiri atau kekanan sehingga tepat pada tengah-tengah titi ikat (BM), dilihat dari centering optic. 12.Lakukan pengujian kedudukan garis bidik dengan bantuan tanda T pada dinding. 13.Periksa kembali ketepatan nilai index pada system skala lingkaran dengan melakukan pembacaan sudut biasa dan sudut luar biasa untuk mengetahui nilai kesalaha index tersebut.
KEGUNAAN KOMPAS GEOLOGI DAN CARA PENGGUNAANNYA KOMPAS GEOLOGI
Kompas geologi digunakan untuk mengukur arah (azimuth) pada suatu titik ataupun kelurusan struktur, mengukur kemiringan lereng,maupun mengukur jurus ataupun kedudukan perlapisan dan kemiringan lapisan batuan. Sebelum kita mengetahui tentang penggunaannya, terlebih dahulu kita harus mengetahui bagian-bagian dari kompas.
Setiap kompas geologi harus memiliki sebuah jarum magnit, lingkaran pembagi dalam derajat, nivo leveling (nivo mata lembu) dan sebuah clinometer dengan nivo tabung mengukur kemiringan. Cara menggunakan kompas geologi : 1. Periksa Inklinasi dan Deklinasinya apakah sudah disesuaikan dengan daerah kerja. Inklinasi : adalah keadaan dimana jarum magnit tidak berada dalam keadaan horizontal. Dan kalau diletakkan horizontal, maka ujung jarum akan menyentuh kaca penutupnya, akibatnya pembaca akan terganggu dan dapat menimbulkan kesalahan yang fatal.
Cara mengatasinya adalah dengan menggeser bobot pada tangan-tangan jarum keujung atau ketengah. Untuk daerah di Lintang selatan Indonesia pada tangan utara jarumnya. Deklinasi : adalah besarnya sudut penyimpangan yang terbentuk antara arah utara magnetis dengan arah utara sebenarnya (True North). Besarnya sudut deklinasi untuk tiap-tiap daerah (local declination) selalu berbeda. Untuk mengetahui dapat dilihat pada salah satu tepi dari peta. Kompas yang digunakan harus disesuaikan dengan deklinasi setempat dengan cara memutar lingkaran berderajat dari kompas itu ke kiri atau ke kanan sesuai dengan arah Magnetic North terhadap True North. Titik nol disesuaikan terhadap “indeks pin” pada kompas berdasarkan besarnya deklinasi. Contoh : Diketahui deklinasi 5º sebelah barat dari True North. Sehingga lingkaran berderajat harus diputar sampai indeks menunjukkan angka 5º sebelah barat titik nol. 2. Setelah koreksi dilakukan, maka selanjutnya kita lakukan pengukuranpengukuran untuk :
Menentukan arah (Azimuth)
Mengukur sudut lereng (slope)
Menentukan beda tinggi
Mengukur jurus dan kemiringan (strike dan Dip)
Mengukur kedudukan bidang
Menentukan ketinggian suatu titik (Elevasi)
Mengukur struktur garis
Menentukan arah (Azimuth) Yang dimaksud dengan arah adalah arah lokasi titik yang akan dituju dari titik lokasi dimana kita berdiri. Caranya adalah sebagai berikut :
Pegang kompas dengan tangan kiri setinggi pinggang atau dada Cermin (tutup kompas) dibuka ±135º dan menghadap kedepan. Bila menggunakan kompas merek Brunton, maka “sighting arm” dibuka horizontal dan “peep sight” ditegakkan. Putar kompas sedemikian rupa sampai ke titik yang dimaksud tampak dalam cermin dan berimpit dengan ujung jari “Sighting arm” dan garis hitam cermin. Bila nivo leveling (nivo mata lembu) sudah berada ditengah, baca jarum utara kompas dan catat angka yang ditunjuknya. Mengukur sudut lereng (slope) Besarnya sudut lereng dapat diukur menggunakan kompas dengan cara membaca klinometer. Ketelitian pembacaan sudut lereng dengan kompas Brunton adalah seperempat derajat (15 detik). Caranya adalah sebagai berikut : Buka tutup kompas hingga membentuk sudut ± 45 º. Tangan-tangan penunjuknya dibuka dan ujungnya ditekuk 90 º. Pegang kompas dengan tangan yang ditekuk ±90 º dan pada posisi vertikal. Bidik titik yang dituju melalui lubang “peep sight” dan “sighting window” dimana titik tersebut tingginya harus sama dengan mata dan atur dengan menaik turunkan kompas. Gerakkan klinometer dengan memutar pengatur datar yang terdapat dibagian belakang kompas, sehingga gelembung dalam nivo lonjong berada ditengah dapat dilihat melalui cermin. Baca dan catat angka yang ditunjukkan oleh klinometer. Mentukan beda tinggi Baca dan catat besarnya sudut lereng Ukur jarak dari titik kita berdiri ketitik yang kita bidik dengan langkah atau roll meter (50 meter).
Beda tinggi didapat dengan rumus : Beda tinggi = jarak x Sin sudut lereng (β) ΔH
= L sin β.
Mengukur jurus dan kemiringan Mengukur jurus dan kemiringan pada bidang perlapisan, bidang kekar, bidang sesar dan sebagainya dapat dilakukan dengan cara seperti petunjuk dibawah sedangkan mengarahkan jurus/strike dari tempat kita berdiri kesuatu titik yang jauh dapat dilakukan dengan cara : Mengukur jurus/strike a.
Letakkan sisi yang bertuliskan E pada bidang yang diukur
b.
Atur nivo mata lembu sampai gelembungnya berada di tengah
c.
Baca jarum utaranya
Mengukur kemiringan/dip a.
Letakkan sisi yang bertulis W tegak lurus jurus yang sudah kita ukur (tanda garis yang sudah kita buat).
b.
Atur gelembungnya sampai gelembung pada nivo lonjong berada di tengah Baca angka yang ditunjukkan pada skala clino.
Cara menulisan hasil pembacaan a.
Untuk kompas dengan sistem kuadran misalnya hasil pembacaan jurus 45º kemiringan 25º, maka tata cara penulisannya adalah : S 45º W / 25º NW, dimana NW menunjukkan arah kemiringan.
b.
Untuk kompas dengan sistem azimuth misalnya hasil pembacaan jurus 50º dan kemiringan 42º, maka tata cara penulisannya : N 50º N / 42º.
Menentukan kemiringa lapisan yang mempunyai sudut 5º Untuk lapisan yang mempunyai sudut kemiringan 5º sukar diukur dengan teliti. Untuk mengatasi hal ini dilakukan prosedur berikut : Putar klinometer sehingga menunjukkan angka nol.
Kompas dalam keadaan terbuka penuh, tempelkan W pada bidang perlapisan hingga gelembung pada nivo lonjong berada ditengah. Tandai garis potong antara bidang lapisan dan kompas, ukur jurusnya melalui garis ini. Letakkan kompas tegak lurus garis tersebut, baca kemiringan. Mengukur kedudukan bidang Mengukur kedudukan bidang dapat dilakukan dengan cara menentukan arah dan besarnya kemiringan. Caranya adalah sebagai berukut : Letakkan kompas dalam posisi horizontal pada bidang yang diukur yaitu dengan menempelkan sisi yang bertanda “S” dan baca angka yang ditunjukkan jarum utara, maka kita dapatkan arah daripada kemiringan bidang perlapisan tersebut. Ukur besar sudut kemiringan bidang tersebut. Catat angka pembacaan yang kita amati, misalnya 30⁰ N 42⁰ E Artinya sudut kemiringan sebesar 30⁰ miring kearah N 45⁰ E Jurus daripada bidang dapat diketahui dengan jalan menarik garis tegak lurus pada arah kemiringan. Mengukur ketebalan lapisan dan menentukan kedalaman pemboran Untuk mengukur ketebalan dengan kompas geologi dibutuhksn alat bantu yang disebut Jacob staff. Dan dengan teknik ini kita sekaligus dapat merencanakan total kedalaman pemboran yang kita inginkan. Caranya adalah : Ukur besarnya sudut kemiringan (dip) lapisan Pegang kompas dan ketengahkan gelembung clino dengan sudut klinometer = dip dari perlapisan. Atur posisi berdiri kita tepat pada batas bawah (floor) lapisan yang akan diukur. Dan arahkan kompas mengikuti sudut kemiringan lapisan pada batas atas (roof) lapisan
tersebut. Bila lapisan tersebut tebalnya melebihi tinggi kita, maka pengukuran dilakukan beberapa kali. Untuk mengetahui ketebalan yang kita ukur adalah =tinggi mata kita dari tanah x cos (dip). Untuk lapisan yang sangat tebal maka tebalnya harus dikalikan dengan berapa banyak kita melakukan pengukuran. Sedang untuk mengetahui kedalaman pemboran pada titik yang kita tentukan adalah kedalaman pada titik yang kita arahkan = kelipatan dari tinggi mata kita sampai ketitik yang dimaksud. Mengukur Struktur Garis yang mempunyai “trend” Adapun yang termasuk struktur garis ini adalah : gores garis pada bidang sesar, Arah arus pembentukan struktur sediment dan garis sumbu lipatan. 1.Mengukur arah “Trend” Tempelkan alat bantu (buku lapangan atau “clipboard) pada posisi tegak dan sejajar dengan arah struktur garis yang akan diukur. Tempelkan sisi “W” atau “E” kompas pada posisi kanan atau kiri alat bantu dengan visir kompas mengarah ke penunjaman struktur garis tersebut. Levelkan kompas (nivo mata sapi dalam keadaan horizontal), maka harga yang ditunjuk oleh jarum utara kompas adalah harga arah penunjuknya (trend). Mengukur Struktur Garis yang tidak memiliki “trend” Adapun yang termaksud struktur garis ini adalah umumnya berupa arah-arah kelurusan, seperti : arah arah liniasi fragmen breksiasi, arah kelurusan sungai, arah kelurusan gawir sesar dan lain sebagainya. Dalam hal ini yang diukur hanya arah kelurusan (bearing) saja. 1.mengukur “Bearing” Arahkan visir kompas sejajar dengan unsur-unsur kelurusan struktur garis yang akan diukur, misalnya sumbu memanjang fragmen breksiasi. Levelkan kompas (nivo mata sapi dalam keadaan horizontal), maka harga yang ditunjuk oleh jarum utara kompas adalah harga arah “bearing”nya.