ALAT UKUR PNEUMATIC Banyak hal dalam teknik otomotiv yang keadaanya berkaitan dengan tekanan atau kevakuman (kehampaan), udara maupun gas/uap. Didalam proses kerja motor sendiri ada berbagai kondisi yang menimbulkan tekanan, maupun kevakuman udara seperti, langkah hisap, langkah kompresi dsb. Disamping hal-hal tersebut juga hamir semua kendaraan bermotor yang beroperasi di jalan raya, umumnya menggunakan roda yang dilengkapi dengan ban karet, dimana didalamnya di isi tekanan udara, dan masih banyak lagi contoh lainnya yang dalam perawatan atau pengoperasian pada bagian bagian yang bersangkuran memerlukan ketentuan-ketentuan khusus (batasan-batasan) untuk memperoleh kondisi yang normal. Untuk mengetahui keadaan tersebut digunakan alat alat yang dapat menunjukan besarnya tekanan atau kehampaan udara, Kedua jenis alat tersebut mempunyai kontruksi yang hampir sama, namun dalam pekerjaan teknik otomotiv biasanya alat alat ukur itu diberi nama sesuai dengan fungsi pemakaiannya. Alat alat ukur pneumatic tersebut mempunyai satuan seperti berikut : Kg/Cm2, atmosphere (atm), bar, CmHg, inHg, psi (pound square inch). Contoh-Contoh Alat Ukur Pneumatic 1. Vacuum Tester
Alat ukur pneumatic vacuum tester
Pada mesin yang memiliki sejumlah silinder, dapat terjadi ketidak seimbangan oleh kondisi dari komponen masing-masing silinder yang tidak sama setelah mesin tersebut beroperasi lama dimana keausan keausan akan sangat mempengaruhinya. Jika proses kerja didalam masing-masing silinder tidak seimbang maka daya mesin (output) tidak akan mencapai maksimal disamping menyebapkan pula boros pemakaian bahan bakar, mesin terlalu panas dsb. Untuk mendeteksi keseimbangan silinder tersebut dapat digunakan alat yaitu vacuum gauge/vacuum tester. Alat ini dalam pengoperasiannya dihubungkan dengan saluran masuk (intake manifold) dan dengan mematikan satu silinder mesin tersebut secara bergantian dalam keadaan mesin hidup. Satuan alat ukur vacum ini adalah CmHg atau InHg 2. Radiator Tester
Alat ukur pneumatic radiator tester Untuk menjaga agar air pendingin mesin tidak mudah berkurang dalam tempo yang ama, maka kerapatan dari sistem pendingin harus diperiksa. Kebocoran kecil saja dapat mengakibatkan kerusakan yang fatal. Untuk melakukan perawatan dan pendeteksian hal tersebut digunakan alat yang disebut radiator tester. Dalam pengoperasiannya alat ini dapat digunakan 2 hal : -
Mengetahui kebocoran sistem pendingin. Untuk hal ini alat radiator tester
-
dipasangkan pada lubang pengisian air radiator. Untuk mengetahui kerja dari tutup radiator (katup). Untuk hal ini tutup radiator dipasangkan pada alat radiator cup tester. Alat ini biasanya menggunakan satuan Kg/Cm2 atau Atm.Jadi radiator tester adalah alat yang berfungsi untuk mengetahui kebocoran dari sistem pendingin. Sedangkan radiator cup tester adalah alat ukur
pneumatic yang berfungsi untuk mengetahui kerja dari tutup radiator (katup pada tutup radiator. 3. Pengukur Tekanan Kompresi ( Pressure Gauge )
Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan kompresi pada silinder engine, yang ditentukanoleh kondisi piston, ring piston, dan katup. Cara Menggunakan a. Lepaskan semua busi b. Masukkan presssure gauge pada lubang busi sambil di tekan dengan tangan c. Pada posisi pedal gas diinjak penuh, transmisi netral, engine di start ± 3 detik hingga tercapai tekanan maksimum pada pengukuran tekanan kompresi d. Tekanan kompresi dapat dibaca langsung pada alat 4. Hidrometer
Hidrometer berfungsi untuk mengukur berat jenis elektrolit battery. Berat jenis elektrolit berubah menurut tingkat isi battery. Berat jenis battery penuh adalah 1,26 – 1,28. Berat
jenis juga dipengaruhi oleh suhu, sehingga rumus ini digunakan untuk menentukan hubungannya: S20 = St + 0,007 (t – 20) Dimana: S20 = berat jenis koreksi St = berat jenis terukur t = suhu saat pengukuran 5. Nozzle Tester
Nozzle tester digunakan untuk memeriksa tekanan pembukaan injector dan kondisi injector (kebocoran setelah injeksi.