BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pemerintah Indonesia yang saat ini sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan di segala bidang,baik pembangunan fisik maupun pembangunan non fisik memberikan harapan yang baik bagi masyarakat namun disisi lain masih ada masalah yang memprihatinkan khususnya pada perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi,dewasa ini berkembang pengaruh pemakaian obat-obatan dikalangan masyarakat yang disalah gunakan.keprihatinan tersebut menyangkut perilaku sebagian generasi muda (masyarakat ) kita yang terperangkap pada penyalahgunaan narkoba / NAPZA ( Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya ) baik mengkonsumsi maupun mengedarkannya. Hal tersebut mengisyaratkan kepada kita untuk peduli dan memperhatikannya,karena bahaya yang ditimbulkan dapat mengancam generasi muda harapan bangsa yang notabene sebagai pewaris dan penerus perjuangan bangsa di masa yang akan datang. Pada dasarnya narkoba merupakan obat yang bermanfaat di bidang medis dan pengembangan ilmu pegetahuan,namun disatu sisi lain dapat pula menimbulkan addication ( ketagihan dan ketergantungan ) tanpa adanya pembatasanpngendalian dan pengawasan yang ketat dan seksama dari pihak yang berwenang.untuk itulah disusun buku pedoman penggunaan obat narkotika dan psikotropika Puskesmas Galis dengan harapan dapat membantu dalam proses pengendalian dan pengawasan penggunaan obat narkotika dan psikotropika di Puskesmas Galis. B. Tujuan Tujuan umum : terlaksananya pelayanan kefarmasian yang bermutu di puskesmas tentang penggunaan obat narkotika dan psikotropika Tujuan khusus : -
Sebagai acuan bagi petugas kefarmasian untuk melaksanakan pelayanan kefarmasian di puskesmas tentang penggunaan obat narkotika dan obat psikotropika
-
Melindungi masyarakat/pasien dari penggunaan obat narkotika dan obat psikotropika yang tidak rasional
C. Sasaran Pedoman 1. Petugas farmasi 2. Dokter/dokter gigi 3. paramedis yang diberi kewenangan D. Ruang Lingkup 1. istrasi dan pengelolaan isnistrasi adalah rangkaian aktivitas pencatatan ,pelaporan,pengarsipan dalam rangka penatalaksanaan pelayanan kefarmasian yang tertib baik untuk 1|pedoman internal kefarmasian
sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan maupun pengelolaan resep supaya lebih mudah dimonitor dan di evaluasi. istrasi untuk sedian farmasi dan perbekalan kesehatan meliputi semua tahap pengelolaan dan pelayanan kefarmasian meliputi : -
Perencanaan
-
Permintaan obat ke dinas kesehatan
-
Penerimaan
-
Penyimpanan menggunakan kartu stok atau computer
-
Pendistribusian dan pelaporan menggunakan LPLPO istrasi untuk resep meliputi pencatatan jumlah resep berdasarkan
pasien, penyimpanan resep harian secara teratur selama 3 tahun dan pemusnahan resep dilengkapi berita acara pemusnahan termasuk juga untuk kesalahan pengobatan, monitoring efek samping obat(MESO). Pelayanan diselenggarakan dan diatur demi berlangsungnya pelayanan farmasi yang efisien dan bermutu, berdasarkan fasilitas yang ada dan standar pelayanan kefarmasian Adanya bagan organisasi yang menggambarkan uraian tugas, fungsi, wewenang dantanggung jawab serta hubungan koordinasi di dalam maupun di luar pelayanan farmasiyang ditetapkan oleh pimpinan puskesmas. 1
Bagan organisasi dan pembagian tugas dapat direvisi kembali dan diubah bila terdapat hal : a. Perubahan pola kepegawaian
3
b.
Perubahan standar pelayanan farmasi
c.
Perubahan peran puskesmas.
d.
Penambahan atau pengurangan pelayanan
Pengelola farmasi terlibat dalam perencanaan manajemen dan penentuan anggaran serta penggunaan sumber daya.
4
Ruangan Farmasi menyelenggarakan rapat pertemuan untuk membicarakan masalah - masalah dalam peningkatan pelayanan farmasi. Hasil pertemuan tersebut disebarluaskan, dicatat dan disimpan..
5
Adanya komunikasi yang tetap dengan dokter dan paramedis, serta selalu berpartisipasi dalam rapat yang membahas masalah perawatan dan farmasi.
6
Dokumentasi yang rapi dan rinci dari pelayanan farmasi dan dilakukan evaluasi terhadap pelayanan farmasi setiap tahun.
7
Kepala Unitpelayanan Farmasi harus terlibat langsung dalam perumusan segala
keputusanyang
berhubungan
dengan
pelayanan
farmasi
dan
penggunaan obat. 2|pedoman internal kefarmasian
BAB II TATA LAKSANA PELAYANAN A. Pengadaan Pengadaan narkotika dan psikotropika untuk kebutuhan puskesmas diperoleh dari permintaan melalui LPLPO kepada Dinas kesehatan.bukti pengadaan ditelusuri melalui SBBK obat narkotika dan psikotropika B. Penyimpanan dan pelaporan a. Obat Narkotika dan psikotropika yang berada di puskesmas Galis wajib disimpan secara khusus sesuai standar fasilitas b. Petugas farmasi penanggung jawab wajib membuat,menyampaikan dan menyimpan laporan berkala mengenai pemasukan dan atau pengeluaran obat narkotika dan psikotropika yang berada dalam penguasaannya C. Cara peresepan obat narkotika dan psikotropika a. Ditulis oleh dokter/dokter gigi/paramedis yang diberi kewenangan b. Mencantumkan nama jelas dokter yang menulis resep c. Di tulis tersendiri ( terpisah ) d. Tidak boleh ada iterasi e. Mencantumkan nama jelas dan alamat lengkap pasien f. Signa ( aturan pakai/dosis pemakaian ) ditulis dengan jelas g. Ditandatangani oleh dokter yang menulis resep ( bukan paraf ) h. Apabila penulisan tidak sesuai dengan ketentuan tersebut maka obat tidak dapat dilayani D. Penyerahan a. Penyerahan obat narkotika dan psikotropika hanya dapat dilakukan oleh petugas farmasi dan tenaga tekhnis kefarmasian di bawah pengawasan petugas farmasi b. Petugas farmasi hanya dapat menyerahkan obat narkotika dan psikotropika kepada pasien berdasarkan resep dokter c. Penyerahan obat narkotika dan
psikotropika oleh dokter hanya dapat
dilaksanakan untuk menolong orang sakit dalam keadaan darurat
dengan
memberikan obat narkotika dan psikotropika melalui suntikan d. Sebagai penandaan khusus,resep yang berisi obat narkotika harus di beri garis berwarna merah dan untuk obat psikotropika di beri garis biru e. Sub unit farmasi hanya boleh melayani resep narkotika dan psikotropika dari resep asli dan resep narkotika dan psikotropika di pisahkan dari resep lainnya f. Pasien yang menerima obat narkotika dan psikotropika harus ditanyakan nomor telefon dan alamat lengkap 3|pedoman internal kefarmasian
E. Pelaporan Pelaporan penggunaan obat narkotika dan psikotropika dilakukan setiap bulan ke dinas kesehatan 1) Pemantauan Pemantauan terhadap obat narkotika dan psikotropika yang dilakukan meliputi pemantauan stok harian, pasien yang mendapatkan resep obat narkotika dan psikotropika berulang kali dan masa kadaluwarsa obat. 2) Pemusnahan Obat
narkotika
dan
psikotropika
yang
telah
kadaluwarsa/rusak
tidak
dimusnahkan di puskesmas tetapi dikembalikan ke dinas kesehatan dengan berita acara pengembalian. F. Evaluasi 1. Jenis Evaluasi Berdasarkan waktu pelaksanaan evaluasi, dibagi tiga jenis program evaluasi: a. Prospektif : program dijalankan sebelum pelayanan dilaksanakanContoh : pembuatan standar, perijinan. b. Konkuren
:
program
dijalankan
bersamaan
dengan
pelayanan
dilaksanakanContoh : memantau kegiatan konseling petugas farmasi, peracikan resep oleh Petugas farmasi. c. Retrospektif : program pengendalian yang dijalankan setelah pelayanan dilaksanakanContoh : survei konsumen, laporan mutasi barang. 2. Metoda Evaluasi a. Audit (pengawasan) Dilakukan terhadap proses hasil kegiatan apakah sudah sesuai standar. a. Review (penilaian) Terhadap pelayanan yang telah diberikan, penggunaan sumber daya, penulisan resep. b. Survei Untuk mengukur kepuasan pasien, dilakukan dengan angket atau wawancara langsung. c. Observasi Terhadap kecepatan pelayanan antrian, ketepatan penyerahan obat.
4|pedoman internal kefarmasian
BAB III PENUTUP Demikian disusunnya buku pedoman penggunaan obat narkotika dan psikotropika
di
UPT
Puskesmas
Galis
dengan
harapan
dapat
membantu
meningkatkan pengetahuan dan wawasan tenaga farmasi di UPT puskesmas Galis dalam melaksanakan pelayanan obat yang baik dan benar. Dalam perjalanan waktu, sesuai perkembangan dan tuntutan Pedoman Pelayanan penggunaan obat narkotika dan psikotropika ini dapat dilakukan revisi bila diperlukan.
5|pedoman internal kefarmasian