ANATOMI & FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN Dewi Kusumaningsih, S.Kep., Ns.
Program KBK Semester IV PSIK Universitas Malahayati
Definisi
Merupakan sistem yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkan untuk diserap oleh tubuh (proses pencernaan) yang terbentang mulai dari mulut sampai anus.
Pintu masuknya zat-zat nutrisi, vitamin, mineral dan cairan kedalam tubuh.
Tempat bagi protein, lemak dan karbohidrat dipecah dalam bagian yang lebih sederhana agar bisa diserap.
Zat-zat tersebut melewati mukosa kemudian masuk kedalam aliran pembuluh limfe atau darah untuk dipakai tubuh.
Proses Pencernaan
2 proses pencernaan: 1.
Pencernaan mekanik: proses penghancuran fisik makanan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil
2.
Pencernaan kimiawi: pengubahan molekul-molekul nutrisi kompleks menjadi lebih sederhana yang biasanya dibantu oleh kerja enzim
SISTEM PENCERNAAN
Saluran pencernaan
Kavitas oris (rongga mulut) Faring Esofagus Gaster Intestinum tenue Kolon Rektum anus
Organ tambahan (asesorius)
Gigi Lidah Kelenjar ludah Kandung empedu Pankreas Hati
Human digestive system
Rongga Mulut (Cavitas oris)
Rongga mulut merupakan awal saluran pencernaan, dengan pintu masuknya adalah mulut.
Permukaan mulut dilapisi oleh mukosa yang dibawahnya terdapat kelenjar yang mengeluarkan lendir dan kaya akan pembuluh darah dan saraf sensorik.
Vestibulum Oris
Terletak antara pipi, bibir, gigi, dan prosesus alveolaris rahang. Bibir (labia oris)
Pipi
ke lateral bersatu pada sudut mulut terdapat philtrum di tengah bibir atas (lekukan dari tengah hidung) Zona kulit, merah bibir dan zona mukosa. Basi ototnya dibentuk oleh m. buccinator yang berperan untuk menghisap dan mengunyah.
Gusi/ginggiva.
Cavum Oris Propium
Adalah ruangan dalam deretan gigi. Rongga mulut dalam (dalam artian sempit) Atap rongga mulut dibentuk oleh palatum durum dan palatum molle. Di atas dasar mulut dekat bidang median terdapat 2 m. geniohyoideus. Rongga mulut terisi lidah.
Gigi
Fungsi mengunyah (pencernaan mekanik) 2 tahap perkembangan gigi: Gigi susu (Desidua)
Mulai tumbuh pada gusi sekitar usia 6 bulan Keseluruhan gigi susu (20 buah) akan selesai tumbuh sekitar usia 2 tahun dan tanggal secara otomatis setelah masa kanak-kanak 20 gigi susu: 4 seri, 2 taring, 4 molar untuk setiap rahang
Gigi permanen
Gigi molar I akan tumbuh sekitar usia 6 tahun Susunan lengkap ada 32 buah: 4 buah seri, 2 taring, 4 pre molar, 6 molar untuk setiap rahang Jenisnya: Gigi seri (insicivus untuk memotong) Gigi taring (caninus untuk mengoyak) Gigi geraham (pre molar dan molar untuk menghaluskan) Lapisannya: Email/Enamel Dentin Pulpa (terdapat aliran darah dan saraf)
Lidah
Sebagai alat penolong dalam mengunyah dan menghisap. Mengandung organ pengecap dan perasa. Berfungsi sebagai alat bicara. Lidah terbagi atas : Radix, Dorsum, Apex (ujung dorsum bagian belakang) Otot-otot lidah otot rangka Membran mukosa lidah :
Permukaan inferior lidah Dorsum linguae Papillae filliformis, papillae fungiformis, papillae vallate, papillae foliata
Inervasi:
Sensorik: N. VII (nervus Facialis) dan N. IX (nervus Glossopharyngeus) pengecapan Motorik: N. XII (nervus Hipoglossus) otot-otot lidah
Pallatum Dibagi 2: Palatum durum (keras)
2/3 bagian anterior atap ronga mulut Dilapisi mukosa mengandung kelenjar mukosa kecil (glandulla palatinae) menghasilkan mukus untuk melumasi makanan yang sedang dikunyah.
Pallatum molle (lunak)
1/3 bagian posterior Berperan dalam proses menelan Saat bergabung dengan dinding posterior pharyng menutup bagian jalan makanan dari saluran napas bagian atas.
Saliva (air liur)
Pada waktu mengunyah, makanan bercampur dengan air liur dalam mulut. Air liur berfungsi sebagai pelumas, mengandung enzim amilase dan bekerja pada pH 7-8. Enzim amilase berfungsi mengubah tepung/polisakarida menjadi maltosa dan bersifat bakterisid. Sekresi kelenjar disebabkan karena : rangsangan kemoreseptor mulut dan gerak mengunyah rangsangan psikologik. Produksi air liur dalam 1 hari lebih kurang 1,5 liter.
Kelenjar air liur 1.
2.
3.
Kelenjar parotid Sepasang merupakan kelenjar liur terbesar. Terletak didepan telinga pada ramus mandibullae dan m. masseter. Mempunyai saluran keluar pada papilla parotidea (pada vestibulum oris). Kelenjar submandibularis merupakan campuran kelenjar liur rahang bawah. Terletak dalam cekungan diantara mandibula dan kedua venter m. digastricus. Mempunyai saluran keluar pada carrunculae sublingualis. Kelenjar sublingualis : merupakan campuran mukosa dan serosa. Terletak pada m. mylohiodeus bermuara pada carrunculae sublingualis.
Pharyng
Merupakan suatu saluran yang panjangnya lebih kurang 12 cm. Terletak pada dasar tengkorak bergabung kedalam esophagus. Terdiri atas 3 bagian : Nasopharyng Oropharyng Laryngopharyng Dinding pharyng mempunyai 3 lapisan : Tunika mukosa Tunika muskularis Tunika adventitia (merupakan jaringan ikat)
Mekanisme Menelan
Otot-otot dasar mulut berkontraksi dan lidah bersama-sama dengan bolus ditekan pada pallatum molle. Celah pharyng terbuka keatas dan kedepan ketika laryng terangkat. Kemudian lidah ditarik oleh m. styloglosus dan m. hyoglosus sehingga mendorong bolus kedalam pharyng. Bolus menggelincir melalui prosesus piriformis. Terjadi pemendekan dinding pharyng sehingga mendorong bolus ke esophagus.
Esophagus
Saluran muskuler yang menyalurkan makanan dari pharyng menuju gaster (lambung) Panjangnya 25-30 cm. Memanjang setinggi Vertebra cervicalis VI dan cartilago cricoidea sampai Vertebrata thoracalis X-XII. Terbagi atas 3 bagian :
Bagian cervical (pendek) Bagian thoracal Bagian pars abdominal (panjang 1-3 cm) bergabung dengan cardia lambung.
Esophagus neonatus relatif lebih panjang daripada esophagus dewasa (mulai dari vertebrata cervikalis III-IV
Penyempitan Esophagus
Penyempitan pada Cartilago cricoidea
fungsinya menutup pintu masuk esophagus, merupakan bagian tersempit, kira-kira selebar 14 mm. pada waktu menelan relaksasi 0,5-1 dtk.
Penyempitan ditengah → penyempitan aortic : karena ada persilangan dengan arcus aorta. Penyempitan diafragmatik pada hiatus esophagei
mekanisme penutupan ruang yang rumit, dari bagian terbawah 2-5 cm esophagus. relaksasi selama menelan.
Lambung (Gaster)
Adalah Suatu kantong penampung makanan proses pencernaan berlangsung perlahan-lahan Terletak pada kuadran lateral atas kiri dalam rongga perut. Terjadi mekanisme pencernaan mekanik dan kimiawi Bagian-bagian lambung:
Fundus, bagian paling superior. Korpus, badan dari lambung. Pylorus, bagian yang menyempit dan berhubungan dengan usus halus (duodenum) Sphincter cardia, cincin yang berhubungan dengan esophagus. Sphincter pylorus, cincin yang berhubungan dengan usus halus (akhir dari lambung)
Lambung mempunyai beberapa lapisan pada dindingnya Mukosa (membran mukosa) Submukosa (banyak aliran darah) Muskularis (otot polos) Serosa Sekresi lambung Getah lambung : cairan encer yang diproduksi oleh kelenjar dan sel-sel lambung. Sel mukosa sekresi mukosa untuk melapisi dinding lambung dan mencegah dari erosi Sel Chief sekresi pepsinogen Sel Parietal sekresi asam klorida (HCl) Inervasi N. X (nervus Vagus)
Anatomi Gaster
Usus Halus (intestinum tenue, intestinum minor) 1.
Berdiameter sekitar 2,5 cm; panjang 6 m Menghubungkan lambung dengan sekum kolon Terdiri dari 3: Duodenum/usus 12 jari
2.
Jejenum,
3.
panjang 8 kaki.
Ileum,
panjangnya 25 cm/10-12 inchi berbentuk huruf C
panjang 12 kaki.
Hubungan antara ileum dan usus besar ileocaecal junction, terdapat ileocaecal valve. Lapisan mukosa usus halus banyak mengandung villus/villi (jamak). Absorbsi karbohidrat, protein dan lemak banyak dilakukan di sini dan komplit.
Duodenum/ Usus 12 jari Bagian awal usus halus, panjangnya 25 cm/10-12 inchi berbentuk huruf C Terdapat muara beberapa saluran yang disebut papila duodeni (papila duodeni mayor/papila vater) Saluran yang bermuara ke dodenum:
Ductus choledochus/ ductus biliaris Ductus pancreaticus
Hati (Hepar)
Mengisi bagian atas kanan dan tengah rongga perut, tepat di bawah diafragma Terdiri dari 2 lobus besar: lobus kanan dan kiri Menghasilkan empedu Empedu tersusun atas: air, garam dan asam empedu Fungsi empedu: mengelmusikan lemak mempermudah absorbsinya
Anatomi Hepar
34
Kandung empedu (Vesica fellea/ Vesica biliaris)
Kantung dengan panjang 7,5 – 10 cm Terletak pada permukaan bawah lobus kanan hepar Aliran empedu:
Produksi: dari sel-sel hepar ke kanalikuli ductus hepaticus (kanan dan kiri) ductus cysticus ditampung di kandung empedu Saat dibutuhkan empedu yaitu ketika makanan berlemak masuk ke duodenum mukosa duodenum mensekresi kolesistokinin merangsang kontraksi kandung empedu emepedu dikeluarkan ductus cysticus ductus choledocus communis duodenum lewat ampula Vater
Pankreas
Terletak pada kuadran kiri atas rongga perut antara kurvatura duodenum dan lien Panjang 15 cm Fungsi pencernaan Kel. eksokrin enzim amilase pankreas dialirkan lewat ductus pancreaticus duodenum lewat Ampula Vater Sekresi cairan bikarbonat (bersifat basa) menetralkan asam lambung Sekretin meningkatkan produksi cairan bikarbonat pankreas Kolesistokinin merangsang sekresi enzim pankreas
Appendix (Usus Buntu)
Panjangnya kurang lebih 18 mm. Mengandung banyak jaringan limfe. Letaknya dapat di belakang, di bawah, di depan sekum, atau dapat juga di depan atau belakang dari ujung ileum. Sekum (bagian yang berhubungan dengan ileum).
Usus Besar (Intestinum Mayor)
Panjangnya ± 1,5 m (5-8 kaki), diameter 6,3 cm. Menghubungkan ileum dengan rectum Terdiri dari : Colon ascendens, Colon transversum, Colon descendens, Colon Sigmoid berbentuk huruf S. Fungsi kolon :
Absorbsi air (2 liter/24 jam), Na, Cl. Sekresi kalium. Pengeluaran produk makanan yang tidak bisa dicerna
Rectum
Panjangnya ± 12 cm. Defekasi : Sebagian merupakan refleks, sebagian lagi merupakan aktivitas volunter. Masuknya makanan ke dalam rektum menstimulir keinginan untuk defekasi.
SUMBER
ENZIM
SUBSTRAT
Gl. Salivarius
Amilase
amilum
Gl. Lingualis
lipase
Trigliserida
Lambung
pepsin/pepsinogen
protein, polipeptida
lipase
Trigliserida
Pankreas
trypsin/ trypsinogen
protein, polipeptida
(eksokrin)
chymotrypsin/chymotrypsinogen
protein, polipeptida
elastase/proelastase
elastin
carboxypeptidase A (procarboxypeptidase A)
protein, polipeptida
carboxypeptidase B (procarboxypeptidase B)
protein, polipeptida
colipase (procolipase)
droplet lemak
lipase pankreas
Trigliserida
cholesteryl ester hydrolase
Cholestryl ester
Amilase pankreas
amilum
ribonuclease
RNA
deoksiribonuclease
DNA
phospholipase A (prophospholipase A)
phospholipid
MUKOSA
enteropeptidase
trypsinogen
INTESTINAL
aminopeptidase
polypeptida
carboxypeptidase
polypeptida
endopeptidase
polypeptida
dipeptidase
dipeptida
maltase
maltosa, maltotriosa, dextrin
lactase
laktosa
sucrase
sukrosa, maltotriosa, maltosa
dextrinase
dextrin, maltosa, maltotriosa
trehalase
trehalosa
nuclease
asam nukleat
Faal
Jumlah cairan yang diabsorbsi setiap hari= jumlah yang dicerna (1,5 L) + sekresi gasytrointestinal (7L) = 8,5 L Sebagian di usus 1,5 L melalui katup ileosekal masuk ke kolon Lambung absorbsi buruk tidak punya vili
Dasar anatomi absorbsi Valvula koniventes (jonjot Kerckring) memperbesar 3x luas permukaan daerah absorbsi, terutama di duodenum dan jejenum Vili Terletak hampir di seluruh permukaan usus Berjuta-juta vili kecil menonjol kira-kira 1 mm dari permukaan jonjot Kerckring Memperbesar tambahan 10x luas daerah permukaan absorbsi Mikrovili Terdapat pada sel-sel epitel usus (brush border), setiap sel terdapat 600 mikrovili. Panjang 1 m, diameter 0,1 m Memperluas daerah permukaan menjadi 20 x
Gabungan ketiganya akan memperluas permukaan daerah absorbsi menjadi 3x10x20 = 600 x atau kira-kira 250 m untuk seluruh lapangan usus.
Mekanisme dasar absorbsi
Absorbsi transport aktif = memberi energi ke substansi ketika ditransport dengan tujuan mongkonsentrasikannya pada sisi yang berlawanan atau untuk memindahkannya melawan potensial litrik difusi= transport sederhana substansi melalui membran sebagai akibat pergerakan molekul bersama akibat perbedaan gradien elektrokimia.
Absorbsi dalam usus halus Normal tiap hari yang diabsorbsi: Karbohidrat beberapa ratus gram Lemak >= 100 gram Asam amino 50-100 gram Air 7-8 L Kapasitas absorbsi tiap hari: Karbohidrat beberapa kilogram Lemak 500-1000 gram Asam amino 500-700 gram Air >= 20 L
Absorbsi monosakarida
Glukosa dan Galaktosa transport aktif yang difasilitasi oleh transport natrium (transport aktif sekunder) Fruktosa difusi terfasilitasi
Absorbsi protein
Sebagian besar dalam bentuk asam amino Terjadi di usus bagian atas (duodenum, jejenum) Secara umum seperti absorbsi glukosa
Absorbsi lemak
Monogliserida dan asam lemak larut dalam bagian lipid micelle asam empedu bercampur dengan kimus ditransport ke permukaan brush border mikrovili difusi masuk ke dalam selsel epitel Dalam sel monogliserida dan asam lemak disusun kembali menjadi trigliserida Trigliserida bersama kolesterol dan fosfolipid membentuk globul, yang kemudian berdifusi ke sisi sel epitel dan dieksresikan ke ruang interstisial. Globul-globul masuk ke pembuluh limfe (berubah nama menjadi kilomikron) duktus toraksikus vena besar leher (80-90% dari lemak yang diabsorbsi usus)
Absorbsi dalam usus besar
Sebagian besar absorbsi terjadi di pertengahan proksimal kolon (kolon absorbsi) Kolon bagian distal untuk penyimpanan sebelum dibuang (kolon penyimpanan) Dari kira-kira 1500 L air yang masuk ke kolon, 100 mL akan dieksresikan dalam feses. Sekresi ion bikarbonat menetralkan produk asam dari bakteri kolon. Absorbsi ion klorida bersama dengan natrium menciptakan gradien osmotik yang menyebabkan absorbsi air
Produk Bakteri dalam kolon
Bakteri mencerna sejumlah kecil selulosa Vit. K Vit. B12 Tiamin Riboflavin Gas (dalam flatus): terutama gas karbondioksida, hidrogen dan metan
Komposisi feses
¾ air ¼ padat:
Bakteri mati 30% Lemak 10-20% Bahan anorganik 10-20% Protein 2-3% Serat makanan yang tidak tercerna dan konstituen kering getah pencernaan (pigmen empedu, sel-sel epitel yang lepas) 30%
Warna coklat feses: sterkobilin dan urobilin Bau feses tergantung flora bakteri kolon dan jenis makanan yang dimakan
Alhamdulillaah
Wassalaamu’alaikum Wr. Wb.
Diseases Gastroenteritis is inflammation of the intestines and is the most common disease of the intestines. It can arise as the result of food poisoning. Ileus is a blockage of the intestines. Ileitis is an inflammation of the ileum. Colitis is an inflammation of the large intestine. Appendicitis is inflammation of the vermiform appendix located at the cecum. This is a potentially fatal disease if left untreated; most cases of appendicitis require surgical intervention. Coeliac disease is a common form of malabsorption, affecting up to 1% of people of northern European descent. Allergy to gluten proteins, found in wheat, barley and rye, causes villous atrophy in the small intestine. Life-long dietary avoidance of these foodstuffs in a gluten-free diet is the only treatment. Crohn's disease and ulcerative colitis are examples of inflammatory bowel disease. While Crohn's can affect the entire gastrointestinal tract, ulcerative colitis is limited to the large intestine. Crohn's disease is widely regarded as an autoimmune disease. Although ulcerative colitis is often treated as though it were an autoimmune disease, there is no consensus that it actually is such. (See List of autoimmune diseases). Enteroviruses are named by their transmission-route through the intestine (enteric = related to intestine), but their symptoms aren't mainly associated with the intestine. [edit] Disorders Irritable bowel syndrome is the most common functional disorder of the intestine. Functional constipation and chronic functional abdominal pain are other disorders of the intestine that have physiological causes, but do not have identifiable structural, chemical, or infectious pathologies. They are aberrations of normal bowel function but not diseases. Diverticular disease is a condition that is very common in older people in industrialized countries. It usually affects the large intestine but has been known to affect the small intestine as well. Diverticular disease occurs when pouches form on the intestinal wall. Once the pouches become inflamed it is known as Diverticulitis, or Diverticular disease. Endometriosis can affect the intestines, with similar symptoms to IBS. Bowel twist (or similarly, bowel strangulation) is a comparatively rare event (usually developing sometime after major bowel surgery). It is, however, hard to diagnose correctly, and if left uncorrected can lead to bowel infarction and death. (The singer Maurice Gibb is