Swd 53232y

SWD merupakan alat terapi yang menggunakan energi elektromagnetik (EEM) yang dihasilkan oleh arus bolak balik frekuensi tinggi. Frekuensi yang diperboleh pada pemakaian SWD adalah 13,66 MHz, arus listrik yang mempunyai frekuensi 12,27 MHz atau energi 27,33 MHz, dan 40,98 MHz. Panjang gelombang yang sesuai dengan frekuensi ini adalah 22,11 dan 7,5 meter. Untuk tujuan pengobatan maka frekuensi yang sering digunakan yaitu 27,33 MHz, dengan panjang gelombang 11 meter atau elektromagnetik 27 MHz. Efek dari SWD dapat dibagi menjadi dua, yaitu efek thermal dan efek nonthermal. Yang dimaksud dengan efek thermal, yaitu pemberian intensitas yang cukup atau secara terus menerus (continue), sedangkan efek nonthermal, yaitu pemberian intensitas yang rendah atau terputusputus (intermiten). Tetapi yang akan dibahas sesuai kasus, yaitu efek thermal. Indikasi dari efek thermal, yaitu meningkatkan temperatur jaringan, laju konduksi saraf, vasodilatasi pembuluh darah, menurunkan nyeri, meningkatkan elastisitas jaringan otot, mempercepat aktiftas enzim, menurunkan kekakuan sendi, meningkatkan LGS, mempercepat penyembuhan dan meningkatkan ekstensibilitas jaringan ikat. Kontra indikasi dari SWD meliputi kehamilan dan menstruasi, kontak langsung dengan mata, pada testis, pertumbuhan epyphises, logam dalam tubuh, alat-alat elektronik, gangguan pembuluh darah atau peredaran darah (Cameron, 2009).

2.5.2.1 Pelaksanaan Tindakan fisioterapi Prosedur penatalaksanaan SWD meliputi : persiapan pasien sebelum pengobatan, persiapan alat sebelum pengobatan, pemberian dosis, pelaksanaan pengobatan, dan evaluasi sesaat setelah pengobatan. 1) Persiapan Pasien

Persiapan sebelum pengobatan yaitu pasien diberitahu bahwa pengobatan ini bukan kontra indikasi. Kemudian jelaskan tujuan dari pengobatan bahwa panas yang dirasakan sedikit sekali namun tetap menimbulkan reaksi di jaringan atau organ yang diobati. Dijelaskan pula bahwa kadang-kadang digunakan intensitas yang tinggi untuk menstimulasi proses patofisiologi dari penyakit atau luka. Hal ini dapat menimbulkan nyeri atau kerusakan pada jaringan. Benda yang terbuat dari logam yang ada pada tubuh atau didekat pasien harus dijauhkan. Pakaian yang ada pada tubuh harus dilepaskan, posisi pasien harus senyaman mungkin agar selama pengobatan tetap rileks. Apabila pada daerah punggung berkeringat atau basah harus segera dibersihkan. Lakukan pemeriksaan sensoris terhadap pasien dengan menggunakan sentuhan, panas, dingin, tajam, dan tumpul pada daerah punggung. Tujuan pemeriksaan ini, yaitu untuk mengetahui sensasi dari pasien. 2) Persiapan Alat Persiapan alat sebelum pengobatan, semua saklar dalam keadaan nol, kabel-kabel tidak boleh kontak dengan lantai dan tidak boleh bersilangan satu dengan yang lainnya. Kabel tidak boleh menggantung di atas tubuh pasien. Pada kasus skoliosis elektrode terpilih, yaitu menggunakan aplikator diplode menghasilkan panas lebih banyak di jaringan kulit dan penetrasinya dangkal, kemudian aplikator diplode tersebut dipasang pada lengan mesin SWD dan dihubungkan dengan kabel elektrode. Mesin dihidupkan dan perlu ditunggu ± 5 – 10 menit untuk pemanasan, dan waktu untuk aplikasi yaitu antara 10-20 menit (Cameron, 2009). 3) Evaluasi Menurut Cameron (2009) evaluasi sesaat setelah pengobatan meliputi : (1) Terhadap Pasien

Jika pengobatan sudah selesai maka fisioterapis memeriksa reaksi umum yang ditemukan berupa iritasi pada bahu dan efek terapi yang dikehendaki dan ihkan daerah yang diterapi tersebut. (2) Terhadap Alat Setelah selesai pengobatan semua tombol dikembalikan ke posisi nol, bersihkan alat yang telah digunakan . Kondensor atau elektrode dilepas kemudian disimpan kembali ke tempatnya. 1)