Penyusunan Dokumen Perencanaan Pedestrian Melayang Taman Kota I
F
PENDEKATAN & METODOLOGI
F.1. Pendekatan Pelaksanaan Pekerjaan Kegiatan Penyusunan Dokumen Perencanaan Pedestrian Melayang Taman Kota I ini dapat berhasil adanya pendekatan-pendekatan dalam pelaksanaannya. Pendekatan pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan dalam hal ini adalah : A. Pendekatan Umum Peraturan-peraturan
dan
kebijaksanaan
pemerintah
yang
berhubungan dengan pembangunan bangunan gedung negara akan
menjadi
pedoman
umum
pelaksanaan
pekerjaan
ini.
Disamping itu buku-buku pedoman perancangan bangunan dari Kementerian
Pekerjaan
Umum
akan
menjadi
pedoman
penyusunan pekerjaan ini. B. Pendekatan Kelembagaan/Institusional Agar pelaksanaan pekerjaan mencapai sasaran dan tujuan sesuai dengan
harapan,
maka
selama
pelaksanaan
pekerjaan,
diharapkan ada komunikasi yang terus menerus antara Konsultan dan Pemberi Tugas. Dalam hal ini dapat diadakan forum diskusi baik formal maupun non formal, sehingga data-data yang diperlukan dapat dijadikan bahan dalam Perencanaan bangunan. F.2. Metodologi Pelaksanaan
F-1
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pedestrian Melayang Taman Kota I
Dalam mengumpulkan data–data dan masukan yang berguna bagi proses perencanaan dan perancangan proyek ini, maka cara–cara yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Studi
Lapangan : Studi
ini
dilakukan
dengan
tujuan untuk
memperoleh gambaran obyektif terhadap arah perancangan yang berhubungan dengan proyek yang akan direncanakan, dilakukan melalui survey lapangan. 2. Studi Literatur : Selain bertujuan untuk mendapatkan bahan perbandingan
juga
untuk
mengenal
masalah–masalah
yang
berhubungan dengan proyek ini serta untuk melengkapi data masukan dalam proses perencanaan dan perancangan. Bahan dari studi literatur ini diperoleh dari buku–buku referensi. 1) Studi Penyesuaian Sarana Prasarana dan Utilitas Lingkup
Penyusunan
kebutuhan
Sarana
Pedestrian
dalam
pelaksanaan pekerjaan ini yang meliputi: a. Taman b. Jalan c. Pola Sirkulasi Pejalan Kaki d. Street/Outdoor Furniture e. Saluran Drainase f. Instalasi Listrik g. Pagar/ Ralling 2) Konseptual Perencanaan A. Informasi tentang Lahan, meliputi : a) Site Plan Kawasan Taman Kota I b) Kondisi Existing Lapangan c) Kondisi Lingkungan Sekitar d) Batas-batas lahan e) Ukuran Lahan secara presisi dan tepat B. Informasi fungsi: F-2
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pedestrian Melayang Taman Kota I
a) Kebutuhan sarana pedestrian melayang di Taman Kota I b) Kegiatan utama, penunjang, pelengkap c) Perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan beserta dimensinya 3. Studi Kasus : Dengan pengamatan terhadap proyek yang serupa, dalam arti perbandingan setiap program ruang, bangunan dan tipologi arsitektur dengan beberapa perencanaan pedestrian. 4. Penggolahan dan penyusunan data : Data–data yang ada kemudian disusun, dievaluasi untuk kemudian hasilnya dijadikan pedoman dalam
perencanaan
dan
perancangan.
Seperti
terlihat
pada
Gambar 6.1. dibawah ini.
Gambar 6.1. Diagram tahapan perancangan Pelaksanaan pekerjaan dibedakan menjadi : 1.
Pekerjaan Persiapan
Program kerja ini mencakup tahap persiapan awal, seluruh proses perencanaan
dan
perancangan
serta
kewajiban
yang
harus
F-3
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pedestrian Melayang Taman Kota I
dilaksanakan konsultan pada tahap pelaksanaan konstruksinya/secara keseluruhan program kerja konsultan mencakup: a. Mobilisasi Dalam tahap mobilisasi ini akan dilakukan persiapan-persiapan yang
menyangkut
pengerahan
tenaga
ahli
dan
tenaga
pelaksanaan, baik yang bersifat teknis maupun istratif dengan kualitas dan kuantitas yang sesuai dengan beban kerja, pengadaan perlengkapan kantor, bahan dan alat-alat tulis, dan pengadaan alat transportasi. b. Penyusunan Program Kerja Sebagai langkah awal dari pelaksanaan pekerjaan ini. Konsultan akan menyusun program kerja dan pedoman penugasan / pengelolaan tugas, penyediaan sumber daya dan lain-lain yang harus dilaksanakan oleh semua pihak yang terlibat. Usulan ini harus mendapat persetujuan dari pengelola proyek. c. Persiapan Survey Tahap ini merupakan langkah persiapan pelaksanaan survei lapangan maupun institusional yang mencakup:
Mempelajari kondisi di lapangan Pengadaan peralatan survey lapangan Mempelajari karakteristik dan spesifikasi masing-masing
kegiatan dan fungsi bangunan. Informasi yang diperlukan dan harus diperoleh untuk bahan Perencanaan, diantaranya mengenai hal-hal sebagai berikut: 1) Informasi tentang lahan, pemakai bangunan,
dan
kebutuhannya. 2) Pemakai bangunan. 3) Kebutuhan bangunan. 2.
Tahap Penyusunan Review Dokumen Perencanaan
Lingkup pekerjaan pokok dibagi menjadi beberapa tahapan sebagai berikut : A.
Tahap I: Penyusunan Pra Rencana
F-4
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pedestrian Melayang Taman Kota I
Untuk membantu Pemberi Tugas memperoleh pengertian yang lebih mendalam atas program rancangan yang telah diputuskan, maka Konsultan Perencana harus mendetailkan secara terukur terhadap hal-hal yang sudah dikonsepkan : 1. Gambar Situasi 2. Gambar Rencana Tapak Bangunan atau Masa Bangunan 3. Gambar Denah Organisasi Ruang dan alternatif tata ruang B. Tahap II: Pengembangan Rencana Pada Tahap ini memuat : a. Rencana detail rancangan dengan menggambarkan program penggunaan lahan serta Sarana dan Prasarananya dengan melihat bangunan gedung secara keseluruhan. b. Rencana konstruktif secara detail dengan menghitung dan menyampaikan spesifikasi teknis yang akan di pakai dalam perencanaan. c. Rencana kebutuhan penghijauan secara estetik dan fungsi vegetasi. d. Penajaman pra-perkiraan biaya yang sesuai dengan konsep D.
rancangan detail yang ada. Tahap III: Tahap Rencana Detail Tahap Rencana Detail, terdiri dari : a. Gambar-gambar
rencana,
meliputi
Makro
Kawasan
lokasi
perencanaan ditinjau dari aspek arsitektur, struktur, utilitas bangunan dan lingkungan. b. Perkiraan
biaya
pembangunan
dan
jadwal
pelaksanaan
pekerjaan. c. Pra-rencana disain ini harus mendapat persetujuan pemberi tugas terlebih dahulu agar dapat dilanjutkan ke tahapan pengembangan rencana Pembangunan Sarana dan Prasarana. d. Gambar Meliputi Arsitektur,Sipil, 3D, Lansekap dan Elektrikal secara detail dan gambar- gambar pendukung lainnya e. Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) 3. Tahap Pengawasan Berkala
F-5
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pedestrian Melayang Taman Kota I
Pengawasan
berkala
selama
pelaksanaan
melaksanakan kegiatan seperti : a. Melakukan penyesuaian gambar pelaksanaan bila ada perubahan. b. Memberikan penjelasan terhadap
konstruksi
dan
fisik
spesifikasi
teknis
persoalan-persoalan
timbul selama masa pelaksanaan konstruksi. c. Memberikan saran-saran, pertimbangan
dan
dan
yang
rekomendasi
bilamana terjadi perubahan penggunaan bahan. F.3 Perencanaan Teknis A. Jalur Pejalan Kaki a) Lebar dan alinyemen jalur pejalan kaki harus leluasa, minimal bila dua orang pejalan kaki berpapasan, salah satu diantaranya tidak harus turun ke jalur lalu lintas kendaraan. b) Lebar minimum jalur pejalan kaki adalah 1,50 meter. c) Maksimum arus pejalan kaki adalah 50 pejalan kaki/menit. d) Untuk dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada pejalan
kaki
maka
jalur
harus
diperkeras,
dan
apabila
mempunyai perbedaan tinggi dengan sekitarnya harus diben pembatas (dapat berupa kerb atau batas penghalang/barrier). e) Perkerasan dapat dibuat dan blok beton, beton, perkerasan aspal, atau plesteran. Permukaan harus rata dan mempunyai kemiringan melintang 2 - 4 % supaya tidak terjadi genangan air. Kemiringan memanjang disesuaikan dengan kemiringan memanjang
jalan
dan
disarankan
kemiringan
maksimum
adalah 10 %. f) Lebar jalur pejalan kaki harus ditambah, bila patok rambu lalu lintas, kotak surat, pohon peneduh atau fasilitas umum lainnya ditempatkan pada jalur tersebut. g) 7). Lebar minimum jalur pejalan kaki diambil dari lebar yang dibutuhkan untuk pergerakan 2 orang pejalan kaki secara bergandengan atau 2 orang pejalan kaki yang berpapasan tanpa terjadinya persinggungan. Lebar absolut minimum jalur pejalan kaki ditentukan 2 x 75 cm + jarak antara dengan bangunan-bangunan di sampingnya, yaitu (2 x 15 cm) = 1,80m. F-6
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pedestrian Melayang Taman Kota I
Dalam keadaan ideal untuk mendapatkan lebar minimum dipakai rumus sebagai berikut : LT = Lp + Lh Dimana : LT = Lebar total jalur pejalan kaki Lp = Lebar jalur pejalan kaki yang diperlukan sesuai dengan tingkat kenyamanan yang diinginkan. Lh = Lebar tambahan akibat halangan bangunan-bangunan yang ada disampingnya. B. Jalur Pejalan Kaki di Atas Permukaan Tanah Jalur pejalan kaki di atas permukaan tanah merupakan jalur pejalan kaki yang terletak di ruang atas permukaan tanah. Jalur pejalan kaki di atas permukaan tanah tidak terputus dalam sistem jaringan pejalan kaki dan dimaksudkan untuk memudahkan dalam pergantian jalur yang berbeda. Jalur pejalan kaki di atas permukaan tanah harus dilengkapi dengan penerangan yang cukup untuk membantu jarak pandang, terutama pada malam hari.
Gambar 5.1. Perspektif Jalur Pejalan Kaki Di Atas Permukaan Tanah
F-7
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pedestrian Melayang Taman Kota I
Gambar 5.2 Potongan dan Tampak Atas Jalur Pejalan Kaki Di Atas Permukaan Tanah C. Prinsip
Pemanfaatan
Prasarana
dan
Sarana
Jaringan
Pejalan Kaki Setiap pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan pejalan kaki diatur berdasarkan jenis kegiatan, waktu pemanfaatan (sesuai kebutuhan), jumlah pengguna, dan ketentuan teknis yang harus dipenuhi.
F-8
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pedestrian Melayang Taman Kota I
Prinsip pemanfaatan prasarana jaringan pejalan kaki yaitu sebagai berikut: 1. menjaga fungsi utama prasarana dan sarana jaringan pejalan kaki sebagai sirkulasi bagi pejalan kaki; 2. memperkenankan pemanfaatan selain untuk berjalan kaki selama tidak mengganggu fungsi utama prasarana dan sarana jaringan pejalan kaki; 3. memiliki tingkatan standar pelayanan jalur pejalan kaki sekurangkurangnya tingkat pelayanan standar C; 4. mempertimbangkan: a. keselamatan, b. keamanan, c. kenyamanan, d. aksesibilitas, e. keindahan, dan f. interaksi sosial; 5. mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan Prinsip pemanfaatan sarana jaringan pejalan kaki yaitu sesuai dengan fungsi masing masing sarana jaringan pejalan kaki. D.
Pemanfaatan
Prasarana
Jaringan
Pejalan
Kaki
yang
Diperkenankan Pemanfaatan prasarana jaringan pejalan kaki yang diperkenankan berdasarkan jenis kegiatan yaitu pemanfaatan fungsi sosial dan/atau ekologis (taman/jalur hijau) sepanjang tidak mengganggu fungsi utama prasarana pejalan kaki. Prasarana jaringan pejalan kaki adalah ruang publik. Oleh karena itu, dapat
dimanfaatkan
untuk
fungsi
sosial
dan/atau
ekologis
(taman/jalur hijau) sepanjang tidak mengganggu fungsi utama prasarana pejalan kaki. Pemanfaatan prasarana jaringan pejalan kaki diperkenankan untuk bersepeda, interaksi sosial, kegiatan usaha kecil formal (KUKF) dan tempat makan café atau restoran, pameran, penyediaan jalur hijau (peneduh), dan penyediaan sarana pejalan kaki (perabot jalan) dan jaringan utilitas (tiang listrik, gardu, kabel, dll). F-9