3.
Bagaimana struktur dan fungsi eritrosit? Sel darah merah (SDM) atau eritrosit adalah cakram bikonkaf tidak berinti yang kira-kira berdiameter 8µm, tebal bagian tepi 2 µm dan ketebalannya berkurang di bagian tengah menjadi hanya 1 µm atau kurang. Karena lunak dan lentur maka selama melewati mikrosirkulasi sel-sel ini mengalami perubahan konfigurasi. Stroma bagian luar membrane mengandung antigen golongan darah A dan B serta factor Rh yang menentukan golongan darah seseorang. Komponen utama SDM adalah hemoglobin protein (Hb), yang mengangkut sebagian besar oksigen (O2) dan sebagian kecil fraksi krabon dioksida (CO2) dan mempertahankan pH normal melalui serangkaian dapar intraseluler. Molekul-molekul Hb terdiri atas 2 pasang rantai polopeptida (globin) dan 4 kelompok heme, masing-masing mengandung sebuah atom besi. Konfigurasi ini memungkinkan pertukaran gas yang sesuai. Rata-rata orang dewasa memiliki jumlah SDM kira-kira 5 juta per millimeter kubik, masing-masing SDM memiliki siklus hidup sekitar 120 hari. Keseimbangan tetap dipertahankan antara kehilangan dan penggantian normal sel darah sehari-hari. Produksi SDM dirangsang oleh hormone glikoprotein, eritropoietin, yang diketahui terutama berasal dari ginjal, dengan 10% berasal dari hepatosit hari. Produksi eritropoietin dirangsang oleh hipoksia jaringan ginjal yang disebabkan oleh perubahan-perubahan tekanan O2 atmosfer, penurunan kandungan O2 darah arteri, dan penurunan konsentrasi hemoglobin. Eritropoietin merangsang sel-sel induk untuk memulai proliferasi dan maturasi sel-sel darah merah. Semua langkah sintesis hemoglobin terjadi di dalam sumsum tulang. Langkah-langkah akhir berlanjut setelah SDM imatur dilepas ke dalam sirkulasi sebagai retikulosit. Seiring dengan SDM yang semakin tua, sel tersebut menjadi kaku dan fragil, akhirnya pecah. Hemoglobin terutama difagosit di dalam limpa, hati dan sumsum tulang serta direduksi menjadi globin dan heme. Globin masuk kembali ke dalam kumpulan asam amino. Besi dibebaskan dari heme, dan bagian yang lebih besar diangkut oleh protein plasma transferin ke sumsum tulang untuk produksi SDM. Sisa besi disimpan di hati dan jaringan tubuh lain dalam bentuk feritin dan hemosiderin untuk digunakan di kemudian hari. Sisa bagian heme direduksi menjadi karboon monoksida (CO) dan biliverdin. CO diangkut dalam bentuk karboksihemoglobin, dikeluarkan melalui paru. Biliverdin direduksi menjadi bilirubin bebas; yang kemudian perlahan-lahan dilepas kedalam plasma, tempat bilirubin bergabung dengan albumin plasma kemudian ke dalam sel-sel hati untuk dieksresi kedalam kanalikuli empedu.
METABOLISME ERITROSIT Di eritrosit, reaksi yang dikatalis oleh fosfogliserat kinase dapat dipintas dalam batas tertentu oleh reaksi bifosfogliserat mutase, yang mengkatalisis perubahan 1,3- bifosfogliserat menjadi 2,3-bifosfogliserat, dan diikuti oleh hidrolisis menjadi 3-fosfoglat dan Pi, dikatalisis oleh 2,3-bifosfogliserat fosfatase. Jalur alternatif ini menghasilkan ATP dari glikolisis. Namun, jalur ini berfungsi menyediakan 2,3-Difosfogliserat, yang berikatan dengan hemoglobin dan menurunkan afinitasnya terhadap oksigen sehingga oksigen lebih mudah disalurkan.